Rabu, 29 Desember 2021

My Unforgetable Experience

 UNFORGETABLE EXPERIENCE 2021

ehasanah675@gmail.com



To remember about my experience in 2021, I’ll try to save the essay I made. This essay was written to fulfill one of the requirements in gaining Anugerah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Madrasah Berprestasi Tahun 2021 kategori pengawas berprestasi tingkat nasional. Here’s my essay.

 

Pengawas Madrasah itu Sesuatu

Disusun oleh: Dra. E. Hasanah, M.Pd.

Pengawas Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi

 

Pendahuluan

Dalam Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-undang (UU) RI Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 40 ayat (1) menyatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai, juga mendapat penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI memberikan penghargaan yang tinggi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan merupakan langkah yang sangat tepat. Penghargaan berupa ‘Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Berprestasi’ merupakan sebuah pengakuan dan apresiasi yang tinggi.

Sebagai seorang tenaga kependidikan yakni Pengawas Madrasah di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, saya tentu menyambut baik ajang yang digelar oleh Kementerian Agama itu. Alasannya sederhana yakni ingin juga mendapat pengakuan dan apresiasi dari instansi induk tempat mengabdikan diri. Saat yang menggembirakan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di hari guru nasional ini, saya mencoba ikut berkompetisi dengan berpartisipasi ikut seleksi.

Bismillahirrohmaanirrohiim… itu kata yang terucap dan keluar dari hati kecil, ketika informasi diperoleh. Petunjuk teknis (Juknis) tentang “Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tahun 2021”, saya print out dan dipelajari.

Setelah menyimak apa saja yang terdapat dalam juknis tersebut, terutama kriteria atau persyaratan peserta dan ketentuan peserta serta mekanisme penilaiannya, saya memantapkan diri untuk ikut bersaing. Meminta pendapat kepada ketua kelompok pengawas (Pokjawas), berkonsultasi kepada kepala seksi pendidikan madrasah (Kasie Penmad), dan akhirnya memberanikan diri meminta rekomendasi untuk ikut seleksi kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. Alhamdulillah mereka dengan senang hati, mendorong dan mendukung keikutsertaan saya dalam ajang seleksi guru dan tenaga kependidikan tahun 2021 ini.

 Pembahasan

          Sebelumnya perkenalkan nama saya Dra. E. Hasanah, M.Pd. biasa dipanggil ibu Hasanah. Lahir di Sukabumi pada tanggal 10 Agustus 1967 dari pasangan bapak Djarkasih dan ibu Siti Aisyah. Saat ini saya merupakan pengawas Madrasah Aliyah di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Ada 13 Madrasah Aliyah yang tersebar di 5 kecamatan (Kecamatan Pelabuhanratu, Cikakak, Simpenan, Bantar Gadung, dan Warung Kiara) tempat tugas kepengawasan yang dibebankan kepada saya untuk tahun pelajaran 2021-2022. Beban tugas ini sedikit berkurang dari tahun sebelumnya TP 2020-2021 yang memegang 16 MA. Saya diangkat menjadi pengawas MA mulai tahun 2015, tepatnya terhitung mulai tanggal tugas 01 April 2015. Sebelum menjadi pengawas MA, saya bertugas di MAN 1 Cibadak Kabupaten Sukabumi sejak 1993 (Sebagai honorer dan dari tahun 1994 memiliki NIP sebagai PNS/ASN, sebagai guru Bahasa Inggris di MAN 1 Cibadak selama 22 tahun dari 1993-2015).

          Menjadi pengawas madrasah itu sesuatu. Ya setelah 22 tahun hanya pergi pulang dan bergumul di satu MA, sekarang setelah menjadi pengawas berkeliling dan bergaul dengan lebih banyak kepala dan guru-guru dari beberapa MA. Tentu tugas pokok itu sendiri juga berbeda dengan tugas sebagai guru. Hal ini ternyata memiliki tantangan tersendiri. Namun bagi saya, tantangan harus ditaklukkan. Saya selalu siap belajar agar semua pekerjaan yang ditangani bisa dilaksanakan sebaik mungkin. Keinginan untuk terus meningkatkan kualitas diri terpatri di diri saya, karena menurut saya kita wajib belajar dari buaian sampai ke liang lahat seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Swt. Sekarang saya tercatat sebagai mahasiswa semester 5 (sedang menyelsaikan disertasi) S3 Ilmu Pendidikan di Universitas Islam Nusantara Bandung (UNINUS) dengan alhamdulillah mendapat beasiswa dari PERGUNU walaupun tidak full. Namun itulah kesungguhan saya dalam meningkatkan kualitas diri, agar ilmu yang didapat bisa bermanfaat khususnya bagi madrasah.

Ada beberapa masalah dan kendala yang dihadapi dan harus dicarikan solusi terbaiknya dalam melaksanakan tugas pokok kepengawasan. Dari mulai beban kerja yang berlebih (idealnya seorang pengawas membina 7 madrasah) sampai masalah teknis karena lokasi madrasah yang tersebar berjauhan. Apalagi ditambah dengan adanya kendala yang disebabkan pandemi sekarang ini. Namun sekali lagi masalah dan kendala adalah tantangan dan siapapun pasti mengalaminya.

Dalam menjalankan tugas, terutama di masa pandemi seperti ini tentu terasa semakin berat bagi saya. Dibutuhkan kerja cerdas, kerja keras, serta tuntas didasari sikap ikhlas tanpa menyerah pada keadaan. Saya harus tetap bertindak dan bergerak meskipun tantangan tinggi menghadang. Pandemi harus dihadapi dan pendidikan di madrasah disiati. Saya sebagai pengawas madrasah merasa menjadi garda terdepan dalam mengemban tanggungjawab memajukan dan mempertahankan mutu pendidikan madrasah terutama pada mutu gurunya.

Inovasi diperlukan agar mutu pendidikan madrasah terjaga. Berbagai alternatif cara adaptif perlu dicoba dalam menghadapi berbagai masalah. Setiap masalah dan persoalan madrasah terutama dalam meningkatkan profesionalisme guru harus dicarikan alternatif pemecahannya. Salah satu cara yang saya lakukan dalam meningkatkan profesionalisme adalah dengan optimalisasi kelompok kerja dan komunitas WhatsApp. Dengan optimalisasi kelompok kerja, masalah yang dirasakan kepala dan guru bisa saling dicarikan solusinya bersama. Alhamdulillah untuk pelaksanakan tugas pokok bisa diatasi, terutama pada kewajiban dalam pelaksanaan tugas unsur pokok.  

Inovasi dalam peningkatan kualitas saya lakukan terutama dalam dunia kepenulisan. Ini menarik bagi saya dalam setahun terakhir ini, karena masalah yang dihadapi para guru juga salah satunya adalah dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai unsur penunjang misalnya dalam keperluan Kenaikan Pangkat (KNP). Selain tentu saja kemampuan guru dalam menulis sangat menunjang guru dalam pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran. Guru, kepala, maupun pengawas yang memiliki kemampuan menulis itu akan memiliki nilai plus. Nah kapasitas saya sebagai pengawas adalah pembinaan dan pembimbingan kepada guru, namun tentu ini harus memulai dari diri saya sendiri. Komunitas WhatsApp yang bergiat dengan literasi saya ikuti sehingga tanpa terasa saya juga menjadi pegiat literasi. Saya bergabung dengan beberapa komunitas penulis dan juga membuat komunitas pegiat literasi yang memprogramkan menghasilkan buku yang memiliki ISBN.

Buku berjudul “Buku Panduan Guru Penulis Pemula” yang diterbitkan oleh CV Oase Pustaka dengan ISBN 978-623-378-050-6 adalah buku yang saya susun dari pengalaman belajar menulis. Pengalaman ini ingin ditularkan kepada semua guru terutama guru-guru binaan. Kata sambutan dari Bapak H. Hasen, S.Ag., M.Si. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi sangat mendukung peningkatan profesionalisme guru, kepala, dan pengawas agar menghasilkan karya inovatif berupa buku. Lebih dari 30 buku antologi diterbitkan, di mana tulisan saya bisa ditemukan. Sebagai bentuk pengembangan profesionalisme guru dalam menulis, saya juga mengajak guru-guru untuk menulis. Untuk yang sekarang saya tangani adalah yang berkaitan dengan tema puisi. Ini sesuai dengan program PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) guru-guru Bahasa Indonesia dengan Unit Pembelajaran dari materi yang diperuntukan bagi kelas XI MA. Tentu dari mulai saya memberi materi puisi dan menjadi penanggung jawab agar puisi-puisi hasil karya guru bisa didokumentasikan dalam bentuk buku antologi yang memiliki ISBN.

 

Ini adalah inovasi yang saya lakukan sebagai pengawas madrasah dalam pembinaan dan pembimbangan guru. Adapun jika berbicara prestasi, pada tahun 2021 ini yang saya lakukan adalah berkaitan dengan menulis dan buku. Dari penghargaan menulis pada event buku, menulis di blog (Oh ya saya juga selain pegiat literasi, sekarang di tahun 2021 ini menjadi blogger juga). Di portofolio yang saya sampaikan, sertifikat menulis dari beberapa penerbit saya sertakan. Adapun bentuk tulisan hasil karya saya berjenis tulisan fiksi dan non fiksi. Tulisan berupa puisi, story-telling, pantun, dan non fiksi yang berkaitan dengan pendidikan. Dari tulisan ini salah satunya saya ingin mengangkat dunia pendidikan di madrasah ke arah yang semakin baik. Tulisan saya bisa ditemukan dalam buku-buku antologi di bawah ini.

        


 

Gambar Buku Antologi dimana karya tulis saya bisa ditemukan.

Penutup

          Dalam menjalankan tugas kepengawasan, saya berusaha melakukan pekerjaan sesuai dengan tupoksi sebagai pengawas madrasah seperti pengawas lainnya. Namun jika ditanya mengapa saya layak mendapatkan anugerah pengawas berprestasi tentu jawabannya adalah saya memenuhi persyaratan dan ketentuan sesuai juknis untuk mengikuti seleksi PTK berprestasi tahun 2021 ini. Saya berharap dari tulisan ini dapat menggambarkan kelebihan pengalaman saya dalam menjalankan tugas. Semoga Anugerah ini bisa memotivasi semuanya, Aamiin ya robbal’aalamiin.    

Senin, 27 Desember 2021

Puisi Hidroyan

Waktu

E. Hasanah

Kelezatan

Ada batas

Ada kepastian terputus

Waspadalah

Cerdas berbuat

Pintar memilah hak dan batil

Sebelum waktu

Kematian.

Sukabumi, 28 Desember 2021


Waktu

E. Hasanah

Maju sesaat

Mundur sekilat

Batas tertancap

Tak ada daya upaya

Selagi ada napas

Beramal baik

Tersenyum 

Sebelum tiba pada batas waktu.

Sukabumi, 28 Desember 2021


Mengelola Rasa

E. Hasanah

Hindari kecewa

Respon dikelola

Tak perlu berkecil hati

Tak usah meracuni jiwa

Sedih dan bahagia berpasangan

Bersyukurlah

Cintai tanpa tapi

Berserah pada ilahi.

Sukabumi, 28 Desember 2021


Keras Hati

E. Hasanah

Alam semesta berkata

Bertebaran perumpamaan

Jalan lurus tersedia

Napsu busuk tak usah dipelihara

Ada ujung pahala dan karma

Mengapa tak mau menerima?

Sukabumi, 28 Desember 2021

Rabu, 15 Desember 2021

Korupsi

 KORUPSI TIDAK JUJUR

ehasanah675@gmail.com

Jika berbicara korupsi terlintas di pikiran kita, hal-hal yang berkaitan dengan penyalahgunaan jabatan, merugikan orang banyak, perbuatan buruk dengan mengambil hak orang lain, dan hal yang berkonotasi tindakan melawan hukum atau penyelewengan alokasi dana. Secara ringkas arti korupsi juga berhubungan dengan penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain (KBBI). Makna tersebut meluas seperti korupsi waktu yang menunjukkan adanya penggunaan waktu bekerja untuk melakukan urusan pribadi.

Dalam pandangan kita sebagai orang islam jelas korupsi ini termasuk perbuatan kotor, keji, dan berdosa jika melakukannya. Korupsi ini termasuk didalamnya perbuatan Ghulul (penggelapan), Risywah (penyuapan), Ghasab (mengambil paksa hak/harta orang lain), Khianat, Sariqah (pencurian), Hirabah (perampokan), Al-maks (pungutan liar), Al-Ikhtilas (pencopetan), dan Al-Ihtihab (perampasan). Hal pokok dalam korupsi adalah pengambilan hak orang lain atau memakan harta orang lain dengan jalan batil, dan ini sangat dilarang. Allah Swt telah memberikan petunjukknya. Salah satu ayat yang berkenaan dengan korupsi adalah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS An-Nisa; 29)

Korupsi dalam kapasitas kita sebagai insan pendidikan tentu harus bisa menanamkan sikap anti korupsi ini kepada para peserta didik. Karakter yang ditanamkan untuk mencegah korupsi ini tergambar dalam sikap yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ada 9 nilai anti korupsi yang harus ditanamkan pada diri peserta didik yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, peduli, kerja keras, sederhana dan mandiri.

Salah satu sikap untuk mencegah korupsi yang ditanamkan pada peserta didik adalah sikap jujur. Ya peseta didik harus dididik bersikap jujur, karena jujur adalah pondasi kuat untuk menangkal perbuatan korupsi di masa dewasa peserta didik itu nanti. Sikap ini dibiasakan dalam kegiatan-kegiatan dalam proses belajar mengajar. Contohnya adalah peserta didik dibiasakan untuk tidak mencontek pekerjaan temannya saat ujian maupun mengerjakan pekerjaan rumah. Peserta didik jujur dengan tidak berbohong kepada siapapun, baik kepada guru ataupun temannya sendiri. Tidak mengambil barang-barang temannya semisal mengambil alat tulis dan tidak mencuri milik orang lain. Peserta didik diajarkan tepat waktu mengembalikan buku yang dipinjam dari perpustakaan misalnya, atau mengembalikan barang milik temannya. Sikap jujur dengan tidak berbohong dalam berkata, misalnya tidak berbohong jika melanggar peraturan atau tata tertib sekolah. Tidak berbuat curang dalam kegiatan seperti pertandingan olah raga dan mengakui kesalahan jika berbuat salah dengan meminta maaf serta perbuatan jujur lainnya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 70-71)

 Wallahu’alam bishawab.

#Kamis Menulis

#edisi 16 Desember 2021

Minggu, 12 Desember 2021

Doa Ibu dan kesuksesan

 DI BALIK KESUKSESANKU, ADA DOA IBU

Oleh: E. Hasanah

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14).

            Firman Allah Swt di atas memerintahkan agar kita berbuat baik kepada kedua orang tua. Ibu bapak yang telah menjadi sebab bahwa kita terlahir ke dunia. Ayat itu menggambarkan bagaimana seorang ibu mengandung dalam keadaan lemah, dan semakin lemah sampai sembilan bulan. Kemudian melahirkan juga penuh perjuangan, merawat bayi, sampai menyapihnya adalah pengabdian seorang ibu. Ini semua tidak akan terbalaskan jasanya oleh seorang anak. Dalam ayat lain (QS Al-Isra: 24) Allah Swt memberi petunjuk agar kita bersikap merendahkan diri terhadap kedua orang tua dan berperilaku dengan penuh kasih sayang. Serta tidak lupa untuk mendoakannya selalu agar Allah Swt mengasihi keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mengasihi dan mendidik kita di waktu kecil.

            Sebelumnya aku perkenalkan, namaku Dra. E. Hasanah, M.Pd. Teman-teman memanggilku ibu Hasanah. Aku terlahir di Sukabumi 54 tahun lalu, dari pasangan Bapak Djarkasih dan ibu Siti Aisyah. Pendidikanku dimulai dari Madrasah Diniyah Sirojul Mubtadi’in Pamatutan, SD Negeri Bojonggenteng, Madrasah Tsanawiyah Al-Manshuriyah Pamatutan, SMA Negeri Cibadak, S1 Bahasa Inggris Universitas Ibn Khaldun Bogor, S2 Manajemen Pendidikan IMNI Jakarta dan S2 Administrasi Pendidikan UNINUS Bandung, dan sekarang masih tercatat sebagai mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan UNINUS Bandung (Semester 5 sedang menyelesaikan disertasi). Suami yang selalu menemani dan mendukung setiap langkahku adalah Drs. M. Hasan, M.Si. seorang PNS. Status pekerjaanku selain sebagai ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak (Hanief Syahrizal, S.Pd., Hasbi Aprizal, S.Hum., Hasri Ahsanti, S.Tr.) juga sebagai Pengawas Madrasah Aliyah di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi dan pengajar Bahasa Inggris. Aktif di organisasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan pendidikan, dan dalam tahun 2021 ini juga aktif menulis untuk beberapa buku dan blog.

            Dalam tulisan yang diberi judul “Di Balik Kesuksesanku, Ada Doa Ibu”, aku ingin bercerita tentang ibu sebagai inspirasiku. Ya … Ibu adalah sosok yang paling istimewa dalam hidupku. Takkan cukup waktu untuk bercerita tentang perjalanan hidup, suka duka, kebahagiaan, kepedihan, tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, dan segalanya. Kebersamaannya menorehkan jalan menuju kebaikan hidup dunia akhirat. Jasanya yang tak terbilang menjadi ujung tombak keberhasilanku.

            Ibu yang kupanggil dengan sebutan Umi (Bahasa Arab yang berarti ibuku), seorang yang berpenampilan sederhana. Tidak berpendidikan tinggi, hanya sampai kelas 3 SR (Sekolah Rakyat). Hanya bisa membaca dan tidak pandai menulis, karena memang lahir sebelum negara merdeka dan menghabiskan masa kecilnya pada awal negara baru merdeka. Namun Umiku orang yang pandai. Umi pintar membaca Al-Qur’an dan hidupnya sangat relijius. Dalam kesederhanaannya Umi lebih mementingkan kehidupan anaknya dibandingkan memenuhi kebutuhannya sendiri.

            Umi melahirkan 15 anak, namun yang hidup sampai dewasa ada 4 orang. Kebanyakan anak-anaknya meninggal di usia 0 – 2 tahun. Aku adalah anak ke-11 dari yang dilahirkannya dan anak ke-3 dari anaknya yang hidup sampai dewasa. Aku anak perempuan yang sangat diinginkannya, jadi wajar sekali kalau beliau sangat menyayangiku. Aku merasakan kasih sayangnya yang kadang dirasa sangat berlebihan. Ya terasa sangat berlebihan karena dari kecil beliau begitu protektif sampai pekerjaan untuk membantunyapun aku tidak boleh. Masih melekat di ingatanku, ketika kecil teman-teman sebayaku sudah bisa mencuci piring, mencuci baju sendiri, belajar memasak, atau pekerjaan perempuan lainnya, aku malah tidak boleh melakukannya. Beliau bilang itu pekerjaan kasar yang setiap orang bisa melakukannya, sedangkan beliau menginginkan aku bisa melakukan pekerjaan yang halus. Alasannya simple saja, karena badanku lemah, sering sakit-sakitan apalagi kalau kelelahan.

            Menyadari aku anaknya lemah, Umi selalu melakukan apapun agar aku sehat dan bisa setara dengan sesama seusia. Masih teringat masa kecilku itu, aku sering menangis tanpa sebab. Dan itu membuat ibuku seperti trauma karena anaknya banyak yang meninggal dibanding yang bisa bertahan hidup. Sering kutemukan Umi menangis, juga berdoa dan setiap malam sebelum aku tertidur beliau mengusap dan meniup ubun-ubunku. Bahkan kalau aku bilang di sekolah akan ulangan atau ujian, beliau berpuasa karena mendoakanku. “Kamu pasti bisa, anak Umi pasti pintar, karena doa baik Umi untuk anak Umi tidak akan terhalang.” Itu pendapat Umi. Alhamdulillah barokah dari doa yang ibuku panjatkan, aku sangat merasakan kemudahan dalam belajar.

            Umiku pandai walaupun tak berpendidikan. Beliau sangat menyadari bahwa beliau memiliki senjata agar aku anaknya bisa hidup berumur panjang dan bisa mencapai keberhasilan adalah doa-doa yang dimintanya kepada Allah Swt Sang maha Pencipta. Beliau menyakini dan berpegang pada hadits yang sering beliau katakan kepadaku bahwa “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862). Jika sudah berusaha maksimal dan berdoa dengan sepenuh hati, maka bertawakallah bersikap husnudzon dengan ketentuan yang Allah Swt kehendaki.

            Tak kenal lelah Umi menemani setiap langkah dalam hidupku ini. Perjuangannya dalam mendampingi hidupku sangat menguatkanku. Aku sangat bersyukur karena takdirku dilahirkan dari seorang ibu yang hebat. Kesuksesan dalam hidupku ada pada keridhoan kedua orangtuaku terutama ya ibuku itu. Sukses? Ya aku sekarang merasa sudah sukses menggapai raihan hidup. Berhasil dalam menjalani kehidupan yang layak menurut sudut pandangku. Walaupun ukurannya relatif, indikator kesuksesan hanya berdasarkan apa yang aku rasakan. Jika dibandingkan dengan teman-teman sepermainan dan saudaraku, ya aku merasa sukses. Dari pendidikan aku sukses menjalaninya walaupun tertatih-tatih karena masalah keterbatasan ekonomi orang tua. Aku bisa menamatkan SLTA. Dengan usaha yang maksimal diiringi doa-doa ikhlas kedua orangtua, aku sukses menamatkan sarjanaku dan langsung diangkat menjadi guru PNS.

            Dengan dukungan suami sepenuhnya serta keluarga, aku juga sukses menyelesaikan pendidikan magister dan sekarang sedang berusaha merampungkan S3 ilmu Pendidikan. Aku yakin sebentar lagi gelar doktor pendidikan akan segera aku raih. Gelar tertinggi dalam dunia pendidikan. Itu kesuksesanku, terlahir dari seorang ibu yang hanya berpendidikan bangku kelas 3 SR (setingkat sekolah dasar), namun aku bisa menikmati bangku S3 doktoral. Mohon maaf ini BUKAN SOMBONG tetapi rasa bangga dan syukurku atas karunia Allah Swt yang diberikan kepadaku. Kesuksesan dalam pendidikan ini aku yakini benar-benar dari keridhoan kedua orangtua terutama dari doa-doa yang ibuku panjatkan kepada yang maha Kuasa. Keyakinan ini aku tularkan kepada ketiga anak-anakku juga. Alhamdulillah ketiga anakku juga telah menyelesaikan pendidikannya hingga sarjana. Mudah-mudahan motivasi untuk mengenyam pendidikan setinggi yang mereka bisa raih dapat merasuk juga pada jiwa anak-anakku. Intinya doa untuk anak-anakku juga menetes dari semangat yang dialirkan ibuku kepadaku.

            Dalam urusan pekerjaan, aku juga sangat bersyukur karena aku merasa menjadi orang yang sukses. Lagi-lagi kesuksesanku ini adalah berkat doa dari orang tua terutama ibuku. Ya aku sukses, setelah menamatkan S1 pendidikan Bahasa Inggris, aku langsung bisa mengajar. Walaupun awalnya dengan status guru honorer, namun tidak berselang lama hanya hitungan bulan, aku juga diangkat menjadi guru PNS. Serta aku juga bisa mengabdikan diri sebagai pengajar di beberapa Lembaga Pendidikan. Setelah mengabdikan diri sebagai ASN di Madrasah Aliyah Negeri selama 22 tahun, aku diangkat menjadi seorang pengawas madrasah. Sekarang jabatanku adalah Pengawas Madrasah Aliyah di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. Jabatan fungsional pengawas yang ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.

            Setelah menjadi pengawas Madrasah Aliyah hampir 7 tahun (aku diangkat pengawas MA TMT 1 April 2015), di hari guru tahun 2021 ini aku mendapat kehormatan untuk mendapat Anugerah Pengawas Berprestasi. Ini diawali dari seleksi yang aku ikuti mulai dari mengajukan berkas-berkas yang diminta sesuai dengan Petunjuk Teknis Anugerah Guru Dan PTK Berprestasi Tahun 2021. Pada tahap ke-1 aku dinyatakan lulus, dan lanjut ke tahap berikutnya. Akhirnya sampai bisa menjadi salah satu dari nominator dan finalis tingkat nasional mendapatkan Anugerah Pengawas Berprestasi Tingkat Nasional, ini sesuatu banget bagiku. Alhamdulillah aku sujud syukur dan melakukan shalat birrul walidain sebagai tanda dan ungkapan terimakasih kepada Allah Swt dan bentuk baktiku kepada kedua orangtua. Hanya dengan berdoa dan melakukan shalat birrul walidain yang bisa aku lakukan sekarang, di saat kedua orangtua telah tiada. Andai mereka masih ada, … hanya air mata yang berbicara. Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.

            Di saat orang tua sudah wafat, sekarang aku hanya bisa mendoakan dan memohonkan ampunan dan lindungan kepada Allah Swt. Jasa yang mereka berikan kepadaku tak pernah bisa aku balas. Budi baik dan pengorbanan mereka yang tanpa pamrih semoga menjadi catatan amal kebaikan. Aku berharap dengan ketulusan dan ketakwaan dan ibadah yang dilakukan, Allah Swt berkenan memberikan ampunan dan kasih sayangnya kepada mereka. Doa apapun yang kupanjatkan kepada Allah Swt, selalu aku awali dengan permohonan ampun bagi orang tuaku. Jika memiliki rezeki bersedekah atas nama orang tua juga dilakukan. Semoga rahmat Allah Swt selalu terlimpah untuk mereka.

Bismillahirrohmaanirrohiim….

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS Al-Ahqaf Ayat 15)

Wallahu’alambishowab.

Jumat, 10 Desember 2021

Pantun_Ku

 PANTUN
E. Hasanah
 
A.    PANTUN     

Ayah membeli pisau sebilah,
Minta ijin membelah tenggiri,
Aku awali dengan bismillah,
Mohon ijin perkenalkan diri.
   

Buku dirangkum itu hebat,
Bacakan dulu biar tak musnah,
Assalamu alaikum hai sahabat
Kenalkan namaku ibu Hasanah.
      

Berakit-rakit ke hulu,
Berenang-renang ke tepian,
Bersedekahlah dahulu,
Pasti mendapat kebahagiaan.
 
Pergi ke pasar sekuat dituntun,
Berlari bergaya bagai peminta,
Mari belajar membuat pantun
Lestari budaya bangsa tercinta.
 
Jual sayur di depan rumah,
Tindakan alim cara niaga,
Kita harus bersikap ramah
Agar silaturahim tetap terjaga.
 
Akan binasa bambu dibabat,
Tanam sirih kakak beradik,
Luar biasa bundaku hebat
Tanpa pamrih dalam mendidik.
 
Tanam sirih kakak beradik,
Terima kasih hasil optimal,
Tanpa pamrih dalam mendidik,
Hati bersih ikhlas beramal.
 
Terimakasih hasil optimal,
Beralasan karena beriman,
Hati bersih ikhlas beramal,
Ciri insan baik budiman.
 
Angsa nyasar berenang lagi.
Mengamati separuh diri,
Bangsa besar beradab tinggi,
Akan dihormati, seluruh negeri.

Kamis, 09 Desember 2021

Pantun IBU

 PANTUN IBU

E. Hasanah

PANTUN PERKENALAN

1.      Ada di kolam mawar sekuntum,

Milik tuanku seorang pemanah,

Awali kalam assalamu’alaikum,

Kenalkan aku ibu Hasanah.

 

2.      Berkata santun kepada lawan,

Tak melontari kata berbisa,

Belajar pantun bersama kawan,

Agar lestari budaya bangsa.

 

PANTUN IBU

1.      Bunga dahlia bunga jambu,

Hitam bersih biji markisa.

Sungguh mulia hati ibu,

Penuh kasih sepanjang masa.

 

2.      Tak berselisih tanam tebu,

Banyak jerami jangan dibawa,

Berterimakasih padamu ibu,

Merawat kami sepenuh jiwa.

 

3.      Sangat menggebu bicara rakyat,

Bukan tingkah anak milenia,

Jagalah ibu sepanjang hayat,

Agar barokah hidup di dunia.

 

4.      Pasang kelambu warna merah.

Kerja bakti sangat istimewa,

Kepada ibu cinta tercurah,

Rela berbakti sepenuh jiwa.

 

5.      Kaki seribu hewan berbisa,

kuberpeluh karena ketiban,

Kasih ibu sepanjang masa,

Tanpa keluh rela berkorban.

 

6.      Kalangkabut mengembara,

Gunung Fuji kita serbu,

Lemah lembut saat bicara.

Sikap terpuji kepada ibu.

 

7.      Pergi sekolah pakai kacamata,

Sambil naik duduk di sepeda,

Kepada Allah aku meminta,

Surga terbaik untuk ibunda.

 

8.      Teduh ditata untuk berdua,

Beranda untuk gadis jelita,

Jauh di mata dekat di doa,

Berasa ibu di samping kita.

 

9.      Harus menimbang dan diyakini,

Berkata lembut tak menggebu,

Selalu berlinang mataku ini,

Saat kusebut namamu ibu.

 

10.  Beli ternak memakai sorban,

Lewat kanal menyengaja,

Demi anak ibu berkorban,

Tak kenal lelah dia bekerja.

 

11.  Hari selasa hari kamis,

Malam rabu bergembira,

Tak terasa ingin menangis,

Rindu ibu tiada terkira.


12.  Baju digasok juga celana,

Disusun setara di asrama,

Ibuku sosok bijaksana.

               Santun bicara bertatakrama.

Selasa, 19 Oktober 2021

Puisi_Harapan daun berserak

 Harapan daun berserak

E. Hasanah 

Taken from Pinterest

Tanah coklat itu basah

Daun-daun berserakan ulah angin

Berguguran jatuh beterbangan

Sisa hujan laksana lambaian tangan

Mengajak bergerak mengukir jejak

Katamu ayo singsingkan lengan

Tanam harapan di gemburnya tanah

Masa depan masih luas terbentang.

 

Ada senyum penghambaan

Penuh kebahagian dalam pelukan ilahi

Meski air mata menetes sesaat

Namun kepasrahan dalam tunduk syukur

Tercurah alirkan energi kekuatan diri

Berbuat itu hanya usaha dan kunci

Hasil adalah buah dari ketentuanNya.

 

Dari sisa waktu yang diberikannya

Berharap bisa menanamkan kebaikan

Melukiskan cerita penuh daya semangat

Hingga dorongan itu sampai pada cucu cicit

Bertumbuh subur dalam aliran darah merah

Berani hadapi setiap ujian menghadang

Bercabang dalam kesabaran tegar berusaha

Berbunga ketulusan hati ikhlas menerima.

 

Padamu yang menerbangkan ranting-ranting dahan

Ajari aku untuk siap menerima kelapangan hati

Menyadari bahwa musim akan terus berganti

Daun usang berserakan akan bertukar

Pucuk ranum harapan akan muncul atas kehendaknya

 

Padamu yang menciptakan basah pada hujan

Ajari raga untuk bisa menyisakan warisan jiwa

Kobaran semangat biarlah tetap subur

Untuk mematangkan harap pada setiap jengkal tanah

Walau manis buah tak sempat kunikmati diri

Biarkan tetesan keringat membasahi hati insani

Penerus aliran darah terpompa energi

Berbakti tanpa pamrih menanamkan bhakti.

 

Pagi menanti mentari.

Sukabumi, 19 oktober 2021

Siap Asesmen Madrasah

 ASESMEN MADRASAH TP 2023-2024         Di bawah ini disajikan prosedur operasional standard (POS) asesmen madrasah tahun pelajaran 2023-2024...