Resume ke-7
Pertemuan ke-8
MEWUJUDKAN
MAHKOTA PENULIS
Alhamdulillah di
siang hari pukul 13.00 pada hari Rabu tanggal 21 April 2021 ini, masih
diberikan Kesehatan yang prima. Bertepatan dengan peringatan hari Kartini yang
selalu memberikan semangat dan inspirasi bagi para perempuan yang ingin maju. Juga
hari ke-9 bulan Ramadhan mengisi setiap detik waktu yang dilewati dengan
kegiatan yang Insya Allah bermanfaat. Walaupun tidak beranjak dari rumah dan dilakukan
dengan menggunakan laptop, Diklat Penguatan Kompetensi Pengawas yang
dilaksanakan dari Balai Diklat Keagamaan Bandung juga bisa saya ikuti dengan
baik. Hanya mohon maaf kepada para pembimbing, mentor, dan semua yang tergabung
dalam Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 18 jika Resume materi yang harus
dibuat agak terlambat karena alasan harus membagi waktu dengan pekerjaan lain.
Namun saya yakin semua bisa memaklumi apalagi yang statusnya sama sebagai ibu
rumah tangga yang juga harus menyiapkan untuk berbuka puasa. Semangat masih
berkobar dan sangat bersyukur masih banyak orang-orang yang berbagi ilmu tanpa
pamrih di masa yang serba segala sesuatunya dihargai dengan uang. Terimakasih saya
haturkan kepada semua pembimbing dan narasumber di Pelatihan Belajar Menulis
gelombang 18 ini. Wabil khusus saya haturkan ucapan Terimakasih kepada
narasumber Bapak Thamrin Dahlan, SKM, M.Si. yang hari ini siap berbagi ilmu juga
Ibu Dita Widya Utami sebagai moderator. Tema yang dibahas adalah Buku
Mahkota Penulis, Buku Mutiara Tulisan.
Sebelum memberikan materi
seperti biasa moderator akan memperkenalkan Narasumber. Nah inilah Curiculum
Vitae Narasumber hari ini. Beliau bernama H. Thamrin Dahlan, SKM, M.Si. seorang
Alumni Pasca Sarjana UI, kelahiran Tempino Jambi 7 Juli 1952. Beliau adalah
seorang Purnawirawan Polri terakhir bertugas sebagai DIrektur Pasca
Rehabilitasi BNN, Pangkat Kombes Pol. Sekarang beliau sebagai Dosen dan Penulis
serta Pendiri Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Tinggal di Kel.
Dukuh Kramatjati Jakarta Timur. Aktif menulis sejak 2010 telah menerbitkan 37
Judul Buku. Saat ini Fokus membantu para penulis menerbitkan buku ber ISBN
tanpa biaya. YPTD telah menerbitkan 210 Judul Buku. Alamat surelnya di Website
: terbitkanbukugratis.id - Email : thamrindahlan@gmail.com - WA :
08159932527 - WAG : Terbitkan Buku Gratis (media komunikasi, informasi dan
edukasi literasi YPTD).
Sangat
menarik materi yang disajikan dari memulai ungkapan BUKU MUARA TULISAN.
“Sesungguhnya muara dari menulis itu
adalah buku. Karena, buku bersipat abadi dan menjadi alibi tak terbantahkan
atas kehadiran seorang anak manusia di muka bumi ini” (Thamri
Dahlan, Dosen Dan Kompasianer)
Menurut
Bapak Thamrin Dahlan yang dimaksud dengan buku muara tulisan itu adalah Tulisan
tulisan itu ibarat air mengalir. Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir
jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di lautan. Itulah Buku.
Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang,
olah pikir perlu diselamatkan menjadi kitab.
Beliau
memberikan motivasi bahwa semua orang bisa menulis. Ketika kita bisa berbicara
maka otomatis kita bisa menulis. Menulis sesungguhnya pekerjaan memindahkan apa
yang diucapkan kedalam peralatan tulis menulis.
Kita
sebaiknya membedakan bentuk tulisan yang disusun ke kategori tulisan. Kategori
artikel/tulisan itu sebagai berikut:
1.
Artikel Deskriptif.
Hanya sebatas
menggambarkan atau melaporkan (to describe)
Azas 5 W 1 H /
tidak memecahkan masalah
Reportase/liputan/laporan
2.
Artikel Eksplanatif
Menjelaskan,
menerangkan dan mengupas permasalahan
secara
mendalam/ilmiah. Objektif dan bertanggung jawab
Karya Ilmiah :
Skripsi/Tesis/Disertasi/jurnal
Opini :
Ipoleksosbudhankam
3.
Fiksi
Kebebasan
menuangkan inspirasi dunia maya sebagai
bagian tak
terpisahkan dari seni
Puisi, Novel,
Cerbung, Cerpen, Pantun
Tip
yang diberikan untuk menulis adalah dengan methode menulis sekali duduk jadi. Upayakan
tidak meniggalkan tulisan, Hiraukan kesalahan ketik, Ketika blank. Tinggalkan
paragraf, masuk ke paragraf baru. Baca berulang ulang pada proses editing. Sebagai
pemula cukup 5 Paragraf. Bersegera Posting tulisan di media social.
Selain
itu menulis pendek-pendek. Menulis pendek pendek, upayakan maksimal 9 kata
dalam satu kalimat. Bahasa bicara /seperti bertutur kata. Mudah dimengerti /
pahami. Runtut tidak menjelimet. Sebagai pengalaman narasumber juga memulai
menulis pada 19 Agustus 2010 di media social kompasiana.com. Terbata bata,
berkeringat, resah gelisah, kuatir. Beliau berpendapat, “Apakah awak pantas
menjadi penulis di media berpenghuni penulis hebat. Alah bisa karena biasa.
Bukan lagi memaksa diri tetapi total tertantang. Kenapa tidak bisa mengikuti
jejak Ibunda Hajjah Kamsiah binti Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang keturunan
Minangkabau yang diberkahi talenta mahir menulis.”
Keajaiban
3 Rahasia Dunia Jurnalistik yang beliau lontarkan dan alami adalah:
1
Ternyata setiap tulisan itumemiliki Roh. Roh dalam artian tulisan hidup dengan
syarat karya ketik di syiarkan ke media sosial. Ketika Tulisan dibaca apalagi
diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah
berhasil menjadi penulis non buku harian.
2.
Biarlah tulisanmu itu membela dirinya sendiri. Biarlah bukumu itu mengikuti
takdirnya (Buya Hamka) Buku Bukan Orang Terkenal sampai ke Pak Prabowo
Subianto. Terbit Buku Prabowo Presidenku
3.
Surprie tak terduga. Mendapat kesempatan bicara di depan Presiden Jokowi.
Untuk
diingat ini materi dari beliau:
Buku Muara Tulisan
Thamrin Dahlan
Disampaikan pasa cara
Pelatihan Menulis 18
Tulisan tulisan itu
ibarat air mengalir . Tetes demi tetes
bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara
di lautan. Itulah Buku. Sejatinya buku
adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir perlu diselamatkan menjadi kitab.
Semua Orang Punya Buku
Tanpa kita sadari
setiap orang sebenarnya sudah pasti memiliki buku. Buku dalam artian tercantum
namanya di sampul / cover depan buku.
Paling tidak dia pernah sekolah di tingkat paling rendah sekolah dasar. Itulah
buku catatan tentang prestasi diri si murid,
hanya saja buku dituliskan oleh Bapak Ibu Guru yang baik hati dalam
bentuk raport. Menginjak pendidikan
menengah SMP, SMA, SMK para pelajar dan
siswa sudah di wajibkan menyusun karya
tulis walaupun terkadang berupa kerja kelompok namun makalah itu dijilid
jadilah buku.
Ketika di Perguruan
Tinggi, kualitas buku seorang sarjana itu memiliki harkat terhormat. Bersebab buku yang dinamai Skripsi, Tesis dan
Disertasi diterbitkan setelah melalui proses panjang penelitian, pembimbingan
dan kemudian di uji hadapan Sidang Majelis Kehormatan Para Guru Besar
Universitas,
Jelas sekarang nama
anda sudah ada disampul depan buku ilmiah.
Tersimpan abadi di perpustakaan kampus.
Menjadi kebanggaan dan bukti tak terbantahkan bahwa anda berhak
menyandang gelar kesarjanaan secara legal. Pengakuan formal seorang akademisi
sebagai pemenuhan kewajibkan memiliki
buku. Satu saja yang belum terlekat di cover belakang buku yaitu ISBN
(international standard book number)
Buku Pribadi
Setelah memiliki 3 buku
(D3, S1 dan S2) kali ini saya akan lebih banyak berkisah bagaimana seorang anak
desa Tempino Jambi bisa memiliki 37 judul buku. Semua berangkat dari motivasi
ingin meninggalkan sesuatu nan abadi di muka bumi. Kata seorang teman secara berseloroh
janganlah pulak nama awak hanya tertulis di Buku Yasin dan Batu Nissan.
Buku (saya lebih suka
menyebut kitab) adalah keabadian nan memiliki masa berlaku (expired date un
limited) tak terhingga bahkan sampai hari kiamat. Oleh karena itu setelah
ketika mamasuki usia pensiun tahun 2010 timbul persoalan baru bagaimana mengisi
waktu luang yang begitu lapang dan panjang.
Bersebab waktu luang yang tak
habis kerena memberikan kuliah saya
dianjurkan oleh keluarga untuk menulis dari pada termenung menung.
19 Agustus 2010 mulai
menulis di media sosial kompasiana.com.
Terbata bata, berkeringat, resah gelisah, kuatir. Apakah awak pantas menjadi penulis di media
besar berpenghuni hebat. Alah bisa
karena biasa. Bukan lagi memaksa diri
tetapi total tertantang. Kenapa tidak
bisa mengikuti jejak Ibunda Hajjah
Kamsiah binti Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang keturunan Minangkabau yang diberkahi talenta
mahir menulis.
Motto penasehat,
penakawan dan penasaran, diniatkan menulis
berbagi kebaikan. Ssaya merasakan masuk ke dunia baru yang sangat meng
asyiek kan. Disinilah inspirasi dan aspirasi serta angan angan di pentaskan baik dalam
bentuk reportase, opini dan fiksi. 3
Jenis tulisan ini mengalir baik air bah sampai sampai saya masuk ke kategori
addict (kecanduan menulis).
Kiat Menulis..
Salah satu kiat kenapa
bisa menulis 1 artikel setiap hari ialah jargon sekali duduk jadi. Sesungguhnya
tulisan itu memenuhi kaedah sebuah artikel ketika mencapai 7 paragraf. Jangan
pernah meninggalkan tulisan, sudah bisa dipastikan tulisan itu tidak akan
pernah tuntas. Duduklah, paksakan diri
tulisan wajib selesai tak peduli salah ketik (ada proses edit). Nanti saja bicara kualitas bersebab indikator
bagus tidaknya tulisan sangat subjektif dan variatif..
Melalui metode sekali
duduk jadi, lambat laun proses menghasilkan sebuah tulisan seiring berjalan
waktu kini hanya membutuhkan waktu kurang dari 40 menit. Kita menulis puisi
hanya memerlukan 10 menit asalkan suasana hati sedang mood dan terkait dengan
situasi kekinian yang terjadi menyangkut ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya hankam (ipoleksosbudhankam) dalam
atau luar negeri.
Ketika menulis
reportase taati kaedah 5 W 1 H.
(what, where, wheb, why, who and how).
ebagai bukti liputan original
asli tampilkan pula foto selfie bersama teman/keluarga misalnya anda sedang
wisata di Borobudur, Menara Eiffel atau Ibadah Umroh Masjidil Haram. Bisa juga
memposting laporan setelah mengikuti satu event webinar. Saya lebih banyak menulis reportase kehidupan
masyarakat. Inilah sumber inspirasi tak pernah habis yang senantiasa menghampiri
diri apabila jeli melihat fenomena lingkungan.
Jadilah sebuah tulisan bergenre humaniora yang menarik dan bermanfaat
bagi pembaca.
Kenapa pula tidak
menulis tentang opini. Saya merasa babak belur ketika menulis dan menerbitkan
Buku Prabowo Presidenku (2014). Padahal ketika posting artikel genre opini
sudah berupaya menghindari menghakimi orang lain apalagi institusi.
Mempertahankan objektivas, hindari hoax
dan selalu memihak kepada kebenaran. Menulis opini tak elok pula hanya
ngomel, pada paragraf terakhir sertakan solusi, berupa saran pendapat membangun
untuk mengurai permasalahan yang sedang dibahas.
3 Rahasia Menulis
Berdasarkan pengalaman
saya merasakan kejaiban 3 rahasia
terkait dunia jurnalistik.
Rahasia pertama : Ternyata setiap tulisan itu memiliki Roh. Roh dalam
artian tulisan itu hidup dengan syarat karya ketik di syiarkan ke media sosial.
Tulisan anda dibaca apalagi diberi
komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil
menjadi penulis non buku harian. Tahu
sendirilah zaman dahulu kala anak mansuia acap menulis di album kenangan.
Buku harian itu dia
nikmati sendiri, ketika membaca, tertawa, menangis, menyesal dalam seribu satu
kenangan. Zaman itu telah lewat kini saatnya kuatkan niat berbagi denghan
hatrapan bermanfaat dan penulis mendulang pahala melalui pekerjaan menuliss.
Yes tulisan memiliki Roh, jangan ragu share ke Faecbook, whats app, dan media
lainnya sehingga anda dikenal sampai satu saat menjadi terkenal.
Rahasia ke 2 : Buya
Hamka meninggalkan pesan bermakna Biarlah tulisan mu itu membela dirinya
sendiri, biarlah bukumu itu mengikuti takdirnya. Saya membuka rahasia tersebut
ketika buku Bukan Orang Terkenal entah bagimana jalannya sampai di Bapak
Prabowo. Singkat cerita saya mendapat
kehormatan menjadi Penulis Resmi PartaiI Gerindra selama masa kampanye
2014. Terbitlah buku Prabowo
Presidenku. Best seller sampai di bajak.
Rahasia ke 3 : Profesi
jurnalis atau katakanlah kami wartawan amatir mendapat kesempatan dijamu makan
siang di Istana Merdeka. Tak terduga bahkan tidak terpikirkan mimpipun tidak
bisa berpidato di hadapan Presiden Jokowi.
Bukankah anugerah ini merupakan kebanggaan rakyat. Bersebab menulis
mampu menembus batas birokrasi dan bisa bertemu dnegan tokoh nasional.
Buku Muara Tulisan
Ketika tulisan sudah
mencapai 500 artikel dengan segala suka duka mendapat aspirasi dan cemoohan
kemudian terpikir kenapa tulisan nan terserak itu tidak dijiid. Istilah
kumpulan tulisan dijilid resmi ber ISBN bolehlah berbangga di sebut kitab atawa
buku. Tahun 2012 terbitlah buku perdana berjudul Bukan Orang Terkenal.
Saking besarnya
keinginan memiliki nama disampul buku seperti juga Buya Hamka (guru Imajiner)
saya menerbitkan buku berbayar di satu penerbit Jogyakarta. Apalah awak ini
mana pula ada penerbit major bersedia menerbitkan buku seorang penulis amatir
belum punya “nama”. Judul buku pertama
itu sebenarnya bentuk unjuk rasa yang ditujukan kepada diri sendiri.
Bersebab tulisan nan
terserak semakin banyak maka proses menerbitkan buku semakin mudah. Ibarat
menjilid makalah tak terasa jumlah buku tahun 2019 mencapai 2o kitab.
Uni Husna Bundo Kanduang menganjurkan menerbitkan buku sendiri. Terbentuklah Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan
(YPTD) 19 Juli 2019. Visi misi fokus dibidang pendidikan dan sosial
kemasyarakatan fokus membantu
menerbitkan buku para penulis ber ISBN tanpa biaya alias gratis.
Penggiat Literasi
Keberadaan YPTD
memberikan kemudahan menerbitkan buku. Ferbuari 2021 tertera nama Thamrin Dahlan di 37 sampul
buku. Bersama teman teman penulis bergiat Literasi sampai Maret 2021 berhasil
diterbitkan 210 judul buku ber ISBN Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi para
penulis di website YPTD terbitkanbukugratis.id . Diskusi Literasi di WAG Terbitkan Buku Gratis.
Program Bedah Buku
setiap Selama Malam 2 pekan sekali telah terselenggara 10 episode. Inilah media mempromosikan buku terbitan YPTD
untuk para penulis senior mapun pemula. Secara psikologis ada kepuasan bathin
tak terhingga bisa berbagi di bidang literasi.
Mengumpulkan tulisan
nan terserak bermuara menjadi Buku. Selamatkan tulisan tulisan itu biarlah
mereka berhimpun didalam sebah kitab karena keabadian akan melekat pada
dirinya. Buku adalah suatu prestasi penulis.
Sebagai tanggung jawab Penerbit YPTD berkewajiban menyerahkan setiap
judul buku di Perpustakaan Nasional
• Salam Literasi
• BHP 21 April 2021
• YPTD
Menarik
juga ini beliau berbagi bagaimana caranya bisa menerbitkan buku secara gratis
di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD).
Yayasan
Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) komitmen membantu para penulis menerbitkan Buku
Perdana ber ISBN tanpa biaya. Prosedur sangat sederhana dalam waktu 14 hari
buku Terbit. Ada 3 program YPTD. Pertama
Penulis telah memiliki Naskah Buku. Kedua Penulis aktif posting tulisan di
website YPTD terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul 40 artikeal maka akan
buku akan diterbitkan. Program ke 3 YPTD menerbitkan buku ontologi berupa kumpulan
tulisan yang di posting dalam 1 bulan.
Tentang
Editor. Pada dasarnya YPTD tidak menyediakan editor naskah, Namun dengan
ketentuan ukuran buku A 5, Huruf TNR font 12 serta spasi 1.5 kemudian margin
1,5,1,1,1 inshaAllah tampilan buku sudah baik.
Upayakan tulisan per paragrat tidak lebih dari 5 kalimat. Enak dibaca. Membaca dan terus membaca
tulisan sendiri adalah editor yang terbaik, sebab ROH tulisan itu ada sama
Penulis. Janagan sampai kehilang Roh,
oleh karena itu tulis sendiri edit sendiri sehingga sampai timbul rasa puas.
Pola ini saya lakukan ketika menerbitkan buku Tanpa Editor.
“Buku adalah Mahkota Seorang Penulis. Laiknya seorang Raja, beliau diakui sebagai
Penguasa karena mengenakan Mahkota di kepalanya. Mahkota itulah bentuk pengakuan
resmi dari rahayatnya. Analog dengan
Seorang penulis tanpa memiliki buku maka belum bisa dikatakan sebagai seorang
seorang penulis sejati” (Thamrin Dahlan)
CATATAN
BERUPA PERTANYAAN DAN TANGGAPAN DARI PESERTA
Pertanyaan:
1.
Berapa batas minimal jumlah halaman untuk layak diterbitkan di YPTD?
2.
Apakah nanti naskah yg masuk dibantu oleh editor agar terlihat lebih baik dan
layak dibaca?
Jawaban:
Batasan
minimal dari UNICEF ketebalan buku 80 halaman atau 40 lembar. YTPD menyarankan
teman teman guru mengupayakan buku nya sampai minimal 150 halaman. Buku dengan
ketebalan diatas 150 halaman memiliki pungggung dalam artian buku itu cukup
tebal sehingga tampak gagah berwibawa ketika diletakkan di rak buku
Perpustakaan.
Pertanyaan:
Dalam
menulis satu paragraf sering mengalami serangan kata yang sama...contoh kata
"aku" tertulis berulangkali sampai 5 kali.
Contoh...
Aku
mempunyai seekor kucing. Aku sangatlah sayang sama kucingku. Kucingku cantik
dan manis.semua orang suka kucingku itu..
Bagaimana
cara mengatasinya agar menjadi paragraf yang baik .pak.?
Jawaban:
Pengulangan
itu memang sering terjadi, namun dengan banyak latihan nanti ditemukan kosa
kata pengganti untuk sebutan Subjek.
Contohnya Aku mempunyai seekor kucing. Betapa sayangnya keluarga kepada
binatang peliharaan rumah. Mahluk Tuhan
nan elok berbulu tebal hitam pekat menjadi hiburan bagi keluarga dan tetangga.
Pertanyaan:
Bagaimana
menentukan topik tulisan menulis buku?
Jawaban:
Topik
atau katakanlah judul tulisan jangan jadi penghambat ketika menulis. Bedakan
terlebih dulu kita menulis reportase (laporan), Opini atau Fiksi (cerpen, puisi
pantun dlsb). Pengalaman saya judul itu terkadang dalam perjalanan menulis baru
ditemukan, atau malahan judul bisa berubah setelah tulisan diruntaskan. Satu hal penting niakan sekali duduk tulisan
jadi. Jangan terhambat karena judul, stagnan di satu paragraf, menulis saja
terus sampai selesai. Namun demkiian
pasti teman teman guru sudah paham Tema Tulisan terlebih dulu ditetapkan.
Pertanyaan:
Apakah
boleh menuliskan naskah yang sama diblog kita ke yptd website? Dan apakah boleh
naskah tulisan kita yang terdapat dalam buku antologi dimuat dalam yptd
website?
Jawaban:
Tentu
karya tulis kita itu bisa kita share ke media mana saja termasuk ke website
YPTD terbitkanbukugratis.id. Hak cipta
kita dilindungi undang undang selama karya itu orisinil milik kita. Etika menulis yaitu mengharamkan plagiat,
perbuatan tidak jujur dan terpuji. Kita sering menulis opini politik,
menyunting satu paragraf dari media main stream boleh kita lakukan asalkan
mencantum kan sumber berita tersebut.
Selanjutnya berdasarkan nalar kita bahas peristiwa tersebut sesuai dengan
ilmu pengetahuan,dan pengalaman. Setiap
hari narasumber menulis di beberapa web seperti di kompasiana, YPTD, facebook
dengan topik yang sama, justru hal ini memberikan manfaat karena semakin banyak
pembaca.
Pertanyaan:
1.
Apakah naskah yang dikirim ketentuannya jenis fiksi atau khusus non fiksi jika
mengirim ke YPTD?
2.
Untuk 40 artikel yang dikirim itu dalam rangkaian satu tema atau boleh tema
yang berbeda-beda?
Jawaban:
Penerbit
YPTD menerima semua tulisan baik itu berbentuk Fiksi (Puisi, Cerpen, Pantun),
Reportase (kegiatan belajar mengajar atau kegiatan lain) atau opini (menulis
tentang topik tertentu). Bisa juga buku berisikan gabungan ke 3 jenis tulisan
tersebut. Dari 37 buku yang diterbitkan
lebih banyak ber genre bunga rampai, artinya isi buku kumpulan dari tulisan
harian sepanjang bulan. Hanya beberapa buku yang khusus seperti Buku Prabowo Presidenku,
Kasidah, Kumpulan Pantun, Polisi Juga Manusia.
Oleh karena itu menulis saja setiap hari kemudian kumpulkan maka jadilah
buku. Lainnya halnya bila ingin membuat
Novel, maka karya ini tentu fokus sampai ending. Nanti perihal judul Buku akan
ketemu dengan sendirinya.
Pertanyaan:
Bagaimana
caranya membuat tulisan kita memiliki roh, sehingga menarik untuk dibaca?
Jawaban:
Setiap
tulisan itu ada yang memiliki roh dan ada juga yang tidak bernyawa. Buku Harian yang sifatnya sangat rahasia
tidak memiliki Roh, karena ditulis sendiri, dibaca sambil menangis atau ketawa
sendiri. Sebaliknya tulisan itu
memiliki Roh ketika karya kita di share / kirim ke media sosial. Seketika Tulisan memiliki Roh ketika dibaca
khalayak. Apalagi ketika karya itu di
beri komentar, maka tulisan itu bernyawa. Jangan pernah ragu mengirim tulisan
ke media sosial ketika niat menulis untuk berbagi kebaikan untuk kemaslahatan
umat. Pembaca merasakan
"sesuatu" dari posting kita maka serta merta kebahagian dan kepuasan in material menjadi milik anda . Tulislah yang bermanfaat, upayakan tidak memproduksi
Hoaks agar aman negeri ini.
Pertanyaan:
Apakah
naskah yg kt share di YPTD harus melalui admin atau bisa langsung nulis disitus
tersebut?
Jawaban:
Tulisan
yang diposting di website YPTD terbitkanbukugratis.id tidak di Moderasi Admin,
bisa langsung tayang, Saya percaya komunitas guru telah terseleksi alam dan
mempunyai komitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi
Indonesia. Prosedur menulis di YPTD,
silahkan registrasi nanti mendapat akun dan password, Selanjutya Selamat Datang
di YPTD, Menulislah setiap waktu tak terasa 40 hari kemudian jadilah buku ber
ISBN tanpa biaya.
Pertanyaan:
Artikel
yang dimuat itu yang diposting selama 1 bulan di website YPTD... apakah kita
harus posting setiap hari minimal 1 artikel dalam 1 bulan itu atau dalam 1
bulan harus 40 artikel?
Jawaban:
Seandainya
Ibu sudah meniliki naskah buku kirim via email ke thamrindahlan@gmail.com YPTD sudah bisa menguruskan ISBN dan buku
terbit. Kewajiban Penulis posting 10
artikel di website YPTD terbitkanbukugratis.id selam proses penerbitan buku.
Program ke 2 menulis tergantung kesempatan. Indikator 40 artikel (tidak harus
dalam waktu 1 bulan ) sudah cukup menjadi sebuah buku.
Pertanyaan:
Apakah
cuma ukuran A5 saja yang bisa diterbitkan?. Apakah di YPTD bisa cetak buku
sesuai standar UNESCO? Untuk 1 buku biasanya harus terdiri dari berapa bab?
Jawaban:
Format
buku YPTD memang A 5 sesuai dengan kitab kitab standard. Namun apabila ada permintaan khusus tetap
dilayani termasuk standar ukuran buku menurut UNESCO. Buku ilmiah popiuler sebaiknya tidak
menggunakan sistematika resmi seperti Bab, Pasal dan lain lain. YPTD pernah
menerbitkan Tesis seorang Guru yang edit sedemikian rupa sehingga enak dibaca
dan pesan sampai kemudian laris dijual karena ada ISBN. Skripsi, Tesis dan Disertasi tak memiliki
ISBN dan ditulis dengan kaedah Sistematika Ilmiah.
Pembelajaran
ditutup dengan closing Statement dari Bapak Thamri Dahlan. Ini penutupnya
“Berbagi
ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas
Literasi Indonesia. Semoga perjumpaan ini memberikan manfaat bagi kita
semua. Sesuai dengan komitment YPTD
membantu penulis menerbitkan buku perdana ber ISBN tanpa biaya kami tunggu
Bapak Ibu Guru untuk memperoleh Mahkota seorang Penulis. Buku adalah keabadian bukti tak terbantahkan
bahwa seorang anak manusia pernah hadir di muka bumi Ini. Buku memiliki durasi terlama bahkan sampai
hari kiamat dibanding usia manusia. Hubungi YPTD untuk komunikasi, informasi
dan edukasi literasi di hp 08159932527.”
Tanggal pertemuan
ke-8: Rabu, 21 April 2021
Resume ke: 7
Tema: Buku Mahkota
Penulis – Buku Muara Tulisa
Narasumber: Bapak Thamrin
Dahlan, SKM., M.Si.
Gelombang: 18
waah...sangat komplit sekali bu...mantap..👍😊
BalasHapusTerimakasih bu. Mudah2an bisa jadi buku hi hi hi.
Hapus