Selasa, 19 Oktober 2021

Puisi_Harapan daun berserak

 Harapan daun berserak

E. Hasanah 

Taken from Pinterest

Tanah coklat itu basah

Daun-daun berserakan ulah angin

Berguguran jatuh beterbangan

Sisa hujan laksana lambaian tangan

Mengajak bergerak mengukir jejak

Katamu ayo singsingkan lengan

Tanam harapan di gemburnya tanah

Masa depan masih luas terbentang.

 

Ada senyum penghambaan

Penuh kebahagian dalam pelukan ilahi

Meski air mata menetes sesaat

Namun kepasrahan dalam tunduk syukur

Tercurah alirkan energi kekuatan diri

Berbuat itu hanya usaha dan kunci

Hasil adalah buah dari ketentuanNya.

 

Dari sisa waktu yang diberikannya

Berharap bisa menanamkan kebaikan

Melukiskan cerita penuh daya semangat

Hingga dorongan itu sampai pada cucu cicit

Bertumbuh subur dalam aliran darah merah

Berani hadapi setiap ujian menghadang

Bercabang dalam kesabaran tegar berusaha

Berbunga ketulusan hati ikhlas menerima.

 

Padamu yang menerbangkan ranting-ranting dahan

Ajari aku untuk siap menerima kelapangan hati

Menyadari bahwa musim akan terus berganti

Daun usang berserakan akan bertukar

Pucuk ranum harapan akan muncul atas kehendaknya

 

Padamu yang menciptakan basah pada hujan

Ajari raga untuk bisa menyisakan warisan jiwa

Kobaran semangat biarlah tetap subur

Untuk mematangkan harap pada setiap jengkal tanah

Walau manis buah tak sempat kunikmati diri

Biarkan tetesan keringat membasahi hati insani

Penerus aliran darah terpompa energi

Berbakti tanpa pamrih menanamkan bhakti.

 

Pagi menanti mentari.

Sukabumi, 19 oktober 2021

Rabu, 13 Oktober 2021

#Kamis Menulis_Hanca

 HANCA

ehasanah675@gmail.com


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi elektronik, kata hanca bermakna pekerjaan yang tertunda (n), melanjutkan pekerjaan yang tertunda (v). Sebagai orang yang asli suku Sunda, tentu kata ini tidak asing lagi di telinga, karena ini bahasa sehari-hari yang sering didengar. Contoh penggunaan kata hanca dalam kalimat, “Aku akan melanjutkan hanca membuat artikel itu nanti sore.” Kata hanca ada di posisi objek dalam kalimat itu. “Sekarang aku hanca lagi tulisan tentang pendidikan inklusi yang tertunda kemarin.” Nah dalam kalimat ini, kata hanca sebagai predikat atau kata kerja.

Hanca pekerjaan yang harus diselesaikan setiap orang mungkin beragam ya. Nah untuk aku sendiri ada hanca yang harus segera aku selesaikan. Hanca itu untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah wajib sebagai persyaratan bisa meraih gelar dalam pendidikan. Hanca ini agak susah juga diselesaikan, bukan berarti tidak bisa. Namun untuk menyelesaikannya memerlukan pikiran, waktu, tenaga, dan ektra keinginan atau kemauan. Akuberpendapat siapapun bisa menyelesaikan hanca tulisan karya ilmiahnya, tetapi tantangan yang dihadapi kadang membuat aku frustasi dan patah semangat. Banyak faktor sebenarnya yang menghalangi untuk melanjutkan hanca karya tulis ilmiahku ini. Salah satunya adalah karena ada kesibukan yang berkaitan dengan pekerjaan pokok sebagai abdi negara atau pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Mengapa mengerjakan hanca menulis tugas akhir pendidikanku ini terbengkalai? Dari beberapa alasannya adalah rasa malas menulis dan kurangnya semangat atau motivasi untuk menyelesaikannya. Kalimat besok aku melanjutkan hanca disertasinya tapi kok ya malas melakukanya. Besok lagi saja. Lusa saja. Masih ada waktu untuk mengerjakannya. Ya nanti akuselesaikan segera. Kalimat-kalimat itu yang biasanya keluar dari ucapanku.

Di saat seperti ini aku membutuhkan orang yang men-support motivasiku. Suamiku kadang mengingatkan, ayo selesaikan tuh hanca disertasinya. Namun ya itu kalau lagi malas, mager aku (meminjam bahasa anak bungsuku untuk menyatakan males gerak). Sering juga kawan sekelasku menelpon. “Bab berapa sekarang? Kapan ke kampus. Bimbingan bareng yuk. Minggu depan ya ketemu di kantin belakang. Buku babonnya sudah ada berapa? Masih kurang enggak?” Banyak kawan saling mengingatkan dan saling memberi support dengan ajakan-ajakan. Namun hanca disertasi itu masih belum juga aku bisa selesaikan.

Sekarang aku luruskan niat lagi untuk melanjutkan hanca menulis ini. Bismillahirrohmaanirrohim Ya Allah bantu aku untuk segera dapat menyelesaikan hanca menulis disertasi ini. Berikanlah kemudahan dalam melakukannya. Berikan kemampuan, ketajaman hati, dan kelapangan pikiran dalam menuangkan ide-ide dan novelty yang bisa aku persembahkan demi kemajuan pendidikan. Aamiin YRA.

 

#Kamis Menulis

#edisi 14 Oktober 2021


Kamis, 07 Oktober 2021

Vaksin

Vaksin

ehasanah675@gmail.com

Apa yang ada di benak sahabat ketika mendengar kata vaksin?  Perasaan apa yang timbul saat kita harus divaksin karena adanya pandemi?  Jawabannya pasti beragam tergantung sudut pandang orang yang meresponnya. Untuk sebagian orang karena ingin bertahan dalam kondisi pandemi akan langsung menerima bahkan berusaha untuk bisa divaksin. Sementara untuk sebagian yang lain malah merasakan ketakutan yang luar biasa. Bahkan tidak sedikit juga ada yang apatis saja, merasa masa bodoh dengan apapun yang akan terjadi.

Saya memaknai vaksin di masa pandemi adalah sesuatu yang harus dilakukan. Ini menunjukkan usaha untuk menjaga agar kita tetap bisa bertahan dan melindungi diri agar tidak terpapar virus corona yang mengganas. Selain itu juga sebagai satu peringatan dari yang maha berkehendak, bahwa kita sangat tak berdaya. Betapa kita tak memiliki kekuatan dan lemah. Hanya dengan makhluk tak terlihat, makhluk kasat, kita begitu kelimpungan.

Vaksin adalah bentuk usaha secara fisik, selain itu jangan lupa berdoa sebagai usaha bathin menghadapi pandemi ini. Mari kita baca Al-qur'an surat Al-Falaq ayat 1-5.

Mumpung masih ada waktu mari sejenak, kita baca tulisan yang saya ambil dari sebuah grup WA. Entah dari siapa yang mengirim pertama kali. Entah siapa yang menulis pertama kali, tidak bisa saya lacak karena telah beberapa kali diteruskan. Namun siapapun itu, tulisannya sangat bagus. Ini tulisannya.

*Berhati-hatilah * dalam *mengunakan waktu* yang *dititipkan oleh Allah*.

 Kalau *Di Masa Lalu* Kita Belajar *Waktu* Adalah *Uang*, 

 *Mulai Saat Ini* Mari Kita  Belajar ..!!!

 *Waktu*  Adalah  *Nafas* ".

 *Waktu*  Adàlah *Ibadah*".

 *Waktu Adalah Nafas* Yang Setelah Terlewat Tidak Akan Bisa Kembali.

 *WAKTU Adalah Ibadah* Karena  Setiap Detik Harus Bernilai Ibadah. Apa Pun Aktivitasnya.

 *Manusia* Sesungguhnya Hanya *Pengendara Di Atas Punggung Usianya.* 

 Digulung Hari Demi Hari, Bulan Dan Tahun Tanpa Terasa.

 *Nafas Kita Terus Berjalan* Seiring Jalannya Waktu, *Setia Menuntun* Kita *Ke Pintu Kematian.*

 Sesungguhnya *Dunia*-Lah Yang Makin Kita *Jauhi* ...Dan

 *Liang Kubur*-Lah Yang Makin Kita *Dekati*...

 *1 Hari Berlalu*, Berarti *1 Hari* Pula *Berkurang Usia* Kita.

 *Umur Kita Yang Tersisa* Di Hari Ini Sungguh *Tidak Ternilai Harganya*, 

Sebab *Esok Hari Belum Tentu* Jadi Bagian Dari Diri Kita.

 Karena Itu, *Jangan Biarkan* HARI INI  Berlalu Tanpa KEBAIKAN Yang Bisa Kita LAKUKAN,

*JANGAN Tertipu* Dengan *USIA MUDA*, Karena *SYARAT* Untuk MATI Tidaklah Harus *TUA*.

 *JANGAN Terperdaya* Dengan Badan *Sehat*, Karena *SYARAT  MATI* Tidak Pula Harus *SAKIT*....

 *Teruslah*

 *Berbuat Baik…*

 *Berkata Baik…*

 *WALAU Tidak Banyak Orang* Yang *Mengenali Kebaikan Kita*, Tapi *KEBAIKAN* Yang Kita Lakukan Adalah *KEBAHAGIAAN* Dimana *Perbuatan BAIK* Kita *Akan Terus Dikenang* Oleh Mereka Yang Kelak Kita Tinggalkan.

Jadilah Seperti *AKAR Yang TIDAK TERLIHAT*, Tapi Tetap *MENYOKONG KEHIDUPAN*...

 Jadilah Seperti *JANTUNG Yang TIDAK TERLIHAT*, Tapi Terus *BERDENYUT* Setiap Saat TANPA HENTI; 

 Hingga Membuat Kita *TERUS HIDUP*, Sampai *BATAS WAKTUNYA Untuk BERHENTI*...

 Mari... Jadikan *Hari Ini Lebih Baik* Dari *Hari Kemarin*.dan *Hari Esok* Harus *Lebih Baik Dari Hari Ini*...

💞 "Jangan lupa untuk bahagia dan membahagiakan sesama ummat.❤️

Siap Asesmen Madrasah

 ASESMEN MADRASAH TP 2023-2024         Di bawah ini disajikan prosedur operasional standard (POS) asesmen madrasah tahun pelajaran 2023-2024...