Jumat, 07 Mei 2021

Proofreading

 Resume ke-14

  PROOFREADING

ehasanah675@gmail.com

Bismillahirrohmanirrohiim

Sesuai dengan jadwal pada pelatihan belajar menulis pertemuan ke-15 gelombang 18 ini, dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB hari Jum’at, 7 Mei 2021. Tema yang akan dibahas adalah Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Narasumber yang menyampaikan materi yakni Bapak Susanto, S,Pd. Atau yang biasa kami panggil dengan Pak D. Didampingi oleh moderator Ibu Rita Wati, S.Kom.

Untuk mengenal narasumber lebih dekat lagi, inilah biodatanya.

Nama lengkap                  : Susanto, S.Pd.

Nama Komunitas             : Pak D

Tempat, tanggal lahir       : Gombong Kebumen, 29 Juni 1971

Jenis kelamin                   : Laki-Laki

Pekerjaan                          : Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan

Pendidikan terakhir          : S1 PGSD

Alamat lengkap                : Jalan Pesantren Dusun 2 Desa D. Tegalrejo, Kec. Tugumulyo, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan

Nomor HP/WA    : 081373353014

Alamat blog pribadi         : www.blogsusanto.com

Akun media social           :

a.  Facebook: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/

b. Twitter: @antok_eni

c. Instagram: @susanto_eni/

Pak.D ini merupakan alumni Belajar menulis gelombang 15 dan guru di SDN Mardiharjo di Kabupaten.Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

MATERI

Pak D memaparkan tentang Proofreading berdasarkan artikel di beberapa website. Selain beliau juga telah berpengalaman melakukan proofreading untuk buku-buku yang telah diterbitkan. Yang dimaksud proofreadingoleh Pak D ternyata istilah yang bias akita sebut dengan mengedit. Jadi Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Proofreading dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca kecil, kesalahan ketik, masalah pemformatan, dan inkonsistensi.

Materi ini sangat menarik dan penting dipelajari karena ternyata sebagai penulis pemula dan sebagai blogger kita kurang cermat dalam penulisan. Para guru blogger yang tergabung di komunitas menulis (termasuk kita di kelas menulis Omjay) biasanya “berlomba-lomba” untuk segera menerbitkan tulisan. Apalagi jika ada challenge seperti yang dimiliki oleh beberapa komunitas menulis. Maklum, sih. Jam “D” jatuh tempo penyetoran naskah kadang menjadi pertimbangan agar naskah segera dipublikasikan di blog kesayangan.Belum agi jika ada reward bagi penulis resume tercepat.

Apa akibatnya kalau kita tidak melakukan proofreading?

Tentu kemungkinan tulisan kurang tepat mudah ditemukan. Maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurangcermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya. Oleh karena itu, proofreading sangat penting. Ketimbang kita "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri, 'kan?

Apa bedanya dengan mengedit?

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Inia da cerita pengalaman Pak D sendiri. Cerita pengalaman sedikit ketika mengedit naskah antologi. Ada tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, hanya melakukan proofreading pada tulisan tersebut. Misalnya kesalahan meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya. Namun tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekalai kalimat tunggal, biasanya saya lakukan proses editing.

Menurut "penerbitdeepublish" ada beberapa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1.       Pengeditan Konten

Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama.

2.       Pengeditan Baris

Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

3.       Menyalin Pengeditan

Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.

4. Proofreading yakni melakukan:

Ø  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

Ø  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

Ø  Konsistensi nama dan ketentuan

Ø  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya tersebut bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog;

Kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.

Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya (yang saya lakukan) adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning.

Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Saya pribadi selalu “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.  Misalnya banyak kata maksimal yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO) adalah 20 kata.

TANGGAPAN DAN PERTANYAAN DARI PESERTA

Pertanyaan:

1. apakah perbedaan proofreading masa dulu dan sekarang pak.?

2.Apakah syarat proofreading tiap penerbit berbeda?

3.Apakah boleh menjadi editor buku sendiri?

Jawaban:

1. Menurut pak D tidak ada bedanya, hanya pada masa dulu pedomannya EYD. Nah untuk masa kini, karena sudah ada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) ya kita gunakan PUEBI untuk memeriksa tulisan kita.

2. Nah untuk ini yang berhak menjawab pertanyaan ke-2 adalah penerbit ya. Biasanya penerbit mayor proofreading melibatkan pekerjaan asisten editorial. Pemimpin redaksi menjelaskan bahwa kontribusi peninjau terhadap pemeriksaan naskah adalah bahwa suatu kata atau kalimat yang tidak masuk akal, karena menulis dan menerjemahkan itu tidak pantas. Pada saat itu, naskah dikembalikan ke penerbit untuk memperbaikinya. Sehingga tidak heran jika titik koma dan huruf besar-kecil menjadi tanggung jawab proofreader, karena editor internal tidak selalu berurusan dengan teks, tetapi juga berurusan dengan proposal untuk konsep periklanan, menemukan penulis untuk komunikasi, menyiapkan SPK untuk penerusan kepada pihak keuangan, Percakapan dengan desainer yang dibutuhkan dan banyak lagi. Apakah pekerjaan proofreader sangat mudah? Apakah pekerjaan itu mudah atau tidak tergantung pada setiap orang yang menilai itu. Ketika kita sudah mencintai sebuah pekerjaan, maka semua akan terasa mudah dan menyenangkan.

3. Sebelum disetorkan ke penerbit, penulis adalah EDITOR PERTAMA. Dalam praktiknya, editr mestinya orang lain. Ingat ya, orang lain itu seperti kita, mampu melihat kuman yang berada di seberang lautan, sementara gajah yang gede di pelupuk mata tidak kelihatan.

Pertanyaan:

Apakah proofreading itu boleh dilakukan oleh orang lain? Karena sepengetahuan saya, proofreading biasanya dilakukan oleh penulis sendiri. Jika memang ada proofreader (orang lain), apakah itu berbayar atau sama tugasnya dengan editor?

Jawaban:

Penulis adalah EDITOR PERTAMA sekaligus PROOFREADER PERTAMA. Jika memang ada proofreader (orang lain), apakah itu berbayar atau sama tugasnya dengan editor? Saat ini sudah ada dan banyak tenaga penyedia jasa proofreading. Ada yang menjadi in-house proofreader untuk perusahaan penerbitan, ada juga yang memilih untuk menjadi freelance proofreader. Masalah nominal (berapa angkanya?) relatif bu. Untuk Komunitas seperti kita saling membantu dan mengasah kemampuan tentu tidak akan seperti jasa proofreader professional. Untuk lebih jelasnya bisa dibuka link ini.

https://yoriyuliandra.com/site/2019/07/11/pengalaman-menggunakan-proofreading-online-berbayar/

Pertanyaan:

Bagaimana cara jika tulisan kurang dari target bisa di proofeading sesuai ketentuan?

Jawaban:

Sebenarnya tugas proofreader kan sebatas itu ya, memperbaiki tulisan, ejaan. Jika struktur kalimatnya kacau jadi editor dulu.

Pertanyaan:

Dalam 1 paragraf berapa sebaiknya kalimat majemuk yang mestinya muncul? Berapa jumlah maksimal kata ganti dalam 1 paragraf?

Jawaban:

Kalimat jangan lebih dari 20 kata, itu saran yang umum. Banyaknya kal majemuk berapa? Saya pikir proporsional saja sesuai dengan ide pokok dalam paragraf itu. Berapa jumlah maksimal kata ganti dalam 1 paragraf? Sebaiknya jika menceritakan seseorang berganti-ganti mengunakan nama, sapaan, kata ganti itu lebih bijaksana.

Pertanyaan:

Adakah tehnik husus dalam memoles kalimat panjang menjadi namun tetap memiliki makna yang jelas?

Jawaban:

Boleh baca atau simak di sini ya

https://blogsusanto.com/2020/10/17/kalimatmu-kepanjangan/

Kalimat yang "pendek" biasanya lebih disukai.

Mari kita rasakan.

Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, ketimbang membaca kalimat yang sangat panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subjek tetap jelas. Hal itu memungkinkan pembaca tulisan kita menyerap informasi dengan jelas juga.

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.

Resume dalam bentuk Ppt dan Youtube menyusul ya.

Terimakasih Pak D atas ilmunya hari ini.

 

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-15: Jumat, 7 Mei 2021

Resume ke: 14

Tema: Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber: Bapak Susanto, S.Pd. alias Pak D.

Gelombang: 18

 

Kata Mutiara_Pendidikan

 


Senin, 03 Mei 2021

Kiat Menulis Cerita Fiksi

 Resume ke-12

 KIAT MENULIS CERITA FIKSI

ehasanah675@gmail.com

Suara lembut Bu Kanjeng terdengar tepat di pukul 13.00 siang ini. Sebagai moderator, Bu Kanjeng siap memandu kegiatan pelatihan belajar menulis pada edisi Senin, 3 Mei 2021. Kami peserta pelatihan merasa sangat termotivasi dengan semangatnya yang luar biasa. Ini terlihat dari kesiapan dan pelaksanaan pelatihan yang tepat waktu. Terimakasih Bu Kanjeng.

Narasumber yakni Bapak Sudomo, S.Pt. juga nampak telah mempersiapkan diri untuk memberi materi dengan tema yang sangat menarik. Tema yang akan dibahasnya adalah Kiat Menulis Cerita Fiksi.

Sebelum memberikan materi, seperti biasa Narasumber dipersilahkan memperkenalkan diri.

Ini biodata Narasumbernya.

BIODATA

Nama lengkap : Sudomo, S.Pt.

Nama pena : Momo DM

Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 27 Maret 1975

Jenis kelamin : Laki – Laki

Pekerjaan : Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat

Pendidikan terakhir : S1 Peternakan Universitas Diponegoro

Alamat lengkap : Jalan Adi Sucipto Gang Perjuangan RT 004 RW 023

Lingkungan Baturaja Kelurahan Ampenan Tengah

Kecamatan Ampenan Kota Mataram NTB

Nomor HP/WA : 08175701827

Alamat blog pribadi : www.eigendomo.com

Akun media sosial :

a. Facebook : Mazmo Lombok

b. Twitter /Instagram : @momo_DM

Karya yang pernah dipublikasikan: 10 buku fiksi yang salah satunya adalah buku kumpulan flash fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul CERMIN melalui jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011. Sedangkan karyanya yang berupa buku non-fiksi ada 2 buah. Salah satunya menerbitkan buku saku wisata Lombok seri pantai berjudul DONG AYOK KE LOMBOK! bersama penulis Lombok lainnya lewat penerbit DIMENSI PUBLISHING tahun 2013. Prestasinya dalam kepenulisan telah mengantongi 13 jenis prestasi, diantaranya adalah menjadi Juara I Lomba Menulis Cerita Rakyat Sasak Bagi Guru se-Lombok Barat yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lombok Barat tahun 2017. Hebat Narasumber siang ini.

MATERI BELAJAR

Materinya boleh disimak ya dalam tayangan dibawah ini;

Kali ini mohon ijin para coach, saya resumenya dalam bentuk video ya. silahkan dibuka. Atau boleh juga dikunjungi alamat ini ya;

 https://bit.ly/3vFXrqg 

PERTANYAAN DAN TANGGAPAN

Pertanyaan:

Apakah seri atau   jenis pentigraf bisa dijadikan buku Antologi? Kalau bisa sebaiknya outlinenya seperti apa?

Jawaban:

Pentigraf sangat bisa dijadikan antologi. Dengan catatan mengangkat satu tema besar atau kalaupun terpaksa beberapa tema, bisa menggunakan tema-tema sejenis. Untuk outline sama seperti pada penulisan cerita fiksi umumnya, yaitu memuat tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang.

Pertanyaan:

1. Waktu sekolah, saya pernah mencoba mengirim naskah cerpen ke sebuah majalah remaja khusus cerpen, dan ditolak dengan alasan terlalu didramatisir. Maksudnya apa ya, dan contohnya seperti apa? Padahal cerpen itu berdasarkan kisah nyata.

2. Dalam menulis cerita anak, bagaimana agar tidak terbawa cerita yang selama ini sudah kita dengar atau baca?

Jawaban:

1. Saya melihatnya konflik yang Ibu tulis terlalu berlebihan, sehingga justru membuat cerpen seperti tidak sesuai dengan kenyataan/riil;

2. Sejatinya tema cerita anak adalah abadi. Sampai kapan pun temanya akan begitu-begitu saja. Lantas apa yang membedakannya? Cara penyajiannya. Bagaimana menyajikan secara beda? Teruslah menulis cerita anak sampai akhirnya akan menemukan gaya penulisan sendiri yang beda dengan penulis lainnya.

Pertanyaan:

1. Bagaimana caranya agar dapat menentukan konflik dalam cerita?

2. Kiat-kiat apa yang harus saya tempuh agar cerita yang saya buat tidak terkesan mengambang?

3. Boleh tidak saya digabungkan dalam komunitas penulis fiksi, pak?

Jawaban:

1. Menentukan konflik dasarnya adalah pengembangan alur/plot yang kita tulis. Tanpa adanya alur/plot yang kuat tentu konflik akan kurang nendanh. Langkah lain yaitu dengan membangun jalinan cerita yang rapi sejak awal. Tentu membutuhkan banyak referensi lagi tentang konflik internal dan eksternal tokoh.

2. Agar cerita tidak mengambang, upayakan ending adalah jawaban dari cerita secara keseluruhan. Selesai menulis, tanya pada diri apakah ending sudah menjawab tujuan tokoh utama? Jika sudah, berarti tidak mengambang lagi.

3. Sudah bubar komunitasnya.

Pertanyaan:

Bagaimana bahasa yg dipakai dalam penulisan buku fiksi? Apakah harus menggunakan bahasa berkias dan majas. Jika untuk penulis pemula lebih banyak menggunakan kata bermakna denotatif apakah boleh?

Jawaban:

Jawabannya tidak, Bu. Kecuali untuk puisi. Bahasa dalam cerita fiksi lebih memberikan kebebasan kepada penulisnya untuk mengeksplorasi kata demi kata menjadi kalimat utuh. Kunci penggunaan bahasa dalam menulis cerita fiksi adalah sesuai dengan genre tulisan yang kita tulis.

Pertanyaan:

1. Tolong ajarkan satu kutipan dialog percakapan langsung, dan satu kutipan dialog tak langsung. Karena untuk fiksi, jika ada percakapan, harus menggunakan alinea baru kan yah?

2.Mohon beri satu link blog besan saat jadi peserta dahulu di gelombang 16. Bagaimana cara besan dapat ide menulis resume dengan gaya cerpen?

Jawaban:

1. Betul. Untuk cerita fiksi memang seyogyanya percakapan adalah alinea baru. Namun, bisa saja digabung menjadi satu alinea dengan kalimat lainnya.

Kutipan dialog langsung contohnya:

"Dia tidak mencintaiku! " teriak Budi sambil menggebrak meja.

Kutipan dialog tak langsung:

Dia tidak mencintaiku, begitu kata Budi padaku.

2. Menulis ide dengan gaya cerpen, tepatnya cerita anak datang begitu saja. Berawal dari ingin tampil beda eh ternyata keasyikan dan keterusan. Selengkapnya bisa cek di sini,  https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/16/pahlawan-literasi-tulisan-dari-catatan/

Pertanyaan:

1.  Apa semua jenis fiksi mudah dibukukan, dan bagaimana pemasaran buku fiksi itu?

2. Apa syarat masuk komunitas fiksi, bisakah saya masuk komunitas fiksi?

Jawaban:

1. Pada dasarnya semua hal tidak ada yang sulit. Yang membuat tidak mudah itu adalah tidak ada niat kita menjadikannya mudah. Terkait pemasaran saya rasa masing-masing buku sudah memiliki takdirnya masing-masing. Pemasaran buku fiksi pada dasarnya sama saja dengan buku nonfiksi. Tergantung pada upaya keras dilandasi kreativitas kita untuk memasarkannya kalau diterbitkan secara indi. Beda halnya kalau di penerbit mayor seperti beberapa buku saya, Alhamdulillah pemasaran juga bagus karena penerbitan disesuaikan dengan selera pasar.

2. Terkait komunitas fiksi, dulu saya bergabung tapi sekarang komunitasnya sudah mati suri. Bergabung dengan komunitas fiksi tentu syaratnya adalah mau menulis fiksi.

Pertanyaan:

Jika sulit menghadirkan sosok antagonis dalam sebuah fiksi. Apakah ada kiatnya?

Jawaban:

Cara mudah menghadirkannya adalah dengan membayangkan seseorang yang sangat tidak kita sukai. Dari situ kembangkan tokoh tersebut menjadi tokoh yang berlawanan dengan tokoh utama. Kalau tokoh utama kita pilih yang jahat, cara menghadirkan antagonis ya cari seseorang yang sangat kita sukai.

Pertanyaan:

Apa perbedaan antara fiksi, fiktif dan khayal? kemudian apakah para penulis fiksi itu penghayal? lalu beda khayal dengan mimpi?

Jawaban:

Fiksi = cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya); rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan; pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran.

Fiktif = Bersipat fiksi, hanya terdapat dalam khayalan.

Khayal = Lukisan (gambar) dalam angan-angan; yang diangan-angankan seperti benar-benar ada.

Mimpi = sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur; angan-angan.

 

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-13: Senin, 3 Mei 2021

Resume ke: 12

Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber: Bapak Sudomo, S.Pt.

Gelombang: 18

 

 

Sabtu, 01 Mei 2021

Resume 11 Menggali Informasi tentang Penerbit Mayor

 Resume ke-11

 MENGGALI INFORMASI TENTANG PENERBIT MAYOR

ehasanah675@gmail.com

Jumat, 30 April 2021 kembali kita belajar menulis bersama dalam Pelatihan Menulis gelombang 18. Tema yang akan dibahas sama dengan hari Rabu kemarin yakni tentang penerbit mayor. Hanya Narasumber yang memberikan materi yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni. Beliau adalah Direktur Penerbit ANDI, Ketua I, IKAPI DIY, Penulis buku, bersertifikat BNSP dan merupakan Assesor BNSP.

Sedangkan moderatornya adalah Bunda Rita Wati, S.Kom.

 


Bahasan tentang seluk beluk penerbit mayor bagi penulis pemula sungguh sangat menarik. Apalagi narasumber yang memaparkannya adalah orang nomor satu pada penerbit mayor. Informasi dan ilmu akan sangat bermanfaat bagi pemula. Sebelumnya saya ucapkan Terimakasih kepada Bapak Joko Irawan Mumpuni yang telah berkenan berbagi ilmunya.

Untuk lebih mengenal narasumber, ini CV Bapak Joko Irawan Mumpuni.


Nah Materinya lebih spesifik tentang Menulis Buku Yang Diterima Penerbit. Materinya disampaikan dalam Voice Note dan Slide di Grup WA Belajar Menulis Gelombang 18.

 

MATERI POKOK

Menulis buku yang diterima penerbit adalah materi yang sangat penting bagi penulis pemula. Mengapa ini penting? Karena jika kita sudah mulai menulis atau menghasilkan sebuah tulisan terutama buku. jika tidak diterima penerbit itu akan sia-sia. Jika bisa menerbitkan buku yang menembus penerbit Mayor, itulah menunjukkan keberhasilan yang akan kita raih dalam pelatihan ini. Tujuannya nanti peserta bisa memperhatikan apa syarat-syarat yang harus dipenuhi agar naskah bisa tembus di penerbit Mayor seperti Penerbit Andi.

Diagram Produk Buku Di Pasar

Jika dilihat di pasaran, produk buku itu ada dua kategori. Ini ada diagram yang bisa ditelaah bersama.  Kategori Buku itu dibuat diagram yang seperti sirip ikan. Ada dua kategori yakni Buku teks dan buku non teks. Buku teks dibagi menjadi dua kelompok besar lagi yaitu Bupel singkatan dari buku pelajaran dan buku Perti yaitu singkatan dari buku perguruan tinggi. Buku pelajaran (bupel) dibagi menjadi dua yakni eksak dan non eksak. Bupel biasanya pembagiannya bukan seperti buku perguruan tinggi tetapi pembagiannya berdasarkan kelas PAUD SD SMP SMA dan SMK. Sedangkan bagian bawah itu yakni buku fiksi dan nonfiksi. Banyak sekali jenisnya, misalnya fiksi populer buku-buku petunjuk praktis masak dan lain sebagainya. Kita tinggal pilih, mau milih nulis buku yang masuk kategori mana.

 Ini adalah buku teks pelajaran atau cukup kita sebut bupel. Kita bisa menulis tingkat apa saja terserah itu pilihan kita mengajar dimana. Sedangkan kategori buku perguruan tinggi dibagi dua buku dan guru boleh sekarang yang sudah S2 dan S3 menulis untuk mahasiswa. Dibawah ini ada contoh gambar

 
Buku ke-1
Buku ke-2
Buku ke-3

Buku yang ditunjukkan di atas adalah contoh buku-buku yang diterbitkan berdasarkan penulisnya. Gambar yang pertama yang berjudul internet itu adalah 1 buku ditulis oleh satu penulis. Buku yang kedua adalah 1 judul buku ditulis oleh lebih dari satu penulis. Jadi boleh satu judul buku penulis lebih dari satu penulis. Buku yang ketiga yaitu buku yang diterbitkan kerjasama dengan banyak Lembaga. Itu ada penerbit Andi, ada ikatan penyelenggara internet Indonesia dan lain sebagainya termasuk menkominfo. Berikutnya yang Unicorn itu adalah buku kerjasama antara penerbit Andi dengan lembaga khusus yaitu kampus Universitas Amikom Jakarta. Dan ada buku misalnya ini di tingkat PGRI adalah guru menulis buku bersama.


Sebelum lebih jauh kita membahas yang lain, sekarang kita harus jujur pada diri sendiri Kita sebetulnya sekarang sudah berada di level mana? Paling bawah misalnya? Seharusnya tidak mungkin ya kalau paling bawah. Untuk apa kalau tidak mau melakukan menulisnya. Kenapa ikut pelatihan ini, berarti kan pasti ada kemauan untuk menulis atau naik paling tinggi 2. I cannot do it. Saya nggak bisa menulis. Itu jawaban bohong tidak jujur. Kalau guru tidak bisa menulis nggak mungkin. Semua guru tiap hari menulis. Saat mengajar menulis, saat berkomunikasi dengan wa menulis. Waktu S1 sebelum jadi guru sudah menulis skripsi. Jadi sebetulnya tidak ada guru yang tidak bisa menulis, yang ada adalah guru yang malas menulis ulang. Ya tidak ada guru yang tidak bisa menulis, yang ada malas menulis jadi kalau enggak malas pasti sudah bisa menjadikan tulisannya jadi buku.

Gambar tentang Industri Buku

Ini penting perlu dipelajari sehingga tidak sekedar kecewa jika naskah kita ditolak oleh penerbit terutama penerbit Mayor. Perlu disampaikan bahwa penerbit itu adalah lembaga profitable artinya adalah lembaga atau perusahaan yang mencari keuntungan.

Untuk apa keuntungannya?

Ya untuk bertahan, untuk menggaji pegawai yang jumlahnya mungkin ada 600 orang dan membutuhkan gaji tiap hari, tiap bulan untuk menghidupi keluarga masing-masing, untuk makan, menyekolahkan, teknik dan lain sebagainya. Oleh karena penerbit  harus meyakini bahwa buku itu akan mendatangkan keuntungan  Jadi kirimlah naskah-naskah yang layak ke penerbit mayor misalnya penerbit Andi. Jika ingin diterima adalah naskah naskah yang pasti laku di pasaran sehingga penerbit Mayor ini mau menerima naskah yang dikirimkan.

Sekarang bagaimana penulis memilih penerbit mayor?

Penting diperhatikan adalah penerbit itu memiliki jaringan pemasarannya nasional. Penulis harus pilih penerbit yang punya jaringan pemasaran nasional selain harus pilih yang bisa saling bertindak jujur. Penulis itu tidak tahu dicetak berapa bukunya, laku berapa, ini kejujurannya. Jumlah cetakan biasanya penerbit yang harus bertindak jujur, laporannya kepada penulis untuk bayar royalti setelah diedarkan penerbit keseluruh Indonesia.

Bagaimana proses menerbitkan buku?

Proses naskah menjadi sebuah buku yakni melalui tahapan:

Ø  Penulis mengirim naskah ke penerbit

Ø  Penerbit menilai naskah

Ø  Penerbit menerima naskah

Ø  Penerbit memberi surat pemberitahuan permintaan softcopy

Ø  Penerbit mengedit naskah (setting dan desain cover) lalu proof penulis

Ø  Penerbit melakukan koreksi manual

Ø  Penerbit mencetak buku

Ø  Penerbit mendistribusikan buku

Penulis harus tahu ciri-ciri penerbit yang harus diwaspadai supaya tidak menyesal, merasa ditipu karena banyak yang mengaku penerbit mencari naskah sebetulnya mereka ini bukan penerbit. Tetapi hanya broker naskah, hanya bertindak sebagai broker naskah jadi jual beli naskah kemudian mereka jual kembali ke Penerbit. Misalnya naskah dibeli satu juta kemudian kerjasama dengan penerbit Andi brokernya ini dengan sistem royalti kalau judulnya bagus nilainya bagus 6 bulan pertama sudah lebih dari 1 juta. Itu kerugian dari penulis yang menyerahkan ke broker. Itu baru dari sisi finansial. Bagaimana kalau guru atau dosen dengan naskah-naskah yang diterbitkan itu nama penulisnya nggak dicantumkan sebagai penulis aslinya.

Apa yang harus diperhatikan dalam memilih penerbit?

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

Ø  Memiliki visi misi yang jelas

Ø  Memiliki bussines core lini produk tertentu

Ø  Pengalaman penerbit

Ø  Jaringan pemasaran (pilihlah penerbit yang memiliki jaringan pemasaran nasional)

Ø  Memiliki percetakan sendiri

Ø  Keberanian mencetak jumlah eksemplar

Ø  Kejujuran dalamp pembayaran royalty

Apa yang diperoleh seorang penulis jika naskahnya diterima penerbit mayor?

Setelah penulis berhasil tulisannya diterima penerbit Mayor setidaknya ada empat hal yang akan diterima penulis yaitu kepuasan, reputasi, karir, dan uang.

Bagaimana Sistem penilaian di penerbitan?

Gambar ini menunjukkan sistem penilaian di penerbitan. Sistem penilaian di penerbitan. Mengapa ada naskah yang ditolak, mengapa ada yang diterima. Penilaiannya berupa editorial, peluang potensi pasar, kelimuan, dan reputasi penulis. Yang paling mempengaruhi adalah peluang potensi pasar. 

Ada empat kategori naskah yang akan diterbitkan :

1. Tema tak populer, penulis populer

2. Tema populer, penulis populer

3. Tema populer, penulis tidak populer

4. Tema tak populer, penulis tak populer

Dari keempat kategori tersebut, sudah pasti untuk yang poin keempat, tidak akan diterima oleh penerbit. Sarannya untuk penulis pemula, sebaiknya menulis dengan tema yang populer. Tema yang diambil sebaiknya tema popular, yaitu tema yang sedang ngetrend saat ini, dan tidak hanya pada saat ini, tetapi selamanya. Cara melihatnya dengan menggunakan google trend. Kita tinggal mengetikkan saja tema yang kita cari. Nanti akan ada hasilnya ditampilkan dalam bentuk grafik. Di google trend juga bisa untuk membandingkan dua judul. 

Kategori penulis, pengaruh produktivitas dan kualitas.

1.      Penulis berpikir idealis

Yakni penulis berfikir idealis yang menulis tidak begitu memperhatikan kebutuhan pasar, tidak begitu suka dengan campur tangan pihak lain, imbalan finansial tidak begitu dipentingkan, dan kesempurnaan sebuah karya lebih penting daripada produktifitas.

2.      Penulis berpikir industrialis

Penulis berfikir industrialis adalah penulis yang menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan pasar, terbuka dan lapang dada terhadap segala intervensi pihak lain, imbalan finansial merupakan tujuan utama, terkadang kesempurnaan karya tidak lebih penting dari pada produktifitas.

3.      Penulis berpikir idealis industrialis

Penulis berfikir idealis-industrialis adalah penulis yang tetap memperhatikan kebutuhan pasar, namun tetap berani ambil sikap yang berbeda dengan kebanyakan penulis lain, meskipun terbuka terhadap masukan orang lain, tetap mempunyai pendirian yang kokoh, imbalan finansial memang penting, namun tetap memperhatikan kualitas, keseimbangan antara kesempurnaan karya dan produktifitas. Yang paling disukai penerbit adalah penulis yang idealis sekaligus industrialis.


PERTANYAAN DAN TANGGAPAN

Pertanyaan:

Langkah awal apa yang harus kita tempuh untuk menerbitkan buku solo dari kumpulan puisi-puisi dan cerpen?

Jawaban:

Jika ingin menerbitkan buku semacam ini langkah awalnya adalah diterbitkan secara individu. Ini dibiayai sendiri atau diterbitkan berupa ebook jika tidak memberatkan. Sehingga siapa tahu dari buku pertama ini dibaca banyak orang. dan ternyata disukai. Nanti bisa menerbitkan kumpulan puisi yang kedua di mana sudah ada pasarnya.

Pertanyaan:

Apakah penerbit menerima naskah buku autobiografi?

Jawaban:

Buku autobiografi tergantung autobiografinya. Nanti akan dipelajari skala pasarnya. Nah kalau itu Tokoh nasional yang punya penggemar, biasanya penerbit berani menerbitkan. Kalau tokoh nasional yang tidak punya pasarnya, penerbit pasti pikir-pikir dulu. Apalagi autobiografi yang bukan berupa tokoh. Hanya jangan khawatir tidak hanya penerbit Andi, banyak pula itu penerbit lain dengan senang hati menerbitkan buku biografi itu.  Kalau menulis autobiografi dari autobiografi kita sendiri sarannya adalah jangan pakai judul autobiografi, karena dari judul biografi orang mempertanyakan siapa kita. Maka pakailah judul-judul yang inspiratif walaupun isinya sebetulnya adalah autobiografi atau pengalaman pribadi kita.

Pertanyaan:

Apakah buku itu masih akan laku di era digital sekarang ini?

Jawaban:

Kalau mindset kita, namanya buku harus cetak kertas maka buku itu tidak mempunyai masa depan. Tetapi kalau kita bicara soal buku-buku mencakup tidak hanya cetak tetapi juga digital maka sesuai dalam undang-undang yang baru di Indonesia bisa buku dicetak dan buku digital. Intinya konten-kontendalam buku itu nggak pernah mati, dan pasti ada dibutuhkan oleh manusia.

Pertanyaan:

Apa kiat-kiat khusus dari bapak bagi kami guru penulis pemula untuk bisa membuat naskah yang bisa tembus di penerbit mayor?

Jawaban:

Sebagai pemula supaya bagus di penerbit Mayor, jangan terlalu rendah, walaupun pemula jika memiliki naskah bagus pasti langsung diterima. Misalnya bagus karena banyak informasi-informasi kebaruannya yang terkini. Buku yang sesuai dengan Kurikulum yang terbaru misalnya. Atau buku yang sesuai dengan zaman sekarang ini. Buku-buku yang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang itu.

Pertanyaan:

Bagaimana cara menentukan tema yang laris di pasaran?

Jawaban:

Tadi kan ada dua yaitu adalah temanya sesuai dengan trend yaitu dari Google trend. Yang membuat laris berikutnya adalah penulisnya popular. Jika merasa belum populer maka harus kerja keras membuat buku yang dibutuhkan dan yang sedang ngetren saat ini.

Pertanyaan:

Disaat pandemi sekarang ini apakah ada dampak dipenerbit, jika ada bagaimana cara mengatasinya? (Para siswa/mahasiswa sekarang lebih banyak belajar lewat e-book atau lewat tutorial)

Jawaban:

Dampak pasti ada. Dampaknya masih ada buku cetakan semakin tidak laku. Banyak buku-buku populer yang harus dijual melalui toko itu tutup. Jadi penjualannya sekarang ada dua jalur, yakni jalur toko buku dan jalur direct selling. Sekarang itu yang laris melalui direct selling dengan toko buku online, seperti melalui Tokopedia dan shopee. Kalau kita lihat penerbitan Andi, ada ribuan yang dipilih melalui online ini.

Pertanyaan:

Apa saja tema yang harus ditulis agar bisa mewujudkan mimpi menerbitkan buku?

Jawaban:

Kembali kepada penulis, sekarang penulis menekuni bidang apa. Itu masing-masing bidang punya trend sendiri. Misalnya kalau bidang Informatika, yang sekarang ngetrend tentang coding.

Pertanyaan:

Bagaimana penerbit Andi membeli royalty pada sistem penjualan buku?

Jawaban:

Penerbit Andi itu bekerja sama dengan semua platform yang populer di dunia. Yang paling banyak penerbit kerjasama untuk jualan itu adalah melalui Google, Google Play. kemudian ada juga kami kerjasama dengan moco, dengan Gramedia digital, dan lainnya. Cara memberi Royaltinya itu tergantung perjanjian awal. Ini dilihat potensi naskah tersebut juga, yakni potensi pasarnya. kepada siapa dijual. Atau seperti Google play hanya bisa dibaca oleh pembaca yang membeli secara pribadi. Model bisnis semacam ini akan mempengaruhi model bisnis pemberian royalti kepada penulis.

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-12: Jumat, 30 April 2021

Resume ke: 11

Tema: Penerbit Mayor

Narasumber: Bapak Joko Irawan Mumpuni

Gelombang: 18

 

Siap Asesmen Madrasah

 ASESMEN MADRASAH TP 2023-2024         Di bawah ini disajikan prosedur operasional standard (POS) asesmen madrasah tahun pelajaran 2023-2024...