Jumat, 07 Mei 2021

Proofreading

 Resume ke-14

  PROOFREADING

ehasanah675@gmail.com

Bismillahirrohmanirrohiim

Sesuai dengan jadwal pada pelatihan belajar menulis pertemuan ke-15 gelombang 18 ini, dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB hari Jum’at, 7 Mei 2021. Tema yang akan dibahas adalah Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Narasumber yang menyampaikan materi yakni Bapak Susanto, S,Pd. Atau yang biasa kami panggil dengan Pak D. Didampingi oleh moderator Ibu Rita Wati, S.Kom.

Untuk mengenal narasumber lebih dekat lagi, inilah biodatanya.

Nama lengkap                  : Susanto, S.Pd.

Nama Komunitas             : Pak D

Tempat, tanggal lahir       : Gombong Kebumen, 29 Juni 1971

Jenis kelamin                   : Laki-Laki

Pekerjaan                          : Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan

Pendidikan terakhir          : S1 PGSD

Alamat lengkap                : Jalan Pesantren Dusun 2 Desa D. Tegalrejo, Kec. Tugumulyo, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan

Nomor HP/WA    : 081373353014

Alamat blog pribadi         : www.blogsusanto.com

Akun media social           :

a.  Facebook: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/

b. Twitter: @antok_eni

c. Instagram: @susanto_eni/

Pak.D ini merupakan alumni Belajar menulis gelombang 15 dan guru di SDN Mardiharjo di Kabupaten.Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

MATERI

Pak D memaparkan tentang Proofreading berdasarkan artikel di beberapa website. Selain beliau juga telah berpengalaman melakukan proofreading untuk buku-buku yang telah diterbitkan. Yang dimaksud proofreadingoleh Pak D ternyata istilah yang bias akita sebut dengan mengedit. Jadi Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Proofreading dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca kecil, kesalahan ketik, masalah pemformatan, dan inkonsistensi.

Materi ini sangat menarik dan penting dipelajari karena ternyata sebagai penulis pemula dan sebagai blogger kita kurang cermat dalam penulisan. Para guru blogger yang tergabung di komunitas menulis (termasuk kita di kelas menulis Omjay) biasanya “berlomba-lomba” untuk segera menerbitkan tulisan. Apalagi jika ada challenge seperti yang dimiliki oleh beberapa komunitas menulis. Maklum, sih. Jam “D” jatuh tempo penyetoran naskah kadang menjadi pertimbangan agar naskah segera dipublikasikan di blog kesayangan.Belum agi jika ada reward bagi penulis resume tercepat.

Apa akibatnya kalau kita tidak melakukan proofreading?

Tentu kemungkinan tulisan kurang tepat mudah ditemukan. Maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurangcermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya. Oleh karena itu, proofreading sangat penting. Ketimbang kita "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri, 'kan?

Apa bedanya dengan mengedit?

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Inia da cerita pengalaman Pak D sendiri. Cerita pengalaman sedikit ketika mengedit naskah antologi. Ada tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, hanya melakukan proofreading pada tulisan tersebut. Misalnya kesalahan meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya. Namun tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekalai kalimat tunggal, biasanya saya lakukan proses editing.

Menurut "penerbitdeepublish" ada beberapa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1.       Pengeditan Konten

Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama.

2.       Pengeditan Baris

Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

3.       Menyalin Pengeditan

Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.

4. Proofreading yakni melakukan:

ร˜  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

ร˜  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

ร˜  Konsistensi nama dan ketentuan

ร˜  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya tersebut bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog;

Kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.

Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya (yang saya lakukan) adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning.

Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Saya pribadi selalu “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.  Misalnya banyak kata maksimal yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO) adalah 20 kata.

TANGGAPAN DAN PERTANYAAN DARI PESERTA

Pertanyaan:

1. apakah perbedaan proofreading masa dulu dan sekarang pak.?

2.Apakah syarat proofreading tiap penerbit berbeda?

3.Apakah boleh menjadi editor buku sendiri?

Jawaban:

1. Menurut pak D tidak ada bedanya, hanya pada masa dulu pedomannya EYD. Nah untuk masa kini, karena sudah ada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) ya kita gunakan PUEBI untuk memeriksa tulisan kita.

2. Nah untuk ini yang berhak menjawab pertanyaan ke-2 adalah penerbit ya. Biasanya penerbit mayor proofreading melibatkan pekerjaan asisten editorial. Pemimpin redaksi menjelaskan bahwa kontribusi peninjau terhadap pemeriksaan naskah adalah bahwa suatu kata atau kalimat yang tidak masuk akal, karena menulis dan menerjemahkan itu tidak pantas. Pada saat itu, naskah dikembalikan ke penerbit untuk memperbaikinya. Sehingga tidak heran jika titik koma dan huruf besar-kecil menjadi tanggung jawab proofreader, karena editor internal tidak selalu berurusan dengan teks, tetapi juga berurusan dengan proposal untuk konsep periklanan, menemukan penulis untuk komunikasi, menyiapkan SPK untuk penerusan kepada pihak keuangan, Percakapan dengan desainer yang dibutuhkan dan banyak lagi. Apakah pekerjaan proofreader sangat mudah? Apakah pekerjaan itu mudah atau tidak tergantung pada setiap orang yang menilai itu. Ketika kita sudah mencintai sebuah pekerjaan, maka semua akan terasa mudah dan menyenangkan.

3. Sebelum disetorkan ke penerbit, penulis adalah EDITOR PERTAMA. Dalam praktiknya, editr mestinya orang lain. Ingat ya, orang lain itu seperti kita, mampu melihat kuman yang berada di seberang lautan, sementara gajah yang gede di pelupuk mata tidak kelihatan.

Pertanyaan:

Apakah proofreading itu boleh dilakukan oleh orang lain? Karena sepengetahuan saya, proofreading biasanya dilakukan oleh penulis sendiri. Jika memang ada proofreader (orang lain), apakah itu berbayar atau sama tugasnya dengan editor?

Jawaban:

Penulis adalah EDITOR PERTAMA sekaligus PROOFREADER PERTAMA. Jika memang ada proofreader (orang lain), apakah itu berbayar atau sama tugasnya dengan editor? Saat ini sudah ada dan banyak tenaga penyedia jasa proofreading. Ada yang menjadi in-house proofreader untuk perusahaan penerbitan, ada juga yang memilih untuk menjadi freelance proofreader. Masalah nominal (berapa angkanya?) relatif bu. Untuk Komunitas seperti kita saling membantu dan mengasah kemampuan tentu tidak akan seperti jasa proofreader professional. Untuk lebih jelasnya bisa dibuka link ini.

https://yoriyuliandra.com/site/2019/07/11/pengalaman-menggunakan-proofreading-online-berbayar/

Pertanyaan:

Bagaimana cara jika tulisan kurang dari target bisa di proofeading sesuai ketentuan?

Jawaban:

Sebenarnya tugas proofreader kan sebatas itu ya, memperbaiki tulisan, ejaan. Jika struktur kalimatnya kacau jadi editor dulu.

Pertanyaan:

Dalam 1 paragraf berapa sebaiknya kalimat majemuk yang mestinya muncul? Berapa jumlah maksimal kata ganti dalam 1 paragraf?

Jawaban:

Kalimat jangan lebih dari 20 kata, itu saran yang umum. Banyaknya kal majemuk berapa? Saya pikir proporsional saja sesuai dengan ide pokok dalam paragraf itu. Berapa jumlah maksimal kata ganti dalam 1 paragraf? Sebaiknya jika menceritakan seseorang berganti-ganti mengunakan nama, sapaan, kata ganti itu lebih bijaksana.

Pertanyaan:

Adakah tehnik husus dalam memoles kalimat panjang menjadi namun tetap memiliki makna yang jelas?

Jawaban:

Boleh baca atau simak di sini ya

https://blogsusanto.com/2020/10/17/kalimatmu-kepanjangan/

Kalimat yang "pendek" biasanya lebih disukai.

Mari kita rasakan.

Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, ketimbang membaca kalimat yang sangat panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subjek tetap jelas. Hal itu memungkinkan pembaca tulisan kita menyerap informasi dengan jelas juga.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.

Resume dalam bentuk Ppt dan Youtube menyusul ya.

Terimakasih Pak D atas ilmunya hari ini.

 

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-15: Jumat, 7 Mei 2021

Resume ke: 14

Tema: Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber: Bapak Susanto, S.Pd. alias Pak D.

Gelombang: 18

 

12 komentar:

  1. Lengkap sekali resume nya bu.
    Gaya Bahasa nya enak dibaca.

    BalasHapus
  2. Menunggu buka sambil membaca resume bunda yang mantap sekali, mengalir dan enak di baca. Luarbiasanya komplit pulak๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bun. Mencoba tepat waktu langsung dibuat bun.

      Hapus
  3. Paket komplit pokoknya bu. Luar biasa๐Ÿ‘๐Ÿป

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bun. Blm maksimal karena diburu2 ditungguin dapur

      Hapus
  4. Bukan main. Lengkap dah. Semoga tebakan saya salah, ada kesan terburu-burukah?

    BalasHapus
  5. Sangat terburu2 pak D. Yg lucu kita bljar proofreading, eh buat resumenya malah tidak melakukan proofreading, ampuni suhu. Waktu terasa begitu sempit kalau digunakan seperti kegiatan ini. By the way, terimakasih atas ilmu dan jg kunjungannya ya.

    BalasHapus
  6. Materinya super lengkap dan padat informasi bund

    BalasHapus

KSP

Kurikulum Satuan Pendidikan  Mengawali tahun pelajaran 2024-2025 pada hari Senin, 15 Juli 2024 semua madrasah melaksanakan Matsama (Masa ta&...