CARA MEMBUAT RESUME
Apa
itu Resume dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Pada
siang ini Jumat, 16 April 2021 Pelatihan Belajar Menulis menyajikan materi
dengan tema Menulis Resume Untuk Jadi Buku. Narasumbernya adalah ibu
Aam Nurhasanah, S.Pd. dan moderatornya adalah Bu Kanjeng panggilan akrab dari
Bunda Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.
Sebelum
pemaparan materi, kegiatan ini dimulai dengan sapaan lembut bu Kanjeng dengan
diiringi berdoa dan memperkenalkan narasumber. Untuk lebih mengenal narasumber
silahkan bisa dihubungi di;
https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html
Dari
pembelajaran siang ini diharapkan semua peserta bisa membuat resume yang
nantinya bisa dijadikan buku pada akhir kegiatan pelatihan belajar menulis ini.
Terutama resume yang dibuat peserta menjadi bahan menerbitkan buku tentang
dunia kepenulisan.
Resume
atau ringkasan adalah suatu kegiatan menyusun berbagai inti dari suatu karangan
atau tulisan yang panjang menjadi bentuk yang lebih pendek, dengan syarat tidak
mengubah gagasan utama teks tersebut. Atau secara logisnya ringkasan dan resume
dapat diartikan dengan penyajian bentuk karangan/bahan bacaan yang panjang
menjadi lebih pendek. Jadi resume itu ringkasan atau rangkuman.
Ada
7 teknik untuk menulis resume jadi buku. Ini Teknik yang disampaikan
narasumber.
1. Kmpulkan
resume dalam file word.
Tentu
ini dilakukan jika kita telah membuat resume lebih dari satu ya. Nah dalam
pelatihan ini peserta diwajibkan membuat resume sedikitnya 20 resume dari 30
kali pertemuan yang direncanakan. Saat kita menulis resume, simpanlah file
tersebut dalam satu folder. Contohnya buatlah satu buah file naskah kita dari
pertemuan 1-20 kalau dari kegiatan Pelatihan Belajar Menulis ya.
2. Menentukan
tema.
Saat
file kita sudah terkumpul sebanyak 20 pertemuan, pilahlah berdasarkan tema
sejenis. Misalnya kita lihat materi dari narasumber. Ada narasumber yang
membahas teknik penulisan, satukan filenya beri bab teknik penulisan. Jika ada
narasumber yang membahas tentang penerbit indie, penerbit mayor, satukan naskah
menjadi bab penerbitan. Jika ada narsum membahas tentang motivasi, tuliskan bab
motivasi. Jadilah 3 bab yanh tersusun
dalam satu buku
3. Buat
TOC (Table of Content/daftar isi)
Buatlah
TOC atau daftar isi yang sesuai untuk buku yang akan kita terbitkan, misalnya:
Diurutkan
dari mulai cover atau jilid depan sampai halaman terakhir.
-
Cover
-
Hal penerbit
-
Persembahan
-
Kata pengantar
-
Prakata
-
Daftar isi
-
Prolog
-
Konten atau isi dari BAB 1 sampai BAB
Penutup
-
Profil Penulis
-
Epilog
Atau
disesuaikan dengan tempelate dari penerbit tempat dimana kita akan menerbitkan
bukunya.
4. Kembangkan
TOC
Mengembangkan
TOC atau daftar isi biasa dilakukan di konten buku ya.
5. Review,
revisi, dan edit naskah.
Saat
kita menulis naskah, tulislah dahulu sebebas-bebasnya. Jangan sekali-kali
mengedit saat sedang menulis. Karena itu bisa menghambat ide kita saat menulis.
Tuliskan saja semua ide berserak. Jika selesai, barulah kita edit ejaan dan
tanda baca sesuai kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Usahakan
hindari typo (salah ketik) dan hindari singkatan. Jika Awal kata, nama orang,
nama tempat, nama hari, nama bulan, harus ditulis huruf kafital. Masih banyak
ejaan lain yang berhubungan dengan EYD
6. Jika
naskah sudah selesai, buatlah sinopsisnya. Sinopsis adalah gambaran isi buku
yang telah kita buat. Biasanya ada di cover belajang buku.
7. Kirimkan
ke penerbit. Jangan takut salah dan malu dengan tulisan sendiri, tenang saja
ada tim editor penerbit yang siap membantu terkait penulisan kita yang salah.
Hanya saja, tidak semua penerbit menyediakan jasa editor naskah. Jadi, kita
harus tanyakan terlebih dahulu, apakah naskahnya di edit oleh editor atau
tidak.
Itulah
materi yang disampaikan narasumber kita Bu Aam Nurhasanah, S.Pd.
Tanggapan
dan pertanyaan dari peserta untuk bahan tambanhan pengetahuan nich.
Untuk
menulis resume baiknya dengan bahasa baku yang formal atau bahasa santai
sehari-hari?
Ya
Sebaiknya bahasa baku pak karena buku kita kan dibaca skala nasional.
Bagaimana
cara kita menulis tentang para narasumber hebat , apa kita jelaskan per
pertemuan atau bagaimana?
Menurut
narasumber soal pertemuan tidak perlu ditulis. Karena membuat buku resume
secara acak. Jadi, tidak harus runut menuliskan bukunya. Boleh diacak. Ada juga
beberapa narasumber yang tidak dituliskan materinya. Boleh hanya mengambil
beberapa kutipannya saja.
Bolehkah
ringkasan itu dalam bentuk cerita? Sepertinya resume saya lebih cenderung ke
cerita daripada seperti ringkasan pelajaran.
Boleh
lihat salah satu contoh resume yang baik?
Boleh,
dalam bentuk fiksi juga tidak jadi masalah
Syarat
satu buku harus terdiri dari berapa bab.
apa 3 bab cukup seperti pemaparan bu Aam?
Untuk
jumlah Bab, hanya tuliskan 3 saja boleh. Karena ini merupakan true story.
Pengalaman menimba ilmu di kelas Om Jay. Namun, ada juga peserta yang menulis
resume tidak pakai bab. Namun pakai nomer angka.
Adakah
kriteria khusus dalam membuat buku kumpulan resume?
Dalam
membuat buku, bagaimana caranya agar kita tahu kita tidak plagiat?
Jika
kita mau membuat buku materi belajar untuk siswa, kan sudah banyak ya dimana-mana?
Tapi ingin membuat yang sesuai dengan keadaan siswa, supaya tidak plagiat
bagaimana ya?
Aku
yang jawab ah… ini harus check plagiasm ya, sudah banyak ya checkernya contoh
untuk buku ilmiah atau buku materi siswa boleh dicoba Trinitin ya.
Tanggal
pertemuan: Jum’at, 16 April 2021
Resume
ke: 6
Tema:
Menulis Resume untuk Jadi Buku
Narasumber:
Aam Nurhasanah, S.Pd.
Gelombang:
18
Mantul resumnyan kerenn
BalasHapusKereen bu, lengkap resumex
BalasHapusResumex lengkap bu, enak d baca
BalasHapusWah mantap resume nya bunda, Luarbiasa👍👍
BalasHapuskomplit resumenya bu👍
BalasHapusKeren resumenya..
BalasHapus