Jumat, 07 Mei 2021

Menulis bersama Prof. Ekoji

 Resume ke-13

 MENULIS BERSAMA PROF. EKOJI

ehasanah675@gmail.com

Pelatihan Belajar Menulis Pertemuan ke-14 Gelombang 18, hari ini kamis, 6 Mei 2021 dipandu moderator ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. Mundur satu hari dari jadwal awal program karena suatu alasan. Narasumber yakni Prof. R. Eko Indrajit memberikan materi dengan tema Program Menulis Buku Mayor Ekoji Akademi. Sementara pemandu acara yakni moderator handal Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd.


Sebelum memberikan materi, moderator memperkenalkan Narasumber dengan mempersilahkan peserta membuka link dibawah ini.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit

Prof Eko memulai pertemuan dengan ucapan selamat siang dan harapan bahwa kita dalam keadaan sehat walafi’at. Harapannya juga virus menulis para Narasumber hebat bisa menular kepada para peserta pelatihan di gelombang ini. Juga beliau berterimakasih kepada moderator yang sekaligus menjadi fasilitator.

Materi yang disampaikan Prof. Eko tidak begitu banyak. Dari keseluruhan secara garis besarnya berupa ajakan untuk menulis. Motivasi yang diberikannya tidak saja mengajak seperti “tawar warung” tapi menembus sampai pada penggiringan dan pendampingan dalam mewujudkan buku yang diterbitkan penerbit mayor. Luar biasa. Para peserta begitu juga sangat antusias untuk mengikutinya. Tantangan yang hebat. Ada keyakinan kuat kita semua bisa melakukannya, tergantung pada keseriusannya.

Prof Eko memotivasi dan berpendapat bahwa pada dasarnya, setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan menulis - sama seperti halnya kita diajarkan untuk bisa membaca. Tinggal masalah memupuk keinginan untuk mau menulis atau tidak. Secara tidak sadar, setiap harinya sudah menulis berhalaman-halaman. Coba direnungkan kembali, dari pagi sampai malam itu berapa kalimat yang dibuat untuk menjawab WA, SMS, email, dan lain sebagainya. Singkat kata, kita semua sudah memilki modal untuk menulis.

Beliau melanjutkan bahwa tidak perlu bingung ingin menulis apa. Karena kita bisa menulis apa saja yang kita mau. Bukankah Oom Jay sudah mengajarkan cara ngeblog? Di sana kita bisa cerita mengenai kehidupan sehari-hari, pengalaman yang dialami, perasaan yang sedang berkecamuk dalam hati, keinginan untuk melakukan sesuatu, dan sebagainya. Jadi, tulislah suatu hal yang kita SUKAI dan KUASAI. Itu intinya. Kalau kita menuliskah sesuatu yang kita sukai dan kuasai, maka semua akan mengalir dengan mudah.

Menjadi motivasi juga ketika beliau mengatakan bahwa sekarang itu beda dengan jaman dulu. Jaman dulu orang untuk membuat buku perlu banyak modal, dan perlu penerbit yang terkemuka. Jaman sekarang berubah. Anda bisa membuat buku sendiri, menerbitkannya sendiri, menjualnya sendiri, dan mengelolanya sendiri. Ini semua bisa dilakukan karena adanya dukungan teknologi informasi dan komunikasi.

Ada yang menarik juga ketika Prof Eko mengajukan pertanyaan apa keinginan bergabung ke grup belajar menulis. Berbagai macam jawaban peserta seperti ingin menerbitkan buku dan lainnya. Nah keinginan menerbitkan buku itu bisa dijadikan tema dalam menulis. Kemudian Prof Eko juga mengajukan lagi pertanyaan siapa yang mau bergabung menulis bersama beliau. Wah ini yang sangat menarik dan membuat antusiasme para peserta meningkat. Banyak peserta menyatakan bersedia termasuk aku, walaupun masih ragu-raguapakah bisa atau tidak.

Nah bagi peserta yang merasa tertantang, inilah cara mengikuti program menulis bersama Prof Eko. Perhatikan Langkah-langkahnya dari awal ya.

Ø  Pertama kita harus SUBSCRIBE EKOJI CHANNEL, dan browsing video-video yang ada di dalamnya. Pilihlah tema atau judul yang paling menarik perhatian anda.

Ø  Kedua, setelah mendapatkan tema yang menarik, konsultasikan dengan bu Aam untuk memastikan BELUM ADA guru-guru yang menuliskan buku dengan tema atau judul serupa di masa lalu.

Ø  Ketiga, setelah memastikan tema tersebut, dengarkan kembali video tersebut untuk mendapatkan butir-butir utama pembahasannya.

Ø  Keempat, buatlah DAFTAR ISI (TOC), dimana didalamnya terdiri dari 6 bagian. Masing-masing menceritakan mengenai: What, Why, Where, When, Who, dan How. Contohnya adalah jika anda tertarik dengan GAMIFICATION, maka daftar isinya terdiri dari 6 bagian, yaitu: (i) Apakah yang dimaksud dengan gamification (ii) Mengapa gamification penting dan dibutuhkan? (iii) Dimana konsep gamification dapat diterapkan? (iv) Kapan saat yang tepat untuk mengadopsi gamification (v) Siapa saja yang perlu terlibat dalam menerapkan gamification? (vi) Bagaimana mengembangkan materi pembelajaran berbasis gamification?

Tantangan yang benar-benar menantang. Oh ya kita juga disarankan menulis tema-tema yang nge-trend. Untuk melihat dan menganalisa kemungkinan tema dan judulnya nanti laku keras di pasaran, maka dibuka dan cek dulu di ;

https://trends.google.co.id/trends/?geo=ID

Bismillahirrohmaanirrohiim… ikutan tantangannya.

Tulis judul, dan segera buat daftar isinya (TOC = Table of Content). Minta bantuan Bu Aam dan jangan lupa masuk Grup WA, groupnya May-In-Love.

Semangat semangat semangat

 

Tanggapan dan pertanyaan peserta yang perlu dicatat nih.

P1.

Apakah ada kaitannya antara kemampuan menulis dengan pencapaian Bapak menjadi seorang profesor?

J1.

Karena untuk menjadi seorang guru besar, harus banyak menerbitkan publikasi. Publikasi yang dimaksud adalah buku, jurnal ilmiah, karya penelitian, dan sebagainya. Kalau tidak menulis, tidak akan bisa jadi guru besar.

P2.

Apakah buku yang akan ditulis ini berbentuk fiksi atau nonfiksi, Prof?

J2.

Sesuaikan dengan tema dari Channel Youtube.

 P3.

Untuk buku tunggal, adakah ketentuan tertentu seperti ketebalan buku?

J3.

Tidak ada persyaratan khusus mengenai ketebalan buku. Saya pernah menerbitkan buku mini yang cuman 30 halaman tapi laku kayak kacang goreng. Yang penting isinya menarik, menjawab yang sekarang sedang menjadi trend atau pembicaraan masyarakat.

P4.

Apakah judulnya harus sama persis dengan kata kunci yang saya search tadi, Prof?

J4.

Tidak perlu harus sama. Kata kunci tadi adalah FOKUS atau TEMA konten yang ditulis. Judulnya nanti kita buat semenarik mungkin.

 

Reminder;

Jangan berfikir dulu karya kita akan hebat, banyak yang akan membeli, kita segera terkenal, dan lain sebagainya. Itu semua adalah konsekuensi logis apabila buku kita berkualtias dan disukai banyak orang. Yang penting adalah kita mulai berkarya membuat buku dari sekarang. TIdak usah terlalu banyak yang dipikirkan.

 

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-14: Kamis, 6 Mei 2021

Resume ke: 13

Tema: Program Menulis Buku Mayor Ekoji Akademi.

Narasumber: Bapak Prof. R. Eko Indrajit

Gelombang: 18

 

Proofreading

 Resume ke-14

  PROOFREADING

ehasanah675@gmail.com

Bismillahirrohmanirrohiim

Sesuai dengan jadwal pada pelatihan belajar menulis pertemuan ke-15 gelombang 18 ini, dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB hari Jum’at, 7 Mei 2021. Tema yang akan dibahas adalah Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Narasumber yang menyampaikan materi yakni Bapak Susanto, S,Pd. Atau yang biasa kami panggil dengan Pak D. Didampingi oleh moderator Ibu Rita Wati, S.Kom.

Untuk mengenal narasumber lebih dekat lagi, inilah biodatanya.

Nama lengkap                  : Susanto, S.Pd.

Nama Komunitas             : Pak D

Tempat, tanggal lahir       : Gombong Kebumen, 29 Juni 1971

Jenis kelamin                   : Laki-Laki

Pekerjaan                          : Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan

Pendidikan terakhir          : S1 PGSD

Alamat lengkap                : Jalan Pesantren Dusun 2 Desa D. Tegalrejo, Kec. Tugumulyo, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan

Nomor HP/WA    : 081373353014

Alamat blog pribadi         : www.blogsusanto.com

Akun media social           :

a.  Facebook: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/

b. Twitter: @antok_eni

c. Instagram: @susanto_eni/

Pak.D ini merupakan alumni Belajar menulis gelombang 15 dan guru di SDN Mardiharjo di Kabupaten.Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

MATERI

Pak D memaparkan tentang Proofreading berdasarkan artikel di beberapa website. Selain beliau juga telah berpengalaman melakukan proofreading untuk buku-buku yang telah diterbitkan. Yang dimaksud proofreadingoleh Pak D ternyata istilah yang bias akita sebut dengan mengedit. Jadi Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Proofreading dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca kecil, kesalahan ketik, masalah pemformatan, dan inkonsistensi.

Materi ini sangat menarik dan penting dipelajari karena ternyata sebagai penulis pemula dan sebagai blogger kita kurang cermat dalam penulisan. Para guru blogger yang tergabung di komunitas menulis (termasuk kita di kelas menulis Omjay) biasanya “berlomba-lomba” untuk segera menerbitkan tulisan. Apalagi jika ada challenge seperti yang dimiliki oleh beberapa komunitas menulis. Maklum, sih. Jam “D” jatuh tempo penyetoran naskah kadang menjadi pertimbangan agar naskah segera dipublikasikan di blog kesayangan.Belum agi jika ada reward bagi penulis resume tercepat.

Apa akibatnya kalau kita tidak melakukan proofreading?

Tentu kemungkinan tulisan kurang tepat mudah ditemukan. Maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurangcermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya. Oleh karena itu, proofreading sangat penting. Ketimbang kita "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri, 'kan?

Apa bedanya dengan mengedit?

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Inia da cerita pengalaman Pak D sendiri. Cerita pengalaman sedikit ketika mengedit naskah antologi. Ada tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, hanya melakukan proofreading pada tulisan tersebut. Misalnya kesalahan meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya. Namun tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekalai kalimat tunggal, biasanya saya lakukan proses editing.

Menurut "penerbitdeepublish" ada beberapa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1.       Pengeditan Konten

Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama.

2.       Pengeditan Baris

Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

3.       Menyalin Pengeditan

Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.

4. Proofreading yakni melakukan:

Ø  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

Ø  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

Ø  Konsistensi nama dan ketentuan

Ø  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya tersebut bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog;

Kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.

Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya (yang saya lakukan) adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning.

Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Saya pribadi selalu “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.  Misalnya banyak kata maksimal yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO) adalah 20 kata.

TANGGAPAN DAN PERTANYAAN DARI PESERTA

Pertanyaan:

1. apakah perbedaan proofreading masa dulu dan sekarang pak.?

2.Apakah syarat proofreading tiap penerbit berbeda?

3.Apakah boleh menjadi editor buku sendiri?

Jawaban:

1. Menurut pak D tidak ada bedanya, hanya pada masa dulu pedomannya EYD. Nah untuk masa kini, karena sudah ada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) ya kita gunakan PUEBI untuk memeriksa tulisan kita.

2. Nah untuk ini yang berhak menjawab pertanyaan ke-2 adalah penerbit ya. Biasanya penerbit mayor proofreading melibatkan pekerjaan asisten editorial. Pemimpin redaksi menjelaskan bahwa kontribusi peninjau terhadap pemeriksaan naskah adalah bahwa suatu kata atau kalimat yang tidak masuk akal, karena menulis dan menerjemahkan itu tidak pantas. Pada saat itu, naskah dikembalikan ke penerbit untuk memperbaikinya. Sehingga tidak heran jika titik koma dan huruf besar-kecil menjadi tanggung jawab proofreader, karena editor internal tidak selalu berurusan dengan teks, tetapi juga berurusan dengan proposal untuk konsep periklanan, menemukan penulis untuk komunikasi, menyiapkan SPK untuk penerusan kepada pihak keuangan, Percakapan dengan desainer yang dibutuhkan dan banyak lagi. Apakah pekerjaan proofreader sangat mudah? Apakah pekerjaan itu mudah atau tidak tergantung pada setiap orang yang menilai itu. Ketika kita sudah mencintai sebuah pekerjaan, maka semua akan terasa mudah dan menyenangkan.

3. Sebelum disetorkan ke penerbit, penulis adalah EDITOR PERTAMA. Dalam praktiknya, editr mestinya orang lain. Ingat ya, orang lain itu seperti kita, mampu melihat kuman yang berada di seberang lautan, sementara gajah yang gede di pelupuk mata tidak kelihatan.

Pertanyaan:

Apakah proofreading itu boleh dilakukan oleh orang lain? Karena sepengetahuan saya, proofreading biasanya dilakukan oleh penulis sendiri. Jika memang ada proofreader (orang lain), apakah itu berbayar atau sama tugasnya dengan editor?

Jawaban:

Penulis adalah EDITOR PERTAMA sekaligus PROOFREADER PERTAMA. Jika memang ada proofreader (orang lain), apakah itu berbayar atau sama tugasnya dengan editor? Saat ini sudah ada dan banyak tenaga penyedia jasa proofreading. Ada yang menjadi in-house proofreader untuk perusahaan penerbitan, ada juga yang memilih untuk menjadi freelance proofreader. Masalah nominal (berapa angkanya?) relatif bu. Untuk Komunitas seperti kita saling membantu dan mengasah kemampuan tentu tidak akan seperti jasa proofreader professional. Untuk lebih jelasnya bisa dibuka link ini.

https://yoriyuliandra.com/site/2019/07/11/pengalaman-menggunakan-proofreading-online-berbayar/

Pertanyaan:

Bagaimana cara jika tulisan kurang dari target bisa di proofeading sesuai ketentuan?

Jawaban:

Sebenarnya tugas proofreader kan sebatas itu ya, memperbaiki tulisan, ejaan. Jika struktur kalimatnya kacau jadi editor dulu.

Pertanyaan:

Dalam 1 paragraf berapa sebaiknya kalimat majemuk yang mestinya muncul? Berapa jumlah maksimal kata ganti dalam 1 paragraf?

Jawaban:

Kalimat jangan lebih dari 20 kata, itu saran yang umum. Banyaknya kal majemuk berapa? Saya pikir proporsional saja sesuai dengan ide pokok dalam paragraf itu. Berapa jumlah maksimal kata ganti dalam 1 paragraf? Sebaiknya jika menceritakan seseorang berganti-ganti mengunakan nama, sapaan, kata ganti itu lebih bijaksana.

Pertanyaan:

Adakah tehnik husus dalam memoles kalimat panjang menjadi namun tetap memiliki makna yang jelas?

Jawaban:

Boleh baca atau simak di sini ya

https://blogsusanto.com/2020/10/17/kalimatmu-kepanjangan/

Kalimat yang "pendek" biasanya lebih disukai.

Mari kita rasakan.

Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, ketimbang membaca kalimat yang sangat panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subjek tetap jelas. Hal itu memungkinkan pembaca tulisan kita menyerap informasi dengan jelas juga.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.

Resume dalam bentuk Ppt dan Youtube menyusul ya.

Terimakasih Pak D atas ilmunya hari ini.

 

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-15: Jumat, 7 Mei 2021

Resume ke: 14

Tema: Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber: Bapak Susanto, S.Pd. alias Pak D.

Gelombang: 18

 

Kata Mutiara_Pendidikan

 


Senin, 03 Mei 2021

Kiat Menulis Cerita Fiksi

 Resume ke-12

 KIAT MENULIS CERITA FIKSI

ehasanah675@gmail.com

Suara lembut Bu Kanjeng terdengar tepat di pukul 13.00 siang ini. Sebagai moderator, Bu Kanjeng siap memandu kegiatan pelatihan belajar menulis pada edisi Senin, 3 Mei 2021. Kami peserta pelatihan merasa sangat termotivasi dengan semangatnya yang luar biasa. Ini terlihat dari kesiapan dan pelaksanaan pelatihan yang tepat waktu. Terimakasih Bu Kanjeng.

Narasumber yakni Bapak Sudomo, S.Pt. juga nampak telah mempersiapkan diri untuk memberi materi dengan tema yang sangat menarik. Tema yang akan dibahasnya adalah Kiat Menulis Cerita Fiksi.

Sebelum memberikan materi, seperti biasa Narasumber dipersilahkan memperkenalkan diri.

Ini biodata Narasumbernya.

BIODATA

Nama lengkap : Sudomo, S.Pt.

Nama pena : Momo DM

Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 27 Maret 1975

Jenis kelamin : Laki – Laki

Pekerjaan : Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat

Pendidikan terakhir : S1 Peternakan Universitas Diponegoro

Alamat lengkap : Jalan Adi Sucipto Gang Perjuangan RT 004 RW 023

Lingkungan Baturaja Kelurahan Ampenan Tengah

Kecamatan Ampenan Kota Mataram NTB

Nomor HP/WA : 08175701827

Alamat blog pribadi : www.eigendomo.com

Akun media sosial :

a. Facebook : Mazmo Lombok

b. Twitter /Instagram : @momo_DM

Karya yang pernah dipublikasikan: 10 buku fiksi yang salah satunya adalah buku kumpulan flash fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul CERMIN melalui jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011. Sedangkan karyanya yang berupa buku non-fiksi ada 2 buah. Salah satunya menerbitkan buku saku wisata Lombok seri pantai berjudul DONG AYOK KE LOMBOK! bersama penulis Lombok lainnya lewat penerbit DIMENSI PUBLISHING tahun 2013. Prestasinya dalam kepenulisan telah mengantongi 13 jenis prestasi, diantaranya adalah menjadi Juara I Lomba Menulis Cerita Rakyat Sasak Bagi Guru se-Lombok Barat yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lombok Barat tahun 2017. Hebat Narasumber siang ini.

MATERI BELAJAR

Materinya boleh disimak ya dalam tayangan dibawah ini;

Kali ini mohon ijin para coach, saya resumenya dalam bentuk video ya. silahkan dibuka. Atau boleh juga dikunjungi alamat ini ya;

 https://bit.ly/3vFXrqg 

PERTANYAAN DAN TANGGAPAN

Pertanyaan:

Apakah seri atau   jenis pentigraf bisa dijadikan buku Antologi? Kalau bisa sebaiknya outlinenya seperti apa?

Jawaban:

Pentigraf sangat bisa dijadikan antologi. Dengan catatan mengangkat satu tema besar atau kalaupun terpaksa beberapa tema, bisa menggunakan tema-tema sejenis. Untuk outline sama seperti pada penulisan cerita fiksi umumnya, yaitu memuat tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang.

Pertanyaan:

1. Waktu sekolah, saya pernah mencoba mengirim naskah cerpen ke sebuah majalah remaja khusus cerpen, dan ditolak dengan alasan terlalu didramatisir. Maksudnya apa ya, dan contohnya seperti apa? Padahal cerpen itu berdasarkan kisah nyata.

2. Dalam menulis cerita anak, bagaimana agar tidak terbawa cerita yang selama ini sudah kita dengar atau baca?

Jawaban:

1. Saya melihatnya konflik yang Ibu tulis terlalu berlebihan, sehingga justru membuat cerpen seperti tidak sesuai dengan kenyataan/riil;

2. Sejatinya tema cerita anak adalah abadi. Sampai kapan pun temanya akan begitu-begitu saja. Lantas apa yang membedakannya? Cara penyajiannya. Bagaimana menyajikan secara beda? Teruslah menulis cerita anak sampai akhirnya akan menemukan gaya penulisan sendiri yang beda dengan penulis lainnya.

Pertanyaan:

1. Bagaimana caranya agar dapat menentukan konflik dalam cerita?

2. Kiat-kiat apa yang harus saya tempuh agar cerita yang saya buat tidak terkesan mengambang?

3. Boleh tidak saya digabungkan dalam komunitas penulis fiksi, pak?

Jawaban:

1. Menentukan konflik dasarnya adalah pengembangan alur/plot yang kita tulis. Tanpa adanya alur/plot yang kuat tentu konflik akan kurang nendanh. Langkah lain yaitu dengan membangun jalinan cerita yang rapi sejak awal. Tentu membutuhkan banyak referensi lagi tentang konflik internal dan eksternal tokoh.

2. Agar cerita tidak mengambang, upayakan ending adalah jawaban dari cerita secara keseluruhan. Selesai menulis, tanya pada diri apakah ending sudah menjawab tujuan tokoh utama? Jika sudah, berarti tidak mengambang lagi.

3. Sudah bubar komunitasnya.

Pertanyaan:

Bagaimana bahasa yg dipakai dalam penulisan buku fiksi? Apakah harus menggunakan bahasa berkias dan majas. Jika untuk penulis pemula lebih banyak menggunakan kata bermakna denotatif apakah boleh?

Jawaban:

Jawabannya tidak, Bu. Kecuali untuk puisi. Bahasa dalam cerita fiksi lebih memberikan kebebasan kepada penulisnya untuk mengeksplorasi kata demi kata menjadi kalimat utuh. Kunci penggunaan bahasa dalam menulis cerita fiksi adalah sesuai dengan genre tulisan yang kita tulis.

Pertanyaan:

1. Tolong ajarkan satu kutipan dialog percakapan langsung, dan satu kutipan dialog tak langsung. Karena untuk fiksi, jika ada percakapan, harus menggunakan alinea baru kan yah?

2.Mohon beri satu link blog besan saat jadi peserta dahulu di gelombang 16. Bagaimana cara besan dapat ide menulis resume dengan gaya cerpen?

Jawaban:

1. Betul. Untuk cerita fiksi memang seyogyanya percakapan adalah alinea baru. Namun, bisa saja digabung menjadi satu alinea dengan kalimat lainnya.

Kutipan dialog langsung contohnya:

"Dia tidak mencintaiku! " teriak Budi sambil menggebrak meja.

Kutipan dialog tak langsung:

Dia tidak mencintaiku, begitu kata Budi padaku.

2. Menulis ide dengan gaya cerpen, tepatnya cerita anak datang begitu saja. Berawal dari ingin tampil beda eh ternyata keasyikan dan keterusan. Selengkapnya bisa cek di sini,  https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/16/pahlawan-literasi-tulisan-dari-catatan/

Pertanyaan:

1.  Apa semua jenis fiksi mudah dibukukan, dan bagaimana pemasaran buku fiksi itu?

2. Apa syarat masuk komunitas fiksi, bisakah saya masuk komunitas fiksi?

Jawaban:

1. Pada dasarnya semua hal tidak ada yang sulit. Yang membuat tidak mudah itu adalah tidak ada niat kita menjadikannya mudah. Terkait pemasaran saya rasa masing-masing buku sudah memiliki takdirnya masing-masing. Pemasaran buku fiksi pada dasarnya sama saja dengan buku nonfiksi. Tergantung pada upaya keras dilandasi kreativitas kita untuk memasarkannya kalau diterbitkan secara indi. Beda halnya kalau di penerbit mayor seperti beberapa buku saya, Alhamdulillah pemasaran juga bagus karena penerbitan disesuaikan dengan selera pasar.

2. Terkait komunitas fiksi, dulu saya bergabung tapi sekarang komunitasnya sudah mati suri. Bergabung dengan komunitas fiksi tentu syaratnya adalah mau menulis fiksi.

Pertanyaan:

Jika sulit menghadirkan sosok antagonis dalam sebuah fiksi. Apakah ada kiatnya?

Jawaban:

Cara mudah menghadirkannya adalah dengan membayangkan seseorang yang sangat tidak kita sukai. Dari situ kembangkan tokoh tersebut menjadi tokoh yang berlawanan dengan tokoh utama. Kalau tokoh utama kita pilih yang jahat, cara menghadirkan antagonis ya cari seseorang yang sangat kita sukai.

Pertanyaan:

Apa perbedaan antara fiksi, fiktif dan khayal? kemudian apakah para penulis fiksi itu penghayal? lalu beda khayal dengan mimpi?

Jawaban:

Fiksi = cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya); rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan; pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran.

Fiktif = Bersipat fiksi, hanya terdapat dalam khayalan.

Khayal = Lukisan (gambar) dalam angan-angan; yang diangan-angankan seperti benar-benar ada.

Mimpi = sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur; angan-angan.

 

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-13: Senin, 3 Mei 2021

Resume ke: 12

Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber: Bapak Sudomo, S.Pt.

Gelombang: 18

 

 

Permenpanrb no. 21 tahun 2024

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru. https://drive.google.com/file/d/1rd2qYU...