Tampilkan postingan dengan label Diaryku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diaryku. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Februari 2023

Profil E. Hasanah

 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


E. Hasanah, dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 10 Agustus 1967 dari pasangan Bapak Adjar Djarkasih dan Umi Siti Aisyah. Menikah dengan Drs. M. Hasan, M.Si. tahun 1988 dengan dikaruniai tiga orang anak yakni, Hanief Syahrizal, S.Pd. (guru Matematika di SMAN 1 Cicurug), Hasbi Aprizal, S.Hum. (merintis usaha), dan Hasri Ahsanti, S.Tr. (bekerja di Rumah Sakit Paru Karawang).

Riwayat Pendidikan: Menempuh pendidikan dimulai dari SDN Bojong Genteng (lulus tahun 1980), Madrasah Diniyah (lulus tahun 1982), Madrasah Tsanawiyah Al-Manshuriyah Pamatutan (lulus tahun 1983), SMA Negeri Cibadak Sukabumi (lulus tahun 1986), melanjutkan ke Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Ibn Khaldun Bogor (lulus tahun 1992). Menempuh pendidikan Pascasarjana IMNI program studi manajemen Pendidikan (lulus tahun 2010) dan Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan UNINUS (lulus tahun 2019) dan menyelesaikan Pascasarjana Ilmu Pendidikan (S3) di UNINUS Bandung (lulus tahun 2022).

Riwayat Pekerjaan: Berkiprah di dunia Pendidikan sebagai guru di MAN Cibadak (1994-2015), dan beberapa lembaga pendidikan swasta (1990-2017), Pendiri Yayasan Pendidikan Halima Al-Azar (Kursus, Kober, dan TK Halima Bojonggenteng, 2002 - sekarang) dan sebagai Pengawas Madrasah Aliyah di Kankemenag Sukabumi (2015 - sekarang) serta staf Pengajar di STAI Kharisma Cicurug.

Prestasi yang telah diraih: diantaranya sebagai Pengawas berprestasi tingkat Jawa Barat tahun 2021 dan sebagai salah satu Peraih Anugerah Guru dan GTK Kemenag Berprestasi Tingkat Nasional Kategori Pengawas Madrasah Berprestasi tahun 2021, sebagai pengelola kursus berprestasi ke-3 tingkat provinsi Jawa Barat tahun 2015 dan prestasi lainnya. Sebagai pengawas madrasah, penulis juga aktif dalam memberikan motivasi, mengajak serta mendorong dengan sekuat tenaga guru-guru agar selalu meningkatkan kualitas diri dan aktif berliterasi. Tahun 2021 – sekarang telah menulis buku solo dan menulis pantun, puisi, cerita, dan non-fiksi di lebih dari 70 buku antologi. Buku yang sudah terbit berjudul Buku Panduan Guru Penulis Pemula (buku solo dengan ISBN 978-623-378-050-6, terbit September 2021) dan berjudul Selaksa Suara Sukma (Buku solo dengan ISBN 978 623 378 538 9 terbit 2023), lebih dari 70 buku antologi diantaranya; “Tantangan Pendidikan Abad ke-21_Antologi Artikel Dunia Pendidikan Indonesia di Era Digital; Menggerakkan Literasi Mencerdaskan Generasi_Antologi Pegiat Literasi Berbagi dan Beraksi; Inspirasi dalam Untaian Puisi,” dan lainnya.

Organisasina yang diikuti Sekarang: Anggota Pokjawas Madrasah (Kelompok Kerja Pengawas Madrasah), Anggota APSI (Asosiasi Pengawas Seluruh Indonesia), Anggota PERGUNU, Anggota KPPJB (Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat), dan Anggota Muslimat NU.

Jumat, 30 September 2022

Daftar Riwayat Hidup

 DAFTAR RIWAYAT HIDUP



E. Hasanah, dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 10 Agustus 1967 dari pasangan Bapak Adjar Djarkasih dan Umi Siti Aisyah. Menikah dengan Drs. M. Hasan, M.Si. tahun 1988 dengan dikaruniai tiga orang anak yakni, Hanief Syahrizal, S.Pd. (guru Matematika di SMAN 1 Cicurug), Hasbi Aprizal, S.Hum. (merintis usaha), dan Hasri Ahsanti, S.Tr. (bekerja di Rumah Sakit Paru Karawang).

Riwayat Pendidikan: Menempuh pendidikan dimulai dari SDN Bojong Genteng (lulus tahun 1980), Madrasah Diniyah (lulus tahun 1082), Madrasah Tsanawiyah Al-Manshuriyah Pamatutan (lulus tahun 1983), SMA Negeri Cibadak Sukabumi (lulus tahun 1986), melanjutkan ke Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Ibn Khaldun Bogor (lulus tahun 1992). Menempuh pendidikan Pascasarjana IMNI program studi manajemen Pendidikan (lulus tahun 2010) dan Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan UNINUS (lulus tahun 2019) dan sekarang alhamdulillah telah menyelesaikan Pascasarjana Ilmu Pendidikan (S3) di UNINUS Bandung (September 2022). 

Riwayat Pekerjaan: Berkiprah di dunia Pendidikan sebagai guru di MAN Cibadak (1994-2015), dan beberapa lembaga pendidikan swasta (1990-2017), Pendiri Yayasan Pendidikan Halima Al-Azar (Kursus, Kober, dan TK Halima Bojonggenteng, 2002 - sekarang) dan sebagai Pengawas Madrasah Aliyah di Kankemenag Sukabumi (2015 - sekarang) serta staf Pengajar di STAI Kharisma Cicurug. 

Prestasi yang telah diraih: diantaranya sebagai pengelola kursus berprestasi ke-3 tingkat provinsi Jawa Barat tahun 2015, sebagai Pengawas berprestasi tingkat Jawa Barat tahun 2021 dan sebagai salah satu Peraih Anugerah Guru dan GTK Kemenag Berprestasi Tingkat Nasional Kategori Pengawas Madrasah Berprestasi tahun 2021. Sebagai pengawas madrasah, penulis juga aktif dalam memberikan motivasi, mengajak serta mendorong dengan sekuat tenaga guru-guru agar selalu meningkatkan kualitas diri dan aktif berliterasi. Tahun 2021 – sekarang telah menulis buku solo dan menulis pantun, puisi, cerita, dan non-fiksi di lebih dari 60 buku antologi. Buku yang sudah terbit berjudul Buku Panduan Guru Penulis Pemula (buku solo dengan ISBN 978-623-378-050-6, terbit September 2021), buku antologi diantaranya; “Tantangan Pendidikan Abad ke-21_Antologi Artikel Dunia Pendidikan Indonesia di Era Digital; Menggerakkan Literasi Mencerdaskan Generasi_Antologi Pegiat Literasi Berbagi dan Beraksi; Inspirasi dalam Untaian Puisi,” dan lainnya.

Organisasina yang diikuti Sekarang: Anggota Pokjawas Madrasah (Kelompok Kerja Pengawas Madrasah), Anggota APSI (Asosiasi Pengawas Seluruh Indonesia), Anggota PERGUNU, Anggota KPPJB (Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat), dan Anggota Muslimat NU. 


Minggu, 12 Desember 2021

Doa Ibu dan kesuksesan

 DI BALIK KESUKSESANKU, ADA DOA IBU

Oleh: E. Hasanah

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14).

            Firman Allah Swt di atas memerintahkan agar kita berbuat baik kepada kedua orang tua. Ibu bapak yang telah menjadi sebab bahwa kita terlahir ke dunia. Ayat itu menggambarkan bagaimana seorang ibu mengandung dalam keadaan lemah, dan semakin lemah sampai sembilan bulan. Kemudian melahirkan juga penuh perjuangan, merawat bayi, sampai menyapihnya adalah pengabdian seorang ibu. Ini semua tidak akan terbalaskan jasanya oleh seorang anak. Dalam ayat lain (QS Al-Isra: 24) Allah Swt memberi petunjuk agar kita bersikap merendahkan diri terhadap kedua orang tua dan berperilaku dengan penuh kasih sayang. Serta tidak lupa untuk mendoakannya selalu agar Allah Swt mengasihi keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mengasihi dan mendidik kita di waktu kecil.

            Sebelumnya aku perkenalkan, namaku Dra. E. Hasanah, M.Pd. Teman-teman memanggilku ibu Hasanah. Aku terlahir di Sukabumi 54 tahun lalu, dari pasangan Bapak Djarkasih dan ibu Siti Aisyah. Pendidikanku dimulai dari Madrasah Diniyah Sirojul Mubtadi’in Pamatutan, SD Negeri Bojonggenteng, Madrasah Tsanawiyah Al-Manshuriyah Pamatutan, SMA Negeri Cibadak, S1 Bahasa Inggris Universitas Ibn Khaldun Bogor, S2 Manajemen Pendidikan IMNI Jakarta dan S2 Administrasi Pendidikan UNINUS Bandung, dan sekarang masih tercatat sebagai mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan UNINUS Bandung (Semester 5 sedang menyelesaikan disertasi). Suami yang selalu menemani dan mendukung setiap langkahku adalah Drs. M. Hasan, M.Si. seorang PNS. Status pekerjaanku selain sebagai ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak (Hanief Syahrizal, S.Pd., Hasbi Aprizal, S.Hum., Hasri Ahsanti, S.Tr.) juga sebagai Pengawas Madrasah Aliyah di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi dan pengajar Bahasa Inggris. Aktif di organisasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan pendidikan, dan dalam tahun 2021 ini juga aktif menulis untuk beberapa buku dan blog.

            Dalam tulisan yang diberi judul “Di Balik Kesuksesanku, Ada Doa Ibu”, aku ingin bercerita tentang ibu sebagai inspirasiku. Ya … Ibu adalah sosok yang paling istimewa dalam hidupku. Takkan cukup waktu untuk bercerita tentang perjalanan hidup, suka duka, kebahagiaan, kepedihan, tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, dan segalanya. Kebersamaannya menorehkan jalan menuju kebaikan hidup dunia akhirat. Jasanya yang tak terbilang menjadi ujung tombak keberhasilanku.

            Ibu yang kupanggil dengan sebutan Umi (Bahasa Arab yang berarti ibuku), seorang yang berpenampilan sederhana. Tidak berpendidikan tinggi, hanya sampai kelas 3 SR (Sekolah Rakyat). Hanya bisa membaca dan tidak pandai menulis, karena memang lahir sebelum negara merdeka dan menghabiskan masa kecilnya pada awal negara baru merdeka. Namun Umiku orang yang pandai. Umi pintar membaca Al-Qur’an dan hidupnya sangat relijius. Dalam kesederhanaannya Umi lebih mementingkan kehidupan anaknya dibandingkan memenuhi kebutuhannya sendiri.

            Umi melahirkan 15 anak, namun yang hidup sampai dewasa ada 4 orang. Kebanyakan anak-anaknya meninggal di usia 0 – 2 tahun. Aku adalah anak ke-11 dari yang dilahirkannya dan anak ke-3 dari anaknya yang hidup sampai dewasa. Aku anak perempuan yang sangat diinginkannya, jadi wajar sekali kalau beliau sangat menyayangiku. Aku merasakan kasih sayangnya yang kadang dirasa sangat berlebihan. Ya terasa sangat berlebihan karena dari kecil beliau begitu protektif sampai pekerjaan untuk membantunyapun aku tidak boleh. Masih melekat di ingatanku, ketika kecil teman-teman sebayaku sudah bisa mencuci piring, mencuci baju sendiri, belajar memasak, atau pekerjaan perempuan lainnya, aku malah tidak boleh melakukannya. Beliau bilang itu pekerjaan kasar yang setiap orang bisa melakukannya, sedangkan beliau menginginkan aku bisa melakukan pekerjaan yang halus. Alasannya simple saja, karena badanku lemah, sering sakit-sakitan apalagi kalau kelelahan.

            Menyadari aku anaknya lemah, Umi selalu melakukan apapun agar aku sehat dan bisa setara dengan sesama seusia. Masih teringat masa kecilku itu, aku sering menangis tanpa sebab. Dan itu membuat ibuku seperti trauma karena anaknya banyak yang meninggal dibanding yang bisa bertahan hidup. Sering kutemukan Umi menangis, juga berdoa dan setiap malam sebelum aku tertidur beliau mengusap dan meniup ubun-ubunku. Bahkan kalau aku bilang di sekolah akan ulangan atau ujian, beliau berpuasa karena mendoakanku. “Kamu pasti bisa, anak Umi pasti pintar, karena doa baik Umi untuk anak Umi tidak akan terhalang.” Itu pendapat Umi. Alhamdulillah barokah dari doa yang ibuku panjatkan, aku sangat merasakan kemudahan dalam belajar.

            Umiku pandai walaupun tak berpendidikan. Beliau sangat menyadari bahwa beliau memiliki senjata agar aku anaknya bisa hidup berumur panjang dan bisa mencapai keberhasilan adalah doa-doa yang dimintanya kepada Allah Swt Sang maha Pencipta. Beliau menyakini dan berpegang pada hadits yang sering beliau katakan kepadaku bahwa “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862). Jika sudah berusaha maksimal dan berdoa dengan sepenuh hati, maka bertawakallah bersikap husnudzon dengan ketentuan yang Allah Swt kehendaki.

            Tak kenal lelah Umi menemani setiap langkah dalam hidupku ini. Perjuangannya dalam mendampingi hidupku sangat menguatkanku. Aku sangat bersyukur karena takdirku dilahirkan dari seorang ibu yang hebat. Kesuksesan dalam hidupku ada pada keridhoan kedua orangtuaku terutama ya ibuku itu. Sukses? Ya aku sekarang merasa sudah sukses menggapai raihan hidup. Berhasil dalam menjalani kehidupan yang layak menurut sudut pandangku. Walaupun ukurannya relatif, indikator kesuksesan hanya berdasarkan apa yang aku rasakan. Jika dibandingkan dengan teman-teman sepermainan dan saudaraku, ya aku merasa sukses. Dari pendidikan aku sukses menjalaninya walaupun tertatih-tatih karena masalah keterbatasan ekonomi orang tua. Aku bisa menamatkan SLTA. Dengan usaha yang maksimal diiringi doa-doa ikhlas kedua orangtua, aku sukses menamatkan sarjanaku dan langsung diangkat menjadi guru PNS.

            Dengan dukungan suami sepenuhnya serta keluarga, aku juga sukses menyelesaikan pendidikan magister dan sekarang sedang berusaha merampungkan S3 ilmu Pendidikan. Aku yakin sebentar lagi gelar doktor pendidikan akan segera aku raih. Gelar tertinggi dalam dunia pendidikan. Itu kesuksesanku, terlahir dari seorang ibu yang hanya berpendidikan bangku kelas 3 SR (setingkat sekolah dasar), namun aku bisa menikmati bangku S3 doktoral. Mohon maaf ini BUKAN SOMBONG tetapi rasa bangga dan syukurku atas karunia Allah Swt yang diberikan kepadaku. Kesuksesan dalam pendidikan ini aku yakini benar-benar dari keridhoan kedua orangtua terutama dari doa-doa yang ibuku panjatkan kepada yang maha Kuasa. Keyakinan ini aku tularkan kepada ketiga anak-anakku juga. Alhamdulillah ketiga anakku juga telah menyelesaikan pendidikannya hingga sarjana. Mudah-mudahan motivasi untuk mengenyam pendidikan setinggi yang mereka bisa raih dapat merasuk juga pada jiwa anak-anakku. Intinya doa untuk anak-anakku juga menetes dari semangat yang dialirkan ibuku kepadaku.

            Dalam urusan pekerjaan, aku juga sangat bersyukur karena aku merasa menjadi orang yang sukses. Lagi-lagi kesuksesanku ini adalah berkat doa dari orang tua terutama ibuku. Ya aku sukses, setelah menamatkan S1 pendidikan Bahasa Inggris, aku langsung bisa mengajar. Walaupun awalnya dengan status guru honorer, namun tidak berselang lama hanya hitungan bulan, aku juga diangkat menjadi guru PNS. Serta aku juga bisa mengabdikan diri sebagai pengajar di beberapa Lembaga Pendidikan. Setelah mengabdikan diri sebagai ASN di Madrasah Aliyah Negeri selama 22 tahun, aku diangkat menjadi seorang pengawas madrasah. Sekarang jabatanku adalah Pengawas Madrasah Aliyah di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. Jabatan fungsional pengawas yang ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.

            Setelah menjadi pengawas Madrasah Aliyah hampir 7 tahun (aku diangkat pengawas MA TMT 1 April 2015), di hari guru tahun 2021 ini aku mendapat kehormatan untuk mendapat Anugerah Pengawas Berprestasi. Ini diawali dari seleksi yang aku ikuti mulai dari mengajukan berkas-berkas yang diminta sesuai dengan Petunjuk Teknis Anugerah Guru Dan PTK Berprestasi Tahun 2021. Pada tahap ke-1 aku dinyatakan lulus, dan lanjut ke tahap berikutnya. Akhirnya sampai bisa menjadi salah satu dari nominator dan finalis tingkat nasional mendapatkan Anugerah Pengawas Berprestasi Tingkat Nasional, ini sesuatu banget bagiku. Alhamdulillah aku sujud syukur dan melakukan shalat birrul walidain sebagai tanda dan ungkapan terimakasih kepada Allah Swt dan bentuk baktiku kepada kedua orangtua. Hanya dengan berdoa dan melakukan shalat birrul walidain yang bisa aku lakukan sekarang, di saat kedua orangtua telah tiada. Andai mereka masih ada, … hanya air mata yang berbicara. Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.

            Di saat orang tua sudah wafat, sekarang aku hanya bisa mendoakan dan memohonkan ampunan dan lindungan kepada Allah Swt. Jasa yang mereka berikan kepadaku tak pernah bisa aku balas. Budi baik dan pengorbanan mereka yang tanpa pamrih semoga menjadi catatan amal kebaikan. Aku berharap dengan ketulusan dan ketakwaan dan ibadah yang dilakukan, Allah Swt berkenan memberikan ampunan dan kasih sayangnya kepada mereka. Doa apapun yang kupanjatkan kepada Allah Swt, selalu aku awali dengan permohonan ampun bagi orang tuaku. Jika memiliki rezeki bersedekah atas nama orang tua juga dilakukan. Semoga rahmat Allah Swt selalu terlimpah untuk mereka.

Bismillahirrohmaanirrohiim….

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS Al-Ahqaf Ayat 15)

Wallahu’alambishowab.

Rabu, 04 Agustus 2021

#Kamis Menulis_88

 88

ehasanah675@gmail.com

 

Ketika melihat angka 88, apa yang muncul di pikiranmu?

Pasti setiap orang akan memiliki jawabannya sendiri-sendiri. Begitu juga aku, angka 88 mengingatkan aku akan tahun 1988. Tahun ini adalah sejarah yang aku torehkan dalam fase hidupku, yakni menikah. Masih duduk di awal tingkat 2 waktu itu, ketika takdir mubram yakni ketentuan Allah Swt yang bersipat pasti dan tidak dapat dirubah oleh kita sebagai mahluknya. Masih terbayang pergolakan bathin antara masih ingin duduk di bangku kuliah dan keinginan nenekku. Bangku kuliah baru diduduki pada awal semester 3 tapi nenekku memaksaku untuk menikah. Aku tidak ingin menyakiti hatinya tapi aku juga belum ingin berumah tangga. Aku dibesarkan oleh nenekku dan sangat menyayangi beliau. Akhirnya aku kembalikan pergolakan bathin dalam sujud di sepertiga malamku. Aku menangis memohon diberi petunjuk untuk mengambil keputusan yang terbaik. Dan … ya itu, aku harus menikah. Aku menangis di pangkuan nenekku sambil mengungkapkan keinginan hati. Apa ucapan nenekku? Ya kalau mau kuliah, kuliah saja. Biar nenek membantu ongkosnya tapi nenek ingin melihat kamu menikah. Nenek takut tidak berumur panjang dan tidak menyaksikanmu menikah, ujarnya. Jadilah aku menikah gantung (menikah resmi di KUA tapi tidak berkumpul bersama layaknya suami istri). Alhamdulillah pada akhirnya keinginan nenekku dan orangtuaku terpenuhi dan aku juga bisa menyelesaikan studyku. Serasa hidupku lengkap atas keridhoan dari orangtuaku.

Ridha Allah tergantung ridha kedua orang tuanya dan murka Allah tergantung murka keduanya.” (HR. Thabrani).



Sekarang posisi 33 telah dilalui, menuju angka 34. Semoga bisa menapaki kehidupan ini sesuai dengan harapan orangtuaku.


"Ya Allah, panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

 

KamisMenulisgaknyambungdotkom




Senin, 04 Januari 2021

Dukaku

 Duka di hari senin

Oleh: E. Hasanah



Setelah sholat magrib, seperti biasa Emak membaca Al-Qur'an. Waktu yang tidak mau diganggu, apalagi hanya untuk buka WA atau SMS. Tapi magrib ini suara Hp itu berdering terus dan terasa mengganggu sekali, jadi Emak angkat Hp. Terdengar suara di sebrang sana bergetar dan terisak. Kabar duka datang, rekan kerja Emak meninggal. Walaupun tahu, beliau sering sakit-sakitan karena penyakit jantung. Tapi kabar meninggalnya membuat Emak shock juga.

Setelah kirim ungkapan duka di grup WA yang diikuti bersama, Emak diam terpaku. Tidak ada yang bisa dilakukan selain baca doa dan menunggu Pak Su pulang dari mesjid. Mendengar pintu dibuka, Emak langsung berterial, " Pak ... pak haji Yayan meninggal, kita berangkat ta'ziah yuk sekarang". Innalillahii... pak Su bergumam. Mak sekarang tuh malam, kalau ta'ziah sekarang pasti terlalu larut pulangnya. Perjalanan ke rumahnya tidak cukup dua jam lho, jadi Mak bersabar dulu saja. Besok setelah subuh saja, kita ke sananya, usul Pak Su. Emak hanya membisu.

Emak nampak sedih, wajahnya kelihatan muram. Mending sekarang kita makan yuk, ajak Pak Su. Hanya terdiam tanpa beranjak, Emak diam tak berkomentar. Sampai waktunya tidur, Emak masih nampak gelisah. Matanya susah terpejam. Pukul sebelas lebih, Emak buka Hp dan membaca WA. Astagfirullah... ada misscall juga pesan bahwa bibinya juga baru saja meninggal. Emak menjerit dan ... tidak ingat apa-apa lagi.

Rabu, 30 Desember 2020

Renungan

 Ungkapkan Hati

Oleh: E. Hasanah


 

Suka dan duka berpasangan dialami seseorang. Waktu hanyalah perbedaan kejadian. Kenangan 2020 biarlah terkubur damai dalam ingatan. Kenangan suka kita jadikan pemanis dalam alur cerita. Kenangan pahit dijadikan gambaran sebagai cermin kehidupan yang akan datang.

 

Harapan pasti ada di benak setiap orang. Bahagia suka cita menjadi cita-cita bersama. Hadapi 2021 dengan dengan hati lapang. Apapun yang akan terjadi pasti sudah tertulis dalam takdir seseorang. Hanya sudut pandang dalam jiwa terdalam yang bisa kita kelola. Bahagia ada dalam duka, nestapa ada dalam  suka cita.

 

Sekarang kita nikmati matahari berseri dengan hati bersyukur penuh penerimaan. Tidak usah mencari harta sampai lupa daratan. Juga jangan terlena dengan kemalasan hingga lupa kewajiban. Jalani hidup dengan kata *cukup*, terpenuhi kebutuhan dasar berupa sandang pangan dan papan. Nikmati setiap detik waktu penuh penghambaan sekarang. Ikuti jalan yang Allah gariskan, pasti bahagia hinggapi hati setiap kita.

Sukabumi, 31 Desember 2020

Senin, 21 Desember 2020

Hadiah Hari ibu

HADIAH HARI IBU UNTUKKU

Sore ini senin, 21 Desember 2020 tepat pukul 4.30 ada kebahagiaan yang tak terkira yang aku dapatkan. Aku yakin ungkapan setiap tulisan membawa nasibnya, jadi aku mencoba menulis apa saja yang aku ingat. Sesuai dengan ungkapan Buya Hamka, “Menulislah dan Biarkan Tulisanmu Mengikuti Takdirnya”. Ternyata kalimat tersebut terbukti lho. Aku belajar membuat blog dan menulis belum genap satu bulan, Eh tulisanku sudah ada takdirnya yang membuat aku merasa berbahagia dan beruntung dengan tulisan tersebut.

Mau tahu? Ada apa gerangan?

Tarraaaa… ini dia


Buku karangan Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Penulis muda bernama Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. mengirimi aku buku berjudul ‘Aksi Literasi Guru Masa Kini’. Beliau memberi motivasi kepada kita yang menulis di blog setiap hari kamis dalam kegiatan ‘KamisMenulis’, yang diadakan di WA grup Cakrawala Blogger Guru Nasional (Lagerunal).

Pada ‘KamisMenulis’ edisi minggu ke-3 tanggal 17 Desember 2020, Bapak Brian (panggilan akrab untuk Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.) memberikan tema IBU. Tema yang menarik, karena momennya tepat menjelang hari ibu, selain anggota grup juga banyak ibu-ibu guru yang semangat untuk menulis. Aku mengirim 2 tulisan (dalam bentuk puisi dan pentigraf). Di luar dugaan, sore hari kamis itu Pak Brian pesan, “siap-siap nanti malam akan ada undian KamisMenulis untuk 3 edisi sekaligus” (kalau gak salah ni). Wah pikirku bagus juga ide Pak Brian, selain jadi guru, blogger, penggiat literasi, eh ternyata beliau motivator juga.

Tidak buka WA 3 jam saja, pesan WA sudah panjang tuh. Terkejut juga aku, pentigraf bertema ibu menemui takdirnya membawa nasib mendapatkan undian sebuah buku. Wah senang pake banget ini. Tak tersirat sedikitpun aku akan mendapat hadiah darinya he he he. Bagi aku tulisan di blog yang baru dibuat ada yang mengomentari saja sudah senang, apalagi ini dapat buku.

Thank so much Pak Brian

Thanks juga ya telah membimbingku membuat blog, tanggal 24 November 2020 jadi hari bersejarah dan tercatat dalam diaryku karena pertama kali punya blog hi hi hi.

 

Minggu, 06 Desember 2020

Hariku

 


HARI-KU

ehasanah675@gmail.com

Dari membuka mata di pagi buta, hujan mengguyur membasahi tanah tempat tinggalku. Seperti biasa setelah salat subuh, ku habiskan waktu dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an sebagai pembuka hariku. Tidak lama tapi tetap berusaha konsisten melakukannya. 

Setelah dirasa cukup, sambil mulut berbunyi aku pergi ke dapur untuk menjerang air.

Aku harus menyiapkan air panas dan makanan untuk sarapan. Pagi ini aku menggoreng ulen atau disebut juga oli makanan terbuat dari nasi ketan yang ditumbuk halus. Wah nikmat sekali minum kopi ditemani goreng ulen ini di saat hujan. Bisa menghangatkan suasana.

Matahari sepertinya enggan keluar hingga siang menjelang. Untuk keluar rumahpun malas rasanya, jadi berleha-leha menikmati hari adalah pilihan bijak. Menghabiskan waktu hanya mengurusi tanaman di beranda, membuka laptop searching hal-hal menarik, ngisi blog, dan buka chat WA. 

Ketika buka WA, ada pesan dari nomor yang belum disave, share ebook berbahasa inggris  tentang strategi manajemen kelas yang efektif. Bagus juga ni buku. Aku sampaikan ucapan terimakasih kepada orang yang share buku itu. Siapa gerangan? Beliau adalah seorang instruktur dan dosen bahasa inggris sebuah Universitas di Pekan Baru Riau. Memperkenalkan dirinya, bernama Bapak Afrizal, M.Pd.

Senang juga berkenalan dengan orang yang senang berbagi ilmu. Terimakasih pak Afrizal, M.Pd.🙏

Beliau menawarkan juga buku-buku yang bermanfaat lainnya. Tapi aku hanya minta buku yang ingin dibaca sekarang saja yakni tentang kepemimpinan. Dikirimlah aku ebook berjudul The Leadership Challenge Activities Book buah karya James M Kouzes  dan Barry Z Pisner.

Jadilah hari ini dengan asyiknya kuhabiskan dengan membaca buku.

Selasa, 01 Desember 2020

Pemudaku

 

Pemudaku

Empat hari lalu pokjawas mengadakan kegiatan rihlah dan perpisahan rekan yang pensiun dan mutasi kerja. Kegiatan dilakukan di area wisata ciater.  Karena lokasi kegiatan jauh dari rumah dan perjalanan cukup menyita waktu, maka keberangkatan disepakati jam 3.00 sebelum subuh.

Sesuai rencana pada hari kamis itu, aku bangun terus mandi di pukul 2.00 wib. Waktu yang biasanya sedang enak-enaknya tidur lelap. Demi kebersamaan dan suksesnya kegiatan, aku rela berdingin-dingin untuk mandi dan keluar rumah  di dinihari itu.

Berangkatlah aku dari rumah diantar pemudaku si sulung yang selalu siap jam berapapun menemani mamahnya. Karena ada rekan yang rumahnya di sebelah barat dan rela mobilnya ditumpangi, akhirnya di jam 2.30 wib itu pemudaku menemaniku menunggu mobil tebengan. Cukup lama juga menunggu, hampir setengah jam lebih. Badan terasa dingin, angin malam terasa menusuk kulit, pikirku pasti aku masuk angin nih. Jaket yang ku pakai rasanya tidak cukup melindungi tubuhku.

Pemudaku berujar banyak, "mah nunggunya di dalam mobil saja, mah telpon temannya masih jauh enggak?, mah kalau lama gak usah nunggu teman mamah, biar saya anter saja ke tempat berkumpulnya. Mah cari bubur ya?, mah jangan lupa sarapan, mah kenapa gak bawa bekal", dan lainnya. Aku tahu dia sangat khawatir dengan kesehatan mamahnya.

Setelah sekitar 40 menit mobil tumpangan yang ku tunggu tiba. Sudah ada 4 orang rekan di mobil itu. Berangkatlah kami menuju tempat berkumpul dan bis yang telah disediakan panitia telah menunggu kedatangan kami.

Waktu begitu cepat berlalu, kesepakatan untuk berangkat jam 3.30 dengan bis ternyata molor. Akhirnya berangkat dari titik kumpul setelah salat subuh bersama. Tapi menurutku itu lebih baik, karena bis tidak usah berhenti di tengah perjalanan.

Seluruh kegiatan di wisata ciater dan floating market lembang berjalan sesuai rencana. Kami semua happy and enjoy. Aku juga menikmati kebersamaan dengan rekan-rekan pengawas. Ada hal yang membuat aku lebih berbahagia yakni bisa bertemu dengan sahabat yang mutasi ke instansi balitbang pusat. Saat bersama  Dr. H. Mulyawan  itulah biasa aku merasa punya sahabat yang benar-benar sahabat sejati karena bersama beliau bisa share wawasan keilmuan. Usianya 10 tahun lebih muda dariku tapi ilmunya 2 oktap lebih tinggi.

Singkat cerita kegiatan selesai sehari penuh. Aku pulang dijemput pemudaku di tempat tadi dia mengantarku.  Tiba di rumah jam menunjukkan pukul 01.35. Karna rasa lelah yang teramat sangat, dan kasur menjadi tempat yang paling nyaman, terlelaplah aku sampai suara adzan subuh membangunkanku.

Kesibukan pagi dari mulai bersih-bersih tempat tidur, memanaskan air, sampai memasak biasanya aku lakukan sendiri bersama si akangku. Tapi pagi ini badanku tidak kuat, pegal, lemas, dan rasanya tidak ada tenaga.

Beruntung pemudaku selalu sigap membantu. Dia kerjakan rutinitas pagi itu sambil mulutnya berceloteh, mamah tuh harusnya menjaga badan, jangan telat makan, gak usah ikut kegiatan yang gak penting, dan sebagainya. Aku terdiam merasakan badan yang kecapean dan masuk angin yang menusuk.

Sekarang sudah 4 hari aku di rumah merasakan lemasnya badan. Dokter menyarankan untuk cukup makan, beristirahat dan diam di rumah jangan ke mana-mana. Pemudaku dengan telatennya melayani dan merawatku.

Sujud syukurku dipanjatkan kepada Allah swt diberi anak-anak sholeh. Ya Allah aku mencintai pemudaku, berilah dia pendamping hidupnya yang sama seperti aku mencintainya. Doaku untuknya

 

Cag ah

 

Siap Asesmen Madrasah

 ASESMEN MADRASAH TP 2023-2024         Di bawah ini disajikan prosedur operasional standard (POS) asesmen madrasah tahun pelajaran 2023-2024...