Sabtu, 06 Februari 2021

AISEI Challenge_06022021

 Februari 2021 AISEI’s Challenge

#Feb.06AISEI Writing Challenge

 KASIH IBU

Oleh: E. Hasanah

Ketika berbicara masalah kasih sayang, yang terlintas di kepala adalah sosok seorang ibu. Ya ibu adalah orang yang paling tulus dalam memberikan kasih sayangnya kepada kita.Pengorbanan seorang ibu tak terbilang dari mulai kita dikandung sampai beliau meninggal. Betapa susahnya seorang ibu dalam membesarkan anaknya. Sebuah syair lagu yang popular tentang kasih ibu benar-benar menggambarkan kasih yang tak terhingga. Ketulusannya dalam mengasihi kita benar-benar tanpa pamrih. “Kasih ibu kepada beta. Tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.”

Lagu sederhana ini menyadarkan kita bahwa betapa besarnya kasih sayang seorang ibu sehingga anak-anak layak menghargai dan membalas kasih sayangnya. Lagu ciptaan SM Mochtar ini mengingatkan dan mengajarkan kepada kita bahwa ibu adalah seorang pemberi kasih sayang sepanjang masa.

Tak terasa air mata keluar, ibu maafkan anakmu. Tidak bisa membalas budi baikmu. Kau antarkan aku sampai aku merasakan jadi ibu. Kau temani aku memulai hidup sebagai ibu. Doa yang kau panjatkan terbukti sekarang. Aku menjadi orang yang kau mau. Namun kau tak merasakan bahagianya balasan dari anakmu. Lihatlah bu apa yang kau katakan sekarang menjadi nyata. “Ibu bukan lulusan sekolah Nak. SR (Sekolah Rakyat) pun ibu tak tamat. Tapi doa ibu kau bisa sekolah setinggi yang kamu bisa.” Itu kata-katamu ibu. Terbukti bu sekarang, anakmu merasakan sekolah sampai di bangku paling tinggi.

Gak tahan, tak terasa nangis aku.


Jumat, 05 Februari 2021

lomba Blog PGRI Hari ke-5

 #Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021

#Hari ke-5, Jumat, 5 Februari 2021

MODEL KEPEMIMPINAN


A. Pengertian

Pengertian model, menurut Mills dalam Barlian Ujang Cepi (2016) adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model dalam proses pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Barlian Ujang Cepi (2016 : 263) menyatakan bahwa, Suatu pendidikan disebut berkualitas dari segi proses, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara efektif, dan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna, ditunjang oleh sumber daya (manusia, dana, sarana, dan prasarana) yang memadai.” Proses pelaksanaan pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan produk pendidikan yang berkualitas pula. Dalam pendidikan model kepemimpinan kepala madrasah merupakan hal yang sangat penting.

Model kepemimpinan menunjuk pada perilaku yang ditampilkan oleh seorang pemimpin di hadapan orang orang yang dipimpinnya. Perilaku tersebut dapat berkaitan dengan perilaku komunikasi, pengambilan keputusan dan perilaku penggunakan kekuasaan dan kewenangannya atau perilaku dalam mempengaruhi orang lain. Dalam ilmu manajemen pada umumnya, model kepemimpinan dapat terlihat pada diri dan prilaku para pemimpin yang dipraktekan sehari-hari.  Contohnya dalam mengatur atau mengelola kantor, perusahaan atau organisasi. Adapun model dari kepemimpinan terdiri dari 4 indikator (Istianto, 2011) yakni Personality, Ability, Capability, dan Tolerance.

1). Kepribadian (Personality)

Personality adalah kepribadian pemimpin, salah satu subdimensinya yang terpenting adalah sifat keterbukaan dari seorang pemimpin.

2). Kemampuan (Ability)

Ability yakni kemampuan dari seorang pemimpin dalam memimpin.

3). Kesanggupan (Capability)

Capability maksudnya komitmen yang kuat dari seorang pemimpin dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

4). Toleransi (Tolerance)

Tolerance maksudnya sikap toleransi seorang pimpinan terhadap masyarakat maupun sumber daya manusia yang menjadi bawahannya.

 B. Model Kepemimpinan Umum

Dikenal ada 3 model kepemimpinan. Ketiga model ini mempunyai warna tersendiri, yakni timbulnya karena anugerah Allah SWT, timbulnya sangat erat hubungannya dengan sifat atau karakter dari seseorang itu sendiri, dan timbul karena hasil dari proses pembelajaran.

Ketiga model kepemimpinan secara umum ini adalah 1) kepemimpinan karismatik, 2) transaksional, dan 3) transformasional. Model kepemimpinan karismatik adalah kepemimpinan yang berasal dari anugerah Allah SWT, yang mana pemimpin tersebut mempunyai kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan emosional yang kuat dari yang dipimpin kepada pemimpinnya.

Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan dengan menggunakan pengendalian bawahan dengan cara menggunakan kekuasaan untuk mencapai hasil. Ini dilakukan dengan mengelola bawahan dengan memberi reward dan punishment atau menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan bawahan. Kepemimpinan transformasional adalah model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi internasional. Organisasi yang mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan menekankan pada beberapa factor. Faktor itu antara lain perhatian (attention), komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect) dan resiko (risk).

Model kepemimpinan yang terkenal dengan kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi. Karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) yang berkaitan dengan situasi yang dihadapinya (the favourableness of the situation). Model ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard.

Konsep kepemimpinan situasional ini berhubungan erat antara pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity) pengikutnya. Perilaku dan sikap bawahan terhadap pemimpinnya ini penting untuk diketahui dalam kepemimpinan situasional ini. Bukan saja bawahan sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok, bawahan dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.

Menurut Danudiredja (2018: 2) para pemimpin besar memiliki kemampuan memegang prinsip-prinsip moral yang memandu tindakan mereka sehari-hari secara konsisten, karena seorang pemimpin memiliki pengaruh dan kekuasaan atau kewenangan untuk mengkomunikasikan pentingnya prinsip-prinsip moral sebagai sandaran dalam organisasinya. Kemampuan memegang prinsip moral ini akan menjadikan seorang pemimpin memiliki tanggung jawab dan menggunakan kecerdasan moralnya. Hal ini agar orang-orang yang dipimpinnya bertindak konsisten dengan prinsip-prinsip integritas, tanggung jawab, kasih sayang, dan pemaaf.

Dalam moralitas kepemimpinan seseorang harus memiliki tiga jenis kualitas kompetensi. Kualitas ini terdapat pada (1) Kecerdasan moral, (2) Kompetensi moral, (3) Kompetensi emosional. Kecerdasan moral merupakan kapasitas atau kecakapan mental untuk menentukan prinsip-prinsip kesusilaan (moral) yang harus diaplikasikan terhadap nilai, tujuan, dan tindakan. Kompetensi moral menunjukkan pada keterampilan untuk melakukan tindakan sejalan dengan nilai-nilai dan keyakinan sesuai dengan prinsip-prinsip moral. Kompetensi emosional yakni keterampilan mengelola emosi diri dan orang lain dalam situasi bermuatan moral.

C. Model Kepemimpinan Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan terutama di lembaga pendidikan madrasah, model kepemimpinan yang nampak dan ditunjukkan oleh seorang pemimpin. Pemimpin ini yakni kepala juga menunjukan kepemimpinan pembelajaran. Model kepemimpinan pembelajaran ini memiliki peran strategis. Peran itu yakni dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan. Kepala madrasah sebagai pemimpin harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri kepada para guru, staf dan peserta didik dalam melaksanakan tugasnya. Pemimpin juga harus memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para peserta didik, serta memberikan dorongan, memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan.

Kepala sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya dapat mendorong terjadinya peningkatan mutu pengelolaan internal madrasah. Hal ini agar memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran yang merangsang para peserta didik untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Untuk mendukung berkembangnya kondisi madrasah seperti yang diharapkan sekurang- kurangnya kepala madrasah mampu menetukan arah perubahan. Dia juga mampu menyeleraskan hubungan kerja orang-orang di lingkungan madrasah, dan meningkatkan motivasi berprestasi. Pemimpin madrasah yang berperan menyelaraskan hubungan kerja, harus dapat mengembangkan komunikasi, menciptakan kerja sama, melakukan koordinasi dan sinkronisasi dan menangani konflik. Pemimpin juga dapat memberikan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik dapat memotivasi untuk mencapai dan meningkatkan target. Sedangkan motivasi ekstrinsik dapat mendorong berkompetisi dalam persaingan dan menciptakan keunggulan.

Jadi model kepemimpinan seorang kepala madrasah nampak pada diri dan prilakunya yang dipraktekan sehari-hari dalam mengelola madrasahnya. Adapun indikator dari model kepemimpinan kepala madrasah ini dalam menerapkan kepemimpinannya dapat dilakukan melalui perannya. Peran kepala sebagai model keteladanan, pemecah masalah (problem solver), pembelajar, motivator, dan pencipta iklim yang kondusif (climate maker).

Berperan sebagai model keteladanan, kepala madrasah bertindak menjadi teladan dalam mengarahkan guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Keteladanan ini terlihat misalnya selalu tepat waktu, melaksanakan kegiatan sesuai jadwal, dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Kepala mendorong guru untuk melaksanakan tugas dan fungsi secara baik. Kepala juga memotivasi guru meningkatkan kompetensi, memecahkan masalah tugas yang dihadapinya dan melakukan komunikasi secara santun, terbuka, dan menghargai semua warga madrasah.

Lomba Blog PGRI Hari Ke-4

 #Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021

#Hari ke-4, Kamis, 4 Februari 2021

 


TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN

A. Tipe Kepemimpinan

Memperhatikan pola dasar perilaku kepemimpinan dalam praktiknya dapat mengantarkan pada klasifikasi kepemimpinan menjadi lima tipe pokok dalam kepemimpinan. Kepemimpinan agar efektif harus diwujudkan tidak dengan mempergunakan salah satu tipe kepemimpinan secara murni. Arifin (2005: 15) menyebutkan kelima tipe pokok kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Tipe kepemimpinan otokratik

Kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang diantara mereka tetap ada seseorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah dan bahkan kehendak pemimpin. Pemimpin memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Perintah pemimpin tidak boleh dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi bawahan selain tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pemimpin digunakan untuk menekan bawahan, dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama.

2. Tipe kepemimpinan paternalistik

Tipe kepemimpinan ini lebih mengutamakan kebersamaan. Tipe ini memperlakukan semua satuan kerja yang terdapat dalam organisasi dengan seadil dan serata mungkin.

3. Tipe kepemimpinan kharismatik

Dalam tipe ini pemimpin mempunyai kemampuan menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan pribadi yang dimiliki oleh pemimpin, sehingga menimbulkan rasa hormat, segan dan patuh pada orang-orang yang dipimpinnya. Keistimewaan kepribadian yang umum dimiliki kepemimpinan tipe ini adalah akhlak karimah yakni yang terpuji.

4. Kepemimpinan bebas (Laissez Faire)

Dalam kepemimpinan ini, pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dilakukan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin terutama dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan atau berbuat menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perseorangan maupun berupa kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya mengfungsikan dirinya sebagai penasehat, yang dilakukan dengan memberi kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota kelompok yang memerlukannya. Dalam kepemimpinan ini apabila tidak ada seorangpun dari anggota kelompok atau bawahan yang mengambil inisiatif untuk menetapkan suatu keputusan maka tidak ada aktivitas atau kegiatan organisasi.

5.  Tipe kepemimpinan demokratis

Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok dan organisasi. Pelaksanaan kepemimpinan direalisasikan dengan cara memberikan kesempatan yang luas bagi anggota kelompok dan organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Setiap anggota kelompok tidak saja diberi kesempatan untuk aktif, tetapi juga dibantu dalam mengembangkan sikap dan kemampuannya memimpin. Konsisi itu memungkinkan setiap orang siap untuk dipromosikan menduduki jabatan pemimpin secara berjenjang, bilamana terjadi kekosongan karena pensiun, mutasi, meninggal dunia, atau sebab-sebab lain. Kepemimpinan demokratis menunjukkan bahwa kepemimpinan itu aktif, dinamis dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas yang disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas memungkinkan setiap angoota berpartisipasi secara aktif. 


B. Gaya Kepemimpinan 

Gaya kepemimpinan menunjukkan pada cara seorang pemimpin berperilaku secara konsisten terhadap bawahan sebagai anggota orang yang dipimpinnyanya. Berbeda dengan penjelasan diatas bahwa gaya kepemimpinan adalah tindakan menyeluruh dari seorang pemimpin baik secara langsung maupun tidak langsung agar tercapainya tujuan. 

Menurut Karwati dan Priansa (2013) gaya kepemimpinan adalah “Suatu pola perilaku yang konsisten yang ditujukan oleh pemimpin dan diketahui pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain”. Sejumlah ahli teori kepemimpinan menekankan style dari pemimpin yang efektif, yaitu berkisar pada kepemimpinan gaya partisipatif, nonpartisipatif, otokratik, demokratik, atau laissez-faire. 

Menurut Bill Woods (dalam Wahyudi, 2009: 151) ada tiga gaya kepemimpinan yakni:

1. Otokratis

Kepemimpinan otokratis adalah pemimpin yang membuat keputusannya sendiri. Pemimpin memikul tanggung jawab dan wewenang penuh. Kepemimpinan otokratis merupakan gaya kepemimpinan yang semua kendali dipegang oleh pemimpinnya. Pemimpin yang menggunakan gaya ini cenderung bersikap sewenang-wenang terhadap bawahannya. Ciri-ciri pemimpin yang otokratis:

a).  Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi.

b).  Menganggap bawahan sebagai alat semata.

c).  Tidak mau menerima pendapat, saran, dan kritik.

d). Cara menggerakkan bawahan dengan pendekatan paksaan dan bersifat mencari kesalahan atau menghukum.

2.  Demokratis

Kepemimpinan demokratis atau partisipatif adalah pemimpin melakukan konsultasi dengan kelompok mengenai masalah yang menarik perhatian mereka dimana mereka dapat menyumbangkan sesuatu. Menurut penulis gaya kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang lebih mementingan kepentingan bawahan, bawahan atau anggota kelompok diberikan keleluasaan untuk berpendapat.

3. Laissez-faire (Kendali bebas)

Kepemimpinan ini adalah pemimpin memberi kekuasaan pada bawahan, kelompok dapat mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri, tidak ada pengarahan dari pemimpin. Gaya ini biasanya tidak berguna, tetapi dapat menjadi efektif dalam kelompok profesional yang termotivasi tinggi. Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan Laissez Faire cenderung tidak mempunyai prinsip dan tidak kreatif karena semua kendali diberikan penuh kepada bawahan. Jadi, tidak ada pengarahan dari pemimpin. 

Kepemimpinan pada dasarnya adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, kemampuan atau keahlian khusus yang dimiliki seseorang dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. 

Kepemimpinan nampak pada sifat dan nilai yang dimiliki oleh seorang leader. Teori kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu dan sudah ada berbagai referensi dalam bentuk beraneka ragam. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. 

Seseorang yang memahami dengan baik tentang teori dan konsep kepemimpinan akan membantu tugas dan pekerjaannya lebih efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan. 

Nasution (2004: 199) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai suatu cara yang digunakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan juga merupakan dasar dalam membedakan atau mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Ada tiga pola dasar dalam gaya kepemimpinan, yakni :

1). Gaya kepemimpinan dengan dasar mementingkan pelaksanaan tugas secara efektif dan efesien, agar mampu mewujudkan tujuan secara maksimal.

2). Gaya kepemimpinan dengan dasar mementingkan pelaksanaan hubungan kerja sama.

3). Gaya kepemimpinan dengan dasar mementingkan hasil yang dapat dicapai untuk mewujudkan tujuan organisasi. 

Moeljono dan Sudjamiko (2007: 159-161) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai perwujudan dari kepemimpinan yang memberikan human tauch pada hirarki. Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan tranformasional, yaitu kepemimpinan yang menyadarkan diri pada tiga (3) unsur berikut: 

1). Charisma. Pemimpin macam ini memiliki kemampuan pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan, berkomunikasi dan meyakinkan pihak, atau orang lain. Bisa juga disebut kepemimpinan karismatik memiliki karakteristik ekspresif, percaya diri, pantang menyerah, dan memiliki keyakinan akan kebenaran yang hakiki.

2). Individualized consideration. Unsur ini menekankan pentingnya pemimpin memberikan perhatian yang besar dan personal kepada pengikutnya. Dalam lingkungan organisasi, individualized consideration diwujudkan dalam kualitas pengaruh antara pemimpin (selaku atasan) dan pengikut (selaku bawahan). Dengan hubungan berkualitas, perhatian pemimpin berwujud dukungan sumber daya yang melimpah guna keberhasilan kerja pengikut. Sumber daya dimaksud tidak hanya yang tangible, seperti uang, atau dana dan fasilitas kerja, juga intagible seperti bantuan pemimpin kepada pengikut untuk selesaikan pekerjaannya, misalnya dalam bentuk monitoring dan coaching, serta dukungan dan dorongan pemimpin untuk mengembangkan kompetensi dan kapabilitas kerja pengikut (developmental orientation).

3).  Intellectual stimulation. Berbeda dengan dua unsur sebelumnya yang amat ketal nuansa emosional dan psikologisnya, unsur ini justru member tekanan lebih pada sisi kognitif, karena pemimpin berupaya meningkatkan pemahaman pengikut akan permasalahan pekerjaan yang dihadapi, khususnya yang terkait dengan perubahan, dan mendorong pengikut akan permasalahan pekerjaan yang dihadapi, khususnya yang tekait dengan perubahan, serta mendorong pengikut menelurkan gagasan jalan keluar yang kreatif dan inovatif atas permasalahan tersebut.


Rabu, 03 Februari 2021

AISEI Challenge_04022021

 Februari 2021 AISEI’s Challenge

#Feb.04AISEI Writing Challenge

BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM

Oleh: E. Hasanah



Tantangan menulis AISEI di setiap tanggal genap di bulan Februari 2021 temanya adalah kasih sayang. Banyak yang bisa dituliskan dengan tema ini. Aku yakinkan diri bahwa setiap kepala memiliki mindset dan ide-ide yang berbeda. Tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Aku mencoba menyusun dan membuat peta atau alur berpikir. Aku akan mencoba mengurai kasih sayang ini dari maknanya dulu di tulisanku ini. Sebelumnya, tulisanku di blog episode kemarin, 03 Februari 2021 diberi judul ‘Bismillah’. Nah sekarang aku menambahkan judul itu dengan lengkap ‘Bismillahirrohmaanirrohiim’.


Menurutku sangat sesuai kalau aku membahas tema kasih sayang dengan diawali Bismillahirrohmaanirrohiim. Pekerjaan apapun yang akan dilakukan, selalu diawali basmallah. Sebagai seorang muslim, pasti mengetahui apa arti dari kalimat itu. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang. Pengasih dari kata kasih dan penyayang dari kata sayang. Dalam Bahasa arab kedua kata tersebut dari akar kata yang sama yakni Ar-Rahmah.

Apakah ada yang bisa membedakan antara kasih dan sayang?

Dalam referensi yang aku baca perbedaan “Ar-Rahmaan’ yang maha pengasih dan ”Ar-Rahiim” yang maha penyayang adalah pada maknanya. “Ar-Rahmaan” maknanya menunjukkan pada rahmat Allah SWT yang sangat luas. Meliputi seluruh makhluk, termasuk hamba-Nya yang kafir. Ini sesuai dengan kaidah dalam bahasa Arab, karena “Ar-Rahmaan” mengikuti pola (wazan) (فعلان) (fa’laan) yang berarti “penuh atau sangat banyak”. Sedangkan “Ar-Rahiim” adalah rahmat yang khusus ditujukan untuk orang-orang yang beriman. Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Ahzab (33) ayat 43 menyatakan;

 

هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

“Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia (Allah) Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab [33]: 43)

 

Untuk hari ini itu saja dulu…

Wallahu’alambisshowab.

Rujukan:

https://muslim.or.id/45078-perbedaan-antara-nama-allah-ar-rahman-dan-ar-rahiim.html

 

#thepowerofkepepet

#pikir15menit

#nulis15menit

#kasihsayang

#Feb.04.AISEIWritingChallenge

 

Tantangan #Kamis Menulis

         #Kamis Menulis

#Kamis, 04 Februari 2021

 

REVIEW BLOG KOMUNITAS LAGERUNAL

Oleh; E.Hasanah

 

Pagi ini kamis, 4 Februari 2021 aku memanjatkan syukur. Berterimakasih kepada sang Pencipta penguasa semesta karena masih diberi kesehatan yang prima di usia kepala lima. Beberapa agenda rutinitas dinas bisa aku ikuti, selain kegiatan utama sebagai ibu rumah tangga. Di sela kesibukan itu, aku masih bisa mengikuti kegiatan yang bermanfaat lainnya seperti belajar menulis ini.  Ada keinginan dan harapan dalam belajar menulis ini. Aku bisa meninggalkan tulisan-tulisan yang bermanfaat bagi orang lain dan menjadi tulisan rujukan penulis lainnya.  Sedikit muluk ya harapannya, tapi never mind. Ingat kata-kata waktu di bangku SD, gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Wah jadi ngelantur ya.


Ok kembali ke belajar menulis hari ini. Pak Mazmo memberi tantangan dalam #Kamis Menulis episode ini dengan tema “Mereview Blog Komunitas Lagerunal.”  Wah jangankan mereview dengan menelisik dan menilai blog, bagi aku nge-blognya sendiri masih meraba dan merangkak. Berprasangka baik saja, dengan mereview blog milik komunitas ini akan berguna dalam meningkatkan blog milik sendiri.

Yuk kita buka blog komunitas lagerunal dengan alamat: www.lagerunal.blogspot.com

Nama blog: Cakrawala Blogger Guru Nasional

Tagline: Apa ya tagline-nya? Belum ada kayaknya atau memang aku belum mengerti benar yang mana tagline itu. (Benar gak pak Mazmo, aku tidak menemukan tagline di blog lagerunal ini).

Nama author: Raimundus Prasetyawan

Tahun dibuat: November 2020

Niche/tema utama: Tempat berkumpulnya blogger guru nasional dengan menu utamanya; Beranda, Mari bergabung, dan Profil Anggota.

Tampilan blog secara keseluruhan terlihat sangat sederhana tapi apik.

Template

Menandakan pembuatnya hanya ingin menampilkan hal-hal yang penting saja. Namun karena terlalu sederhana, kesannya kurang menarik.

Menu

Menu blog diletakan di bagian atas halaman utama tanpa ada banner.  Menu utamanya hanya 3 kategori yakni; beranda, mari bergabung, dan profil.

Widget.

Tampilan widget masih belum banyak dan nampak sederhana.

Font

Untuk font hurufnya sudah bagus, jelas dengan jenis huruf yang sesuai, hanya ukuran hurufnya terlalu besar.

Untuk membuka blog ini sangat cepat dan responsif, lama loadingnya hanya hitungan detik (karena sinyal lagi bagus kayaknya).

Postingan blog paling menarik adalah Profil Lagerunal. Ini sangat menarik menurutku karena aku bisa mengenal anggota lagerunal lebih dekat lagi. Postingan mengirim biodata ke blog lagerunal memberikan informasi bagi setiap anggota untuk mengirim biodatanya.

Saran

Secara keseluruhan blognya sudah bagus. Hanya akan lebih bagus lagi kalau dipercantik tampilannya. Blognya nampak kurang terjamah, jadi sarannya alangkah baiknya jika di-update lebih sering.

Rekomendasi

Diharapkan blognya lebih diperkenalkan atau disosialisasikan lagi terutama kepada guru-guru lainnya selain kepada anggotanya sendiri ya.  Jika memungkinkan admin atau anggota yang ditunjuk bisa mengisi konten blognya.

 

He he he maaf ya kalau salah. Biasanya lebih bisa melihat kekurangan yang lain dibanding kekurangan diri sendiri. Begitu juga aku, masih bisa melihat kekurangan blog lain, padahal blogku sendiri jauh lebih banyak kekurangannya.

Salam Literasi

Salam Semangat Meningkatkan Kompetensi Menulis

AISEI Challenge

Februari 2021 AISEI’s Challenge

BISMILLAH

Oleh: E. Hasanah

Pada akhir pertemuan AISEI Writing Club episode Selasa, 2 Februari 2021 kami diberi tantangan tersendiri yang unik. Tantangan itu adalah menulis minimal 150 kata di tanggal genap selama bulan Februari 2021. Nah yang unik adalah tagarnya #thepowerofkepepet. Untuk melatih kemampuan menulis peserta, ketentuan waktunya adalah 30 menit. Dari 30 menit dibagi 2, yakni untuk memikirkan ide atau gagasan yang akan ditulis selama 15 menit dan 15 menit berikutnya untuk menuliskan ide itu. Waktu tepat penulisannya tidak ditentukan, jadi peserta bisa menulis pagi, siang, atau malam hari. Ketentuan hanya di tanggal genap saja di bulan Februari ini. Kejujuran berkaitan dengan waktu ini dikembalikan kepada peserta (Bisa gak ya konsekwen dengan waktu pengerjaan 30 menit).


 

Apa tema tantangannya? Ingin tahu gak?

Tema tantangan menulis AISEI di bulan Februari 2021 adalah Kasih sayang. Sesuai dengan kebanyakan orang mengidentikkan februari dengan kasih sayang.

Nah untuk menjawab tantangan ini, aku akan mencoba ikut berpartisipasi. Aku ingin melatih diri untuk bisa konsisten menulis. Serta untuk melatih kejujuran kepada diri sendiri juga. Walaupun tidak yakin apakah aku bisa menulis minimal 150 kata dalam 15 menit. Optimis saja dan menata mindset, aku bisa.

Mulai besok aku siap ya…

Bismillahirrohmaanirrohim



 

#thepowerofkepepet

#pikir15menit

#nulis15menit

#kasihsayang

#FebAISEIWritingChallenge

 https://hasanahhalima.blogspot.com/2021/02/lomba-blog-pgri-hari-ke-3.html  


Permenpanrb no. 21 tahun 2024

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru. https://drive.google.com/file/d/1rd2qYU...