Resume ke-9
ILMU PINTAR MEMASARKAN BUKU
Pertemuan
ke-10 Pelatihan Belajar Menulis Buku seperti biasa disajikan pukul 13.00 siang
di bulan Ramadhan ini. Hari ini materinya tentang Teknik memasarkan buku.
Narasumbernya adalah Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. yang akrab dipanggil Om Jay,
seorang Trainer, Teacher, Blogger, Fotografer, Motivator, Pembicara Seminar,
Workshop PTK, dan Praktisi ICT. Juga Beliau adalah founder pelatihan belajar
menulis ini. Pemandu acara atau moderatornya adalah Bapak Sucipto Ardi.
Perkembangan
teknologi sangat berpengaruh dan memiliki kontribusi yang cukup besar. Termasuk
dalam pemasaran buku yang kita tulis dan terbitkan sendiri. Banyak buku yang saat
ini nge-trand berawal dari kekuatan teknologi.
Dengan teknologi, proses pemasaran buku akan lebih cepat tersampaikan
langsung kepada pembaca sebagai konsumen. Karena saat ini kebanyakaan orang telah
memiliki teknologi.
Menerbitkan buku
sendiri sebaiknya memiliki sipat inisiatif dan tekad yang tinggi. Dengan tekad kuat
menerbitkan buku sendiri untuk masyarakat umum akan menguatkan kita saat
mengalami berbagai kendala. Kendala ini pasti akan ditemui di sepanjang proses
menerbitkan buku sendiri. Namun, menerbitkan buku sendiri dapat menjadi
pekerjaan yang seru dan menguntungkan.
Untuk bisa
menerbitkan kemudian memasarkan buku yang bermutu, maka kita harus belajar
bagaimana cara menulis buku. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita
akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu
dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk anda miliki.
Om Jay memaparkan
pengalamannya bahwa memulai menerbitkan buku dengan mencari editor yang mampu
membuat buku yang akan terbitkan menjadi enak dibaca. Semua buku yang dicetak
di penerbit indie selalu ada editornya dan bisa diminta bantuannya. Penulis
sebaiknya tidak merangkap menjadi seorang penulis sekaligus editornya. Itulah
mengapa isi buku yang diterbitkan bisa laku di pasaran. Sebab sudah diedit
secara profesional oleh para editor yang memang menguasai di bidangnya.
Berbeda bila
menerbitkan buku di penerbit mayor atau penerbit besar. Semua buku ada
editornya sehingga terseleksi dengan baik dan layak untuk dijual atau dipasarkan
ke seluruh Indonesia. Bahkan ke manca negara bila bagian marketingnya sudah
sampai ke berbagai negara di dunia.
Teknik memasarkan
buku ada beberapa cara. Kita bisa mencari informasinya di Mbah Google.com.
Tinggal ketik saja, maka akan didapatkan segudang informasinya. Namun
pengalaman narasumber bahwa cara yang paling banyak dipakai untuk memasarkan
buku adalah menggunakan media digital dan media sosial. Banyak sekali iklan
buku baru bertebaran di internet. Ada yang laku dan ada juga yang kurang laku.
Narasumber sendiri menggunakan YouTube dan Instagram untuk memasarkan buku buku
terbarunya.
Untuk promosi buku
di Instagram bisa belajar kepadasiapapun. Contoh belajar kepada anak, yang sedang
memasarkan produk Al Qur'an yang sangat bagus sekali kertas dan tampilannya.
Caranya beriklan sangat cool dan lebih kepada story' telling. Beda dengan ketika
beriklan di http://YouTube.com/wijayalabs. Lebih natural dan apa adanya.
Gunakan juga blog
sebagai media digital untuk memasarkan buku buku yang ditulis dan terbitkan. Semua
itu membuat buku buku banyak dipesan dan dibeli orang banyak dari seluruh Indonesia.
Bahkan ada juga yang dipesan bukunya dari Malaysia, Singapura dan Brunei. Inti
dari memasarkan buku adalah adanya kolaborasi. Kita harus bekerjasama dengan
orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Untuk penerbit besar,
biasanya mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak. Sehingga serangan darat,
laut dan udara dapat dengan mudah mereka kuasai. Walaupun saat ini jumlah
pemasaran bukunya agak berkurang akibat pandemi covid19.
Bagi kita para
penulis pemula tentu saja ingin bukunya laku dan dibeli oleh banyak orang. Oleh
karena itu, kolaborasi adalah kunci agar buku kita bisa dipasarkan di belantara
dunia Maya yang selalu nonstop 24 jam.
Menggunakan media
sosial untuk memasarkan buku buku yang dituliskan dan bekerjasama dengan kawan
kawan lainnya dalam memasarkan buku. Setiap buku akan menemui takdirnya. Namun
itu semua harus diiringi dengan usaha yang terus menerus dan tidak mudah putus
asa.
Berkali kita gagal
lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri dan jangan
mengeluh. Itulah yang dilakukan ketika mengalami beberapa kali gagal dalam
memasarkan buku terbaru. Pada akhirnya akan menemukan hal hal baru yang membuat
kita mencari momentum untuk menerbitkan buku terbaru lagi.
Belajar dari
almarhum Hernowo Hasim. Beliau sangat produktif sekali menulis. Namun dari
ratusan bukunya, hanya sedikit yang menjadi buku best seller. Salah satunya
adalah andaikan buku sepotong pizza.
Harus diakui, buku
yang diterbitkan oleh penerbit mayor lebih banyak pembelinya. Mereka selain
punya tenaga pemasaran yang berpengalaman, juga memiliki media sosial yang
bagus. Wajar saja bila buku buku yang diterbitkan selalu banyak pembacanya
Salah satu
Penerbit buku mayor yang selalu melakukan inovasi adalah penerbit Andi
Yogyakarta. Saya banyak belajar dari pengalaman para pengelola penerbit ini.
Hal yang disukai
dari penerbit Andi Yogyakarta adalah seringnya melakukan acara webinar dan
bersertifikat. Kita bisa belajar dari Chanel youtubenya di tv Andi
Buku kawan kawan
belajar menulis PGRI banyak dipasarkan dengan cara ini. Itulah mengapa
kolaborasi itu penting agar buku yang diterbitkan laku dipasaran. Kita sebagai
penulis jangan juga hanya diam saja. Penulis harus ikut memasarkan bukunya.
Dengan begitu bukunya akan laku dan banyak dibeli orang banyak.
Kalau sudah
seperti itu, jangan kaget bila kita menerima royalty buku sampai ratusan juta
rupiah karena adanya kolaborasi.
Bagi yang sudah
menikmati royalty buku dari penerbit mayor maupun penerbit indie, akan selalu
melakukan inovasi. Sebab inovasi yang tiada henti akan membuat buku buku yang
kita tuliskan sampai ke tangan pembaca.
Jangan lupa
silahturahmi. Sebab silahturahmi atau silahturahim juga sangat membantu kita
dalam memasarkan buku. Pada akhirnya teknik memasarkan buku akan kita temui
dari adanya silahturahmi ini. Kekuatan silahturahmi ini dahsyat. Akan banyak
rezeki yang akan mengikutinya.
Pertanyaan:
Bagaimana
memasarkan buku ditingkat desa, kecamatan, atau kabupaten yang masih terisoler?
Jawaban:
Tapi
memang perlu kerja keras untuk membuat buku antologi karena kita menyambungkan
pikiran untuk para penulisnya. Peran kurator sangat penting. Untuk memasarkan
buku di daerah 3T harus mengunakan jalan darat. Itulah mengapa kita harus
menguatkan tali silaturahmi
1.
Bagaimana kita menghadapi teman yang maaf maunya geratis. Mau buku kita tetapi
geratis.?
2.
Bagaimana trik mencari teman untuk berkolaborasi memasarkan buku kita?
Jawaban:
1.
Untuk promosi tidak apa apa. Biasa memberikan buku gratis sebagai investasi kita
membangun personal branding. Namun demikian buku yang kita berikan gratis
biasanya jarang dibaca. Itulah mengapa lebih suka menjual buku dan tidak
memberikan secara gratis. Kecuali jika sudah mendapat untung dari penjualan
buku.
2.
Memulainya dengan menjadi teman yang baik dulu. Kemudian membangun supertim.
Kita tak bisa menjadi orang hebat sendirian. Itulah mengapa kita harus
berkolaborasi. Mulailah dari kita dulu untuk menjadi teman dan sahabat yang
baik.
Apakah
penentuan harga dapat digunakan sebagai media untuk memasarkan buku?
Jawaban:
Kita
sendiri bisa menentukan harga buku. Biasanya ambil 100 persen. Misal harga
cetak buku 35.000 maka bisa dijual 70.000 itulah cara agar penulis juga
sejahtera dan dapat menikmati hasilnya sebagai seorang penulis professional.
Pertanyaan:
Bagaimana
cara menumbuhkan kepercayaan diri itu?
Jawaban:
Untuk
bisa menjadi orang yang percaya diri itu perlu proses. Itulah mengapa kita
perlu berkolaborasi. Pada awalnya seperti itu. Perlu waktu 15 tahun untuk
membangun personal branding. Tidak ada yang instan. Nikmati prosesnya dan kita
akan menemukan kepercayaan diri seiring dengan seringnya kita berinteraksi
dengan sesama penulis. Banyaklah belajar dari kawan kawan penulis lainnya.
Bagaimana
cara mencari (memohon) agar orang tersebut mau jadi editor buku kita ?
Apakah
ada uang jasa untuk editor?
Jawaban:
Dulu
pengalaman mengeluarkan uang sampai jutaan rupiah untuk mendapatkan seorang
editor terbaik. Tapi hasilnya dahsyat. Buku buku itu laris di pasaran. Jadi
investasi yang kita tanamkan akan berbuah manis bila kita yakin bahwa buku yang
ditulis akan menemui takdirnya. Maka selalu yakin bahwa seorang editor yang
baik akan membantu penulisnya agar buku yang dituliskan menjadi lebih bermutu
dan semakin berkualitas. Belajar dari kisah Andrea Hirata. Sewaktu dia menulis
buku laskar pelangi. Sangat garing sekali. Berkat tangan dingin seorang editor,
buka laskar pelangi laku keraa dan menjadi buku best seller di negeri ini.
Bahkan kemudian difilmkan. Jadi kalau kita ingin bukunya semakin bagus, jangan
lupakan jasa seorang editor.
Pertanyaan:
Bagaimana
meyakinkan diri sendiri saat akan mencetak buku, sehingga buku yang dicetak
akan terjual semua?
Jawaban:
Kita
harus yakin bahwa buku yang dicetak akan menemui takdirnya. Oleh karena itu
kita harus berusaha dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas sampai
tuntas. Itulah mengapa buku yang saya cetak laku terjual. Bila masih belum
terjual, kita tunggu moment yang tepat. Akan tiba saatnya buku itu laku. Contoh
buku blogger ternama yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Buku tersebut baru
laku keras setelah setahun buku itu terbit. Jadi nikmati prosesnya. Biasanya
proses tidak akan mengkhianati hasil. Selalu melakukan inovasi agar buku laku.
Bagaimana
menentukan harga sebuah buku, apalagi saat promo, apakah ada ketentuan khusus?
Jawaban:
Belajar
dari kawan kawan untuk menentukan harga buku. Tidak terlalu mahal dan tidak
terlalu murah. Kalau kita punya dana besar, sebaiknya mencetak dalam jumlah
besar. Sebab harganya akan semakin murah. Semakin banyak kita menjual buku maka
akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Itulah prinsip ekonomi yang dipegang.
Pertanyaan:
Memang
buku sudah menumpuk dalam lemari dan banyak yang belum terjual. Akan dicoba
terapkan cara-cara tadi. Bisakah mencarikan editor untuk buku resume gel. 18
yang sedang dirilis ini.agar buku menjadi best seller ?
Jawaban:
Buku
yang belum terjual jangan cuma disimpan. Pasarkan melalui media sosial. Gunakan
kekuatan tali silaturahmi. Dengan begitu satu demi satu bukunya akan laku. Untuk
mencari editor bisa menghubungi pak Mukminin dan Bu Kanjeng. Mereka pakar di
bidangnya. Silahkan hubungi mereka.
Bagaimana
mengatasi kegiatan memasarkan yang menakutkan? Seringkali lebih merasa kepada
"yang penting barang laku" meski tak dapat untung. Malah seringkali
merasa kasihan dan akhirnya buku diberikan cuma-cuma.
Jawaban:
Dulu
persis seperti ibu. Namun seiring perjalanan waktu kita akan menemukan solusi
dari masalah yang dihadapi. Mulailah memperbaiki sedikit demi sedikit kualitas
tulisan sebelum diterbitkan.
Apa
pengaruh cover buku serta judul, ada gaya tarik pembeli?
Jawaban:
Cover
buku adalah wajah kita. Orang akan beli buku setelah melihat covernya. Jadi di
tangan pembuat disain cover buku itu akan menemui takdirnya.
Bagaimana
caranya menentukan jumlah buku yang dicetak? Buku yang mana yang paling tepat
dipasarkan secara massif?
Jawaban:
Cara
menentukan buku yang dicetak adalah dari pre order atau pemesan buku. Dulu buku
“agar PJJ tak lagi membosankan” hanya dicetak 10 buku. Kemudian buku tersebut
banyak yang pesan hingga 200 buku. Namun sayang, sahabat terbaik meninggal
karena sakit.jadi kehilangan teman yang mampu memasarkan buku tersebut. Buku
yang paling mudah dipasarkan secara masif adalah buku ajar. Contoh buku ajar
informatika yang sampai saat ini banyak sekali pembelinya. Mulai dari jenjang
SD, SMP sampai SMA
Tanggal
pertemuan ke-10: Senin, 26 April 2021
Resume
ke: 9
Tema:
Teknik Memasarkan Buku
Narasumber:
Wijaya Kusumah, M.Pd. (Om Jay)
Gelombang:
18
Tambahkan fotodan video buku Omjay supaya tulisannya lebih hidup. Terima kasih ya!
BalasHapusSiap Om Jay. Terimakasih sudah sudi mampir.
Hapuswaaah lengkap sekali bu...mantap...ππ
BalasHapusTerimakasih. Mudah2an kita bareng2 bisa menjadikan resume menjelma jadi buku di akhir pembelajaran ya.
Hapusaamiin....siap bunda smoga kita bisa meraih mahkota kita.. semangat menulis.ππͺπͺ
HapusWaaahhh lengkaaap bangeet bu, luarbiasaππ
BalasHapusTerimakasih bun May. Semangat bun bareng2 menuju muara menggapai mahkota penulis.
BalasHapusAamiin, semangat menulis bunda. Luarbiasa mantapππ
BalasHapus