Tanggal pertemuan: Jum’at, 09 April 2021
Resume
ke: 3
Tema:
Dasar Penulisan
Narasumber:
Rita Wati, S.Kom.
Gelombang:
18
ehasanah675@gmail.com
Pada pelatihan belajar menulis gelombang ke-18 pertemuan ke-3 edisi tanggal 09 April 2021 menyajikan tema Dasar Menulis. Materi disampaikan oleh narasumber ibu Rita Wati, S.Kom. Selain seorang penulis, beliau juga berprofesi sebagai guru, blogger, dan kurator. Penulis 4 buah buku tentang kepenulisan dengan genre berbeda. Juga 3 buku antologi yang beliau susun sebagai curator yang memperkaya pengalamannya dalam kepenulisan.
Sebelum materi diberikan narasumber
memancing peserta dengan pertanyaan apakah menulis itu susah atau tidak. Jika
merasa susah, cari penyebab permasalahannya. Penyebabnya bisa karena susah ide,
miskin kosa kata, sulit merangkai kata, susah memulai, bingung mau menulis apa,
tidak percaya diri, merasa tulisannya jelek, atau merasa tulisan tidak layak
untuk di baca.
Jika penyebab
permasalahan menulis yang disebutkan itu benar, maka saran beliau adalah buang saja
jauh-jauh. Kita harus menulis, menulis, dan menulis. Untuk memudahkan
mengingatnya, ada 5 dasar dalam penulisan. Dasar penulisan yang 5 itu adalah What,
Where, When, Who, Why, How (atau dikenal dengan rumus 5 W + 1 H).
Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan singkatan ADIKSIMBA “Apa – Dimana –
Kapan – Siapa - Mengapa - Bagaimana.
Penjelasannya dari 5 W +
1 H atau ADIKSIMBA ini adalah:
1.
What: Peristiwa apa yang sedang terjadi?
Apa dampaknya? apakah peristiwa tersebut menimbulkan kerugian?
2.
Where: Dimana kejadian/ peristiwa yang
diceritakan.
3.
When: Kapan kejadian dari peristiwa yang
diceritakan
4.
Who: Siapa yang memfasilitasi untuk
memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat dalam cerita yang ditulis.
5.
Why: Mengapa yakni sebab musabab suatu
peristiwa terjadi.
6.
How: Bagaimana, penggunaan unsur how ini
akan membantu pembaca memahami alur cerita.
Jika
telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka tulisan kita akan mudah dipahami oleh
pembaca. Jadi dasar penulisan tersebut harus kita perhatikan, Ayo kita mulai
dengan 5W + 1 H dalam menulis. Juga perlu diperhatikan pula tentang kesalahan
yang sering dilakukan oleh penulis pemula.
Penulis
pemula kurang memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kesalahan yang sering
dilakukan penulis pemula dalam menulis adalah:
1.
Menulis dengan kalimat dan paragraf yang Panjang.
2.
Tanda baca yang sering keliru.
3.
Penggunaan kata yang masih banyak salah
tidak menggunakan kata baku.
4.
Sering ditemukan kata yang tidak efektif.
Yuk
kita berkunjung ke link addressnya narasumber agar terhindar dari
kesalahan-kesalahan dalam menulis tersebut. Ini alamatnya ya:
http://bit.ly/Tips-Agar-Tulisan-Enak
Nah
sekarang apa saja hal-hal yang harus diperhatikan bagi penulis pemula ini. Ini
tips nya:
1. Penggunaan
huruf kapital/ besar :
a. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh:
Aku belajar menulis dengan baik.
Hari ini pertemuan ke-3 kelas belajar
menulis gelombang 18.
b. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh:
Rita
Wati, S.Kom.
Wijaya
Kusumah, M.Pd.
c. Huruf
kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh:
“Ayo
kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.
d. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Islam,
Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda.
Allah
selalu bersama hamba-Nya.
e. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak
Belia.
Tulisan itu dimuat dalam koran Radar Bali.
f.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh:
S.H. =
Sarjana Hukum
S.Kom. =
Sarjana Komputer
Dt. =
Datuk
Tb. =
Tubagus
Kesalahan yang sering terjadi pada
penggunaan kata depan di. Penggunaan kata di sering terjadi kekeliruan
antara kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan dan kata di- diikuti dengan
pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinulai tepat jika
kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).
Contoh: ditinggalkan (bisa diubah jadi
meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi
mengingat). Sementara itu penulisan di dipisah jika kata di menunjukkan fungsi
sebagai kata depan. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang. Kata di
diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di
jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi,
dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif. Contoh:
di sini (tidak bisa diubah jadi menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi
menyiang hari), di dirimu (tidak bisa diubah jadi mendirimu).
Kesimpulan di sebagai imbuhan + kata kerja
(maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.
Penggunaan
Tanda Seru
Tanda
seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang
kuat.
Contoh:
Alangkah indahnya pemandangan di Nusa Dua! Ayo belajar!
Penulisan
Kata Baku
Untuk
penulisan kata baku disesuaikan juga. Jika artikel, makalah, skripsi dan sebangainya
maka kata baku itu menjadi hal mutlak. Sedangkan untuk novel dan cerpen kita
sesuaikan dengan yang namanya istilah selingkung.
Apakah
menulis harus runtut sesuai unsur-unsur tadi (ADIKSIMBA)? Unsur apa yang harus
didahulukan agar lebih menarik? Dalam 1 paragraf apakah ada batasan jumlah
kalimatnya? Idealnya berapa?
Jawabannya
kita perhatikan akan menulis apa. Jika ingin menyampaikan informasi seperti
berita maka 5W 1H ADIKSIMBA ini udah urutan yang sesuai. Dalam 1 paragraf tidak
batasan ideal itu 5 sampai 10 kalimat bu ya. Minimal 1 kalimat jika kalimat
berupa percakapan.
Bagaimana
cara untuk memulai menulis dengan keyakian bahwa tulisan akan layak dan pantas
untuk dibaca orang?
Permasalahan
ini adalah permasalahan umum untuk penulis pemula. Setiap penulis pemula biasa
mengalaminya. Untuk mengatasinya salah satu cara adalah memulai berada di
komunitas menulis. Tulislah apa yang ada di benak dituangkan semuanya kemudian
posting di blog lalu share ke group.
Bagaimana
cara membuat tiap tulisan runtut, beraturan, dan berkesinambungan?
Caranya
harus banyak berlatih, seiring berjalan waktu tulisan itu akan mengalir,
beraturan. Yang pasti rajin membaca agar bisa menemukan bagaimana cara menulis
yang baik, karena dari membaca tulisan orang lain akan mendapatkan ilmu baru.
Kapan
membuat tanda koma, titik, bahkan kutip dalam kalimat langsung dan tidak
langsung? Apa yang dimaksud selingkung?
Tanda
baca yang benar seperti dalam kalimat ini.
Adik
berkata, "Dia akan pergi ke perpustakaan".
Saya
bertanya pada diri sendiri, "Mengapa peristiwa itu menimpali."
Titik
dulu baru tanda petik bu
Selingkung
itu seperti menyesuaikan dengan lingkungan yang menggunakan kaidah-kaidah yang
digunakan dalam lingkup setempat, tidak mengikuti kaidah bahasa baku terutama
untuk penulisan cerpen dan novel.
Apakah
dalam sebuah tulisan wajib harus ada 5W1H? Bagaimana jika salah satu unsur itu
tidak ada dalam sebuah tulisan?
5W1H
itu sudah pedoman dalam membuat tulisan agar informasi yang kita sampaikan
jelas, sehingga ketika kita membaca tulisan tersebut tidak ada pertanyaan yang
muncul. Jika salah satu unsur contoh when/ kapan tidak dimasukkan maka pembaca
akan bertanya-tanya ini kejadiannya kapan, jika who yang tidak ada, makin
bertanya lagi siapa yang dibicarakan.
Bagaimana
cara menghindari kesalahan sebagai penulis pemula yakni sering membuat kalimat
yang berulang-ulang dan kosa kata yang sama juga sulit mengembangkan kalimat?
Untuk
menghindari kesalahan kalimat tidak efektif yang ada di dalam tulisan kita
caranya harus membaca berulang-ulang tulisan itu. Jika perlu dengan suara keras
nanti ketemu itu kalimat yang mubazir. Kata-kata mubazir, atau tidak efektif
yang selalu berulang-ulang.
Apakah
ada tips untuk menumbuhkan minat dalam menulis sampai bisa menyusun banyak buku
dalam waktu singkat? Apakah editor akan memperbaiki naskah itu?
Tips-nya
adalah ketika belajar menulis catat semua tips dan trik dari narasumber. Contoh
Omjay brandingnya Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Itu dipraktikkan, dan hasilnya memang diluar
dugaan. Sebagai penulis pemula wajar banyak sekali kesalahan dasar menulis.
Tapi seiring berjalan waktu jika kita mau belajar semua akan berubah. Jika kita
mengirim naskah ke penerbit, memang ada editornya, tapi jika bisa jangan 100%
menyerahkan kepada editor karena editor terbaik dari tulisan adalah penulis itu
sendiri.
Bagaiman
trik yang kita gunakan dalam.menulis setiap.alur cerita membuat pembaca
tertarik dan masuk dalam cerita kita dan
menikmati cerita yang dituliskan? Adakah hal hal yang tidak boleh muncul dalam
tulisan, bila ide tulisan itu dari kisah nyata yang kita lihat dan alamai?
Dengan
belajar, banyak Latihan, dan membaca karya-karya orang lain maka perlahan-lahan
kita akan menemukan triknya bagaimana membuat tulisan menarik. Kalau senangnya
jika membuat cerpen endingnya membuat pembaca penasaran. Jika menulis kisah
nyata itu sangat menarik pasti, tulisannya bisa berupa Faksi Fakta tapi fiksi,
dengan merubah menjadi orang ketiga.
Kuasai dasar dasar menulis
BalasHapusmari gabung bersama kami di Aj0QQ*com x-)
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup. ;-)