Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 Oktober 2023

PTP

Progressive Typography Poetry (PTP)

MENULIS
  👑
   A                                           jang
 ku                                   pan
  me                          ku
         nu                     mur
       lis                        u
           a                   ta
             da                      min
            lah                            me
        a                               a
        ku                       do
            se               ber
        dang

Senin, 06 Februari 2023

Februari Ceria H5

 Tantangan 5

Pelajaran Darimu

E. Hasanah

Daun-daun hijau itu berangsur menguning 

lalu coklat mengering.

Kelopak indah bunga juga berubah warna

Ada tangis di tengah-tengah putiknya.


Akar yang dulu menerobos kerasnya tanah.

Mulai tak kuat berpetualang mencari jalan.

Ujung pengembaraan tak dapat ditemukan.

Hanya menyerah membusuk pada ketidakberdayaan.


Namun di sisi lain langitpun menangis.

Butiran airnya membasuh luka tanah.

Tumbuhan pun terhibur dan tersenyum.

Bermekaran berbagai tetumbuhan.

Menghijau menyiratkan wangi surga.


Uluran bulir padi dan gandum memberi harapan.

Mayang korma menjuarai tangkai-tangkai kebahagiaan.

Anggur zaitun delima serupa dan tak serupa.

Ranum dan matang dalam balutan bahagia.

Ada pelajaran dan tanda-tanda Sang Mahakuasa.


Sukabumi, 05 Februari 2023

 

Februari Ceria H6

Tantangan 6

Akulturasi Takut

E. Hasanah

Kau hadirkan takut dalam bingkai rasa.

Meski hati sekeras bongkahan batu bahkan sangat keras.

Namun pada celah-celah batu ada aliran sungai.

Memancar ataupun meluncur ke area bawah.

Itulah takutnya air yang menunduk di belahan batu. 

Perpaduan keras hati dengan takutnya air hingga mengalir ke tempat rendah.

Itulah al-khasyyah, merunduk pada rasa takut lillah.


Lain kali Kau beri rasa takut pada mati.

Takut menghadapi sesama melebihi takut kepadamu.

Menunda perang karena takut kehilangan dunia.

Padahal andaikan tahu, akhirat lebih nikmat bagi orang-orang yang memiliki rasa takut.


Lain waktu timbul rasa takut pada masa.

Masa depan yang hanya terbayang rasa lapar.

Takut miskin takut punya anak tak bisa makan.

Takut tak mendapat rezeki padahal rezeki itu pasti kadar ukurannya. Takut kikir dengan harta yang bukan punyanya.

Hingga membunuh anak tak berdosa.

Tak sadar dirinyalah yang membuat dosa besar.


Akulturasi rasa takut bagi orang penakut.

Adalah rasa takut yang berbuah sikap hati-hati.

Laksana takutnya sebuah gunung tinggi yang akan terpecah belah andai kitab sucimu diberikan tanggung jawab kepadanya. 

Mari sejenak berpikir atas ayat-ayatnya.


Sukabumi, 06 Februari 2023


Jumat, 03 Februari 2023

Februari Ceria H4

 Tantangan Hari ke-4

Puisi patidusa

RASA

E. Hasanah

Limbung

Hati bingung

Tiada tempat bernaung

Kemana pergi mencari pelindung.


Sementara hari merayap bersiaga

Menyambut semburat jingga

Menemani dahaga

Pujangga.


Dendam

Masih bersemayam

Harapan seakan tenggelam

Bahkan menghilang ditelan kelam.


Haruskah asa digantung kawan

Sedangkan sederet awan

Tersenyum menawan

Melawan.


Terdiam

Hati terdalam

Ajak berpikir sepaham

Bahwa ada penguasa alam.


Sejenak jiwa menunduk pilu

Hati menyimpan benalu

Kalbu terpukul palu

Malu.


Sukabumi, 04 Februari 2023







Februari Ceria H3

Tantangan 3

MENGAJARKAN

E. Hasanah

Dia mengajarkan kepada manusia asma.

Nama-nama benda segala yang dicipta.

Di bawah arasy sebagai atap alam semesta.

Galaksi langit bumi matahari bulan bianglala.

Burung hantu semut sampai virus dan amuba.


Tumbuhan hewan yang nampak dan kasat mata.

Tak terbilang semua nama benda yang nyata.

Dengan kegunaan dan kandungan rahasianya.

Malaikat pun tak sanggup sebutkan semuanya.

Dia ajarkan dengan sepenuh kekuasaannya.


Dengan takdir, manusia keluar dari perut  ibunya.

Telanjang raga, lemah tak berdaya, dan tak tahu apapun. 

Namun Dia sang mahakuasa memberinya pendengaran, telinganya sebagai penangkap suara semenjak berupa janin.

Memberinya mata laksana radar bisa melihat benda di sekeliling.


Dia mengajarkan kepada manusia segala sesuatu.

Tidak ada yang sia-sia, semua memiliki daya guna.

Berpegang pada hikmah dan teguh dalam naungan ilmu. Dengan asmanya,  kemampuan manusia menjadi luar biasa.

Dia memberikan nama sebagai karunia terbesar. 

Selayaknya manusia memuji syukur.

Layakkah manusia ingkar?


Sukabumi, 03 Februari 2023.

QS. Al-Baqarah (2); 31

Rabu, 01 Februari 2023

Februari Ceria H2

Tantangan hari ke-2

PENA

E. Hasanah

Pena kata sederhana padat makna.

Makna simbol media perantaraan.

Perantaraan pena manusia bisa menulis.

Menulis apapun menyampaikan pesan

Pesan akan abadi andai itu kebenaran

Kebenaran tersimpan dalam suatu ilmu.


Ilmu dengan kepemurahan tuhan diberikan.

Diberikan kemampuan menggunakan dan memanfaatkan.

Memanfaatkan temuan ilmu yang diteruskan.

Diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.


Berikutnya hingga generasi akhir zaman.

Zaman dimana pena menjadi hal penting.

Penting tuk menyimpan 'ulumudin dan 'ulumuddunya.

'Ulumuddunya berkonotasi nilai sains keduniaan.


Keduniaan mengabadikan proses intelektual ilmuwan.

Ilmuwan agama -alim ulama- dan ilmuwan umum.

Umum hingga manusia mampu menunaikan tugasnya.

Tugasnya menunaikan nilai kemanusiaan sepanjang hayat.


Sepanjang hayat bergumul dengan pena.

Pena simbol transformasi beragam ilmu.

Ilmu berisi nilai, pengetahuan, dan keterampilan.

Keterampilan mewujudkan manusia paripurna.


Paripurna dengan pondasi spirit literasi.

Literasi pembentuk pribadi cakap wawasan.

Wawasan pemantik manusia kritis baca tulis.

Tulis dengan beragam bentuk pena masa kini.


Sukabumi, 02 Februari 2023.

QS. Al-Alaq (); 4-5

Selasa, 31 Januari 2023

Februari Ceria ke-1

Tantangan ke-1 menulis *Februari Ceria 2023* tema pendidikan. 

Membaca

E. Hasanah

Tuhan telah meminta manusia untuk membaca. Membaca dengan mempelajari segala yang nyata.
Nyata dapat dilihat, diraba, dirasa, dan dipahami ayat-ayatnya.
Ayat-ayatnya qauliyah tersurat jelas dalam kitabnya.
Kitabnya menyiratkan juga ayat-ayat kauniyah. Kauniyah berupa alam semesta beserta isinya.

Isinya dibaca dengan menyebut nama tuhan.
Tuhan sang maha pencipta dengan keesaannya.
Keesaannya yang meliputi segala ilmu.
Ilmu tentang sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. 

Manusia yang diciptakan dari segumpal darah.
Darah bernama 'alaqah yang tersimpan di rahim.
Rahim tempat berkembang menjadi manusia sempurna.

Sempurna manusia dari muasal air tiada berarti.
Berarti kemudian berkembang menjadi perkasa.
Perkasa berdiri tegak di atas tempatnya berasal,
Berasal dari tanah yang punggungnya diinjak.
Diinjak sebagai hamparan atas karunia-Nya.

Karunia-Nya  Tuhan yang Mahamulia.
Mahamulia dengan segala firmannya.
Firmannya yang harus dibaca berkali-kali.
Berkali-kali hingga berbuah ilmu dan iman.
Iman kepada tuhan yang maha pemurah.

Sukabumi, 01 Februari 2023
QS. Al-'Alaq (96), 1-3.



Senin, 30 Januari 2023

Puisi

 Tentang ujung waktu

E. Hasanah

Kepadamu dikembalikan tentang ujung waktu, yang akan rusak dan lenyap. 

Tak luput dari genggamanmu,

 meski keluar dari yang terbungkus. 

Bak flora membungkus bunga yang kemudian mekar dari kelopak lalu berbuah. 

Atau laksana perempuan yang mengandung, membungkus embrio lalu mengeluarkannya. 

Ada ukuran dan waktu di sisimu.


Tak seorangpun tahu pasti, 

kapan dan bagaimana sesuatu terjadi, 

kecuali hanya sebatas dugaan semata. 

Hanya engkau, 

tuhan semesta alam, 

sang pemilik segala, 

maha tahu pada yang tampak dan tersembunyi, yang kecil dan yang besar, 

yang ada dan tiada. 

Segala dan seluruhnya, 

ada dalam pengetahuanmu.


Sebelum terlambat

Sebelum ujung waktu lenyap

Sebelum dihisab harta yang didapat

Sebelum tahu berhala tak bermanfaat

Beri jalan kesucian hati agar sadarkan diri 


Tak jemu meminta Rahmat dan kurniamu

 Bukan kenikmatan pembawa sumber bencana

Atau hawa napsu tamak penyebab malapetaka

Namun kebaikan untuk menggapai keridhoanmu.


Sukabumi, 30 Januari 2023

QS Fussilat, 41; 47-48.

Rabu, 25 Januari 2023

Puisi religi

 Kau Bersumpah

E. Hasanah

Kau bersumpah dengan matahari 

Bersinar sepanjang hari

Beredar berbagi

Energi.

Terbit

Melintasi orbit

Tergantung hiasi langit

Memberi ultrviolet sehatkan kulit.


Kau bersumpah dengan bulan

Saat gelap menggantikan

Matahari berjalan

Peraduan.

Malam

Matahari terbenam

Cakrawala hitam kelam

Semburat sinar siang tenggelam.


Kau bersumpah dengan siang

Saat menampakkan cahaya

Ada pergantian

Perputaran.


Kau bersumpah dengan malam

Saat cahaya tenggelam

Tertutup kelam

Hitam.


Kau bersumpah dengan langit.

Bumi beserta isinya

Tanpa tiang

Terlindungi.


Kau bersumpah dengan bumi

Tempat luas menghampar

Makhluk manusia

Hidup.


Kau bersumpah dengan manusia

Diciptakan fisik psikis

Berperan prilaku

Sempurna.


Beruntung

Menyucikan jiwa

Mengerjakan perbuatan baik

Berbahagia dunia serta akhirat.


Sukabumi, 25012023

QS. Asy-Syam, 1-9.


Sabtu, 21 Januari 2023

Puisi Sore

 RINDU IBU

E. Hasanah

Air mata mulai menganaksungai dalam dekapan rindu untukmu, ibu. Kain kebaya anggun membungkus tubuhmu yang semampai itu mengajakku mengenang masa lalu. Kau tiup ubun-ubun kepala sambil berbisik lantunkan doa. Membekali jiwa muda yang masih rapuh ditiup kencangnya angin kehidupan. 

Dari belasan pertempuran mempertaruhkan jiwa. Hanya kau, anak perempuan darah dagingku. Mengalir darah perjuangan tak Terperi. Jadilah anak Sholehah, yang berisi bagai butiran padi, katamu lirih mengiringi tiupan doamu.

Tertancap lirik doamu di lipatan sukmaku. Menguat bersama tekad di perjalanan waktu. Menjadi amunisi sebelum ujung kata menyerah. Tak akan habis sepanjang ajal belum menjelang. Menjadi bekal sepanjang menapaki jalanan. Yakin jalan yang kau tunjukkan lurus tak ada hambatan.

Sekarang kau dalam pelukan sang maha kuasa. Telah usai segala daya dalam mengabdikan jiwa raga pada kodrat dan takdir di alam fana. Jejak yang kau tinggalkan di benakku semakin jelas bak spektrum indah di putihnya kapas. Terima kasih atas torehan tinta penuh warna dalam kanvas kehidupanku. Untukmu segala doa terindah tercurah. Ibu, Aku merindukanmu.

Sukabumi, 21012023

Rabu, 11 Januari 2023

Puisi Bebas

 Aku Tak Selalu Mau Bertemu


Ayat panjang ujung al-muzzammil.
Seakan menonjok ulu hatiku.
Bertemu di waktu yang tak tentu.
Membuat siapapun menjadi ragu.
Sedangkan aku tak selalu mau bertemu.

Menemuimu di kurang dari dua pertiga malam,
di seperdua ataupun di sepertiga malam, engkau tahu itu. Ukuran waktu tak menjadi penentu, katamu. Engkau sangat maklum itu. Sedangkan aku tak selalu mau bertemu.

Siang dan malam ukuran yang engkau tetapkan.
Memberi keringanan dengan memudahkan bacaan. Engkau tahu saat sakit dan ada kesibukan. Bertemu saat berperang pun, boleh dengan yang mudah dibaca. Sedangkan aku tak selalu mau bertemu.

Mendirikan solat,
Menunaikan zakat ,
Memberi sodakoh,
Kebaikan apapun itu,
Niscaya itu semua untuk diriku.
Engkau memberi pahala yang besar.
Engkau memberi balasan yang baik
Sedangkan aku tak selalu mau bertemu.

Astagfirullohalaadzim....
Astagfirullohalaadzim....
Astagfirullohalaadzim ....
Sebab aku tak selalu mau bertemu.
Aku memohon ampunan mu.
Aku memohon kasih sayang mu.

#Al-muzzammil, 20.
#ujung malam, Rabu, 11012023.
#Menulis adalah memberdayakan jari menuangkan sesuatu yang dirasa dan dipikir.
#E. Hasanah
#HsH5


Selasa, 19 Oktober 2021

Puisi_Harapan daun berserak

 Harapan daun berserak

E. Hasanah 

Taken from Pinterest

Tanah coklat itu basah

Daun-daun berserakan ulah angin

Berguguran jatuh beterbangan

Sisa hujan laksana lambaian tangan

Mengajak bergerak mengukir jejak

Katamu ayo singsingkan lengan

Tanam harapan di gemburnya tanah

Masa depan masih luas terbentang.

 

Ada senyum penghambaan

Penuh kebahagian dalam pelukan ilahi

Meski air mata menetes sesaat

Namun kepasrahan dalam tunduk syukur

Tercurah alirkan energi kekuatan diri

Berbuat itu hanya usaha dan kunci

Hasil adalah buah dari ketentuanNya.

 

Dari sisa waktu yang diberikannya

Berharap bisa menanamkan kebaikan

Melukiskan cerita penuh daya semangat

Hingga dorongan itu sampai pada cucu cicit

Bertumbuh subur dalam aliran darah merah

Berani hadapi setiap ujian menghadang

Bercabang dalam kesabaran tegar berusaha

Berbunga ketulusan hati ikhlas menerima.

 

Padamu yang menerbangkan ranting-ranting dahan

Ajari aku untuk siap menerima kelapangan hati

Menyadari bahwa musim akan terus berganti

Daun usang berserakan akan bertukar

Pucuk ranum harapan akan muncul atas kehendaknya

 

Padamu yang menciptakan basah pada hujan

Ajari raga untuk bisa menyisakan warisan jiwa

Kobaran semangat biarlah tetap subur

Untuk mematangkan harap pada setiap jengkal tanah

Walau manis buah tak sempat kunikmati diri

Biarkan tetesan keringat membasahi hati insani

Penerus aliran darah terpompa energi

Berbakti tanpa pamrih menanamkan bhakti.

 

Pagi menanti mentari.

Sukabumi, 19 oktober 2021

Kamis, 26 Agustus 2021

Optimis_TeleleT

 

 

OPTIMIS

E. Hasanah

 

Selamat hari kamis

Tantangan pagi menulis

Aku sambut dengan optimis.

 

Meski tahu ada sedikit tekanan

Meski itu hanya permainan

Meski hati ikut berkenan

Meski jiwa berlawanan.

 

Jangan dijadikan hal berat

Jangan jadi beban menjerat

Jangan berpikir yang didapat

Jangan melakukan hal mudarat

Nikmatilah saja dengan semangat

 

Anggap saja ini sebuah urusan

Atau sekedar menyampaikan pesan

Dilakukan karena ada berbagai alasan

Bukan masalah juga, tapi hanyalah hiasan

Tak usah juga meminta banyak penjelasan

Hadapi saja, biar kita tak didera rasa bosan.

 

Hal sepele yang nanti kan menjadi luar biasa

Semua yang kita lakukan agar menjadi bisa

Menuangkan keagungan kalam maha esa

Memahami isyarat yang maha kuasa

Agar kata serta kalimat berbisa.

 

Berharap kalimat berunjuk

Kata menjadi petunjuk

Orang akan terbujuk

Memiliki hati sejuk.

 

Agar jiwa cerah

Tapi tak menyerah

Kepadanya kita pasrah.

 

Sukabumi, 25 Agustus 2021

 


Selasa, 24 Agustus 2021

Sesaat Dicatat_TeleleT

 

SESAAT DICATAT

E. Hasanah

 

Pada satu ayat tersurat

Tertulis jelas kalimat

Bahwa Dia dekat.

 

Ada dua malaikat

Tugasnya mencatat

Semua yang diperbuat

Tidak ada yang terlewat.

 

Laksana urat leher melekat

Mengawasi tiap gerak dan niat

Namun tak sadar sering berhianat

Manusia lupa dan abai akan hakikat

Bahwa diri harus tunduk bermakrifat.

 

Manusia tak tahu dan pura-pura tak ingat

Ada dua malaikat bertugas sebagai pengamat

Dia mengetahui bisik hati walau hanya tersirat

Apalagi tindak tanduk dan sikap prilaku terlihat

Tak kan ada kata yang diucapkan lepas melesat

Kecuali ada dalam genggaman sang pencatat.

 

Pembuluh darah berwarna merah pekat

Mengalir tunduk bak memberi isyarat

Bahwa manusia harus takwa dan taat

Dan menjauhi perbuatan yang jahat

Jangan lakukan tindakan maksiat.

 

Sebelum datangnya hari kiamat

Mari cepat bersama bertaubat

Sebelum hasil hisaban didapat

Alangkah baiknya merapat.

 

Mumpung masih sempat

Bergegas jemput rahmat

Dengan hati berhidmat.

 

Sukabumi, 24 Agustus 2021


Senin, 23 Agustus 2021

Sesaat Melihat_TeleleT

 

SESAAT MELIHAT

Oleh: E. Hasanah

 

Pada ujung jembatan usia

Masih tersisa cinta dunia

Melekat sipat manusia.

 

Ada berbagai dusta

Ada gumpalan nista

Ada asa menggurita

Ada juga bibit derita.

 

Jiwa penuh karat

Hati diliputi maksiat

Sukma sering berhianat

Laku jauh dari kata taubat

Dosa dan salah masih dibuat.

 

Masih dibiarkan jiwa itu gersang

Masih terlena pada napsu meradang

Masih terpaku pada hilaf menghadang

Masih terpana dengan waktu terbuang

Masih terlupa kesempatan melayang

Masih tidak sadar keimanan hilang.

 

Padahal jalan diberikan sang kuasa

Padahal kembali ke peluknya bisa

Padahal pintu taubatnya tersisa

Padahal magfirohnya selaksa

Padahal ada masa dan asa.

 

Subhanallah

Walhamdulillah

Walaailaha illallah

Allahu akbar ya Allah.

 

Janjinya tak kan diingkari

Mari kita semua menyadari

Kembali bersiap berkemas diri.

 

Sukabumi, 23 Agustus 2021


Rabu, 11 Agustus 2021

Covid_19

 

COVID-19

Oleh: E. Hasanah

 

Kuintip lewat jendela

Kala corona kuasai cakrawala

Serangan mahluk kasat mata merajalela.

 

Menyebar berita duka

Layar kaca terkemuka

Beri kabar malapetaka

Dunia meratap terluka.

 

Covid-19 menyapa kita

Sentuhannya torehkan derita

Nampak kekhawatiran tercipta

Siapapun kita ikut berperan serta

 Menjaga turunnya duka dan air mata.

 

Dunia kesehatan dan pendidikan terdampak

Sosial, ekonomi, budaya masyarakat bergejolak

Semua sendi-sendi kehidupan bak berteriak menyalak

Serangan dahsyat virus corona dengan bengis merebak

Mahluk jahat bedebah membuat mata terbelalak

Kekuatan pertahanan manusia ganas dirusak.

 

Tak ada guna dihadapi dengan berdebat

Apalagi menjadi pahlawan berhianat

Fokus kepentingan demi rakyat

Agar masyarakat semua sehat

Terhindar dari corona jahat.

 

Mari semua mendekat

Tunjukkan kita bermartabat

Karena pada hakekatnya ini isyarat

Agar manusia kembali mensyukuri rahmat.

 

Sujud khusu tersungkur

Mengiringi kalbu bertafakur

Mohon ampunkan kami Ya Gofur.

 

 

Sukabumi, 10 Agustus 2021

Sabtu, 07 Agustus 2021

TeleleT_Luka



LUKA PASTI BERGANTI

Oleh: E. Hassnah


Jari jemari mulai menari

Ungkap gejolak jati diri

Melukis lara sanubari


Kau pergi tanpa pamit

Setelah luka tak sedikit

Kau torehkan rasa sakit

perih rasa setinggi bukit.


Tak sadarkah kau buat luka

Atau sengaja menggali duka

Bagai disayat lalu diberi cuka

Kau tanam benci disaat kusuka

Memerah laksana ditampar muka.


Buram jalanan yang akan kutempuh

Tidak ada sinar cahaya yang kubutuh

Haruskah kubiarkan asa diri ini runtuh

Menyerah dalam semilirnya angin keluh

Namun pada siapa aku sandarkan tubuh

Juga dengan apa sepi sunyi ini aku bunuh.


Duka tak selamanya hadir temani insan

Silih berganti warnai kertas kehidupan

Ada kalanya berlama betah bertahan

Tak sedikit juga seperti lintasi jalan

Namun itu pasti berganti jaman.


Hai diri bangunlah dan berdiri

Masih ada yang bisa kau cari

Kedamaian hakiki bestari

Memiliki nilai lestari.


Tundukanlah jiwa

Dengan penuh takwa

Hati dan sukma dibawa.


Sukabumi, 7 Agustus 2021


Kamis, 29 Juli 2021

TeleleT_Kamis Menulis





KAMIS MENULIS
ehasanah675@gmail.com

Tantangan kamis menulis
Pagi-pagi sudah dirilis
Ayo kita optimis.

Ada meja tertata
Anggota diminta
Menuliskan kata
Boleh bak berita.

Menu tersedia berjajar
Ada ikan, dan buah segar
Semangkok ikan air tawar
Terlihat juga ada ikan bakar
Pasti membuat badan bugar. 

Kelihatan semua hidangan lezat
Apalagi menu sayur nampak nikmat
Disajikan dengan posisi sangat tepat 
Namun bukan itu yang paling memikat
Jelasnya nampak semua makanan sehat
Untuk hidup sehat itu sangat bermanfaat.

Yang melihat terpesona & terpana sesaat
Termasuk aku, kamu, dia, dan para sahabat
Terbayang semua makanan hilangkan penat
Dimakan bareng sahabat pasti bersemangat
Boleh juga bareng saudara dan para kerabat.

Awali makannya dengan membaca basmalah
Duduk rapih, ambil nasi, dan  ikan berkuah
Nikmati makan yang penuh rasa berkah
Dengan rezeki yang halalan toyyibah.

Makanan halal bekal ibadah
Agar hidup kita barokah
Dunia akhirat lillah.

Sukabumi, 29 Juli 2021


Senin, 26 Juli 2021

TeleleT_Semangat

 


SEMANGAT

Oleh: E. Hasanah

 

Terlihat manusia begitu lara

Termasuk kita merasa sengsara

Corona memang membawa huru-hara.

 

Semangat yang membara

Cepat menghilang segera

laksana tingginya menara

Runtuh diterpa badai lara.

 

Manusia hanya bisa pasrah

Tak bisa berbuat selain menyerah

Pandemi sedang menorehkan sejarah

Merusak dunia kita sangat parah

Hidup berubah tanpa arah.

 

Seluruh dunia seakan kiamat

Jutaan orang korban yang wafat

Termasuk keluarga, saudara, sahabat

Tinggalkan kenangan duka menyayat

Apakah semua merupakan isyarat

Agar manusia teringat akhirat.

 

Turun tangan setiap pakar

Para ahli pendidik ikut berkoar

Politisi ikut merasakan tertampar

Pecahkan masalah dengan benar

Mencarikan solusi di sekitar.

 

Tak ada guna berdebat

Marilah saling merapat

Semangat berjabat erat

Saling memberi nasehat.

 

Mari kita bertaubat

Agar hidup tetap bermanfaat

Sang pencipta berkenan memberi rahmat.

 

 Sukabumi, 27 Juli 2021

Selasa, 20 Juli 2021

Puisi Telelet

TAKBIR IDULADHA
Oleh: E. Hasanah

Takbir tahmid terdengar syahdu
Membangunkan hati yang merindu
Memenuhi panggilan haji yang fardu.

Jiwa seakan berteriak meronta
Melihat mukena sulam berenda pita
Tumpukan kain ihrom seakan berkata
Bersabarlah kau, berdoa, dan terus meminta.

Batin merintih atas segala pedih
Gejolak jiwa meradang mendidih
Menyala bangkitkan rasa sedih
Gelora sukma meredup mulai letih
Namun niat dan tekad tetap gigih

Gamang menatap  cita-cita kapan terpenuhi
Harapan menjalankan haji panggilan Ilahi
Wukuf dan lempar jumroh dapat kupatuhi
Deretan tenda putih di Mina dapat kujelajahi
Tetap berazam menginjakkan kaki di tanah diberkahi.
Semoga tahun depan  tidak menyalahi.

Detik di hari idul-adha ini kubersimpuh
Di atas sajadah kutumpahkan segala keluh
Rindu baitullah kutahan hingga berpeluh
Rasa sakit dan duka lara berangsur sembuh
Ya rob tunjuki jalan yang harus kutempuh

Betapa diri berselimut ketakberdayaan
Kadang hati tak sanggup menerima kenyataan
Padahal apapun yang dihadapi merupakan kekuasaan
Ya Robi ampuni aku atas segala dosa dan keterlenaan

Sayup kudengar kembali takbir bersahutan
Menyentuh kalbu membangunkan kesadaran
Allah mahabesar dan milik-Nya segala pujian.

Sukabumi, 20 Juli 2021

Siap Asesmen Madrasah

 ASESMEN MADRASAH TP 2023-2024         Di bawah ini disajikan prosedur operasional standard (POS) asesmen madrasah tahun pelajaran 2023-2024...