Kamis, 22 April 2021

Buku Mahkota Penulis

 Resume ke-7

 Pertemuan ke-8

MEWUJUDKAN MAHKOTA PENULIS

ehasanah675@gmail.com

          Alhamdulillah di siang hari pukul 13.00 pada hari Rabu tanggal 21 April 2021 ini, masih diberikan Kesehatan yang prima. Bertepatan dengan peringatan hari Kartini yang selalu memberikan semangat dan inspirasi bagi para perempuan yang ingin maju. Juga hari ke-9 bulan Ramadhan mengisi setiap detik waktu yang dilewati dengan kegiatan yang Insya Allah bermanfaat. Walaupun tidak beranjak dari rumah dan dilakukan dengan menggunakan laptop, Diklat Penguatan Kompetensi Pengawas yang dilaksanakan dari Balai Diklat Keagamaan Bandung juga bisa saya ikuti dengan baik. Hanya mohon maaf kepada para pembimbing, mentor, dan semua yang tergabung dalam Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 18 jika Resume materi yang harus dibuat agak terlambat karena alasan harus membagi waktu dengan pekerjaan lain. Namun saya yakin semua bisa memaklumi apalagi yang statusnya sama sebagai ibu rumah tangga yang juga harus menyiapkan untuk berbuka puasa. Semangat masih berkobar dan sangat bersyukur masih banyak orang-orang yang berbagi ilmu tanpa pamrih di masa yang serba segala sesuatunya dihargai dengan uang. Terimakasih saya haturkan kepada semua pembimbing dan narasumber di Pelatihan Belajar Menulis gelombang 18 ini. Wabil khusus saya haturkan ucapan Terimakasih kepada narasumber Bapak Thamrin Dahlan, SKM, M.Si. yang hari ini siap berbagi ilmu juga Ibu Dita Widya Utami sebagai moderator. Tema yang dibahas adalah Buku Mahkota Penulis, Buku Mutiara Tulisan.


Sebelum memberikan materi seperti biasa moderator akan memperkenalkan Narasumber. Nah inilah Curiculum Vitae Narasumber hari ini. Beliau bernama H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si. seorang Alumni Pasca Sarjana UI, kelahiran Tempino Jambi 7 Juli 1952. Beliau adalah seorang Purnawirawan Polri terakhir bertugas sebagai DIrektur Pasca Rehabilitasi BNN, Pangkat Kombes Pol. Sekarang beliau sebagai Dosen dan Penulis serta Pendiri Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Tinggal di Kel. Dukuh Kramatjati Jakarta Timur. Aktif menulis sejak 2010 telah menerbitkan 37 Judul Buku. Saat ini Fokus membantu para penulis menerbitkan buku ber ISBN tanpa biaya. YPTD telah menerbitkan 210 Judul Buku. Alamat surelnya di Website :  terbitkanbukugratis.id - Email : thamrindahlan@gmail.com - WA : 08159932527 - WAG : Terbitkan Buku Gratis (media komunikasi, informasi dan edukasi literasi YPTD).

Sangat menarik materi yang disajikan dari memulai ungkapan BUKU MUARA TULISAN.

“Sesungguhnya muara dari menulis itu adalah buku. Karena, buku bersipat abadi dan menjadi alibi tak terbantahkan atas kehadiran seorang anak manusia di muka bumi ini” (Thamri Dahlan, Dosen Dan Kompasianer)

Menurut Bapak Thamrin Dahlan yang dimaksud dengan buku muara tulisan itu adalah Tulisan tulisan itu ibarat air mengalir. Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di lautan. Itulah Buku. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir perlu diselamatkan menjadi kitab.

Beliau memberikan motivasi bahwa semua orang bisa menulis. Ketika kita bisa berbicara maka otomatis kita bisa menulis. Menulis sesungguhnya pekerjaan memindahkan apa yang diucapkan kedalam peralatan tulis menulis.

Kita sebaiknya membedakan bentuk tulisan yang disusun ke kategori tulisan. Kategori artikel/tulisan itu sebagai berikut:

1. Artikel Deskriptif.

Hanya sebatas menggambarkan atau melaporkan (to describe)

Azas 5 W 1 H / tidak memecahkan masalah

Reportase/liputan/laporan

2. Artikel Eksplanatif

Menjelaskan, menerangkan dan mengupas permasalahan

secara mendalam/ilmiah. Objektif dan bertanggung jawab

 Karya Ilmiah : Skripsi/Tesis/Disertasi/jurnal

 Opini : Ipoleksosbudhankam

3. Fiksi

Kebebasan menuangkan inspirasi dunia maya sebagai

bagian tak terpisahkan dari seni

Puisi, Novel, Cerbung, Cerpen, Pantun

Tip yang diberikan untuk menulis adalah dengan methode menulis sekali duduk jadi. Upayakan tidak meniggalkan tulisan, Hiraukan kesalahan ketik, Ketika blank. Tinggalkan paragraf, masuk ke paragraf baru. Baca berulang ulang pada proses editing. Sebagai pemula cukup 5 Paragraf. Bersegera Posting tulisan di media social.

Selain itu menulis pendek-pendek. Menulis pendek pendek, upayakan maksimal 9 kata dalam satu kalimat. Bahasa bicara /seperti bertutur kata. Mudah dimengerti / pahami. Runtut tidak menjelimet. Sebagai pengalaman narasumber juga memulai menulis pada 19 Agustus 2010 di media social kompasiana.com. Terbata bata, berkeringat, resah gelisah, kuatir. Beliau berpendapat, “Apakah awak pantas menjadi penulis di media berpenghuni penulis hebat. Alah bisa karena biasa. Bukan lagi memaksa diri tetapi total tertantang. Kenapa tidak bisa mengikuti jejak Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang keturunan Minangkabau yang diberkahi talenta mahir menulis.”

Keajaiban 3 Rahasia Dunia Jurnalistik yang beliau lontarkan dan alami adalah:

1 Ternyata setiap tulisan itumemiliki Roh. Roh dalam artian tulisan hidup dengan syarat karya ketik di syiarkan ke media sosial. Ketika Tulisan dibaca apalagi diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil menjadi penulis non buku harian.

2. Biarlah tulisanmu itu membela dirinya sendiri. Biarlah bukumu itu mengikuti takdirnya (Buya Hamka) Buku Bukan Orang Terkenal sampai ke Pak Prabowo Subianto. Terbit Buku Prabowo Presidenku

3. Surprie tak terduga. Mendapat kesempatan bicara di depan Presiden Jokowi.

 

Untuk diingat ini materi dari beliau:

Buku Muara Tulisan

 

Thamrin Dahlan

 

Disampaikan pasa cara Pelatihan Menulis 18

 

Tulisan tulisan itu ibarat air mengalir .  Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di lautan.  Itulah Buku. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir  perlu diselamatkan menjadi kitab.

 

Semua Orang Punya Buku

 

Tanpa kita sadari setiap orang sebenarnya sudah pasti memiliki buku. Buku dalam artian tercantum namanya di sampul  / cover depan buku. Paling tidak dia pernah sekolah di tingkat paling rendah sekolah dasar. Itulah buku catatan tentang prestasi diri si murid,  hanya saja buku dituliskan oleh Bapak Ibu Guru yang baik hati dalam bentuk raport.  Menginjak pendidikan menengah  SMP, SMA, SMK para pelajar dan siswa  sudah di wajibkan menyusun karya tulis walaupun terkadang berupa kerja kelompok namun makalah itu dijilid jadilah buku.

 

Ketika di Perguruan Tinggi, kualitas buku seorang sarjana itu memiliki harkat terhormat.  Bersebab buku yang dinamai Skripsi, Tesis dan Disertasi diterbitkan setelah melalui proses panjang penelitian, pembimbingan dan kemudian di uji hadapan Sidang Majelis Kehormatan Para Guru Besar Universitas,

 

Jelas sekarang nama anda sudah ada disampul depan buku ilmiah.  Tersimpan abadi di perpustakaan kampus.  Menjadi kebanggaan dan bukti tak terbantahkan bahwa anda berhak menyandang gelar kesarjanaan secara legal. Pengakuan formal seorang akademisi sebagai pemenuhan  kewajibkan memiliki buku. Satu saja yang belum terlekat di cover belakang buku yaitu ISBN (international standard book number)

 

Buku Pribadi

 

Setelah memiliki 3 buku (D3, S1 dan S2) kali ini saya akan lebih banyak berkisah bagaimana seorang anak desa Tempino Jambi bisa memiliki 37 judul buku. Semua berangkat dari motivasi ingin meninggalkan sesuatu nan abadi di muka bumi.  Kata seorang teman secara berseloroh janganlah pulak nama awak hanya tertulis di Buku Yasin dan Batu Nissan.

 

Buku (saya lebih suka menyebut kitab) adalah keabadian nan memiliki masa berlaku (expired date un limited) tak terhingga bahkan sampai hari kiamat. Oleh karena itu setelah ketika mamasuki usia pensiun tahun 2010 timbul persoalan baru bagaimana mengisi waktu luang yang begitu lapang dan panjang.  Bersebab waktu luang  yang tak habis kerena memberikan kuliah  saya dianjurkan oleh keluarga untuk menulis dari pada termenung menung.

 

19 Agustus 2010 mulai menulis di media sosial kompasiana.com.  Terbata bata, berkeringat, resah gelisah, kuatir.  Apakah awak pantas menjadi penulis di media besar  berpenghuni hebat. Alah bisa karena biasa. Bukan lagi  memaksa diri tetapi total tertantang.  Kenapa tidak bisa mengikuti jejak  Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang  keturunan Minangkabau yang diberkahi talenta mahir menulis.

 

Motto penasehat, penakawan dan penasaran, diniatkan menulis  berbagi kebaikan. Ssaya merasakan masuk ke dunia baru yang sangat meng asyiek kan.   Disinilah inspirasi dan aspirasi  serta angan angan di pentaskan baik dalam bentuk reportase, opini dan fiksi.  3 Jenis tulisan ini mengalir baik air bah sampai sampai saya masuk ke kategori addict (kecanduan menulis).

 

Kiat Menulis..

 

Salah satu kiat kenapa bisa menulis 1 artikel setiap hari ialah jargon sekali duduk jadi. Sesungguhnya tulisan itu memenuhi kaedah sebuah artikel ketika mencapai 7 paragraf. Jangan pernah meninggalkan tulisan, sudah bisa dipastikan tulisan itu tidak akan pernah tuntas.  Duduklah, paksakan diri tulisan wajib selesai tak peduli salah ketik (ada proses edit).  Nanti saja bicara kualitas bersebab indikator bagus tidaknya tulisan sangat subjektif dan variatif..

 

Melalui metode sekali duduk jadi, lambat laun proses menghasilkan sebuah tulisan seiring berjalan waktu kini hanya membutuhkan waktu kurang dari 40 menit. Kita menulis puisi hanya memerlukan 10 menit asalkan suasana hati sedang mood dan terkait dengan situasi kekinian yang terjadi menyangkut ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya hankam (ipoleksosbudhankam)  dalam atau luar negeri.

 

Ketika menulis reportase taati  kaedah 5 W 1  H.  (what, where, wheb, why, who and how).   ebagai bukti liputan  original asli tampilkan pula foto selfie bersama teman/keluarga misalnya anda sedang wisata di Borobudur, Menara Eiffel atau Ibadah Umroh Masjidil Haram. Bisa juga memposting laporan setelah mengikuti satu event webinar.  Saya lebih banyak menulis reportase kehidupan masyarakat.  Inilah sumber inspirasi  tak pernah habis yang senantiasa menghampiri diri apabila jeli melihat fenomena lingkungan.  Jadilah sebuah tulisan bergenre humaniora yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca.

 

Kenapa pula tidak menulis tentang opini. Saya merasa babak belur ketika menulis dan menerbitkan Buku Prabowo Presidenku (2014). Padahal ketika posting artikel genre opini sudah berupaya menghindari menghakimi orang lain apalagi institusi. Mempertahankan objektivas, hindari hoax  dan selalu memihak kepada kebenaran. Menulis opini tak elok pula hanya ngomel, pada paragraf terakhir sertakan solusi, berupa saran pendapat membangun untuk mengurai permasalahan yang sedang dibahas.

 

3 Rahasia Menulis

 

Berdasarkan pengalaman saya merasakan kejaiban 3 rahasia  terkait dunia jurnalistik.   Rahasia pertama : Ternyata setiap tulisan itu memiliki Roh. Roh dalam artian tulisan itu hidup dengan syarat karya ketik di syiarkan ke media sosial. Tulisan anda dibaca apalagi  diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil menjadi penulis non buku harian.   Tahu sendirilah zaman dahulu kala anak mansuia acap menulis di album kenangan.

 

Buku harian itu dia nikmati sendiri, ketika membaca, tertawa, menangis, menyesal dalam seribu satu kenangan. Zaman itu telah lewat kini saatnya kuatkan niat berbagi denghan hatrapan bermanfaat dan penulis mendulang pahala melalui pekerjaan menuliss. Yes tulisan memiliki Roh, jangan ragu share ke Faecbook, whats app, dan media lainnya sehingga anda dikenal sampai satu saat menjadi terkenal.

 

Rahasia ke 2 : Buya Hamka meninggalkan pesan bermakna Biarlah tulisan mu itu membela dirinya sendiri, biarlah bukumu itu mengikuti takdirnya. Saya membuka rahasia tersebut ketika buku Bukan Orang Terkenal entah bagimana jalannya sampai di Bapak Prabowo.  Singkat cerita saya mendapat kehormatan menjadi Penulis Resmi PartaiI Gerindra selama masa kampanye 2014.  Terbitlah buku Prabowo Presidenku.  Best seller sampai di bajak.

 

Rahasia ke 3 : Profesi jurnalis atau katakanlah kami wartawan amatir mendapat kesempatan dijamu makan siang di Istana Merdeka. Tak terduga bahkan tidak terpikirkan mimpipun tidak bisa berpidato di hadapan Presiden Jokowi.  Bukankah anugerah ini merupakan kebanggaan rakyat. Bersebab menulis mampu menembus batas birokrasi dan bisa bertemu dnegan tokoh nasional.

 

Buku Muara Tulisan

 

Ketika tulisan sudah mencapai 500 artikel dengan segala suka duka mendapat aspirasi dan cemoohan kemudian terpikir kenapa tulisan nan terserak itu tidak dijiid. Istilah kumpulan tulisan dijilid resmi ber ISBN bolehlah berbangga di sebut kitab atawa buku. Tahun 2012 terbitlah buku perdana berjudul Bukan Orang Terkenal.

 

Saking besarnya keinginan memiliki nama disampul buku seperti juga Buya Hamka (guru Imajiner) saya menerbitkan buku berbayar di satu penerbit Jogyakarta. Apalah awak ini mana pula ada penerbit major bersedia menerbitkan buku seorang penulis amatir belum punya “nama”.  Judul buku pertama itu sebenarnya bentuk unjuk rasa yang ditujukan kepada diri sendiri.

 

Bersebab tulisan nan terserak semakin banyak maka proses menerbitkan buku semakin mudah.  Ibarat  menjilid makalah tak terasa jumlah buku tahun 2019 mencapai 2o kitab. Uni Husna Bundo Kanduang menganjurkan menerbitkan buku sendiri.  Terbentuklah Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) 19 Juli 2019. Visi misi fokus dibidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan  fokus membantu menerbitkan buku para penulis ber ISBN tanpa biaya alias gratis.

 

Penggiat Literasi

 

Keberadaan YPTD memberikan kemudahan menerbitkan buku. Ferbuari 2021  tertera nama Thamrin Dahlan di 37 sampul buku. Bersama teman teman penulis bergiat Literasi sampai Maret 2021 berhasil diterbitkan 210  judul buku ber ISBN  Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi para penulis di website YPTD terbitkanbukugratis.id .  Diskusi Literasi di  WAG Terbitkan Buku Gratis.

 

Program Bedah Buku setiap Selama Malam 2 pekan sekali telah terselenggara 10 episode.  Inilah media mempromosikan buku terbitan YPTD untuk para penulis senior mapun pemula. Secara psikologis ada kepuasan bathin tak terhingga bisa berbagi di bidang literasi.

 

Mengumpulkan tulisan nan terserak bermuara menjadi Buku. Selamatkan tulisan tulisan itu biarlah mereka berhimpun didalam sebah kitab karena keabadian akan melekat pada dirinya. Buku adalah suatu prestasi penulis.  Sebagai tanggung jawab Penerbit YPTD berkewajiban menyerahkan setiap judul buku  di Perpustakaan Nasional

 

    Salam Literasi

    BHP 21 April 2021

    YPTD

 

Menarik juga ini beliau berbagi bagaimana caranya bisa menerbitkan buku secara gratis di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD).

Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) komitmen membantu para penulis menerbitkan Buku Perdana ber ISBN tanpa biaya. Prosedur sangat sederhana dalam waktu 14 hari buku Terbit. Ada 3 program YPTD.  Pertama Penulis telah memiliki Naskah Buku. Kedua Penulis aktif posting tulisan di website YPTD terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul 40 artikeal maka akan buku akan diterbitkan. Program ke 3 YPTD menerbitkan buku ontologi berupa kumpulan tulisan yang di posting dalam 1 bulan.

Tentang Editor. Pada dasarnya YPTD tidak menyediakan editor naskah, Namun dengan ketentuan ukuran buku A 5, Huruf TNR font 12 serta spasi 1.5 kemudian margin 1,5,1,1,1 inshaAllah tampilan buku sudah baik.  Upayakan tulisan per paragrat tidak lebih dari 5 kalimat.  Enak dibaca. Membaca dan terus membaca tulisan sendiri adalah editor yang terbaik, sebab ROH tulisan itu ada sama Penulis.  Janagan sampai kehilang Roh, oleh karena itu tulis sendiri edit sendiri sehingga sampai timbul rasa puas. Pola ini saya lakukan ketika menerbitkan buku Tanpa Editor.

 

“Buku adalah Mahkota Seorang Penulis.  Laiknya seorang Raja, beliau diakui sebagai Penguasa karena mengenakan Mahkota di kepalanya. Mahkota itulah bentuk pengakuan resmi dari rahayatnya.  Analog dengan Seorang penulis tanpa memiliki buku maka belum bisa dikatakan sebagai seorang seorang penulis sejati” (Thamrin Dahlan)

 

CATATAN BERUPA PERTANYAAN DAN TANGGAPAN DARI PESERTA

Pertanyaan:

1. Berapa batas minimal jumlah halaman untuk layak diterbitkan di YPTD?

2. Apakah nanti naskah yg masuk dibantu oleh editor agar terlihat lebih baik dan layak dibaca?

Jawaban:

Batasan minimal dari UNICEF ketebalan buku 80 halaman atau 40 lembar. YTPD menyarankan teman teman guru mengupayakan buku nya sampai minimal 150 halaman. Buku dengan ketebalan diatas 150 halaman memiliki pungggung dalam artian buku itu cukup tebal sehingga tampak gagah berwibawa ketika diletakkan di rak buku Perpustakaan.

 

Pertanyaan:

Dalam menulis satu paragraf sering mengalami serangan kata yang sama...contoh kata "aku" tertulis berulangkali sampai 5 kali.

Contoh...

Aku mempunyai seekor kucing. Aku sangatlah sayang sama kucingku. Kucingku cantik dan manis.semua orang suka kucingku itu..

Bagaimana cara mengatasinya agar menjadi paragraf yang baik .pak.?

 

Jawaban:

Pengulangan itu memang sering terjadi, namun dengan banyak latihan nanti ditemukan kosa kata pengganti untuk sebutan Subjek.  Contohnya Aku mempunyai seekor kucing. Betapa sayangnya keluarga kepada binatang peliharaan rumah.  Mahluk Tuhan nan elok berbulu tebal hitam pekat menjadi hiburan bagi  keluarga dan tetangga.

 

Pertanyaan:

Bagaimana menentukan topik tulisan menulis buku?

Jawaban:

Topik atau katakanlah judul tulisan jangan jadi penghambat ketika menulis. Bedakan terlebih dulu kita menulis reportase (laporan), Opini atau Fiksi (cerpen, puisi pantun dlsb). Pengalaman saya judul itu terkadang dalam perjalanan menulis baru ditemukan, atau malahan judul bisa berubah setelah tulisan diruntaskan.  Satu hal penting niakan sekali duduk tulisan jadi. Jangan terhambat karena judul, stagnan di satu paragraf, menulis saja terus sampai selesai.  Namun demkiian pasti teman teman guru sudah paham Tema Tulisan terlebih dulu ditetapkan.

 

Pertanyaan:

Apakah boleh menuliskan naskah yang sama diblog kita ke yptd website? Dan apakah boleh naskah tulisan kita yang terdapat dalam buku antologi dimuat dalam yptd website?

Jawaban:

Tentu karya tulis kita itu bisa kita share ke media mana saja termasuk ke website YPTD terbitkanbukugratis.id.   Hak cipta kita dilindungi undang undang selama karya itu orisinil milik kita.  Etika menulis yaitu mengharamkan plagiat, perbuatan tidak jujur dan terpuji. Kita sering menulis opini politik, menyunting satu paragraf dari media main stream boleh kita lakukan asalkan mencantum kan sumber berita tersebut.  Selanjutnya berdasarkan nalar kita bahas peristiwa tersebut sesuai dengan ilmu pengetahuan,dan pengalaman.  Setiap hari narasumber menulis di beberapa web seperti di kompasiana, YPTD, facebook dengan topik yang sama, justru hal ini memberikan manfaat karena semakin banyak pembaca.

 

Pertanyaan:

1. Apakah naskah yang dikirim ketentuannya jenis fiksi atau khusus non fiksi jika mengirim ke YPTD?

2. Untuk 40 artikel yang dikirim itu dalam rangkaian satu tema atau boleh tema yang berbeda-beda?

Jawaban:

Penerbit YPTD menerima semua tulisan baik itu berbentuk Fiksi (Puisi, Cerpen, Pantun), Reportase (kegiatan belajar mengajar atau kegiatan lain) atau opini (menulis tentang topik tertentu). Bisa juga buku berisikan gabungan ke 3 jenis tulisan tersebut.  Dari 37 buku yang diterbitkan lebih banyak ber genre bunga rampai, artinya isi buku kumpulan dari tulisan harian sepanjang bulan. Hanya beberapa buku yang khusus seperti Buku Prabowo Presidenku, Kasidah, Kumpulan Pantun, Polisi Juga Manusia.  Oleh karena itu menulis saja setiap hari kemudian kumpulkan maka jadilah buku.  Lainnya halnya bila ingin membuat Novel, maka karya ini tentu fokus sampai ending. Nanti perihal judul Buku akan ketemu dengan sendirinya.

 

Pertanyaan:

Bagaimana caranya membuat tulisan kita memiliki roh, sehingga menarik untuk dibaca?

Jawaban:

Setiap tulisan itu ada yang memiliki roh dan ada juga yang tidak bernyawa.   Buku Harian yang sifatnya sangat rahasia tidak memiliki Roh, karena ditulis sendiri, dibaca sambil menangis atau ketawa sendiri.   Sebaliknya tulisan itu memiliki Roh ketika karya kita di share / kirim ke media sosial.  Seketika Tulisan memiliki Roh ketika dibaca khalayak.  Apalagi ketika karya itu di beri komentar, maka tulisan itu bernyawa. Jangan pernah ragu mengirim tulisan ke media sosial ketika niat menulis untuk berbagi kebaikan untuk kemaslahatan umat. Pembaca merasakan  "sesuatu" dari posting kita maka serta merta kebahagian  dan kepuasan in material  menjadi milik anda .  Tulislah yang bermanfaat, upayakan tidak memproduksi Hoaks agar aman negeri ini.

 

Pertanyaan:

Apakah naskah yg kt share di YPTD harus melalui admin atau bisa langsung nulis disitus tersebut?

Jawaban:

Tulisan yang diposting di website YPTD terbitkanbukugratis.id tidak di Moderasi Admin, bisa langsung tayang, Saya percaya komunitas guru telah terseleksi alam dan mempunyai komitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia.  Prosedur menulis di YPTD, silahkan registrasi nanti mendapat akun dan password, Selanjutya Selamat Datang di YPTD, Menulislah  setiap waktu  tak terasa 40 hari kemudian jadilah buku ber ISBN tanpa biaya.

 

Pertanyaan:

Artikel yang dimuat itu yang diposting selama 1 bulan di website YPTD... apakah kita harus posting setiap hari minimal 1 artikel dalam 1 bulan itu atau dalam 1 bulan harus 40 artikel?

Jawaban:

Seandainya Ibu sudah meniliki naskah buku kirim via email ke thamrindahlan@gmail.com  YPTD sudah bisa menguruskan ISBN dan buku terbit.  Kewajiban Penulis posting 10 artikel di website YPTD terbitkanbukugratis.id selam proses penerbitan buku. Program ke 2 menulis tergantung kesempatan. Indikator 40 artikel (tidak harus dalam waktu 1 bulan ) sudah cukup menjadi sebuah buku.

 

Pertanyaan:

Apakah cuma ukuran A5 saja yang bisa diterbitkan?. Apakah di YPTD bisa cetak buku sesuai standar UNESCO? Untuk 1 buku biasanya harus terdiri dari berapa bab?

Jawaban:

Format buku YPTD memang A 5 sesuai dengan kitab kitab standard.  Namun apabila ada permintaan khusus tetap dilayani termasuk standar ukuran buku menurut UNESCO.  Buku ilmiah popiuler sebaiknya tidak menggunakan sistematika resmi seperti Bab, Pasal dan lain lain. YPTD pernah menerbitkan Tesis seorang Guru yang edit sedemikian rupa sehingga enak dibaca dan pesan sampai kemudian laris dijual karena ada ISBN.  Skripsi, Tesis dan Disertasi tak memiliki ISBN dan ditulis dengan kaedah Sistematika Ilmiah.

 

Pembelajaran ditutup dengan closing Statement dari Bapak Thamri Dahlan. Ini penutupnya

“Berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia. Semoga perjumpaan ini memberikan manfaat bagi kita semua.  Sesuai dengan komitment YPTD membantu penulis menerbitkan buku perdana ber ISBN tanpa biaya kami tunggu Bapak Ibu Guru untuk memperoleh Mahkota seorang Penulis.  Buku adalah keabadian bukti tak terbantahkan bahwa seorang anak manusia pernah hadir di muka bumi Ini.  Buku memiliki durasi terlama bahkan sampai hari kiamat dibanding usia manusia. Hubungi YPTD untuk komunikasi, informasi dan edukasi literasi di hp 08159932527.”

 

Tanggal pertemuan ke-8: Rabu, 21 April 2021

Resume ke: 7

Tema: Buku Mahkota Penulis – Buku Muara Tulisa

Narasumber: Bapak Thamrin Dahlan, SKM., M.Si.

Gelombang: 18

Senin, 19 April 2021

Teknis Menerbitkan Buku

Resume ke-6

 TEKNIS MENERBITKAN BUKU

ehasanah675@gmail.com

Pertemuan ke-7 gelombang 18 dalam kegiatan pelatihan belajar menulis hari ini mengusung tema Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie. Tema yang sangat menarik bagi peserta yang benar-benar berkeinginan menerbitkan buku. Materi ini sebenarnya kelanjutan dari pembahasan pertemuan sebelumnya.

Narasumbernya adalah Bapak Raimundus Brian Prastyawan, S.Pd. Beliau adalah pegiat literasi dan juga penulis, blogger, selain tentu saja seorang guru. Sedangkan moderator pada pertemuan kali ini adalah Bapak Sucipto Ardi.


Sebagai peraturan yang disepakati dalam pelatihan ini, peserta harus membuat resume sebanyak 20 resume dari 30 pertemuan yang dijadwalkan. Ini resume saya yang ke-6 dan berharap di akhir pelatihan ini bisa menerbitkan buku. Saya yakin saya bisa. Pelatihan ini membukakan jalan untuk dapat memiliki buku karya sendiri.

Ternyata benar apa yang dikatakan narasumber bahwa menerbitkan buku sudah bukan suatu hal yang sulit lagi. Menerbitkan buku semudah belanja online. Ketika kita telah memiliki naskah atau sudah siap tinggal seperti ini prosedurnya:

Kita order => transfer pembayaran => tunggu 1 bulan => buku terbit

dan dikirim ke penulis.

Gampang kan? Sekarang menerbitkan buku itu gampang lho. Ya sebenarnya sich gampang kalau sudah tahu tehniknya. Narasumber memberitahukan nich tehniknya,

Ada dua jenis penerbit buku, yakni penerbit Mayor dan penerbit Indie. Nach sekarang untuk memudahkan penulis pemula kita pahami dulu penerbit Indie, biar mudah ya.

Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah? karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain.

Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut. Diingat ya.

Naskah pasti diterbitkan

Proses penerbitan mudah dan cepat

Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Itu yang dirasakan sekarang. Tiga buku solo narasumber diterbitkan di penerbit Indie. Kalau tidak ada penerbit indie, belum tahu apakah akan bisa menerbitkan buku. Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. Namun itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

Oh ya narasumber ini juga mentor terbaikku dalam membuat blog. Aku doakan Pak Brian niatnya membuat buku tutorial blog semakin banyak dan lengkap ya. Sebelum punya banyak referensi tentang dunia penerbitan, narasumber juga hanya tahu satu tempat menerbitkan buku secara mandiri yaitu nulisbuku.com. Disitu memang gratis tapi tidak termasuk fasilitas desain cover dan ISBN. Jika mau dua hal itu harus bayar. Biayanya mungkin hampir sejuta.

Pada Awal 2019 beliau mulai semangat menyelesaikan naskah yang terunda karena belum tahunya penerbitan indie. Naskah tutorial blog untuk diterbitkan dirombak untuk dibuat menjadi buku panduan blog khusus guru. Karena buku tutorial blog secara umum sudah banyak. Tapi buku blog yang khusus untuk guru belum banyak.

Buku yang diterbitkan narasumber bisa dikunjungi di alamat ini:

https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html

https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html

Kabar gembira bagi peserta pelatihan menulis buku ini, narasumber bersedia membantu menerbitkan buku peserta, Beliau tergabung dan memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Gemala. Dan sudah membuka layanan ini sejak Juli 2020. Hanya sekarang kita sebaiknya memahami betul ketentuan tiap penerbit agar bisa memilih penerbit sesuai selera.

Setiap penerbit itu memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda. Contohnya ini ketentuan menerbitkan buku di penerbit Gemala.


Murah banget lho ya. Hanya Rp. 300.000,- kita bisa menerbitkan buku. Asyeekkkkkk

Untuk memastikan ketentuannya silahkan kunjungi alamat ini ya.

http://www.praszetyawan.com/2021/01/butuh-bantuan-menerbitkan-buku-disini.html

Ketentuan khusus yang harus diperhatikan sebelum menerbitkan buku adalah:

Ø  PDF master bisa diminta tapi akan ada watermarknya. Sehingga jika ingin cetak ulang, harus di penerbit gemala.

Ø  Jika ingin Cetak ulang, Minimal 10 buku.

Ø  Jangan memberi target kapan harus selesai. Karena naskah harus mengantri untuk diproses.

Ø  Minimal prosesnya 1 bulan sejak biaya penerbitan di transfer

Ø  Mmaksimal 130 hal A5. Lebih dari itu ada biaya tambahan per halaman

Ø  Sertakan dalam naskah:

- cover ( judul buku dan nama penulis saja),

- kata pengantar,

-daftar isi (tanpa nomor halaman),

- profil penulis

- synopsis

Ø  Untuk editing, penerbit ini tidak mengecek secara detail. Sarannya jangan terlalu mengandalkan penerbit untuk melakukan editing. Maka sebaiknya penulis yang memastikan sendiri apakah sudah tidak ada kesalahan penulisan.

Nich tips dalam mengedit naskah:

Ø Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, blm)

Ø Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typo)

Ø Satu Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat

Ø Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan.

Ø Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya

Ø Tidak ada ketentuan terkait minimal jumlah halaman

Ø Biasanya buku kumpulan resume pasti bisa lebih dari 90 halaman A5. Karena 20 resume itu banyak.

Kalau cetak dipenerbit indie bagaimana hak cetak selanjutnya? Punya penulis atau penerbit?

Setiap penerbit punya kebijakan tersendiri terkait hak cetak ulang. Kalau di penerbit rekanan Gemala, hak cetak selanjutnya ada di penerbit. Jadi kalau mau cetak ulang, harus di penerbit.

Mengapa seperti itu? karena biaya penerbitannya sudah murah.

Penerbit Gemala. Apakah sudah terdaftar di IKAPI?

Apakah buku yang dicetak bisa dibonuskan untuk Perpusnas ?

Ya sudah terdaftar dengan nama Keira Publishing. Karena Gemala merupakan anak perusahaan dari Keira Publishing

Untuk diingat dan diperhatikan peserta pelatihan:

Syarat LULUS PELATIHAN MENULIS BUKU INI kunjungi ya alamat ini:

https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/03/syarat-lulus-pelatihan-gelombang-18.html

Tanggal pertemuan: Senin, 19 April 2021

Resume ke: 7

Tema: Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber: Bapak Raimundus Brian Prastyawan, S.Pd.

Gelombang: 18

 

Minggu, 18 April 2021

Review & Rekomendasi

 REVIEW & REKOMENDASI

Expression of Gratitude to AISEI and Ms Debby Tanamal, Ph.D.

ehasanah675@gmail.com

Buku yang kutunggu akhirnya datang juga. Alhamdulillah aku bersyukur dan merasa menjadi orang yang sangat beruntung saat ini. Terimakasih banyak Mbak Debby Tanamal, Ph.D.

Tidak sabar aku ingin cepat membacanya.

 


Buku yang dikirim langsung dari penulisnya Mbak Debby Tanamal, Ph.D. ini berjudul Alpha Code, Ritual 30 menit sehari untuk hidup sukses. Dikirim sebagai apresiasi kepada anggota AISEI Writing Club dalam kegiatan rutin bertajuk Cerita & Tulisan kami bersama AISEI Writing Club edisi 6 April 2021. Mengusung tema Motivasi Senang Menulis dan Berbagi. Sebagai narasumber, Penulis hebat ini  menyampaikan sekilas isi buku karangannya. Sangat menarik dan membuat para peserta terpana dengan buah pikirannya yang cemerlang.

 


Dalam paparannya pada saat pertemuan lewat zoom, penulis buku ini menguraikan tentang bagaimana riset, pendalaman, dan sel-reflection yang dilakukan. Bukunya dikarang berdasarkan riset terutama terkait dengan human mind and potensial.

Review dari bukunya:

Judul Buku: ALPHA CODE Ritual 30 Menit Sehari Untuk Hidup Sukses

Penulis: Debby Tanamal

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: ke-satu

Tahun Terbit: 2019

Jumlah Halaman: 149 halaman

ISBN: 978-602-06-3274-2

ISBN Digital: 978-602-06-3275-9

Buku ALPHA CODE Ritual 30 Menit Sehari Untuk Hidup Sukses akan sangat bermanfaat karena dapat membantu pembaca mengetahui tujuan hidup (Life purpose/The why); mengetahui Vision (Ideal life/The what); mengetahui the goal (The how); mengetahui potensi pikiran dan bagaimana memaksimalkannya (conscious vs. subconscious mind); dapat memahami negative thinking yang tiba-tiba muncul dan bagaimana menangkalnya dengan positive thinking; meningkatkan rasa syukur; lebih produktif; dan meningkatkan performance.

Buku ini berisi paparan tentang Penemuan visi dan komitmen dalam personal goal, ditambah dengan beberapa ritual positif akan membuat lebih sadar terhadap potensi diri dan optimistis menghadapi masa depan. Dari sisi mental juga membawa manfaat yang luar biasa. Manfaat seperti lebih percaya diri, bisa mengontrol respon dan emosi dengan baik, lebih produktif, dan terbuka otomatis bsnyak peluang bisnis.

Rekomendasi

Buku ini sangat direkomendasikan untuk dimiliki karena sangat mudah dipahami, sistematis, dan materi disusun secara teratur mulai dari konsep pemahaman hingga pembahasan tentang beberapa latihan pembentukan kebiasaan positif seperti Abundance journal, afirmasi positif untuk membangkitkan positive thinking, dan daily goal activities.

BUKU YANG SANGAT RECOMMENDED

THANK SO MUCH DEBBY TANAMAL, PH.D.

YOU'RE A VERY REMARKABLE WRITER.

MAY SUCCESS ALWAYS BE WITH YOU

Jumat, 16 April 2021

Resume jadi Buku

 CARA MEMBUAT RESUME

ehasanah675@gmail.com

Apa itu Resume dan Bagaimana Cara Membuatnya?

Pada siang ini Jumat, 16 April 2021 Pelatihan Belajar Menulis menyajikan materi dengan tema Menulis Resume Untuk Jadi Buku. Narasumbernya adalah ibu Aam Nurhasanah, S.Pd. dan moderatornya adalah Bu Kanjeng panggilan akrab dari Bunda Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.


Sebelum pemaparan materi, kegiatan ini dimulai dengan sapaan lembut bu Kanjeng dengan diiringi berdoa dan memperkenalkan narasumber. Untuk lebih mengenal narasumber silahkan bisa dihubungi di;

https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html

Dari pembelajaran siang ini diharapkan semua peserta bisa membuat resume yang nantinya bisa dijadikan buku pada akhir kegiatan pelatihan belajar menulis ini. Terutama resume yang dibuat peserta menjadi bahan menerbitkan buku tentang dunia kepenulisan.

Resume atau ringkasan adalah suatu kegiatan menyusun berbagai inti dari suatu karangan atau tulisan yang panjang menjadi bentuk yang lebih pendek, dengan syarat tidak mengubah gagasan utama teks tersebut. Atau secara logisnya ringkasan dan resume dapat diartikan dengan penyajian bentuk karangan/bahan bacaan yang panjang menjadi lebih pendek. Jadi resume itu ringkasan atau rangkuman.

Ada 7 teknik untuk menulis resume jadi buku. Ini Teknik yang disampaikan narasumber.

1.      Kmpulkan resume dalam file word.

Tentu ini dilakukan jika kita telah membuat resume lebih dari satu ya. Nah dalam pelatihan ini peserta diwajibkan membuat resume sedikitnya 20 resume dari 30 kali pertemuan yang direncanakan. Saat kita menulis resume, simpanlah file tersebut dalam satu folder. Contohnya buatlah satu buah file naskah kita dari pertemuan 1-20 kalau dari kegiatan Pelatihan Belajar Menulis ya.

2.      Menentukan tema.

Saat file kita sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, pilahlah berdasarkan tema sejenis. Misalnya kita lihat materi dari narasumber. Ada narasumber yang membahas teknik penulisan, satukan filenya beri bab teknik penulisan. Jika ada narasumber yang membahas tentang penerbit indie, penerbit mayor, satukan naskah menjadi bab penerbitan. Jika ada narsum membahas tentang motivasi, tuliskan bab motivasi.  Jadilah 3 bab yanh tersusun dalam satu buku

3.      Buat TOC (Table of Content/daftar isi)

Buatlah TOC atau daftar isi yang sesuai untuk buku yang akan kita terbitkan, misalnya:

Diurutkan dari mulai cover atau jilid depan sampai halaman terakhir.

-          Cover

-          Hal penerbit

-          Persembahan

-          Kata pengantar

-          Prakata

-          Daftar isi

-          Prolog

-          Konten atau isi dari BAB 1 sampai BAB Penutup

-          Profil Penulis

-          Epilog

Atau disesuaikan dengan tempelate dari penerbit tempat dimana kita akan menerbitkan bukunya.

4.      Kembangkan TOC

Mengembangkan TOC atau daftar isi biasa dilakukan di konten buku ya.

5.      Review, revisi, dan edit naskah.

Saat kita menulis naskah, tulislah dahulu sebebas-bebasnya. Jangan sekali-kali mengedit saat sedang menulis. Karena itu bisa menghambat ide kita saat menulis. Tuliskan saja semua ide berserak. Jika selesai, barulah kita edit ejaan dan tanda baca sesuai kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Usahakan hindari typo (salah ketik) dan hindari singkatan. Jika Awal kata, nama orang, nama tempat, nama hari, nama bulan, harus ditulis huruf kafital. Masih banyak ejaan lain yang berhubungan dengan EYD

6.      Jika naskah sudah selesai, buatlah sinopsisnya. Sinopsis adalah gambaran isi buku yang telah kita buat. Biasanya ada di cover belajang buku.

7.      Kirimkan ke penerbit. Jangan takut salah dan malu dengan tulisan sendiri, tenang saja ada tim editor penerbit yang siap membantu terkait penulisan kita yang salah. Hanya saja, tidak semua penerbit menyediakan jasa editor naskah. Jadi, kita harus tanyakan terlebih dahulu, apakah naskahnya di edit oleh editor atau tidak.

 

Itulah materi yang disampaikan narasumber kita Bu Aam Nurhasanah, S.Pd.

 

Tanggapan dan pertanyaan dari peserta untuk bahan tambanhan pengetahuan nich.

 

Untuk menulis resume baiknya dengan bahasa baku yang formal atau bahasa santai sehari-hari?

Ya Sebaiknya bahasa baku pak karena buku kita kan dibaca skala nasional.

Bagaimana cara kita menulis tentang para narasumber hebat , apa kita jelaskan per pertemuan atau bagaimana?

Menurut narasumber soal pertemuan tidak perlu ditulis. Karena membuat buku resume secara acak. Jadi, tidak harus runut menuliskan bukunya. Boleh diacak. Ada juga beberapa narasumber yang tidak dituliskan materinya. Boleh hanya mengambil beberapa kutipannya saja.

Bolehkah ringkasan itu dalam bentuk cerita? Sepertinya resume saya lebih cenderung ke cerita daripada seperti ringkasan pelajaran.

Boleh lihat salah satu contoh resume yang baik?

Boleh, dalam bentuk fiksi juga tidak jadi masalah

Syarat satu buku harus terdiri dari berapa bab.  apa 3 bab cukup seperti pemaparan bu Aam?

Untuk jumlah Bab, hanya tuliskan 3 saja boleh. Karena ini merupakan true story. Pengalaman menimba ilmu di kelas Om Jay. Namun, ada juga peserta yang menulis resume tidak pakai bab. Namun pakai nomer angka.

Adakah kriteria khusus dalam membuat buku kumpulan resume?

Dalam membuat buku, bagaimana caranya agar kita tahu kita tidak plagiat?

Jika kita mau membuat buku materi belajar untuk siswa, kan sudah banyak ya dimana-mana? Tapi ingin membuat yang sesuai dengan keadaan siswa, supaya tidak plagiat bagaimana ya?

Aku yang jawab ah… ini harus check plagiasm ya, sudah banyak ya checkernya contoh untuk buku ilmiah atau buku materi siswa boleh dicoba Trinitin ya.

 

Tanggal pertemuan: Jum’at, 16 April 2021

Resume ke: 6

Tema: Menulis Resume untuk Jadi Buku

Narasumber: Aam Nurhasanah, S.Pd.

Gelombang: 18

 

Kamis, 15 April 2021

April Challenge Huruf P

 PATAH LIDAH ALAMAT KALAH

PATAH KERIS ALAMAT MATI

ehasanah675@gmail.com

Menjawab tantangan menulis dengan huruf P, Aku memilih tema “Patah lidah alamat kalah, patah keris alamat mati’.  Ini adalah peribahasa yang ditemukan dalam Bahasa Indonesia. Pernahkah pembaca menemukan pribahasa ini? Apa maksud dari peribahasa ini?


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti Patah lidah alamat kalah, patah keris alamat mati adalah tidak pandai membela perkaranya (tanda akan kalah dalam berperkara). Maksudnya tidak pandai menggunakan lidah dalam menyampaikan pendapatnya dalam mempertahankan perkara yang dihadapinya. Akibatnya perkaranya akan mudah dikalahkan lawannya.

Peribahasa di atas mengajarkan kepada kita agar kita pandai menggunakan lidah kita. Pandai mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, maksud, keinginan dan sebagainya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Penggunaan Bahasa juga harus dikuasai agar bisa bermanfaat dan sesuai dengan peraturan yang tidak melukai orang lain. Kata lisan dalam berbahasa juga sebagai sarana yang dianggap utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan kita dalam penggunaan bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Apalagi sebagai muslim, kita diajarkan agar diantara kita ada yang memiliki kemampuan dalam menggunakan lisannya ini untuk berdakwah. Berdakwah yakni mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan, mengajak melakukan hal yang ma’rup dan mencegah hal-hal yang merugikan. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 104.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron 104).

 Kembali kepada lidah sebagai sarana komunikasi verbal menggunakan bahasa. Komunikasi bahasa ini juga dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis. Bahasa tulis adalah bahasa yang ditulis atau dicetak, sedangkan bahasa lisan adalah bahasa yang diucapkan atau dituturkan.

Satu hal yang harus kita perhatikan, kita harus pandai menggunakan bahasa lisan ini. Ketajaman lisan kadang juga terwujud dalam aktivitas di media sosial melalui status-status yang ditulis. Kita semestinya, sebagai umat Islam membuat status di media sosial yang tak menyinggung orang lain.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa ayat 114 menyatakan bahwa,

 "Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar." (QS. An-Nisaa'[4]: 114).

Diperkuat dengan sabda nabi Muhammad SAW yang diriwayat oleh Al-Bukhori yang artinya,

"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (HR. al-Bukhari).

 

#edisi jum’at berkah

#huruf P

#April Challenge hari ke-16

 

Permenpanrb no. 21 tahun 2024

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru. https://drive.google.com/file/d/1rd2qYU...