Sabtu, 10 April 2021

Dasar Penulisan

Tanggal pertemuan: Jum’at, 09 April 2021

Resume ke: 3

Tema: Dasar Penulisan

Narasumber: Rita Wati, S.Kom.

Gelombang: 18

 DASAR PENULISAN

ehasanah675@gmail.com



Pada pelatihan belajar menulis gelombang ke-18 pertemuan ke-3 edisi tanggal 09 April 2021 menyajikan tema Dasar Menulis. Materi disampaikan oleh narasumber ibu Rita Wati, S.Kom. Selain seorang penulis, beliau juga berprofesi sebagai guru, blogger, dan kurator. Penulis 4 buah buku tentang kepenulisan dengan genre berbeda. Juga 3 buku antologi yang beliau susun sebagai curator yang memperkaya pengalamannya dalam kepenulisan.

Sebelum materi diberikan narasumber memancing peserta dengan pertanyaan apakah menulis itu susah atau tidak. Jika merasa susah, cari penyebab permasalahannya. Penyebabnya bisa karena susah ide, miskin kosa kata, sulit merangkai kata, susah memulai, bingung mau menulis apa, tidak percaya diri, merasa tulisannya jelek, atau merasa tulisan tidak layak untuk di baca.

Jika penyebab permasalahan menulis yang disebutkan itu benar, maka saran beliau adalah buang saja jauh-jauh. Kita harus menulis, menulis, dan menulis. Untuk memudahkan mengingatnya, ada 5 dasar dalam penulisan. Dasar penulisan yang 5 itu adalah What, Where, When, Who, Why, How (atau dikenal dengan rumus 5 W + 1 H). Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan singkatan ADIKSIMBA “Apa – Dimana – Kapan – Siapa - Mengapa - Bagaimana.

Penjelasannya dari 5 W + 1 H atau ADIKSIMBA ini adalah:

1.      What: Peristiwa apa yang sedang terjadi? Apa dampaknya? apakah peristiwa tersebut menimbulkan kerugian?

2.      Where: Dimana kejadian/ peristiwa yang diceritakan.

3.      When: Kapan kejadian dari peristiwa yang diceritakan

4.      Who: Siapa yang memfasilitasi untuk memberikan informasi seputar orang-orang yang terlibat dalam cerita yang ditulis.

5.      Why: Mengapa yakni sebab musabab suatu peristiwa terjadi.

6.      How: Bagaimana, penggunaan unsur how ini akan membantu pembaca memahami alur cerita.

Jika telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka tulisan kita akan mudah dipahami oleh pembaca. Jadi dasar penulisan tersebut harus kita perhatikan, Ayo kita mulai dengan 5W + 1 H dalam menulis. Juga perlu diperhatikan pula tentang kesalahan yang sering dilakukan oleh penulis pemula.

Penulis pemula kurang memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kesalahan yang sering dilakukan penulis pemula dalam menulis adalah:

1.      Menulis dengan kalimat dan paragraf yang Panjang.

2.      Tanda baca yang sering keliru.

3.      Penggunaan kata yang masih banyak salah tidak menggunakan kata baku.

4.      Sering ditemukan kata yang tidak efektif.

 

 Yuk kita berkunjung ke link addressnya narasumber agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam menulis tersebut. Ini alamatnya ya:

 

http://bit.ly/Tips-Agar-Tulisan-Enak

Nah sekarang apa saja hal-hal yang harus diperhatikan bagi penulis pemula ini. Ini tips nya:

1.      Penggunaan huruf kapital/ besar :

a.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Contoh:

Aku belajar menulis dengan baik.

Hari ini pertemuan ke-3 kelas belajar menulis gelombang 18.

b.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Contoh:  

Rita Wati, S.Kom.

Wijaya Kusumah, M.Pd.

c.       Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Contoh:

“Ayo kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.

d.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:

Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda.

Allah selalu bersama hamba-Nya.

e.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh:

Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.

Tulisan itu dimuat dalam koran Radar Bali.

f.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Contoh:

S.H.          = Sarjana Hukum

S.Kom.     = Sarjana Komputer

Dt.            = Datuk

Tb.            = Tubagus

 

Kesalahan yang sering terjadi pada penggunaan kata depan di. Penggunaan kata di sering terjadi kekeliruan antara kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan dan kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinulai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).

Contoh: ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat). Sementara itu penulisan di dipisah jika kata di menunjukkan fungsi sebagai kata depan. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang. Kata di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif. Contoh: di sini (tidak bisa diubah jadi menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi menyiang hari), di dirimu (tidak bisa diubah jadi mendirimu).

Kesimpulan di sebagai imbuhan + kata kerja (maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.

 

Penggunaan Tanda Seru

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Contoh: Alangkah indahnya pemandangan di Nusa Dua! Ayo belajar!

 

Penulisan Kata Baku

Untuk penulisan kata baku disesuaikan juga. Jika artikel, makalah, skripsi dan sebangainya maka kata baku itu menjadi hal mutlak. Sedangkan untuk novel dan cerpen kita sesuaikan dengan yang namanya istilah selingkung.

Apakah menulis harus runtut sesuai unsur-unsur tadi (ADIKSIMBA)? Unsur apa yang harus didahulukan agar lebih menarik? Dalam 1 paragraf apakah ada batasan jumlah kalimatnya? Idealnya berapa? 

Jawabannya kita perhatikan akan menulis apa. Jika ingin menyampaikan informasi seperti berita maka 5W 1H ADIKSIMBA ini udah urutan yang sesuai. Dalam 1 paragraf tidak batasan ideal itu 5 sampai 10 kalimat bu ya. Minimal 1 kalimat jika kalimat berupa percakapan.

Bagaimana cara untuk memulai menulis dengan keyakian bahwa tulisan akan layak dan pantas untuk dibaca orang?

Permasalahan ini adalah permasalahan umum untuk penulis pemula. Setiap penulis pemula biasa mengalaminya. Untuk mengatasinya salah satu cara adalah memulai berada di komunitas menulis. Tulislah apa yang ada di benak dituangkan semuanya kemudian posting di blog lalu share ke group.

Bagaimana cara membuat tiap tulisan runtut, beraturan, dan berkesinambungan?

Caranya harus banyak berlatih, seiring berjalan waktu tulisan itu akan mengalir, beraturan. Yang pasti rajin membaca agar bisa menemukan bagaimana cara menulis yang baik, karena dari membaca tulisan orang lain akan mendapatkan ilmu baru.

Kapan membuat tanda koma, titik, bahkan kutip dalam kalimat langsung dan tidak langsung? Apa yang dimaksud selingkung?

Tanda baca yang benar seperti dalam kalimat ini.

Adik berkata, "Dia akan pergi ke perpustakaan".

Saya bertanya pada diri sendiri, "Mengapa peristiwa itu menimpali."

Titik dulu baru tanda petik bu

Selingkung itu seperti menyesuaikan dengan lingkungan yang menggunakan kaidah-kaidah yang digunakan dalam lingkup setempat, tidak mengikuti kaidah bahasa baku terutama untuk penulisan cerpen dan novel.

Apakah dalam sebuah tulisan wajib harus ada 5W1H? Bagaimana jika salah satu unsur itu tidak ada dalam sebuah tulisan?

5W1H itu sudah pedoman dalam membuat tulisan agar informasi yang kita sampaikan jelas, sehingga ketika kita membaca tulisan tersebut tidak ada pertanyaan yang muncul. Jika salah satu unsur contoh when/ kapan tidak dimasukkan maka pembaca akan bertanya-tanya ini kejadiannya kapan, jika who yang tidak ada, makin bertanya lagi siapa yang dibicarakan.

Bagaimana cara menghindari kesalahan sebagai penulis pemula yakni sering membuat kalimat yang berulang-ulang dan kosa kata yang sama juga sulit mengembangkan kalimat?

Untuk menghindari kesalahan kalimat tidak efektif yang ada di dalam tulisan kita caranya harus membaca berulang-ulang tulisan itu. Jika perlu dengan suara keras nanti ketemu itu kalimat yang mubazir. Kata-kata mubazir, atau tidak efektif yang selalu berulang-ulang.

Apakah ada tips untuk menumbuhkan minat dalam menulis sampai bisa menyusun banyak buku dalam waktu singkat? Apakah editor akan memperbaiki naskah itu?

Tips-nya adalah ketika belajar menulis catat semua tips dan trik dari narasumber. Contoh Omjay brandingnya Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Itu  dipraktikkan, dan hasilnya memang diluar dugaan. Sebagai penulis pemula wajar banyak sekali kesalahan dasar menulis. Tapi seiring berjalan waktu jika kita mau belajar semua akan berubah. Jika kita mengirim naskah ke penerbit, memang ada editornya, tapi jika bisa jangan 100% menyerahkan kepada editor karena editor terbaik dari tulisan adalah penulis itu sendiri.

Bagaiman trik yang kita gunakan dalam.menulis setiap.alur cerita membuat pembaca tertarik dan masuk  dalam cerita kita dan menikmati cerita yang dituliskan? Adakah hal hal yang tidak boleh muncul dalam tulisan, bila ide tulisan itu dari kisah nyata yang kita lihat dan alamai?

Dengan belajar, banyak Latihan, dan membaca karya-karya orang lain maka perlahan-lahan kita akan menemukan triknya bagaimana membuat tulisan menarik. Kalau senangnya jika membuat cerpen endingnya membuat pembaca penasaran. Jika menulis kisah nyata itu sangat menarik pasti, tulisannya bisa berupa Faksi Fakta tapi fiksi, dengan merubah menjadi orang ketiga.

 

 

 

2 komentar:

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*com x-)
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup. ;-)

    BalasHapus

KSP

Kurikulum Satuan Pendidikan  Mengawali tahun pelajaran 2024-2025 pada hari Senin, 15 Juli 2024 semua madrasah melaksanakan Matsama (Masa ta&...