Senin, 26 Apr 2021 10:27 AM
RINDU RUMAHMU
ehasanah675@gmail.com
Kain ihrom yang rapih terbungkus itu tersenyum kecut
Bungkusnya berwarna orange seakan mencibir
Ketidaksabaran yang mulai mengetuk bathin
Payung putih di dalam juga berjaga
Kali ini melindungiku dari derasnya airmata.
Biarlah aku rela menunggu waktu, katamu
Sampai saat panggilannya tiba
Namun kabar yang selalu dinanti
Tidak pasti dan entah tersesat di mana.
Waktu untuk miqot seakan menjauh
Namun niat masih tegak menancap
Lafadz Labbaikaallahumma labbaik
Semakin pelan dan sirna ditelan angin
Abyar 'Ali sunyi tak kuasa kumemulai.
Kalimat talbiyyah di atas gurun pasir tak terdengar
Sepanjang perjalanan di teriknya panas berdebu
Pandangan mata yang liar tak terbatas
Seakan menari di atas hati yang merindu
Sejuknya air zamzam di balik pintu Babus salam
Setetespun belum bisa lagi kureguk
Lambaian tangan antara hajar aswad dan rukun Yamani
Tak ada lagi tenaga untuk kugapai.
Tawaf sa'i hanya kulakukan dalam derasnya air mata.
Penuh pengharapan dan penghambaan dalam doa
Ya Illahi Robbi jangan biarkan aku merindu tak berujung
Sampaikan aku menapakan kaki di rumahmu
Jangan biarkan aku memakai ihrom ini untuk membungkus jenasahku kembali menghadapmu.
Sukabumi, 25 April 2021
Puisi yang sarat makna rindu jadi tamu-Nya
BalasHapusPuisi yang bermakna
BalasHapusWow, puisi merindu ya, bu, ;)
BalasHapus