Resume ke-24
CARA MENGEMBANGKAN TULISAN NONFIKSI
Bismillahirrohmanirrohiim
Alhamdulillah
walaupun
cuaca hujan besar dan petir, kegiatan pelatihan belajar menulis malam ini bisa
diikuti. Tema yang dibahas pada edisi Jumat, 11 Juni 2021 ini adalah CARA
MENGEMBANGKAN TULISAN NONFIKSI. Narasumbernya adalah Bapak Much. Khoiri, dan
pendamping Bu Kanjeng yang akan memandu penyampaian materi.
Sebelum
materi disampaikan moderator mengawali kegiatan dengan ucapan salam dan
memotivasi peserta serta mengenalkan narasumber yang akan memberikan materi.
Tak kenal maka ta’aruf. Inilah CV atau profil dari narasumber malam ini.
https://muchkhoiri.com/2021/01/tentang-penulis/
Luar
biasa narasumbernya benar-benar ahli dalam literasi. Beliau menyampaikan bahwa
sejatinya beliau belajar menulis itu semenjak tahun 1986 ketika itu masih duduk
di semester 2 S1 di IKIP Surabaya yang mengambil Prodi pendidikan bahasa
Inggris. Beliau sudah menulis dengan target waktu itu menembus media massa. Semenjak
1986 Bapak Much. Khoiri ini, setiap bulan menulis artikel dan non fiksi dengan
jumlah sekitar 20 setiap bulannya. Luar biasa hebat walaupun harus mengetik
dengan mesin ketik waktu itu. Sampai tahun 2019 beliau sudah memuat tulisan-tulisannya
di koran-koran lokal dan merambah tahun-tahun berikutnya sampai lulus dengan menulis
selain artikel dan non fiksi. Tulisan berupa cerpen kreatif mulai dari tahun
1993. Ketika tahun 1993 Beliau memenangkan seleksi untuk belajar menulis
kreatif di Amerika di University of Iowa. Hingga tahun 2021 beliau telah menulis baik
yang mandiri maupun yang jadi editor sampai berjumlah 66 buku. Terbit terbaru
pada Mei 2021 judul bukunya adalah kitab kehidupan.
Nah
materi pokoknya tentang cara mengembangkan tulisan nonfiksi, bagaimana pendapat
beliau. Inilah yang disampaikannya lewat channel Youtubenya;
Bapak
Much. Khoiri memaparkan ada 8 cara untuk mengembangkan tulisan nonfiksi, yakni:
1. Definisi;
yakni pengertian atau arti kata dari bahasan yang kita tulis, misalnya bahasan
tentang pandemic maka kit acari definisi pandemic itu apa.
2. Penjelasan;
adalah uraian yang menjelaskan tentang materi bahasan dalam tulisan, misalnya
penjelasan tentang pandemic apa dan bagaimana.
3. Memberi
contoh; Paragraf untuk bahasan kita ditambahkan dengan memberi contoh dari apa
yang disampaikan, misalnya memberi contoh-contoh pelanggaran di masa pandemi
serta sudah dijelaskan tentang bahayanya.
4. Menyampaikan
kasus; Paragraf juga bisa dikembangkan dengan menyampaikan kasus yang terjadi
yang mendukung bahasan yang ditulis.
5. Membuat
kutipan dari tokoh-tokoh yang relevan dengan materi yang dibahas
6. Tambahkan
anekdot atau humor jika memungkinkan, disesuaikan dengan relevansi bahasan dari
tulisan.
7. Tambahkan
ungkapan filosofis dari tokoh, budayawan, atau ahli lainnya
8. Tambahkan
pribahasa atau wise words.
Dalam menulis setiap
orang memiliki pengalamannya masing-masing. Jadi dari mengembangkan tulisan
kita, maka dari tulislah yang sesuai dan yang relevan. Semakin banyak berlatih
dan terlatih tulisannya maka nalar juga akan semakin terlatih.
Ini beberapa buku
karangan narasumber;
Buku terbaru Bapak
Much. Khoiri
P_1
Assalamualaikum. Selamat
malam Mohon maaf..mau bertanya Ada Tidak
Teori/konsep LITERASI yg bisa dipakai sebagai pisau analisis utk menganalisa
Materi Bacaan? Mohon petunjuk
J_1
Materi bacaan itu kan
Sumber data atau data. Sebenarnya apa teori atau konsep literasi yang bisa
digunakan itu bergantung pada data apa yang diinginkan dari data itu. Apakah
ingin melihat judulnya, apakah ingin lihat strukturnya, atau apa yang ingin dilihatnya
tentu saja cukup banyak apa konsep untuk melihatnya. Katakanlah content
analysis nya, konten ini lebih pada analisis isi atau mungkin sesuatu yang
didalamnya ada pertentangan-pertentangan ideologi atau mungkin cerita-cerita
yang menyampaikan tentang hubungan masyarakat bawah. Dalam konsep literasi juga
tergantung pada bagaimana perspektif kita dalam melihat materi atau data yang
ada.
P_2
Assalamualaikum, mau
tanya pak. Bagai mana Langkah-langkah untuk mengembangkan tulisan? Seperti apa
contohnya? Terimakasih
J_2
Jawabannya bisa ditonton
di alamat ini;
https://muchkhoiri.com/2021/04/momen-filosofis/
https://muchkhoiri.com/2021/04/membaca-buku-bagus-itu-penting/
P_3
Untuk definisi, pendapat
ahli, sebaiknya paling banyak berapa orang?
Oh ya, blantik itu
artinya apa ya, pak?
Terima kasih
J_3
Definisi tidak dibatasi
oleh jumlah, tapi ketercukupan, tentu mengemasnya harus secara sintetik
(sintesa), tidak sekadar dijejer satu persatu. Jika dua sudah bagus, ya dua
saja, kan definisi nanti untuk kerangka menjelaskan sesuatu.
Blantik itu berasal dari
istilah Jawa, yakni orang yang mendekat ke masyarakat pasar hewan (sapi,
kambing, dsb). Biasanya memakai topi laken. Terlibat dalam transaksi, bahkan
semacam mendorong petani untuk membesarkan ternak2 mereka agar bisa dijual dengan
harga baik. Blantik Literasi saya ambil karena saya memang ingin mendampingi
teman2 dalam bidang literasi, belajar literasi, dan terangkat
"harga"nya dalam.dunia lierasi. Impian saya, teman2 menjadi pejuang2
literasi bagi bangsa ini. Itu sekilas. Boleh ditonton ini ya;
https://muchkhoiri.com/2021/04/macak-blantik-literasi/
P_4
1. Apakah pernyataan P.
Emcho untuk masuk ke non fiksi butuh perjalanan panjang.
2. Bagaimana jika
difinisi dilanjutkan dengan kutipan.
3. Bagaimana jika dalam
tulisan terdapat sub tema antar tema yang sama, apakah ditulis ulang, atau
dihilangkan salah satu.
J_4
Kalau itu yang dimaksud,
sejatinya saya belajar fiksi dan nonfiksi secara bersamaan. Nonfiksi karena saya
waktu kuliah, dan fiksi karena saya masuk ke komunitas penulis sastra. Hanya
saja, awal2 saya mempublilasikan tulisan di koran, saya pakai nonfiksi dulu.
Itu lebih nyaman bagi saya. Setelah nonfiksi banyak terbit, saya baru kirimkan
cerpen dan puisi ke koran. Mulai lokal sampai nasional, bahkan ke majalah
sastra nasional, yakni Horison.
Dalam mengembangkan
tulisan, Bapak-Ibu tidak harus menggunakan teknik2 tersebut secara bersama2 dalam
sebuah tulisan. Definisi, penjelasan, contoh, kasus, peribahasa, dan sebagainya.digunakan
manakala relevan saja. Tidak perlu dipaksakan. Namun, biasanya, penjelasan
dekat dengan contoh, kasus, kutipan (sitasi). Ini bisa digunakan bersama.
Sekali lagi, tidak harus
semua digunakan bareng.
Dalam sebuah tulisan atau
buku, ada baiknya tidak membahas sub-tema yang sama atau mengulangi
pembahasannya. Penerbit teetentu, bahkan, sangat menghindari penggunaan contoh
atau kasus sama dalam sebuah buku. Misalnya, bab 1 bicara tentang ikhlas dengan
contoh orang miskin, maka bab 2 yang bicara ikhlas, tidak pakai orang miskin
tapi pakai orang diuji dengan kematian, misalnya.
P_5
Mendengar prestasi Bapak
yang melahirkan 65 buku, saya begitu takjub.
Hal yang ingin saya
tanyakan, menurut Bapak, mana yang lebih mudah antara menulis buku Fiksi dan
Non Fiksi. Dan buku jenis apa yang lebih memberi peluang laris di pasaran?
J_5
saat ini saya lebih
banyak menulis nonfiksi, dalam rangka untuk ikut membudayakan literasi di
negeri ini. Banyak teman2 guru dan masyarakat umum yang perlu diajak untuak
membaca dan menulis, karena itu saya perlu memiliki buku2 nonfiksi untuk
contoh--setidaknya untuk jaga2 kalau ada permintaan contoh2 tulisan. Hingga saya
punya 5 buku teori menulis.
Mana yang lebih laris?
Karena saya lebih banyak menulis nonfiksi, sayaa tahu dari pengalaman, bahwa
buku nonfiksi lebih dibutuhkan pembaca Indonesia. Namun, pada saatnya nanti
saya akan banyak menulis fiksi juga. Lebih mudah mana? Masalah kebiasaan saja.
Ketika saya terbiasa menulis fiksi, fiksi terasa mudah. Ketika menulis
nonfiksi, nonfiksi juga terasa mudah.
Closing
Statement
Perlu
Latihan dan perlu mendidik diri bahwa pada setiap saat kita berlatih kita harus
punya target makin hari makin ke depan kita, makin baik, makin baik, makin baik
sehingga ada tablet mendidik diri kita. Teori itu penting tetapi latihan itu
wajib. Apa yang akan dipetik dari pelatihan itu nanti tentunya hasil yang
membuktikan pada siapapun penulis. Latihan itu bisa dilakukan secara Istiqomah,
bisa setiap hari, bisa lebih dan seterusnya. Semoga sukses dan bagi yang ingin
mendapatkan materi tambahan bisa berkunjung ke Blintik literasi, mudah-mudahan bisa
memetik tambahan semacam amunisi, karena menulis itu memang perlu tenaga atau
dorongan motivasi atau semacam oli bagi kita untuk berkreasi setiap hari. Mudah-mudahan
mendapatkan kemudahan dalam proses dan ke depan tulisan semakin bagus dari segi
pengorganisasian, bahasanya hingga ada keutuhan yang baik.
Terimakasih
Bapak Much. Khoiri atas ilmunya malam ini.
Selesai
Alhamdulillah
Tanggal
pertemuan ke-25: Jumat, 11 Jumi 2021_Pukul 19.00 WIB
Resume
ke: 24
Tema:
Cara Mengembangkan Tulisan Nonfiksi
Narasumber:
Bapak Much. Khoiri
Gelombang:
18