Resume ke-17
STRATEGI PROMOSI BUKU
ehasanah675@gmail.com
Bismillahirrohmanirrohiim
Malam
ini, sesuai jadwal kami mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis pertemuan
ke 18 gelombang 18. Bersama narasumber yang sangat hebat yakni Bapak Akbar
Zainudin. Beliau adalah penulis buku Man Jadda Wajada. Buku itu memasuki
cetakan ke-13, beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada, narasumber
juga menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang. Bukunya yang terkenal
tentang menulis adalah UKTUB. Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Yakni buku
panduan menulis dari A sampai Z, yang dilengkapi 150an alamat penerbit yang
bisa dikirimi naskah, dan anggota IKAPI.
Selain
itu, buku terbarunya adalah The Power of Man Jadda Wajada. Buku sebagai penyempurnaan
dari Man Jadda Wajada seri pertama.
Sebelum
memberikan materi, Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. seperti biasa menyampaikan CV
narasumber. Ini biografi Singkat Bapak Akbar Zainuddin.
Dua buku karangan Bapak Akbar Zainudin
MATERI YANG DISAMPAIKAN
STRATEGI
PEMASARAN BUKU
Menurut
Akbar Zainudin Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang
biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi
Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). Sebelum
empat strategi di atas, yang perlu dilakukan bahkan sebelum menulis adalah
menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk
anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk
orang tua.
1. STRATEGI
PRODUK.
Strategi
produk sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Penulis lebih
banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca dan apa
kebutuhan mereka terhadap buku. Dengan demikian, konsep buku yang akan
diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.
2. STRATEGI
HARGA.
Menentukan
harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya
penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum.
Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan
buku biasa).
Harga
buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan
buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher
seminar, workshop, dan lain-lain)
3. STRATEGI
DISTRIBUSI
Distribusi
secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non
tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik
toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. Sedangkan distribusi
non tradisional, di antaranya adalah:
1. Melalui MLM
(Multilevel Marketing)
2. Melalui Penjualan
Langsung
3. Melalui
Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).
4. STRATEGI
PROMOSI
Program
promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi
yang bisa dilakukan.
Pertama,
Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula,
masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit
maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa
penulis. Penulis perlu meyakinkan penerbit kalau buku itu akan laku, karena
itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. Kalau di Gramedia,
di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Penulis bisa
memanfaatkan tempat ini. Jadi Penulis promosikan acaranya, tempatnya di toko
buku Gramedia.
Kedua,
Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku. Bedah buku
ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya penulis menyelenggarakan
bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan,
majlis taklim, masjid, dan sebagainya. Pokoknya, di semua tempat dan situasi
yang memungkinkan, ditawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, diselenggarakan
terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang
hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acaranya. InsyaAllah
akan semakin membuat orang mengenal penulis. Yang lebih mudah sekarang ini
adalah bedah buku secara online. Penulis bisa undang orang-orang untuk ikut
acara bedah buku bersama. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.
Ketiga,
melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku. Kalau buku motivasi
dan menulis. Maka Pak Akbar secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat
terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah
dilakukan gratis. Karena targetnya adalah mengenalkan buku kepada para peserta.
Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline,
laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara
online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.
Keempat,
membangun komunitas. Komunitas yang dibangun adalah komunitas yang disesuaikan
dengan tema buku. Kalau buku temanya tentang motivasi, maka dituliskan
buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku
tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun
komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas
membuat penulis lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan penulis untuk
menawarkan bukunya untuk dibeli. Pak Akbar sendiri membangun banyak komunitas,
ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua
komunitas itu ada bukunya. Pak Akbar melakukan share materi-materi yang ada di
buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini
mendapatkan manfaat. Biasanya dalam bentuk di WA Grup. Sesekali seminar melalui
Zoom.
Kelima,
membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan
buku dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Penulis memberikan 20-30
persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku Rp 100.000, maka dikasihkan
20-30%, Penulis memberikan materi-materi yang terkait bukunya, sehingga lebih
mudah bagi reseller untuk menjual. Sebagai contoh Dewa Eka Prayoga, berhasil
menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu
resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau penulis sudah punya
jaringan reseller, akan memudahkannya menjual buku. Pak Akbar sendiri sedang
membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang.
InsyaAllah akan terus bertambah.
Keenam,
jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak,
Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi
dan distribusi. Yang penting keberadaan penulis
dan bukunya ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang
mencari judul buku, bisa ditemukan.
Ketujuh,
memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan
sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang
buku. Setiap hari, buatlah status terkait tema buku yang ditulis, sehingga
orang semakin paham dengan buku yang tulis. Dan jangan setiap hari isinya jualan.
Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan
kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers. Sharing-sharing
apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari,
semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan
memudahkan penulis dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku. Jadi,
pada dasarnya penulis ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku
sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan,
pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama
membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan penulis dalam proses
menjual buku.
Dalam
catatan penutup, Pak Akbar memaparkan bahwa sekarang ini sebagai seorang
penulis, kita kalau bisa memiliki beberapa keterampilan yang akan membantu
proses penjualan buku. Beberapa keterampilan itu adalah;
Pertama,
keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada
saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi
calon pembaca. Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi
dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada
Abad 21. Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media
sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan
sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau bisa memanfaatkan dengan
baik, hidup akan lebih mudah. Sebelum mengakhiri pertemuan pak Akbar memberikan
channel youtube, bisa ditonton ya untuk menambah wawasannya.
https://youtu.be/lZhAixv86wA
PERTANYAAN DAN JAWABAN
P_1
Kepanjangan apa itu
UKTUB?
J_1
UKTUB
itu berasal dari bahasa Arab yang berarti Tulislah. Ini sejalan dengan kata
yang menjadi wahyu pertama dalam Al-Qur’an: IQRA (bacalah). Jadi, IQRA
(membaca) dan UKTUB (menulis) adalah dua sejoli yang tidak bisa dipisahkan
dalam hidup ini. Kalau mau bisa membaca, ya menulis. Begitu juga kalau mau bisa
menulis, ya membaca.
P_2
Adakah
tips dari pak Akbar Zainudin terkait dengan produk buku yang dipasarkan agar
laris manis di pasaran, sedangkan buku yang kita miliki dari penulis pemula yang
belum dikenal namanya? Bagaimana menyikapi orang lain yang tidak mau membeli
buku kita, tetapi justru minta gratis?
J_2
selalu
berusaha agar buku yang ditulis itu sesuai dengan kebutuhan audiens. Jadi
secara produk, buku itu memang dibutuhkan. Sebelum menulis, coba ditanya kepada
diri sendiri, apakah mereka butuh buku kita? Kalau nggak butuh, berarti apa
yang mesti ditambahkan agar mereka butuh. Kalau kita tahu kebutuhan pembaca,
akan lebih mudah untuk memasarkannya. Kalau ada orang yang minta gratis,
kecuali guru pak Akbar biasanya tidak kasih, katanya. Pak Akbar bilang saja,
kalau mau mencari dan mendapatkan ilmu, jangan pernah memelihara mental
gratisan. Ilmunya ngga akan masuk-masuk. Bukunya harus dibeli, nanti dikasih
tanda tangan dan nama di bukunya, disertai doa-doa semoga sukses. Kalau
mengeluarkan uang, orang akan serius membaca. Dengan demikian, ilmunya akan
gampang masuk. Begitu biasanya saya menyikapi orang yang meminta buku secara
gratis.
P_3
Sering
kali kawan atau masyarakat mencemooh buku kita, ada yang bilang ketinggalan
zaman, ada yang bilang malas membacanya, ada yang bilang lebih baik cari ebook saja,
dan sebagainya. Nah, bagaimana menjawab agar sama-sama tidak tersinggung dan
solusinya bagaimana?
J_3
Jawaban
terbaik untuk orang-orang yang mencemooh atau acuh tak acuh, menghina, dan
meremehkan karya kita adalah dengan membuat karya selanjutnya. Kita ini
seringkali gagal bukan karena kita tidak bisa, tetapi karena terlalu banyak
mendengarkan orang lain.
Sekarang
ini saatnya memilih-milih teman, komunitas, dan dengan siapa kita bergaul.
Karena teman menentukan masa depan kita. Hindari bergaul dengan orang-orang
yang memiliki pandangan negatif, karena tidak akan pernah membuat kita maju.
Berkumpullah dengan orang-orang yang positif. Itulah yang akan membuat kita
berkembang.
Pilih-pilih
dong, Pak Akbar. Ya, Harus. Karena teman menentukan masa depan. Tugas kita
adalah berkarya. Buat target setahun misalnya menerbitkan 1 buku. Kalau ada
yang mencemooh cuekin aja. Biarlah anjing menggonggong, orang keren tetap
berlalu. Kalau ada yang bilang dengan nada negatif, bilang saja, terima kasih
atas masukannya. Doakan saya sedang menulis naskah buku lagi, mudah-mudahan
tahun ini terbit dengan kualitas yang lebih baik. Ngga usah diambil hati,
orangnya memang begitu. Hehehe.
Sudahlah,
fokus kepada masa depan dan target kita yang akan membuat kita maju. Tutup
mata, tutup telinga, terus menulis. Walaupun sedikit demi sedikit tidak
apa-apa, yang penting terus berjalan. Ini ada ilmu, namanya ilmu tau-tau.
Setiap hari menulis, ee tau-tau sudah banyak. Setiap hari sedikit, ee tau-tau
menjadi bukit. Waktu terus berjalan. Kalau kita disiplin dan konsisten, tau-tau
tahun depan buku kita akan jadi.
P_4
Langkah
yang paling efisien dan efektif untuk pemula gimana bapak? Pemula yang notabene
belum punya nama dan belum di kenal.
J_4
Begitulah
kalau kita menulis. Ada beberapa tipe manusia, manusia yang memutuskan sesuatu
dengan logika, dan manusia yang memutuskan sesuatu dengan perasaan. Ada juga
kombinasi di antara keduanya. Nah, ini bukan hanya untuk penulis pemula, buku
kita ini ingin menyentuh perasaan orang atau logika para pembaca. Kalau buku
saya (Man Jadda Wajada dan The Power of Man Jadda Wajada), saya kombinasikan
antara menyentuh perasaan bersalah bahwa mereka selama ini belum mengeluarkan
semua potensi mereka. Rasa bersalah ini saya sentuh. Lalu saya kombinasikan
dengan logika bagaimana mereka berubah. Misalnya dalam buku saya yang terbaru,
The Power of Man Jadda Wajada, ada satu tulisan favorit saya, 8 Cara untuk Berubah.
Jadi, dari sisi produk. Tulisan kita memang sudah mesti menyasar apa kebutuhan
pembaca. Kalau pembaca tidak butuh, mana mungkin mereka mau membeli buku kita. Selanjutnya,
berhenti selalu menyalahkan diri sebagai penulis pemula. Apalagi kita sudah
punya banyak tulisan sebenarnya. Kita ini bukan lagi pemula. Sudah menulis
skripsi, RPP, Laporan, Artikel, Buku Antologi, apalagi kalau sudah menulis
buku. Yang mesti selalu dipikirkan adalah: “Program apalagi yang bisa saya
kerjakan agar membantu penjualan buku saya”. Kita ingin bukunya laku, ya mesti
ada program dan upayanya. Tidak bisa kita diamkan. Nah, Tuhan membekali kita
dengan akal pikiran yang sempurna. Tinggal menggunakan itu dengan
sebaik-baiknya. Hari ini, kita pikirkan, apa yang bisa kita kerjakan untuk
mendongkrak penjualan buku. Terus, siapkan, dan lakukan. Setelah itu, evaluasi.
Dan rencanakan program apalagi yang bisa dilakukan. Jangan hanya direncanakan,
dikerjakan. Rencanakan, kerjakan, evaluasi. Rencanakan, kerjakan, evaluasi.
Terus menerus begitu. Akan banyak teorinya, tetapi yang paling penting adalah
apa yang akan kita lakukan besok, lusa, dan besoknya lagi untuk mendongkrak
penjualan buku. Bergerak dan terus bergerak, InsyaAllah akan ada jalan.
P_5
Bagaimanakah
mendapatkan hak cipta buku kalau ingin menerbitkan buku?
Adakah
syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi?
J_5
Ada
beberapa hak dalam penerbitan buku.
Hak
cipta dimiliki oleh penulis. Hak Cipta ini bisa didaftarkan, bisa juga tidak.
Hak CIpta didaftarkan ke Ditjen HAKI Kemenkumham. Ada beberapa persayaratan
untuk mengajukan hak cipta, di antaranya adalah karya asli, dan pernyataan
tidak menjiplak dari orang lain.
Namun
demikian, ada yang mengajukan hak cipta, ada juga yang tidak. Karena penerbit
sudah mengajukan ISBN ke Perpustakaan Nasional sehingga karya kita terlindungi
oleh ISBN tersebut. Jadi, Hak Penerbitan dimiliki oleh penerbit. Biasanya
diikat dengan kontrak sekitar 5 tahun. Nanti 5 tahun ke depan kontraknya bisa
diperpanjang atau tidak terserah kita.
Jadi,
pada dasarnya, pada saat kita menyerahkan naskah ke penerbit, mereka yang akan
mengurus ISBN untuk melindungi agar buku kita tidak dijiplak. Kita hanya perlu
menyerahkan naskahnya ke penerbit.
Jangan
lupa, sebelum diterbitkan, mesti ada perjanjian kerjasamanya (PKS) antara
penulis dengan penerbit agar hak dan kewajiban masing-masing terjaga.
Beberapa
di antara isi perjanjian misalnya tentang royalty (biasanya 10%), kapan dibayar
(biasanya setahun 2 kali), dibayarnya melalui apa, dan jangka waktu perjanjian.
P_6
Dari
ketujuh cara tersebut, yang paling mengena sasaran yang mana ya?
J_6
Pak
Akbar melakukan 7 hal di atas. Jadi, bukan hanya teori, tetapi semuanya sudah
dilakukan. Lalu kalau ditanya mana yang paling mengena, setiap program kita
mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Update status di IG, FB, dan YouTube
biasanya akan lebih banyak membuat orang tahu. Nah, transaksi terjadi di WA.
Jadi, cara kita menjawab di WA juga sangat berpengaruh. Yang juga penjualannya
banyak adalah saat kita mengadakan acara, baik online maupun offline. Sehabis
seminar, biasanya orang tertarik dengan apa yang kita bicarakan, lalu membeli
buku kita. Jadi, sebelum seminar saya selalu pikirkan program apa yang saya
buat khusus buat seminar yang akan saya selenggarakan. Seperti malam ini, ada
program untuk DIKLAT MENULIS, ada juga program untuk MENTORING menulis buku. Menurut
pak Akbar, kita melakukan semua yang bisa kita lakukan. Tidak perlu malu, tidak
perlu berkecil hati, terus disabari, karena suatu saat pasti akan berhasil. Tugas
kita bekerja, biarlah hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Tugas kita adalah
membuat program sebanyak-banyaknya, melakukan promosi sebanyak-banyaknya,
hasilnya biarlah menjadi wewenang Gusti Allah. Kalau sudah begitu, kita
mengerjakan apa saja dengan enak hati. Kalau ada yang menolak membeli buku
kita, kita tidak sakit hati. Sudah capek ngomong, tidak ada yang beli, biasa
saja. Hidup ini terus berjalan, dan kita lakoni dengan penuh semangat positif. Yang
penting jangan pernah berhenti berusaha. Kalau sudah berhenti berusaha, sudah
pasti akan gagal. Kerja keras memang tidak menjamin kesuksesan, namun
orang-orang yang sukses adalah orang-orang bekerja keras.
Closing Statement dari Bapak Akbar
Zainudin sebagai Reminder
Mulai malam ini, rasanya sudah saatnya
berhenti kita menganggap diri kita tidak mampu, tidak bisa. Kita bisa kalau
kita yakin bahwa kita bisa. Kita mampu kalau kita yakin bahwa kita mampu. Berani
saja mulai menulis. Keberanian memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi
percayalah hanya orang-orang berani yang akan sukses. Menulis itu tentang
keterampilan. Semakin rajin dilatih, semakin hebat tulisan kita. Berhenti ikut
banyak seminar dan pelatihan kalau tidak pernah latihan. Buat apa? Buat target,
bikin rencana, jalankan, dan evaluasi. Buat rencana baru lagi, targetkan, evaluasi
lagi. Begitu seterusnya. Gagal? Coba lagi. Gagal lagi? Coba lagi, lagi dan
lagi. Sampai kapan? Sampai berhasil.
Terimakasih
Bapak Akbar Zainudin atas ilmunya hari ini.
Selesai
Alhamdulillah
Tanggal
pertemuan ke-18: Rabu, 26 Mei 2021_Pukul 19.00 WIB
Resume
ke: 17
Tema:
Teknik Promosi Buku
Narasumber:
Bapak Akbar Zainudin
Gelombang:
18