Sabtu, 09 Januari 2021

Feedback

 REVIEW BUKU

Kegiatan #Kamis Menulis 07012021

Oleh: E. Hasanah

Menutup akhir tahun 2020 pada episode #Kamis Menulis tanggal 31 Desember, saya menulis curhatan ungkapan hati sebagai refleksi tahun 2020 yang akan berakhir dan harapan di tahun mendatang. Saya menulis sesuai dengan tema yang diberikan para master dan motivator penulis dan penggiat literasi dalam komunitas Lagerunal. Motivator penggiat literasi yang telah sukses menjadi penulis memberikan apresiasi luar biasa kepada kami penulis pemula. Saya sebagai blogger pemula merasa kagum dan sangat bersyukur bisa ikut belajar menulis di dinding blog dan bergabung di komunitas cakrawala blogger guru nasional (Lagerunal). Lebih beruntung lagi, (ini yang kedua kalinya lho saya mendapat keberuntungan) ‘Takdir Tulisan’ saya yang berjudul ungkapan hati ini berhasil mendapatkan buku dari ibu Sri Yamini, S.Pd. (Terimakasih bun ya….). Bukunya telah diterima setahun kemudian … eh seminggu setelahnya episode berjalan, yakni pada hari kamis tanggal 07 Januari 2021.

Sebagai bentuk terimakasih atas dedikasinya yang tinggi dalam mengapresiasi penulis pemula, serta merespon ‘hadiah buku’ yang diberikan, saya mencoba membuat review buku tersebut. Ini review buku ‘Kegiatan Selama Pandemi Covid 19 Belajar Daring Guru & Siswa’.

 


IDENTITAS BUKU

Judul Buku    : Kegiatan Selama Pandemi Covid 19 Belajar Daring Guru & Siswa

Karya             : Sri Yamini, S.Pd., Nadya, Nisrina, Alea, Salsa, Sabrina

Penerbit          : Cakrawala Milenia Jaya, Agustus 2020

                   Bumi Karadenan Permai Blok AA8 No. 11-12 Cibinong Bogor Jawa Barat

Surel                 : cakrawalamileniajaya@gmail.com

ISBN                 : 978-623-6581-02-5

Cetakan Pertama       :  Agustus 2020

Penyunting/editor      : Sri Yamini

Desain sampul & Lay out cover Dalam          : Cahsantri

Ukuran                        : 14,8 X 21

Jumlah Halaman         : xii + 102

 

     Buku berjudul Kegiatan Selama Pandemi Covid 19 Belajar Daring Guru & Siswa karangan ibu Sri Yamini, S.Pd. mengupas tentang kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan di rumah terutama dengan dibukanya kelas menulis untuk siswa SD. Pengalaman siswa dalam belajar menulis selama hampir sebulan bisa dilihat dari karya-karya tulisan Nadya, dkk.

     Terlepas dari kelebihan dan kekurangan pada buku tersebut, saya secara pribadi merasa sangat tersanjung dan berterimakasih kepada komunitas Lagerunal atas dedikasinya dalam mendorong kami meningkatkan kompetensi menulis.

     Kepada ibu Sri Yamini, S.Pd. beserta siswanya, saya ungkapkan bangga dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Ini karena selain ibu sebagai penulis pemula yang sukses menerbitkan buku juga bisa mengajarkan menulis kepada peserta didiknya yang masih kelas 3 – 6 SD. Luar biasa, saya sangat terharu membaca tulisan Nadya yang baru berusia 8,5 tahun dan masih duduk di kelas 3 SD tapi tulisannya sudah bagus untuk ukuran anak seusianya. Saya yakin dia akan menjadi penulis handal di masa yang akan datang kalau terus dibimbing dan diarahkan.

Terimakasih sekali lagi untuk bukunya dan juga tulisan-tulisannya. Mantappp…

Kamis, 07 Januari 2021

Cerita Emak

         #Day07AISEIWriting Challenge

#Cerita Emak

Beskem Ngopi Emak

Pagi sekali Emak menyiapkan sarapan untuk keluarga. Sambil menikmati secangkir kopi, tangan Emak terampil mengiris bawang merah dan cabe. Emak berniat membuat nasi goreng untuk sarapan paginya, dan menggoreng emping melinjo kesukaannya.  Hari ini Emak siap ke kantor untuk memastikan hari senin depan bagaimana proses pembelajaran siswa-siswa. Apakah masih daring atau luring atau bahkan siap semuanya tatap muka dengan kesiapan new normal.


Belum habis nasi goreng di piring ketika teman Emak nelpon dari ujung sana. Pak Su bertanya, telpon dari siapa Mak. Itu telpon dari teman *Geng rumah pembaharuan*, biasa ngajak ngopi bareng, jawab Emak singkat. Ngopi adalah istilah lain atau kata singkatan dari ngobrol pendidikan. Ini digunakan mereka kalau ngajak ngobrolin pendidikan terutama ketika ada isu-isu atau tugas yang memerlukan pemikiran bersama. Pak Su tahu yang dimaksud geng rumah pembaharuan adalah grup WA yang anggotanya 9 teman Emak. Dari 9 anggota Geng rumah pembaharuan itu hanya Emak satu-satunya yang perempuan. Mereka biasanya berkumpul, makan bareng, atau hanya nongkrong saja di beskem Cigunung.

Sudah lama sebenarnya Emak tidak berkumpul dengan mereka. Itu karena pandemi virus corona juga karena ada anggota yang pindah tugas ke pusat. Bro Urip bilang tadi bahwa kita akan ngopi karena Bro Dr Mul juga mau datang. Bakal seru nih pertemuan ngopi dengan teman-teman sekarang ini. Emak siap-siap berangkat ke beskem (base camp) ngopi bareng di Cigunung. Ada pisang dan jagung yang akan Emak bawa. Bro Urip seperti biasa tuh ngatur-ngatur apa yang mesti dibawa, biar seru katanya.

Sampai di beskem Cigunung, benar saja teman yang pindah tugas ke pusat itu, sudah datang. Beliau sedang bercerita tentang tugas dan keadaan tempat kerja barunya. Suasana jadi meriah. Ngobrol ngaler ngidul dari hal yang berhubungan dengan pekerjaan sampai saling meledek. Ada proyek apa ni dok, tanya Emak. Hari ini saya harus mendapatkan keputusan tentang kesiapan kita membuat buku ajar untuk siswa, kata Dok Mul mulai serius. Oh ternyata ngopi bareng sekarang akan membahas proyek buat buku ajar.

Kesimpulannya kami siap membuat buku ajar bersama. Waktu yang diberikan 2 bulan. Proses edit sampai terbit dan buku bisa dinikmati oleh siswa-siswa maksimal tahun pelajaran baru. Semangat teman-teman nampak dari wajah anggota geng rumah pembaharuan ini. Emak juga kelihatan semangat mencoba walaupun sebenarnya tidak optimis bisa menyusun buku.

Tidak terasa sore tiba, Emak menghabiskan waktunya dengan teman-teman geng-nya. Setelah makan dan salat ashar, mereka bubar. Emak merasa ngopi bareng hari ini cukup membuat ‘happy dan enjoy’. Pandemi membuat ngopi juga terasa berbeda dari biasanya.

 

 

 

 

 

 

 

Rabu, 06 Januari 2021

#Kamis Menulis

 Lintasan angka 8

Oleh: E. Hasanah

 


Emak memiliki 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Usia anak sulungnya, Hanief mendekati 17 tahun. Dia lahir pada tanggal 22 februari, jadi bulan depan ulang tahunnya yang ke-17.  Emak janji nanti kalau ulang tahun Hanief yang ke-17, Emak akan membelikan dia motor sebagai hadiah ulang tahunnya. Eh belum waktunya dia sudah merengek nagih janji. Kata Emak belajar dulu saja bawa motornya dan pakai motor punya bapakmu.

 

Girang sekali Hanief diijinkan belajar motor bersama bapaknya. Terbayang di hari ulang tahunnya hadiah motor baru dari Emak. Pokoknya semangat luar biasa. Setelah merasa bisa bawa motor, dia merayu Emak. "Mak sebelum motor baru datang, kan harus punya SIM dulu. Aku akan buat SIM ya", katanya. Yakin sudah bisa motornya, tanya Emak. Pede banget tuh jawabnya, "Bisa Mak".

 

Hari ini Emak dan Pak Su mengantar Hanief ke kantor kepolisian. Dia menunggangi motor bapaknya sedangkan Emak mengikutinya dari belakang. Emak mengurusi pembuatan SIM dengan prosedur yang ditentukan. Setelah mengikuti tes ujian teori dan hasilnya memuaskan, tibalah tes praktek. Kami diajak ke halaman kantor belakang dan Hanief disuruh membawa motornya. Seorang polisi memberi instruksi, tes prakteknya seperti apa. Hanief siap melakukan tes prakteknya. Emak dan Pak Su hanya memperhatikan dari jarak yang agak jauh. Tiba-tiba Hanief berteriak, " Mak... Pak ...", gubrakkk.... Hanief dengan motornya jatuh di lintasan angka delapan. Tes prakteknya diulangi lagi ya dua minggu yang akan datang, kata polisi itu kepada kami. Emak senang dan sangat lega karena hadiah motor ulang tahun Hanief tidak harus dibeli bulan februari ini.

 

 Tantangan Kamis Menulis, 07 Januari 2021

Puisi Pagi

PAGI

Oleh; E. Hasanah


    Kilau asa nampak di timur

    Gantikan gelap kelam kehidupan

    Berikan cahaya semai harapan

    Sambut hari penuh kehangatan.


    Selamat pagi matahari hati

    Hangatnya sentuhanmu menyapa jiwa

    Bisikanmu lenyapkan sisa mimpi

    Mengajak melangkah menggapai cita.


    Senyum simpul gambarkan masa depan

    Cerita akan ungkapkan takdirmu

    Jemputlah asamu penuh optimisme

    Pasti harimu akan lebih baik

Sukabumi, 06 Januari 2021

Selasa, 05 Januari 2021

Selasa berbagi

 Resume Selasa Berbagi

Menulis itu Mudah.

Komunitas Lagerunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional) sore ini menyajikan tema Menulis itu Mudah dalam acara yang telah dijadwalkan rutin pada setiap selasa pukul 3.00 WIB. Pemateri sore ini bernama bunda Aam Nurhasanah, S.Pd. dari Lebak Banten yang siap berbagi pengalamanya dalam hal tulis menulis. Beliau saat ini bertugas sebagai Kepala Sekolah di S MPS Mathla'ul Hidayah Cipanas atau lebih beken disebut SMPS Mahida. Saya mengenalnya sebagai seorang moderator hebat, yang selalu ramah dan siap membantu. Beliau juga telah menerbitkan buku berjudul “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat” pada bulan Agustus 2020 dan buku “Kunci Sukses Menjadi Moderator Online” pada Desember 2020 lalu.


Dalam memulai sharingnya, pemateri memberikan satu pertanyaan yang menarik peserta memberikan berbagai respon, karena pertanyaannya bersipat terbuka juga tergantung kepada pendapat setiap orang yang berbeda. Mau tahu pertanyaannya?

Mengapa saya buat tema ini?

Tuh kan? Peserta diminta untuk menebak jawaban ini, karena pakai kata saya hi hi hi

Jawaban dari peserta tentu bervariatif, ahhh betul bikin penasaran. Ternyata jawaban peserta, biar gak takut untuk nulis; agar awet muda (benarkah pak Indra Keren? yang pasti tuh agar awet nama, karena orang akan mengenang nama kita); Supaya pede dengan tulisan kita; Biar lebih keren; Supaya orang tertarik untuk menulis; Agar menulis bukan menjadi momok (jawaban Pak Sucipto Ardi bikin tersenyum ini karena menggunakan kata ambigu, momok kalau orang sunda di daerah Sukabumi artinya mahkota yang hanya dimiliki perempuan lho, tempat keluar si buah hati kita hi hi hi).

Jawaban-jawaban lainnya juga bagus sesuai dengan latar belakang peserta kayaknya. Misalnya Biar gak alergi nulis; Biar semangat nulis; Merasa suka minder dengan tulisan; Karena setiap orang memang bisa menulis (Ini saya sangat setuju, karena keterampilan menulis jika dilatih akan sama seperti kita memiliki kemampuan berbicara). Ini juga saya setuju bahwa Dengan menulis mengukir sejarah, dan mengabadikan jejak; juga mengungkapkan yang tak bisa diucapkan.

Luar biasa jawaban dari peserta … jempol ya.

Pertanyaan berikutnya dari pemateri adalah:

Adakah hal yang bapak ibu sukai atau yang dikuasai???

Wah ini jawabannya juga bervariasi tergantung hobi dan background peserta, ada yang suka menulis cerita, sejarah, menyukai alam dan jalan-jalan, bahkan bincang-bincang atau ngerumpi, momong anak, atau bahkan suka dengan siswa yang sering curhat jadi penulis tempat curhatnya, setra merawat bunga.

Pendapat pemateri ialah apapun yang kita sukai atau yang kita kuasai akan lebih baik kalau dituliskan misalnya dituliskan di blog. Pendapatnya, ‘tulislah apa yang sukai dan kuasai. Mulailah dari hal kecil itu secara terus menerus. Jangan takut mencoba dan jangan takut salah. Tidak ada hal yang instan. Semua butuh proses. Jadi, tanamkan mindset di benak kita, tidak ada hal yang sulit selama kita mau belajar. Menulis itu butuh keterampilan. Keterampilan akan terasah jika kita melakukannya setiap hari. Jangan menunggu waktu luang, tapi luangkanlah waktu untuk menulis.

Materi yang luar biasa… memotivasi kita sebagai peserta.

Tantangan menulis diberikan oleh pemateri dengan disajikan gambar bunga melati yang indah. Wah para peserta antusias juga membuat tulisan dadakan dari apa yang dilihat nya. Contoh tulisan dari seorang peserta yang aktif menuliskan dari apa yang dilihatnya, Mohon ijin Pak D Susanto ya tulisannya (Aku suka tulisannya).

Bau Melati

Oleh: D Susanto

Melati itu bunga yang baunya menakutkan. Setiap kali aku berjalan di malam gelap dan mencium bau melati, pasti hatiku berdebar. Aku merasa ada seseorang yang tidak kasat mata mengawasi.

Seperti malam ini. Aku terpaksa berjalan kaki ke rumah Neng Aam. Seperti biasa, sebagai pemuda saya ikut bersama anggota Karang Taruna membantu rekan yang hajatan. Neng Aam, sahabat dan tetanggaku akan menikah. Kami bergotong royong merias panggung dan kelaminan. Berbagai bentuk hiasan janur dipasang. Tidak lupa bunga-bunga segar dan buah-buahan. Bunga melati perlambang kesucian tidak ketinggalan. Baunya harum, kata teman-teman perempuan.

Tanpa kuketahui, Yusni mengambil segenggam. Ia memasukkan ke kantong baju batikku yang berlengan panjang. Ya, aku pemuda lajang yang berpenampilan dewasa. Suka berkemeja batik seperti Pak Indra. Guru SD yang dua tahun lagi pensiun.

"Manto tu, paling takut bau melati, loh!" kata Yusni tiba-tiba.

Aku terkejut. Andai ada cermin untuk berkaca, barangkalai wajahku merah merona. Menahan malu.

"Ah, siapa bilang? Melati itu 'kan bunga suci," timpalku beralasan.

Padahal dalam hati mulai merayap rasa takut. Degup jatungku pun mulai tidak beraturan.

"Hmm.... Neng, kayaknya hari udah agak larut. Saya pulang dulu, yah!" kata saya kepada calon pengantin perempuan.

"O, iya. Makasih ya, Tok. Yus, kamu nggak nemenin Manto pulang, tuh?" goda Aam.

"Huh, bisa diculik nggak diantar pulang ntar. Hati-hati ya, Tok. Lewat bawah randu di ujung jalan suka ada bau yang aneh-aneh," kata Yusni setengah meledek dan menakuti.

"Huh. Aku lelaki, Yus. Enak, aja!" kataku memberanikan diri.

Aku pun melangkah pulang. Rumah-rumah para tetangga sudah banyak yang tutup pintunya. Kulhat jam di tangan.

"Pantas, sudah jam sebelas,"gumamku dalam hati.

Melewati rumah Pak Haji Cipto, langkah kupercepat. Tidak ada lagi rumah menuju pertigaan jalan. Apalagi sesudahnya ada pekarangan. Di sana berdiri tegak pohon kapuk randu tua seperti dikatakan Yusni tadi.

Benar saja, mendekati pohon randu, bau melati mulai tercium. Lama-lama semakin menyengat. Lampu jalan di depan rumah Haji Cipto sudah tidak mampu lagi menerangi jalan di pekarangan ini.

"Dug...dug...dug...," jantungku berirama cepat berdegub.

Hidungku kembang kepis. Dadaku naik turun. Pikiran pun membayangkan yang aneh-aneh. Bau bunga melati pun semakin tajam. Ingin rasanya berlari. Tetapi rasa malu sebagai lelaki yang dua tahun lagi kepengin berbini menahan keinginan itu. Apalgi jalan bebatuan pasti akan menimbulkan bunyi kemeratak. Jika didengar Yusni, bisa habis kejantananku di mata gadis tomboy itu.

"Ya, Allah. Kuatkan hamba. Jauhkan aku dari hantu," doaku lirih.

Bau melati semakin kuat ketika badanku tepat di bawah pohon kapuk randu tua itu. Badanku gemetar. Perasaan takut menjadi-jadi. Persetan dengan kejantanan. Aku harus lari hingga ke pertigaan jalan.

"Ada apa, Jang?" tanya Mang Ujang penjual siomay ketika kami berpapasan.

"Oh, Mang Ujang. Gak papa, Mang!" sambil menghentikan langkahku malu-malu kujawab pertanyaan Mang Ujang. Napasku yang masih ngos-ngosan kutahan.

Dua ratus meter lagi aku sampai rumah. Yang mengherankan, bau melati semain semerbak. Tetapi anehnya, perasaan takut mulai surut.

Sampai di rumah, aku berganti baju. Ketika baju batik itu kulepas, tiba-tiba berhamburan bunga melati dari kantong sebelah kanan.

Ingatanku ku pun kembali ke atas panggung. 

"Kampret, ini pasti kelakuan, Yusni. Awas, ya!" kataku geram.

Sambil memakai kaos Lagerunal, aku nyengir kuda.

"Huh, ternyata hanya bau. Tidak ada hubungannya dengan hantu."

 

https://blogsusanto.com/2021/01/05/bau-melati/ 


Cerpen dadakan karya Pak D Sus.

Sementara tulisan dadakan yang aku buat juga masih asal nulis dulu saja yang terpenting sesuai dengan yang diperintahkan pemateri yakni 3 paragraf yang terdiri ada pendahuluan, isi, dan penutup. Ini tulisan dadakanku Ketika melihat gambar bunga melati.

 

Melati

Oleh: E. Hasanah

Melati adalah sahabatku yang memiliki wajah cantik, putih, anggun, dan banyak disukai.  Terutama disukai oleh anak ABG yang baru mulai baligh. Melati baru duduk di kelas 8 SMP, masih belia dan imut-imut.

Suatu hari Melati masuk ke kelas kesiangan. Ibu guru memperbolehkan dia masuk kelas asal duduknya di depan dekat meja bu guru. Melati menuruti saja karena tidak mau ketinggalan materi hari itu. Dia mengambil kursi dan duduk dekat bu guru. Kata bu guru, 'kamu duduk di situ dan catat ya temanmu yang aktif dalam diskusinya'. Eh rupanya bu guru tidak bisa memperhatikan diskusi siswanya karena ada tamu. Jadilah Melati berperan sebagai guru dadakan untuk mengganti keterlambatannya.

Hari itu Melati benar-benar belajar terasa mengesankan karena berperan sebagai guru yang disukai teman2nya.

Entah betul atau tidak?

   Sebagai penutup kegiatan ini yang akan diingat adalah kutipan dari pemateri yang beliau dapatkan dari Om Jay kalimat penyemangat adalah “Gajah mati meninggalkan gading, blogger mati meninggalkan posting” maka "Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi."

 

Thanks.

Pentigraf#11_Tidur Emak

Tidur Emak

Oleh: E. Hasanah


Bangun tidur badan terasa linu, tapi Emak masih berusaha beranjak. Waktu subuh hampir segera tiba dan Emak harus siap berada di atas sajadah. Berwudhu sajalah gak usah mandi, bisik hati Emak. Toh hari ini tidak akan pergi ke mana-mana, paling hanya ngurus bunga. Selesai berwudhu Emak mengenakan mukena. Masih ada waktu sebelum adzan subuh berkumandang, Emak salat dulu 2 rakarat.

 

Sambil berzikir mengagungkan asma Allah, hati Emak seakan berkeliaran mengelilingi cakrawala. Betapa kecilnya manusia di hadapan kekuasaan Allah yang maha perkasa. Betapa lemahnya tubuh manusia dibanding ciptaan Allah lainnya. Namun betapa sombongnya manusia, tidak mau menggunakan kolbunya walau untuk kepentingan dirinya sendiri. Tak terasa mata Emak basah. Astagfirullah....

 

Suara adzan terdengar jelas dari mesjid dekat rumah. Emak tersadar, waktu salat subuh tiba. Segera Emak berdiri, mengangkat kedua tangannya bertakbir. Tiba-tiba suara Pak Su jelas memanggil, "Mak... Mak... bangun Mak, sudah adzan tuh", kata Pak Su sambil menepuk-nepuk badan Emak. Mak ini tidurnya kayak kerbau sampai kencengnya suara adzan di atas telinga saja gak dengar, Pak Su ngedumel.

Alhamdulillahil ladzi ahyana ba'dama amatanaa wailahinnushur...

Sukabumi, 05 Desember 2021 

Siap Asesmen Madrasah

 ASESMEN MADRASAH TP 2023-2024         Di bawah ini disajikan prosedur operasional standard (POS) asesmen madrasah tahun pelajaran 2023-2024...