BUAR
ehasanah675@gmail.com
Assalamu ‘alaikum
Wr Wb
Setelah beberapa
lama tidak menulis di #Kamis Menulis, sekarang saya mencoba partisipasi lagi.
Tema suaka marga kata yang diberikan adalah BUAR. Kata yang baru ditemukan hari
ini, jadi terpaksa dech buka KBBI. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata buar
bermakna menghamburkan uang. Selain itu juga arti lainnya dari buar adalah
boros atau royal.
Teringat acara di
perhelatan, baik pernikahan, khitanan, atau bahkan acara syukuran akhir tahun
pelajaran di sekolah ungkapan buar ini muncul. Buar… buar … buar… seseorang
berucap sambil melemparkan uang recehan yang dicampur dengan permen atau
potongan kertas kecil warna-warni. Diiringi petatah petitih dari seseorang yang
dituakan, pengantin dilempari uang recehan itu. Orang-orang yang hadir biasanya
memunguti uang recehan tersebut sambil bergembira bersukaria. Acara seperti ini
juga biasa disebut nyawer atau saweran. Hampir sama ketika biduan di panggung
disawer oleh penontonnya. Bedanya kalau di acara perhelatan pernikahan
pengantin yang dilempari uang recehan dan yang hadir/ penonton yang memunguti
uang recehan tersebut. Sedang di acara syukuran akhir tahun pelajaran, yang
menjadi pengantinnya adalah siswa-siswi yang baru lulus dan disawer oleh orang
tua siswa. Uangnya biasanya diberikan kepada guru wali kelasnya.
Seperti di TK
Halima, nyawer atau buar buar uang ini menjadi kebiasaan tiap acara akhir tahun
pelajaran sebagai bentuk syukur anak-anak telah selesai belajar. Orang tua
dengan tanpa paksaan mengeluarkan uang dari dompetnya sebagai tanda terimakasih
anaknya telah dididik. Pokoknya seru, anak-anak senang dan guru-gurunya girang.
Iddiiihhhh
kotak untuk menyimpan uang baur … baur … baur kelihatan
Cerita yang menginspirasi. Teringat ketika kenaikan kelas para guru selalu menunggu buar2 uang saweran dari wali murid hehe. Sebagai penyemangat mengisi rapot hihi.
BalasHapusHi hi hi iya bunda May di kami yg ditunggu2 kadang. Suka senang pokoknya sesuatu. Terimakasih ya sudah mampir.
HapusAda buar buar, ada baur baur, ya Bu?
BalasHapusTentang tradisi saweran itu, sama dengan di daerah kami😁
Iya Ambu *kebiasaan* di TK kami suka nyawer, buar baur (hi hi hi bahasa sukabumi) sebagai tanda syukur dan terimakasih anaknya telah dididik. Terimakasih ya.
Hapusini unik banget, buar untuk saweran.
BalasHapusBuarnya jadi positif, walalupun tetap buar heheheeh
Pak Indra pasti terkesima dech kalau lihat acara Saweran, buar yg membuat semua orang senang dan tidak merasa rugi malah berterima kasih.
HapusSeru ya.. nyawer anak ketika syukuran kelulusan. Wah kayaknya aku mau adopsi deh
BalasHapusBuar dalam arti positif nih.
BalasHapusBuar saweran untuk anak-anak terlihat manis. Tapi buar ktka hajatan ada penari yg mngjk untuk menari terasi risih
BalasHapusHarusnya ketika saweran teriaknya tong buar! Tong buar!Tong buar! He he
BalasHapusWah, tanda syukur yang sangat bagus buat para gurunya! Patut dilestarikan.
BalasHapusMemang beda ya tulisan pujangga selalu enak dibaca. Hehe kalau di tempat saya istilahnya saweran. Mantap ulasan "suaka marga kata"-nya Bu
BalasHapus