Ketika
melihat angka 88, apa yang muncul di pikiranmu?
Pasti
setiap orang akan memiliki jawabannya sendiri-sendiri. Begitu juga aku, angka
88 mengingatkan aku akan tahun 1988. Tahun ini adalah sejarah yang aku torehkan
dalam fase hidupku, yakni menikah. Masih duduk di awal tingkat 2 waktu itu, ketika
takdir mubram yakni ketentuan Allah Swt yang bersipat pasti dan tidak dapat
dirubah oleh kita sebagai mahluknya. Masih terbayang pergolakan bathin antara masih
ingin duduk di bangku kuliah dan keinginan nenekku. Bangku kuliah baru diduduki
pada awal semester 3 tapi nenekku memaksaku untuk menikah. Aku tidak ingin
menyakiti hatinya tapi aku juga belum ingin berumah tangga. Aku dibesarkan oleh
nenekku dan sangat menyayangi beliau. Akhirnya aku kembalikan pergolakan bathin
dalam sujud di sepertiga malamku. Aku menangis memohon diberi petunjuk untuk mengambil
keputusan yang terbaik. Dan … ya itu, aku harus menikah. Aku menangis di
pangkuan nenekku sambil mengungkapkan keinginan hati. Apa ucapan nenekku? Ya
kalau mau kuliah, kuliah saja. Biar nenek membantu ongkosnya tapi nenek ingin melihat
kamu menikah. Nenek takut tidak berumur panjang dan tidak menyaksikanmu menikah,
ujarnya. Jadilah aku menikah gantung (menikah resmi di KUA tapi
tidak berkumpul bersama layaknya suami istri). Alhamdulillah pada akhirnya keinginan
nenekku dan orangtuaku terpenuhi dan aku juga bisa menyelesaikan studyku. Serasa
hidupku lengkap atas keridhoan dari orangtuaku.
“Ridha
Allah tergantung ridha kedua orang tuanya dan murka Allah tergantung murka
keduanya.” (HR. Thabrani).
Sekarang posisi 33 telah dilalui, menuju angka 34. Semoga bisa menapaki kehidupan ini sesuai dengan harapan orangtuaku.
"Ya Allah, panjangkanlah umur kami,
sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikanlah
amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan
jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada
agama, dunia, dan akhirat. sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu."
KamisMenulisgaknyambungdotkom
Barakallah Ide bagus dikemas dengan cantik
BalasHapusUlasan yang bagus.
BalasHapusLanggeng terus Rumah Tangganya Bun
Kenangan yang indah Bunda. Semoga terus samawa.
BalasHapusSemoga SAMAWA sampe kakek nenek ya.. Nurut sama ortu barokahnya luar biasa
BalasHapusWow,sudah 34 tahun berumah tangga? Maasya Allah semoga samawa ya Bun...
BalasHapusAlhamdulillah tahun yg penuh pergolakan bathun.
BalasHapusSemangat #Kamismenulis
BalasHapusHal yang sana buk.. Aku mnikah di senester 3.. Antata keinginan orang tua untuk segera menikah dan juga keinginan u bisa sekesaikan kuliah ya dalam istiharoh aku yaqin dengan jawaban kata hatiku u menikah. Walau mnikah Namun aku tetep komit untuk bs selesaikan studyku... Alhamdulilah..semua berjalan lancar
BalasHapusCerita hidup seperti di novel Bu Hasanah. Tahun 88 saya baru 6 tahun😃😃
BalasHapusTernyata menikah pada tahun itu ya? Kalau tahun itu, saya masih tiga tahun, masih balita, haha...
BalasHapusLuar biasa kisahnya. Tahun segitu saya baru lahir, Bu. hehe...semoga samawa. aamiin
BalasHapusKeren semoga langgeng dan bahagia selalu ya bu Hasanah dan keluarga🙏
BalasHapusMenikah gantung. Yang digantung apanya Bund. ...
BalasHapusSenang membaca kisah sukses menghadapi tantangan batin dan cita-cita. Semoga doanya yerkabul. Aamiin
BalasHapus