Rabu, 13 Januari 2021

Kiat Menulis Ala Emak

 SATU KALIMAT SAJA

Oleh: E. Hasanah

 


Banyak tulisan yang dirilis mengenai kiat atau tip-tip menulis. Dan bagi Emak itu menarik untuk dibaca. Kenapa? Itu karena Emak juga ingin pintar menulis. Kiat dari para sahabat di komunitas Lagerunal dan AISEI cukup menginspirasi. Banyak tulisan memberikan dorongan atau motivasi agar kita bisa tetap menulis. Seseorang belum dikatakan penulis kalau belum bisa menerbitkan buku di penerbit mayor (benar gak ya pernyataan ini?  Lanjut nulis saja). Buku itu memang mahkota penulis.

Emak mencatat dan menggarisbawahi bahwa konsistensi adalah kata kunci agar terus menghasilkan tulisan. Tapi bagaimana kalau tidak memungkinkan?

Ketika kesibukan benar-benar menyita waktu, apakah masih harus menulis? Pertanyaan ini sempat terlintas di benak Emak. Bagi orang sibuk atau sok sibuk kayak Emak ini, bisakah? Seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak-anak itu pekerjaannya bejibun dech, dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi. Belum lagi yang memiliki karier seperti guru, perawat, dokter, atau karyawan.

Emak tertegun sejenak tuh. Ah gak usah dipikirkan, enjoy and happy saja. Lagian itu bukan masalah juga kan? Apapun yang kita hadapi nikmati saja. Bersyukur dalam melewati setiap detik waktu. Sibuk? Yakin saja semakin sibuk seseorang maka akan semakin bermanfaatlah orang tersebut. Dengan syarat waktunya digunakan untuk hal-hal yang berguna.

 Menurut pendapat Emak sich (ciee…Emak), kuncinya adalah ‘manajemen waktu dan dan skala prioritas’. Manajemen waktu di sini menunjukkan kepintaran seseorang menggunakan atau mengatur waktunya seefisien dan seefektif mungkin. Skala perioritas ya kerjakan dari yang terpenting sampai yang kurang penting. Selain kita memilih mana yang didahulukan untuk dikerjakan.

Bagaimana Emak belajar menulis Ketika sibuk? Bisa konsisten gak belajar menulisnya? Kiat Emak hanya nulislah satu kalimat saja. Ya….

SATU KALIMAT SAJA

Emak bertekad akan konsisten dalam belajar menulisnya walaupun hanya menulis satu kalimat saja. Satu kalimat itu nanti akan Emak baca lagi. Selanjutnya Emak akan nulis satu kalimat saja, terus nulis lagi satu kalimat saja, dan lanjut nulis satu kalimat saja. Tanpa disadari kalimat-kalimat itu akan menjadi rangkaian beberapa kalimat. Jadilah Alinea atau paragraf, bahkan bisa menjadi artikel. Ini Emak lakukan bukan saja pada saat banyak kesibukan tapi pada saat buntu ide.

 Mau nyoba Kiat Menulis Ala Emak?

Silahkan tulis satu kalimat saja

Memotivasi diri memupuk kegigihan dan pantang menyerah. Hadapi kebuntuan ide dan padatnya kesibukan agar tetap konsisten menulis dengan “SATU KALIMAT SAJA”.

Selasa, 12 Januari 2021

#LombaBlogAISEI

 #AISEI

#LombaBlogAISEI

#KomunitasPendidikIndonesia

 UTIK KASPANI PENDIDIK INSPIRATIF

Oleh: E. Hasanah


            Sebagai respon atas tantangan mengikuti Lomba Blog AISEI, Saya mencoba menuliskan sosok salah seorang pendidik yang menginspirasi. Terlintas di benak menuliskan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan semboyannya Tut Wuri Handayani, atau tokoh lainnya. Bahkan berniat juga menuliskan para pendidik menginsprasi terutama dalam menggiatkan literasi seperti Om Jay, Bu Kanjeng, Bu Rita, dan lainnya. Namun ada sosok pendidik yang luar biasa, secara pribadi beliau sangat menginspirasi saya. Beliau bernama Utik Kaspani, kelahiran Balikpapan, 6 Juni 1977, seorang guru honorer di MTs. Nurul Huda Palabuhan Ratu. Kenapa menginspirasi? Karena beliau juga seorang penulis dan penggiat literasi kebanggaan kami di Kemenag Kabupaten Sukabumi.

            Penampilannya sederhana tapi kiprahnya dalam menulis membuat saya sangat kagum. Ada ungkapan yang beliau katakan dan menjadi catatan inspiratif terutama bagi guru-guru di lingkungan Kemenag Kabupaten Sukabumi. Menurutnya kekuatan sebuah tulisan itu sangat luar biasa. Bahkan lebih tajam dari hunusan sebilah pedang sekalipun. Namun tetap saja usahakan menulis yang membangun dan menginpirasi baik bagi orang lain. Ujarnya menulis tidak saja menuangkan apa yang menjadi buah pikir kita saja, namun sebagai upaya untuk terus mengabadikan nama kita.

            Mengabadikan nama”, emmhh…motivasi bagi penulis pemula seperti saya. Ungkapan lain yang beliau katakan adalah; Menulis adalah sebuah cara untuk bersuara tanpa harus menegangkan urat leher. Menulis adalah salah satu cara paling nyaman untuk curhat (benar juga ni pendapatnya). Beberapa yang saya catat mengenai pendapatnya tentang keaktifannya dalam menulis adalah; Dengan menulis bisa menyampaikan hal-hal yang tidak bisa diungkapkan melalui lisan; Jangkauan sebarannya melalui tulisan lebih luas; Menulis itu teman curhat paling sabar di dunia; Sebagai guru tentu memberikan contoh paling efektif dengan tindakan bukan sekedar ucapan. Dengan menulis juga menjadi dikenal oleh guru hebat lainnya. Selain banyak sekali nilai kebaikan dan kebajikan serta budi baik yang bisa diterima. Dan sejatinya menulis adalah bukti nyata sebagai insan pembelajar sepanjang hayat, bukankah sejatinya seorang guru seperti itu?

Ketika ditanya tentang kiprahnya dalam menulis, dengan merendah beliau menjawab,” Saya sebenarnya hanya menjalankan tugas sebagai humas madrasah”. Mengaku bukan siapa-siapa di Kemenag Kabupaten Sukabumi namun tulisan-tulisannya membawa sinergitas baik dalam melangitkan cerita madrasah di tingkat Jawa Barat. Terbukti dengan tulisannya membawa beliau mendapatkan apresiasi penghargaan sebagai penulis dan kontributor penyampai informasi dari pihak Kemenag dalam HAB sampai 3 kali berturut-turut.

            Ibu Utik Kaspani, seorang pendidik menginspirasi kami warga madrasah Kabupaten Sukabumi. Sedikit terenyuh ketika beliau mengatakan bahwa, “Sebenarnya saya ini disleksia ringan Bu, jadi dengan menulis sebenarnya cara saya mengungkapkan pendapat bisa jauh lebih baik daripada bicara langsung”. Masya Allah…Ternyata keterbatasan yang dimilikinya, mampu menorehkan prestasi yang tentunya bisa menginspirasi yang lain. Keterampilan atau kemampuan menulis seseorang apabila terus dilatih akan melambungkan potensi terbaiknya juga tentu mengabadikan nama-nya.

Terimakasih Ibu UTIK KASPANI, sosok pendidik menginspirasi Warga Madrasah Kabupaten Sukabumi.

  

Profil Penulis



Dra. E. Hasanah, M.Pd. Terlahir di Sukabumi, 10 Agustus 1967. PNS Kemenag Kabupaten Sukabumi. Penulis mengikuti pendapat Buya Hamka, “Menulislah dan Biarkan Tulisanmu Mengikuti Takdirnya”.  Penulis bergabung di komunitas Lagerunal dan AISEI. 

Bisa dihubungi melalui:

https://hasanahhalima.blogspot.com,

Instagram: @hasanahhalima

Facebook: https://www.facebook.com/hasanah.halima 

Email: ehasanah675@gmail.com

WA: 0815 6030 727

Senin, 11 Januari 2021

Corona

 Kebijakan dan Doa untuk Corona

Hari senin tanggal 11 Januari 2021 ini, kami seharusnya telah melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar semester genap tahun pelajaran 2020-2021 dengan tatap muka. Walaupun persiapan dilakukan jauh sebelumnya optimal, tetapi belum bisa terlaksana. Persiapan itu dari mulai menyediakan tempat cuci tangan sampai persediaan masker bagi siswa yang lupa membawanya dari rumah. Namun surat keputusan gubernur tentang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara proporsional di 20 daerah kabupaten kota di Jawa Barat dalam rangka penanganan corona virus disease 2019 (covid-19) juga berdampak kepada kami. Surat ini memberikan informasi pembatasan waktu dari 11 januari sampai dengan 25 januari 2021 dan ditandatangani tanggal 8 januari lalu.



Terlepas suka atau tidak, pembelajaran daring dan luring masih harus kita jalani sekarang. Guru dan siswa harus tetap semangat menjadi pembelajar sepanjang hayat. Guru harus tetap belajar mencari metoda dan tehnik-tehnik pembelajaran secara BDR yang menarik. Siswa apalagi harus tetap belajar dalam kondisi seperti ini.

Kebijakan gubernur melalui Surat Keputusan bernomor 443/Kep.10-Hukham/2021 tersebut salah satunya sebagai bentuk kewaspadaan daerah dalam rangka penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Dalam bidang Pendidikan kita bisa memahami dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut adalah agar kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama. BDR (Belajar Dari Rumah) dilakukan untuk memastikan pemenuhan hak anak dalam mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19. Selain itu juga untuk melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, serta memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali.

Pada hari senin, 11 Januari 2021 Bupati kabupaten Sukabumi memberikan himbauan melalui surat bernomor 005/137-Kesra dan mengajak seluruh masyarakat secara serentak untuk mengadakan ISTIGHOSAH KUBRO atau doa Bersama di setiap masjid dipimpin para ulama dan Imam masjid pada hari Jumat, 15 Januari yang akan datang. Hal ini didasarkan karena hasil evaluasi satgas Covid-19 bahwa kasus baru terkonfirmasi positif corona dan kematian akibat pandemic covid-19 semakin bertambah atau meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini.

 

Minggu, 10 Januari 2021

Puisi Patidusa

 GELAP MALAM

Oleh: E. Hasanah

 

Sinar bulan nampak temaram

Aku terpaku diam

Menatapmu dalam

Mencekam.

 


Betapa engkau sangat kejam

Cakarmu bagai mencengkram

Aku terpejam

Masam.

 

Mengapa luka kau tanam

Perih hati menghantam

Sakit terpendam

Mendendam.

 

Hitam pekat gelap malam

Bagai cerita kelam

Menusuk kejam

menghujam

 

Sukabumi, 10 Januari 2021

Sabtu, 09 Januari 2021

Feedback

 REVIEW BUKU

Kegiatan #Kamis Menulis 07012021

Oleh: E. Hasanah

Menutup akhir tahun 2020 pada episode #Kamis Menulis tanggal 31 Desember, saya menulis curhatan ungkapan hati sebagai refleksi tahun 2020 yang akan berakhir dan harapan di tahun mendatang. Saya menulis sesuai dengan tema yang diberikan para master dan motivator penulis dan penggiat literasi dalam komunitas Lagerunal. Motivator penggiat literasi yang telah sukses menjadi penulis memberikan apresiasi luar biasa kepada kami penulis pemula. Saya sebagai blogger pemula merasa kagum dan sangat bersyukur bisa ikut belajar menulis di dinding blog dan bergabung di komunitas cakrawala blogger guru nasional (Lagerunal). Lebih beruntung lagi, (ini yang kedua kalinya lho saya mendapat keberuntungan) ‘Takdir Tulisan’ saya yang berjudul ungkapan hati ini berhasil mendapatkan buku dari ibu Sri Yamini, S.Pd. (Terimakasih bun ya….). Bukunya telah diterima setahun kemudian … eh seminggu setelahnya episode berjalan, yakni pada hari kamis tanggal 07 Januari 2021.

Sebagai bentuk terimakasih atas dedikasinya yang tinggi dalam mengapresiasi penulis pemula, serta merespon ‘hadiah buku’ yang diberikan, saya mencoba membuat review buku tersebut. Ini review buku ‘Kegiatan Selama Pandemi Covid 19 Belajar Daring Guru & Siswa’.

 


IDENTITAS BUKU

Judul Buku    : Kegiatan Selama Pandemi Covid 19 Belajar Daring Guru & Siswa

Karya             : Sri Yamini, S.Pd., Nadya, Nisrina, Alea, Salsa, Sabrina

Penerbit          : Cakrawala Milenia Jaya, Agustus 2020

                   Bumi Karadenan Permai Blok AA8 No. 11-12 Cibinong Bogor Jawa Barat

Surel                 : cakrawalamileniajaya@gmail.com

ISBN                 : 978-623-6581-02-5

Cetakan Pertama       :  Agustus 2020

Penyunting/editor      : Sri Yamini

Desain sampul & Lay out cover Dalam          : Cahsantri

Ukuran                        : 14,8 X 21

Jumlah Halaman         : xii + 102

 

     Buku berjudul Kegiatan Selama Pandemi Covid 19 Belajar Daring Guru & Siswa karangan ibu Sri Yamini, S.Pd. mengupas tentang kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan di rumah terutama dengan dibukanya kelas menulis untuk siswa SD. Pengalaman siswa dalam belajar menulis selama hampir sebulan bisa dilihat dari karya-karya tulisan Nadya, dkk.

     Terlepas dari kelebihan dan kekurangan pada buku tersebut, saya secara pribadi merasa sangat tersanjung dan berterimakasih kepada komunitas Lagerunal atas dedikasinya dalam mendorong kami meningkatkan kompetensi menulis.

     Kepada ibu Sri Yamini, S.Pd. beserta siswanya, saya ungkapkan bangga dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Ini karena selain ibu sebagai penulis pemula yang sukses menerbitkan buku juga bisa mengajarkan menulis kepada peserta didiknya yang masih kelas 3 – 6 SD. Luar biasa, saya sangat terharu membaca tulisan Nadya yang baru berusia 8,5 tahun dan masih duduk di kelas 3 SD tapi tulisannya sudah bagus untuk ukuran anak seusianya. Saya yakin dia akan menjadi penulis handal di masa yang akan datang kalau terus dibimbing dan diarahkan.

Terimakasih sekali lagi untuk bukunya dan juga tulisan-tulisannya. Mantappp…

Kamis, 07 Januari 2021

Cerita Emak

         #Day07AISEIWriting Challenge

#Cerita Emak

Beskem Ngopi Emak

Pagi sekali Emak menyiapkan sarapan untuk keluarga. Sambil menikmati secangkir kopi, tangan Emak terampil mengiris bawang merah dan cabe. Emak berniat membuat nasi goreng untuk sarapan paginya, dan menggoreng emping melinjo kesukaannya.  Hari ini Emak siap ke kantor untuk memastikan hari senin depan bagaimana proses pembelajaran siswa-siswa. Apakah masih daring atau luring atau bahkan siap semuanya tatap muka dengan kesiapan new normal.


Belum habis nasi goreng di piring ketika teman Emak nelpon dari ujung sana. Pak Su bertanya, telpon dari siapa Mak. Itu telpon dari teman *Geng rumah pembaharuan*, biasa ngajak ngopi bareng, jawab Emak singkat. Ngopi adalah istilah lain atau kata singkatan dari ngobrol pendidikan. Ini digunakan mereka kalau ngajak ngobrolin pendidikan terutama ketika ada isu-isu atau tugas yang memerlukan pemikiran bersama. Pak Su tahu yang dimaksud geng rumah pembaharuan adalah grup WA yang anggotanya 9 teman Emak. Dari 9 anggota Geng rumah pembaharuan itu hanya Emak satu-satunya yang perempuan. Mereka biasanya berkumpul, makan bareng, atau hanya nongkrong saja di beskem Cigunung.

Sudah lama sebenarnya Emak tidak berkumpul dengan mereka. Itu karena pandemi virus corona juga karena ada anggota yang pindah tugas ke pusat. Bro Urip bilang tadi bahwa kita akan ngopi karena Bro Dr Mul juga mau datang. Bakal seru nih pertemuan ngopi dengan teman-teman sekarang ini. Emak siap-siap berangkat ke beskem (base camp) ngopi bareng di Cigunung. Ada pisang dan jagung yang akan Emak bawa. Bro Urip seperti biasa tuh ngatur-ngatur apa yang mesti dibawa, biar seru katanya.

Sampai di beskem Cigunung, benar saja teman yang pindah tugas ke pusat itu, sudah datang. Beliau sedang bercerita tentang tugas dan keadaan tempat kerja barunya. Suasana jadi meriah. Ngobrol ngaler ngidul dari hal yang berhubungan dengan pekerjaan sampai saling meledek. Ada proyek apa ni dok, tanya Emak. Hari ini saya harus mendapatkan keputusan tentang kesiapan kita membuat buku ajar untuk siswa, kata Dok Mul mulai serius. Oh ternyata ngopi bareng sekarang akan membahas proyek buat buku ajar.

Kesimpulannya kami siap membuat buku ajar bersama. Waktu yang diberikan 2 bulan. Proses edit sampai terbit dan buku bisa dinikmati oleh siswa-siswa maksimal tahun pelajaran baru. Semangat teman-teman nampak dari wajah anggota geng rumah pembaharuan ini. Emak juga kelihatan semangat mencoba walaupun sebenarnya tidak optimis bisa menyusun buku.

Tidak terasa sore tiba, Emak menghabiskan waktunya dengan teman-teman geng-nya. Setelah makan dan salat ashar, mereka bubar. Emak merasa ngopi bareng hari ini cukup membuat ‘happy dan enjoy’. Pandemi membuat ngopi juga terasa berbeda dari biasanya.

 

 

 

 

 

 

 

Permenpanrb no. 21 tahun 2024

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru. https://drive.google.com/file/d/1rd2qYU...