Sabtu, 01 Mei 2021

Resume 11 Menggali Informasi tentang Penerbit Mayor

 Resume ke-11

 MENGGALI INFORMASI TENTANG PENERBIT MAYOR

ehasanah675@gmail.com

Jumat, 30 April 2021 kembali kita belajar menulis bersama dalam Pelatihan Menulis gelombang 18. Tema yang akan dibahas sama dengan hari Rabu kemarin yakni tentang penerbit mayor. Hanya Narasumber yang memberikan materi yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni. Beliau adalah Direktur Penerbit ANDI, Ketua I, IKAPI DIY, Penulis buku, bersertifikat BNSP dan merupakan Assesor BNSP.

Sedangkan moderatornya adalah Bunda Rita Wati, S.Kom.

 


Bahasan tentang seluk beluk penerbit mayor bagi penulis pemula sungguh sangat menarik. Apalagi narasumber yang memaparkannya adalah orang nomor satu pada penerbit mayor. Informasi dan ilmu akan sangat bermanfaat bagi pemula. Sebelumnya saya ucapkan Terimakasih kepada Bapak Joko Irawan Mumpuni yang telah berkenan berbagi ilmunya.

Untuk lebih mengenal narasumber, ini CV Bapak Joko Irawan Mumpuni.


Nah Materinya lebih spesifik tentang Menulis Buku Yang Diterima Penerbit. Materinya disampaikan dalam Voice Note dan Slide di Grup WA Belajar Menulis Gelombang 18.

 

MATERI POKOK

Menulis buku yang diterima penerbit adalah materi yang sangat penting bagi penulis pemula. Mengapa ini penting? Karena jika kita sudah mulai menulis atau menghasilkan sebuah tulisan terutama buku. jika tidak diterima penerbit itu akan sia-sia. Jika bisa menerbitkan buku yang menembus penerbit Mayor, itulah menunjukkan keberhasilan yang akan kita raih dalam pelatihan ini. Tujuannya nanti peserta bisa memperhatikan apa syarat-syarat yang harus dipenuhi agar naskah bisa tembus di penerbit Mayor seperti Penerbit Andi.

Diagram Produk Buku Di Pasar

Jika dilihat di pasaran, produk buku itu ada dua kategori. Ini ada diagram yang bisa ditelaah bersama.  Kategori Buku itu dibuat diagram yang seperti sirip ikan. Ada dua kategori yakni Buku teks dan buku non teks. Buku teks dibagi menjadi dua kelompok besar lagi yaitu Bupel singkatan dari buku pelajaran dan buku Perti yaitu singkatan dari buku perguruan tinggi. Buku pelajaran (bupel) dibagi menjadi dua yakni eksak dan non eksak. Bupel biasanya pembagiannya bukan seperti buku perguruan tinggi tetapi pembagiannya berdasarkan kelas PAUD SD SMP SMA dan SMK. Sedangkan bagian bawah itu yakni buku fiksi dan nonfiksi. Banyak sekali jenisnya, misalnya fiksi populer buku-buku petunjuk praktis masak dan lain sebagainya. Kita tinggal pilih, mau milih nulis buku yang masuk kategori mana.

 Ini adalah buku teks pelajaran atau cukup kita sebut bupel. Kita bisa menulis tingkat apa saja terserah itu pilihan kita mengajar dimana. Sedangkan kategori buku perguruan tinggi dibagi dua buku dan guru boleh sekarang yang sudah S2 dan S3 menulis untuk mahasiswa. Dibawah ini ada contoh gambar

 
Buku ke-1
Buku ke-2
Buku ke-3

Buku yang ditunjukkan di atas adalah contoh buku-buku yang diterbitkan berdasarkan penulisnya. Gambar yang pertama yang berjudul internet itu adalah 1 buku ditulis oleh satu penulis. Buku yang kedua adalah 1 judul buku ditulis oleh lebih dari satu penulis. Jadi boleh satu judul buku penulis lebih dari satu penulis. Buku yang ketiga yaitu buku yang diterbitkan kerjasama dengan banyak Lembaga. Itu ada penerbit Andi, ada ikatan penyelenggara internet Indonesia dan lain sebagainya termasuk menkominfo. Berikutnya yang Unicorn itu adalah buku kerjasama antara penerbit Andi dengan lembaga khusus yaitu kampus Universitas Amikom Jakarta. Dan ada buku misalnya ini di tingkat PGRI adalah guru menulis buku bersama.


Sebelum lebih jauh kita membahas yang lain, sekarang kita harus jujur pada diri sendiri Kita sebetulnya sekarang sudah berada di level mana? Paling bawah misalnya? Seharusnya tidak mungkin ya kalau paling bawah. Untuk apa kalau tidak mau melakukan menulisnya. Kenapa ikut pelatihan ini, berarti kan pasti ada kemauan untuk menulis atau naik paling tinggi 2. I cannot do it. Saya nggak bisa menulis. Itu jawaban bohong tidak jujur. Kalau guru tidak bisa menulis nggak mungkin. Semua guru tiap hari menulis. Saat mengajar menulis, saat berkomunikasi dengan wa menulis. Waktu S1 sebelum jadi guru sudah menulis skripsi. Jadi sebetulnya tidak ada guru yang tidak bisa menulis, yang ada adalah guru yang malas menulis ulang. Ya tidak ada guru yang tidak bisa menulis, yang ada malas menulis jadi kalau enggak malas pasti sudah bisa menjadikan tulisannya jadi buku.

Gambar tentang Industri Buku

Ini penting perlu dipelajari sehingga tidak sekedar kecewa jika naskah kita ditolak oleh penerbit terutama penerbit Mayor. Perlu disampaikan bahwa penerbit itu adalah lembaga profitable artinya adalah lembaga atau perusahaan yang mencari keuntungan.

Untuk apa keuntungannya?

Ya untuk bertahan, untuk menggaji pegawai yang jumlahnya mungkin ada 600 orang dan membutuhkan gaji tiap hari, tiap bulan untuk menghidupi keluarga masing-masing, untuk makan, menyekolahkan, teknik dan lain sebagainya. Oleh karena penerbit  harus meyakini bahwa buku itu akan mendatangkan keuntungan  Jadi kirimlah naskah-naskah yang layak ke penerbit mayor misalnya penerbit Andi. Jika ingin diterima adalah naskah naskah yang pasti laku di pasaran sehingga penerbit Mayor ini mau menerima naskah yang dikirimkan.

Sekarang bagaimana penulis memilih penerbit mayor?

Penting diperhatikan adalah penerbit itu memiliki jaringan pemasarannya nasional. Penulis harus pilih penerbit yang punya jaringan pemasaran nasional selain harus pilih yang bisa saling bertindak jujur. Penulis itu tidak tahu dicetak berapa bukunya, laku berapa, ini kejujurannya. Jumlah cetakan biasanya penerbit yang harus bertindak jujur, laporannya kepada penulis untuk bayar royalti setelah diedarkan penerbit keseluruh Indonesia.

Bagaimana proses menerbitkan buku?

Proses naskah menjadi sebuah buku yakni melalui tahapan:

Ø  Penulis mengirim naskah ke penerbit

Ø  Penerbit menilai naskah

Ø  Penerbit menerima naskah

Ø  Penerbit memberi surat pemberitahuan permintaan softcopy

Ø  Penerbit mengedit naskah (setting dan desain cover) lalu proof penulis

Ø  Penerbit melakukan koreksi manual

Ø  Penerbit mencetak buku

Ø  Penerbit mendistribusikan buku

Penulis harus tahu ciri-ciri penerbit yang harus diwaspadai supaya tidak menyesal, merasa ditipu karena banyak yang mengaku penerbit mencari naskah sebetulnya mereka ini bukan penerbit. Tetapi hanya broker naskah, hanya bertindak sebagai broker naskah jadi jual beli naskah kemudian mereka jual kembali ke Penerbit. Misalnya naskah dibeli satu juta kemudian kerjasama dengan penerbit Andi brokernya ini dengan sistem royalti kalau judulnya bagus nilainya bagus 6 bulan pertama sudah lebih dari 1 juta. Itu kerugian dari penulis yang menyerahkan ke broker. Itu baru dari sisi finansial. Bagaimana kalau guru atau dosen dengan naskah-naskah yang diterbitkan itu nama penulisnya nggak dicantumkan sebagai penulis aslinya.

Apa yang harus diperhatikan dalam memilih penerbit?

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

Ø  Memiliki visi misi yang jelas

Ø  Memiliki bussines core lini produk tertentu

Ø  Pengalaman penerbit

Ø  Jaringan pemasaran (pilihlah penerbit yang memiliki jaringan pemasaran nasional)

Ø  Memiliki percetakan sendiri

Ø  Keberanian mencetak jumlah eksemplar

Ø  Kejujuran dalamp pembayaran royalty

Apa yang diperoleh seorang penulis jika naskahnya diterima penerbit mayor?

Setelah penulis berhasil tulisannya diterima penerbit Mayor setidaknya ada empat hal yang akan diterima penulis yaitu kepuasan, reputasi, karir, dan uang.

Bagaimana Sistem penilaian di penerbitan?

Gambar ini menunjukkan sistem penilaian di penerbitan. Sistem penilaian di penerbitan. Mengapa ada naskah yang ditolak, mengapa ada yang diterima. Penilaiannya berupa editorial, peluang potensi pasar, kelimuan, dan reputasi penulis. Yang paling mempengaruhi adalah peluang potensi pasar. 

Ada empat kategori naskah yang akan diterbitkan :

1. Tema tak populer, penulis populer

2. Tema populer, penulis populer

3. Tema populer, penulis tidak populer

4. Tema tak populer, penulis tak populer

Dari keempat kategori tersebut, sudah pasti untuk yang poin keempat, tidak akan diterima oleh penerbit. Sarannya untuk penulis pemula, sebaiknya menulis dengan tema yang populer. Tema yang diambil sebaiknya tema popular, yaitu tema yang sedang ngetrend saat ini, dan tidak hanya pada saat ini, tetapi selamanya. Cara melihatnya dengan menggunakan google trend. Kita tinggal mengetikkan saja tema yang kita cari. Nanti akan ada hasilnya ditampilkan dalam bentuk grafik. Di google trend juga bisa untuk membandingkan dua judul. 

Kategori penulis, pengaruh produktivitas dan kualitas.

1.      Penulis berpikir idealis

Yakni penulis berfikir idealis yang menulis tidak begitu memperhatikan kebutuhan pasar, tidak begitu suka dengan campur tangan pihak lain, imbalan finansial tidak begitu dipentingkan, dan kesempurnaan sebuah karya lebih penting daripada produktifitas.

2.      Penulis berpikir industrialis

Penulis berfikir industrialis adalah penulis yang menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan pasar, terbuka dan lapang dada terhadap segala intervensi pihak lain, imbalan finansial merupakan tujuan utama, terkadang kesempurnaan karya tidak lebih penting dari pada produktifitas.

3.      Penulis berpikir idealis industrialis

Penulis berfikir idealis-industrialis adalah penulis yang tetap memperhatikan kebutuhan pasar, namun tetap berani ambil sikap yang berbeda dengan kebanyakan penulis lain, meskipun terbuka terhadap masukan orang lain, tetap mempunyai pendirian yang kokoh, imbalan finansial memang penting, namun tetap memperhatikan kualitas, keseimbangan antara kesempurnaan karya dan produktifitas. Yang paling disukai penerbit adalah penulis yang idealis sekaligus industrialis.


PERTANYAAN DAN TANGGAPAN

Pertanyaan:

Langkah awal apa yang harus kita tempuh untuk menerbitkan buku solo dari kumpulan puisi-puisi dan cerpen?

Jawaban:

Jika ingin menerbitkan buku semacam ini langkah awalnya adalah diterbitkan secara individu. Ini dibiayai sendiri atau diterbitkan berupa ebook jika tidak memberatkan. Sehingga siapa tahu dari buku pertama ini dibaca banyak orang. dan ternyata disukai. Nanti bisa menerbitkan kumpulan puisi yang kedua di mana sudah ada pasarnya.

Pertanyaan:

Apakah penerbit menerima naskah buku autobiografi?

Jawaban:

Buku autobiografi tergantung autobiografinya. Nanti akan dipelajari skala pasarnya. Nah kalau itu Tokoh nasional yang punya penggemar, biasanya penerbit berani menerbitkan. Kalau tokoh nasional yang tidak punya pasarnya, penerbit pasti pikir-pikir dulu. Apalagi autobiografi yang bukan berupa tokoh. Hanya jangan khawatir tidak hanya penerbit Andi, banyak pula itu penerbit lain dengan senang hati menerbitkan buku biografi itu.  Kalau menulis autobiografi dari autobiografi kita sendiri sarannya adalah jangan pakai judul autobiografi, karena dari judul biografi orang mempertanyakan siapa kita. Maka pakailah judul-judul yang inspiratif walaupun isinya sebetulnya adalah autobiografi atau pengalaman pribadi kita.

Pertanyaan:

Apakah buku itu masih akan laku di era digital sekarang ini?

Jawaban:

Kalau mindset kita, namanya buku harus cetak kertas maka buku itu tidak mempunyai masa depan. Tetapi kalau kita bicara soal buku-buku mencakup tidak hanya cetak tetapi juga digital maka sesuai dalam undang-undang yang baru di Indonesia bisa buku dicetak dan buku digital. Intinya konten-kontendalam buku itu nggak pernah mati, dan pasti ada dibutuhkan oleh manusia.

Pertanyaan:

Apa kiat-kiat khusus dari bapak bagi kami guru penulis pemula untuk bisa membuat naskah yang bisa tembus di penerbit mayor?

Jawaban:

Sebagai pemula supaya bagus di penerbit Mayor, jangan terlalu rendah, walaupun pemula jika memiliki naskah bagus pasti langsung diterima. Misalnya bagus karena banyak informasi-informasi kebaruannya yang terkini. Buku yang sesuai dengan Kurikulum yang terbaru misalnya. Atau buku yang sesuai dengan zaman sekarang ini. Buku-buku yang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang itu.

Pertanyaan:

Bagaimana cara menentukan tema yang laris di pasaran?

Jawaban:

Tadi kan ada dua yaitu adalah temanya sesuai dengan trend yaitu dari Google trend. Yang membuat laris berikutnya adalah penulisnya popular. Jika merasa belum populer maka harus kerja keras membuat buku yang dibutuhkan dan yang sedang ngetren saat ini.

Pertanyaan:

Disaat pandemi sekarang ini apakah ada dampak dipenerbit, jika ada bagaimana cara mengatasinya? (Para siswa/mahasiswa sekarang lebih banyak belajar lewat e-book atau lewat tutorial)

Jawaban:

Dampak pasti ada. Dampaknya masih ada buku cetakan semakin tidak laku. Banyak buku-buku populer yang harus dijual melalui toko itu tutup. Jadi penjualannya sekarang ada dua jalur, yakni jalur toko buku dan jalur direct selling. Sekarang itu yang laris melalui direct selling dengan toko buku online, seperti melalui Tokopedia dan shopee. Kalau kita lihat penerbitan Andi, ada ribuan yang dipilih melalui online ini.

Pertanyaan:

Apa saja tema yang harus ditulis agar bisa mewujudkan mimpi menerbitkan buku?

Jawaban:

Kembali kepada penulis, sekarang penulis menekuni bidang apa. Itu masing-masing bidang punya trend sendiri. Misalnya kalau bidang Informatika, yang sekarang ngetrend tentang coding.

Pertanyaan:

Bagaimana penerbit Andi membeli royalty pada sistem penjualan buku?

Jawaban:

Penerbit Andi itu bekerja sama dengan semua platform yang populer di dunia. Yang paling banyak penerbit kerjasama untuk jualan itu adalah melalui Google, Google Play. kemudian ada juga kami kerjasama dengan moco, dengan Gramedia digital, dan lainnya. Cara memberi Royaltinya itu tergantung perjanjian awal. Ini dilihat potensi naskah tersebut juga, yakni potensi pasarnya. kepada siapa dijual. Atau seperti Google play hanya bisa dibaca oleh pembaca yang membeli secara pribadi. Model bisnis semacam ini akan mempengaruhi model bisnis pemberian royalti kepada penulis.

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-12: Jumat, 30 April 2021

Resume ke: 11

Tema: Penerbit Mayor

Narasumber: Bapak Joko Irawan Mumpuni

Gelombang: 18

 

Rabu, 28 April 2021

Resume 10 Penerbit Mayor

 Resume ke-10

MENGENAL PENERBIT MAYOR

ehasanah675@gmail.com

Siang ini Rabu, 28 April 2021 kembali kita belajar menulis bersama di kelas pelatihan menulis gelombang 18. Tema yang akan dibahas adalah tentang penerbit mayor. Narasumber yang memberikan materi yakni Bapak Edi S. Mulyanta, sedangkan moderatornya adalah Bapak Bambang Purwanto alias Mas Bams.


NARASUMBER

Tak kenal maka tak sayang katanya, Benar gak ya? Biar tidak penasaran ini CV narasumber siang ini.


Nama: Edi S. Mulyanta S.Si, M.T. Jabatan : Publishing Consultant & E-Book Development Andi Publisher TptLhr : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969 Status : Menikah Istri : Retna G. Anak : 1. Nindita Saheka Ramadhani, 2. Raditya Rizky Duanda (alm), 3. Naditya Tertia Alfarizky. Hobby: Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik. Alamatnya:

       Fb: https://www.facebook.com/edis.mulyanta

        Weblog: http://bukudigital.my.id

        http://ebukune.my.id

Pendidikan

1. S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994

2. S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006

 Riwayat Pekerjaan

1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000

2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001

3. Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002

4. Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002

5. Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002

6. Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004

7. Operasional Penerbit ANDI Jogjakarta 2004 – 2019

8. Publishing Consultant & E-Book Development Penerbit Andi 2020- Sekarang

9. Founder Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id 2020 - Sekarang

 Karya tulis buku (Lihat di

 https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao)

 1. How to make money in BIG DATA, 2021

2. Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019

3. Teknik Modern Fotografi Digital 2007

4. Pengolahan Digital Image 2007

5. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006

6. Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop 2005

7. Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign 2005

8. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005

9. Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003

 

MATERI POKOK

Woww keren ya narasumbernya. Pengalaman di dunia penerbitan buku dan juga sebagai penulis bukunya sudah mumpuni. Pengalaman di dunia penerbitan dan penulisan buku sudah hampir 20 tahun. Beliau menangani penerbitan di Penerbit Andi. Kami berharap banyak ilmu yang beliau share dan dapat memberikan inspirasi juga memberikan atau berbagi informasi pengetahun.

Dunia penerbitan baik penerbit mayor maupun penerbit minor adalah dunia bisnis semata, dan tentunya ada idealisme di dalamnya, yang tentunya setiap penerbit mempunyai visi dan misi yang berbeda-beda. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada Duit. Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah pasar toko buku yang paling utama di samping tentunya pasar di luar toko buku yang tidak dapat kita ke sampingkan juga. Toko buku inilah yang menjadi soko guru dari bisnis ini sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas dalam dunia penerbitan.

Pada Undang-undang Nomor 3 tahun 2017, sudah dijelaskan dengan gamblang tentang sistem perbukuan di Indonesia. Sistem Perbukuan adalah tata kelola perbukuan yang dapat  dipertanggungjawabkan  dan terpadu, yang mencakup pemerolehan naskah, penerbitan, pencetakan, pengembangan buku elektronik, pendistribusian, penggunaan, penyediaan, dan pengawasan buku.

Saat ini yang bermasalah adalah dalam tahap pendistribusian materi yang telah diproses untuk dapat meningkatkan literasi baca di Indonesia. Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya Demikian arti makna menurut UU No 3 - 2017

Tugas penerbit adalah mendapatkan -Naskah- yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk menghasilkan keuntungan, sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan literasi bagi masyarakat secara umum.

Adapun definisi naskah buku dan buku yang telah dijelaskan dengan gamlang pula di UU Perbukuan ini. Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Tugas penulis adalah menghasilkan Naskah Buku yang memenuhi kriteria bagi penerbit.

Penerbit akan mengolah Naskah Buku tersebut menjadi komoditas berupa buku cetakan maupun buku elektronik menyesuaikan perkembangan jaman.

Adapun definisi Buku menurut UU Perbukuan adalah bahwa buku itu merupakan karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala. Nanti baik itu penerbit buku Mayor maupun Minor dapat berperan saling melengkapi dalam memenuhi amanat undang-undang ini. Buku merupakan luaran atau outcome yang diakui oleh Undang-undang sebagai syarat dalam memenuhi kewajiban baik itu Guru, Dosen, maupun tenaga-tenaga di Pemerintahan.

Beberapa Undang-undang yang memperkuat posisi buku ada di UU 12/2012 Perguruan Tinggi Pasal 46 ayat 2. Hasil Penelitian wajib disebarluaskan atau dipublikasikan (dalam bentuk Buku Ber ISBN). PermenPAN 26/2009 Jabfung Guru dan Angka Kredit, Pasar 11 Ayat c-2 Publikasi Buku ber ISBN

MANFAAT ISBN

Manfaat ISBN menurut Perpustakaan Nasional yang mempunyai hak untuk mengeluarkan nomor tersebut. Karena begitu pentingnya luaran atau outcomes dari beberapa profesi pendidik, sehingga tumbuh subur pula penerbit-penerbit yang menyalurkan hasil pemikiran penulis dalam bentuk buku yang ber ISBN. Penerbit di Indonesia telah diwadahi pemerintah dalam organisasi IKAPI, sehingga bapak dan ibu yang akan menerbitkan buku, sebaiknya menggunakan saluran tersebut yang telah diakui oleh pemerintah.


Setiap penerbit diberi nomor tanda keanggotaan IKAPI. Setiap penerbit juga diperbolehkan untuk mengajukan Nomor ISBN ke perpustakaan nasional. Di dalam perkembangannya, perpustakaan nasional memberikan penanda tertenu dalam ISBN untuk menunjukkan skala produksi penerbitannya. Skala produksi ini hanya menunjukkan kemampuan output buku yang dihasilkan serta kemampuan distribusinya ke masyarakat luas. Semakin besar output dan distribusinya, ISBN yang dikeluarkan oleh Perpusnas akan semakin banyak. Akhirnya diberikan kode produksi buku di ISBN dalam bentuk Publications Element Number. Inilah struktur ISBN sebagai penanda Perpusnas dalam mendistribusikan nomor buku secara individual.


Karena hal itulah kemudian muncul istilah penerbit mayor dan penerbit minor, hanya karena masalah skala produksi saja. visi dan misi penerbitan semuanya sama yaitu mencari keuntungan bisnis, dan ada sisi idealisme di dalamnya.

Aturan pemerintah, terkadang bergerak mengikuti dinamika masyarakat. Karena banyaknya terbitan yang diajukan sebagai syarat Jabatan Fungsional, akhirnya pemerintah terkadang memberikan syarat tertentu untuk mempermudah klasifikasi pemberian nilai indeks di angka kredit. Sehingga munculah penerbit skala mayor (nasional) dan skala regional saja.

Bahkan di luaran Pendidikan Tinggi, jelas mensyaratkan untuk mendapatkan nilai angka kredit nasional harus diterbitkan di penerbit skala nasional (minimal 3 propinsi kantor pemasaran). Hal ini lah yang semakin menegaskan garis yang jelas penerbit mayor dan minor, hanya karena skala penjualannya.

 

Hal ini tentunya ke depan akan semakin diperbaiki, mengingat penerbitan buku saat ini sudah mengikuti perkembangan teknologi yaitu penerbitan buku digital. Saat ini juga sedang dikembangkan penerbitan digital di perusahaan Andi, untuk mengantisipasi perkembangan jaman yang semakin nyata terlihat arahnya ke depan.

Conto buku digital dan proses pemasarannya ada di

http://bukudigital.my.id atau dapat dilihat di http://ebukune.my.id

Ini adalah proyek percontohan pengembangan buku digital kami dan proses pemasarannya. Bisa mencoba bertransaksi buku digital, supaya kita tidak ketinggalan jaman, karena buku digital ini akan menyatukan mindset penerbit mayor maupun minor, sehingga tidak ada lagi dikotomi hal tersebut. Yang ada adalah penerbit dengan kekhasan visi dan misi masing-masing, saling mengisi untuk meningkatkan literasi bangsa ini. Penerbit Andi saat ini sedang mencoba memperbaiki proses distribusi materi dan literasi yang terhambat di era pandemi. Karena Toko Buku, Sekolah, dan Kampus saat ini belum dapat menjadi saluran yang dapat diandalkan dalam bisnis buku saat ini. Dengan berlakunya PSBB dan pembatasan kegiatan masyarakat di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop dan terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pitstop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.

Penerbit tentunya gamang dengan keadaan seperti ini, mengingat suplai naskah masih berjalan bahkan tidak terimbas pandemi, akan tetapi proses menjadikan menjadi sebuah komoditas buku yang bernilai ekonomi sangat terhambat pandemi.

Penerbit saat ini sedang mereposisi diri untuk tetap bertahan, walaupun tentunya tidak akan mudah. Sehingga kami membuka saluran-saluran promosi baru untuk masih tetap mengobarkan semangat literasi di perbukuan.

Saluran-saluran digital dapat menjadi alternatif untuk tetap berkembang mendistribusikan ilmu pengetahuan. Kami mencoba mengembangkan channel TV Andi di Youtube, dan mengembangkan Production House Andi Academy, untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku.

Silahkan mencoba menawarkan naskah ke semua penerbit, karena pada saat ini kondisi naskah di beberapa penerbit masih tetap terbuka lebar. Yang menyulitkan adalah proses produksi dan pemasarannya. Semoga ke depan, Toko Buku, Aktifitas Belajar Mengajar kembali normal sehingga pasar buku dapat kembali menggeliat.

Narasumber menyarankan agar tetap mengirimkan usulan naskah ke penerbit-penerbit baik skala mayor maupun minor. Karena peluang itu akan selalu ada. Harus diingat kembali bahwa sebagai guru ada tuntutan untuk menghasilkan outcomes atau luaran yang berdampak. Yaitu hasil tulisan buku yang ber ISBN, supaya ilmu tidak hilang ditelan jaman.

Keputusan-keputusan strategik diperlukan, mengingat ketidak pastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Kami memarkirkan mesin-mesin kami hampir 50%, untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya kami kurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis. Buku-buku pendidikan, juga kita tetap pertahankan produksinya, karena kami yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun, sehingga produksi buku kita konsentrasikan ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya.

Tulislah rencana penulisan dengan target market yang dituju. Sukur-sukur dengan menawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya. Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.  Ke depan media-media selain buku akan semain banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.

Dengan berbagai pengalaman ini, komunitas senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat kami katakan pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit. Akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.

Sangat Luar Biasa Pemaparan Narasumber

Terimakasih Pak Edi.

PERTANYAAN DAN TANGGAPAN PESERTA

Pertanyaan:

Apalah Penerbit Andi mau mewujudkan impian penulis pemula?

Bersediakah Bapak membimbing naskah agar bisa diterbitkan di Penerbit Andi?

Jawaban:

Siap, ada beberapa penulis yang mencoba untuk menerbitkan buku ke penerbit Andi. Kendala yang paling sering dijumpai adalah proses pemasaran buku saat naskah telah menjadi buku. Tidak semua saluran dapat menerima buku tesebut, sehingga perlu sekali memelajari karakter penerbit dalam menerbitkan buku sehingga dapat seirama dengan keingingannya..

Pertanyaannya:

1. Kriteria apakah yang menjadi syarat wajib naskah lolos masuk dan diterbitkan oleh penerbit mayor.

2. Apakah untuk menerbitkan buku dipenerbit mayor itu butuh perantara atau penulis bisa jalan sendiri?

3. Perbedaan penerbit mayor dan minor yang terfokus pada skala penjualannya, lalu menurut bapak apakah kualitasnya sebenarnya bisa saja buku yg diterbitkan di penerbit minor itu lebih baik. Atau seperti apa standarnya?.

Jawaban:

Buatlah proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll).

Untuk menerbitkan buku di penerbit mayor tidak ada perantara, bisa langsung ke penerbit yang bersangkutan. Akan tetapi penerbit kami biasanya mempunyai group2 penulis yang selalu memberikan perancangan tulisan yang akan diusulkan. Terkadang group penulis ini cukup baik dalam hal pemenuhan judul perencanaan dan eksekusinya, sehingga terjadi kesepakatan secara ekslusif untuk diterbitkan.

Kualitas terbitan skala minor dan mayor itu menurut saya sama, tidak ada bedanya. Terkadang penerbit mayor mempunyai team Riset dan Development, sehingga lebih fokus pemilihan materi sampai ke eksekusi pemasarannya.

Hal ini lah yang membedakan penerbit mayor dan minor, penerbit mayor mempunyai tool-tool pemasaran yang lebih banyak, tool Riset dan Development yang fokus pengembangan materi.

 

Pertanyaan:

Bagaimana kriteria Naskah buku yang sesuai dengan penerbit mayor?

Jawaban:

Kriteria naskah sesuai dengan visi misi penerbit. Penerbit Andi adalah penerbit buku untuk pengayaan pendidikan dari dasar hingga perguruan tinggi. Hampir 70% buku yang kami terbitkan adalah dengan tema tersebut, sisanya adalah tema umum 30%. Apabila kans untuk dapat terbit tentunya mengikuti kebijakan penerbit tersebut yaitu buku pengayaan pendidikan 70%.

Kirimkan usulan atau sampel buku beserta dengan bagaimana perencanan distribusi menurut penulis sehingga penerbit akan dapat mempunyai gambaran ke mana buku tersebut dapat disalurkan. Kepada siapa sasaran buku itu ditulis, market mana yang diinginkan penulis untuk menjaring pembacanya.

Pertanyaan:

Apa kelebihan dari Penerbit Andi sehingga bisa menjadi penerbit mayor? Terus, apa ciri khas penerbit Andi dibandingkan dengan penerbit mayor lainnya?

Jawaban:

Penerbit mayor biasanya tidak saling tumpang tindih dalam memilih materi terbitannya, sehingga tidak begitu keras dalam bersaing saat di pasar. Terkadang penerbit mayor satu dengan yang lain saling mengintip, untuk saling mengembangkan lini yang mungkin sudah dirintis sebelumnya. Proyek rintisan ini cukup banyak memakan pembiayaan, dengan risiko gagal di pasar. Buku yang telah kami terbitkan saat ini banyak terdiri dari buku Perguruan Tinggi, dan Buku SMK yang belum banyak pemainnya.

Di samping buku pengayaan, kami juga ikut dalam kompetisi buku umum dalam hal ini buku fiksi maupun buku tema-tema umum yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan.

 

Pertanyaan:

Saat ini dunia penerbitan dihadapkan oleh tantangan yg ditimbulkan akibat pandemi. Selain itu akhir2 ini marak dengan juga dengan digitalisasi perbukuan. Bagaimana Bapak menyikapi hal tersebut berkaitan dengan penerbitan buku?

Jawaban:

Memang betul sekali, penerbitan saat ini menghadapi situasi yang sangat sulit. Banyak yang tdk kuasa menahan derasnya Corona sehingga berhenti berproduksi. Mau tidak mau kita harus tetap survive dan belajar beradaptasi. Bayangkan karyawan kami sudah mencapai 500 orang, dan setiap bulannya harus gajian, mau tidak mau kita tetap harus berproduksi. Penerbit Andi terus mengembangkan materi yang mendukung terbitan buku kami, dengan mengandalkan media-media sosial online, kerjasama dengan sekolah, kampus, institusi, dan pemerintahan untuk tetap memertahankan terbitan kami, sehingga indeks literasi bangsa ini masih tetap terjaga.

Kanal-kanal pendidikan untuk mendukung pemasaran kita buka. Sehingga semangat dalam menerbitkan tulisan yang bapak-ibu tulis akan tetap menyala, walaupun mungkin medianya akan berubah. Hal ini lah yang menjadi tantangan ke depan bagi bapak ibu sekalian, karena tidak sekadar hanya menulis saja, akan tetapi dapat berdiskusi, berinteraksi dengan kanal-kanal saluran modern.

 

Pertanyaan:

Bagaimanakah definisi buku yang baik? Sehingga lolos kepenerbit mayor? Buku dikatakan baik itu bagai mana?🙏🙏

Jawaban:

Buku yang baik harus dipersiapkan naskahnya oleh penulis, kesatuan penyajian dan pembahasaan dapat dibantu oleh penerbitnya. Pada dasarnya ketiganya harus menyatu dengan baik, hal ini butuh kerjasama, komunikasi saat proses penerbitan antara penulis dan penerbit. Materi harus unik, artinya mempunyai kekhasan tersendiri dibanding buku pesaing. Hal yang penting lagi adalah hindari plagiarism (copy and paste). Usahakan proses penyuntingan mandiri dapat dilakukan untuk memercepat proses. Penyuntingan mandiri merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap draf naskah dari segi kesalahan tipografi, kesalahan bahasa, kesalahan data dan fakta, serta pelanggaran legalitas dan norma.


Kriteria naskah buku yang baik

Kalimat penutup yang memotivasi dari narasumber sebagai Closing Statement

Saat pandemi tampaknya seperti saat gelap yang tidak ada akhir, akan tetapi kami heran mengapa naskah begitu membanjir di tempat kami sehingga kami kewalahan untuk menggarapnya. Artinya apa? Semangat penulis dalam meninggalkan jejak itu tidak akan sirna. walaupun badai ganas sedang di dapan kita. Bapak ibu tetap wajib menuliskan jejak-jejak yang dialami ibu dan bapak, dengan media apapun. Dan buku akan tetapi menjadi keabadian yang akan merekam jejak penelusuran petualangan di dunia ini untuk anak cucu kita besuk di kemudian hari.

Selesai Alhamdulillah

 

Tanggal pertemuan ke-11: Rabu, 28 April 2021

Resume ke: 10

Tema: Penerbit Mayor

Narasumber: Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.

Gelombang: 18

 

Senin, 26 April 2021

Resume 9 Ilmu Pintar Memasarkan Buku

 Resume ke-9

ILMU PINTAR MEMASARKAN BUKU

ehasanah675@gmail.com

Pertemuan ke-10 Pelatihan Belajar Menulis Buku seperti biasa disajikan pukul 13.00 siang di bulan Ramadhan ini. Hari ini materinya tentang Teknik memasarkan buku. Narasumbernya adalah Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. yang akrab dipanggil Om Jay, seorang Trainer, Teacher, Blogger, Fotografer, Motivator, Pembicara Seminar, Workshop PTK, dan Praktisi ICT. Juga Beliau adalah founder pelatihan belajar menulis ini. Pemandu acara atau moderatornya adalah Bapak Sucipto Ardi.


Perkembangan teknologi sangat berpengaruh dan memiliki kontribusi yang cukup besar. Termasuk dalam pemasaran buku yang kita tulis dan terbitkan sendiri. Banyak buku yang saat ini nge-trand berawal dari kekuatan teknologi.  Dengan teknologi, proses pemasaran buku akan lebih cepat tersampaikan langsung kepada pembaca sebagai konsumen. Karena saat ini kebanyakaan orang telah memiliki teknologi.

Menerbitkan buku sendiri sebaiknya memiliki sipat inisiatif dan tekad yang tinggi. Dengan tekad kuat menerbitkan buku sendiri untuk masyarakat umum akan menguatkan kita saat mengalami berbagai kendala. Kendala ini pasti akan ditemui di sepanjang proses menerbitkan buku sendiri. Namun, menerbitkan buku sendiri dapat menjadi pekerjaan yang seru dan menguntungkan.

Untuk bisa menerbitkan kemudian memasarkan buku yang bermutu, maka kita harus belajar bagaimana cara menulis buku. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk anda miliki.

Om Jay memaparkan pengalamannya bahwa memulai menerbitkan buku dengan mencari editor yang mampu membuat buku yang akan terbitkan menjadi enak dibaca. Semua buku yang dicetak di penerbit indie selalu ada editornya dan bisa diminta bantuannya. Penulis sebaiknya tidak merangkap menjadi seorang penulis sekaligus editornya. Itulah mengapa isi buku yang diterbitkan bisa laku di pasaran. Sebab sudah diedit secara profesional oleh para editor yang memang menguasai di bidangnya.

 

Berbeda bila menerbitkan buku di penerbit mayor atau penerbit besar. Semua buku ada editornya sehingga terseleksi dengan baik dan layak untuk dijual atau dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan ke manca negara bila bagian marketingnya sudah sampai ke berbagai negara di dunia.

Teknik memasarkan buku ada beberapa cara. Kita bisa mencari informasinya di Mbah Google.com. Tinggal ketik saja, maka akan didapatkan segudang informasinya. Namun pengalaman narasumber bahwa cara yang paling banyak dipakai untuk memasarkan buku adalah menggunakan media digital dan media sosial. Banyak sekali iklan buku baru bertebaran di internet. Ada yang laku dan ada juga yang kurang laku. Narasumber sendiri menggunakan YouTube dan Instagram untuk memasarkan buku buku terbarunya.

Untuk promosi buku di Instagram bisa belajar kepadasiapapun. Contoh belajar kepada anak, yang sedang memasarkan produk Al Qur'an yang sangat bagus sekali kertas dan tampilannya. Caranya beriklan sangat cool dan lebih kepada story' telling. Beda dengan ketika beriklan di http://YouTube.com/wijayalabs. Lebih natural dan apa adanya.

Gunakan juga blog sebagai media digital untuk memasarkan buku buku yang ditulis dan terbitkan. Semua itu membuat buku buku banyak dipesan dan dibeli orang banyak dari seluruh Indonesia. Bahkan ada juga yang dipesan bukunya dari Malaysia, Singapura dan Brunei. Inti dari memasarkan buku adalah adanya kolaborasi. Kita harus bekerjasama dengan orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Untuk penerbit besar, biasanya mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak. Sehingga serangan darat, laut dan udara dapat dengan mudah mereka kuasai. Walaupun saat ini jumlah pemasaran bukunya agak berkurang akibat pandemi covid19.

Bagi kita para penulis pemula tentu saja ingin bukunya laku dan dibeli oleh banyak orang. Oleh karena itu, kolaborasi adalah kunci agar buku kita bisa dipasarkan di belantara dunia Maya yang selalu nonstop 24 jam.

Menggunakan media sosial untuk memasarkan buku buku yang dituliskan dan bekerjasama dengan kawan kawan lainnya dalam memasarkan buku. Setiap buku akan menemui takdirnya. Namun itu semua harus diiringi dengan usaha yang terus menerus dan tidak mudah putus asa.

Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri dan jangan mengeluh. Itulah yang dilakukan ketika mengalami beberapa kali gagal dalam memasarkan buku terbaru. Pada akhirnya akan menemukan hal hal baru yang membuat kita mencari momentum untuk menerbitkan buku terbaru lagi.

Belajar dari almarhum Hernowo Hasim. Beliau sangat produktif sekali menulis. Namun dari ratusan bukunya, hanya sedikit yang menjadi buku best seller. Salah satunya adalah andaikan buku sepotong pizza.

Harus diakui, buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor lebih banyak pembelinya. Mereka selain punya tenaga pemasaran yang berpengalaman, juga memiliki media sosial yang bagus. Wajar saja bila buku buku yang diterbitkan selalu banyak pembacanya

Salah satu Penerbit buku mayor yang selalu melakukan inovasi adalah penerbit Andi Yogyakarta. Saya banyak belajar dari pengalaman para pengelola penerbit ini.

Hal yang disukai dari penerbit Andi Yogyakarta adalah seringnya melakukan acara webinar dan bersertifikat. Kita bisa belajar dari Chanel youtubenya di tv Andi

Buku kawan kawan belajar menulis PGRI banyak dipasarkan dengan cara ini. Itulah mengapa kolaborasi itu penting agar buku yang diterbitkan laku dipasaran. Kita sebagai penulis jangan juga hanya diam saja. Penulis harus ikut memasarkan bukunya. Dengan begitu bukunya akan laku dan banyak dibeli orang banyak.

Kalau sudah seperti itu, jangan kaget bila kita menerima royalty buku sampai ratusan juta rupiah karena adanya kolaborasi.

Bagi yang sudah menikmati royalty buku dari penerbit mayor maupun penerbit indie, akan selalu melakukan inovasi. Sebab inovasi yang tiada henti akan membuat buku buku yang kita tuliskan sampai ke tangan pembaca.

Jangan lupa silahturahmi. Sebab silahturahmi atau silahturahim juga sangat membantu kita dalam memasarkan buku. Pada akhirnya teknik memasarkan buku akan kita temui dari adanya silahturahmi ini. Kekuatan silahturahmi ini dahsyat. Akan banyak rezeki yang akan mengikutinya.

TANGGAPAN DAN PERTANYAAN DARI PESERTA 

Pertanyaan:

Bagaimana memasarkan buku ditingkat desa, kecamatan, atau kabupaten yang masih terisoler?

Jawaban:

Tapi memang perlu kerja keras untuk membuat buku antologi karena kita menyambungkan pikiran untuk para penulisnya. Peran kurator sangat penting. Untuk memasarkan buku di daerah 3T harus mengunakan jalan darat. Itulah mengapa kita harus menguatkan tali silaturahmi

 Pertanyaan:

1. Bagaimana kita menghadapi teman yang maaf maunya geratis. Mau buku kita tetapi geratis.?

2. Bagaimana trik mencari teman untuk berkolaborasi memasarkan buku kita?

Jawaban:

1. Untuk promosi tidak apa apa. Biasa memberikan buku gratis sebagai investasi kita membangun personal branding. Namun demikian buku yang kita berikan gratis biasanya jarang dibaca. Itulah mengapa lebih suka menjual buku dan tidak memberikan secara gratis. Kecuali jika sudah mendapat untung dari penjualan buku.

2. Memulainya dengan menjadi teman yang baik dulu. Kemudian membangun supertim. Kita tak bisa menjadi orang hebat sendirian. Itulah mengapa kita harus berkolaborasi. Mulailah dari kita dulu untuk menjadi teman dan sahabat yang baik.

 Pertanyaan:

Apakah penentuan harga dapat digunakan sebagai  media untuk memasarkan buku?

Jawaban:

Kita sendiri bisa menentukan harga buku. Biasanya ambil 100 persen. Misal harga cetak buku 35.000 maka bisa dijual 70.000 itulah cara agar penulis juga sejahtera dan dapat menikmati hasilnya sebagai seorang penulis professional.

Pertanyaan:

Bagaimana cara menumbuhkan kepercayaan diri itu?

Jawaban:

Untuk bisa menjadi orang yang percaya diri itu perlu proses. Itulah mengapa kita perlu berkolaborasi. Pada awalnya seperti itu. Perlu waktu 15 tahun untuk membangun personal branding. Tidak ada yang instan. Nikmati prosesnya dan kita akan menemukan kepercayaan diri seiring dengan seringnya kita berinteraksi dengan sesama penulis. Banyaklah belajar dari kawan kawan penulis lainnya.

 Pertanyaan:

Bagaimana cara mencari (memohon) agar orang tersebut mau jadi editor buku kita ?

Apakah ada uang jasa untuk editor?

Jawaban:

Dulu pengalaman mengeluarkan uang sampai jutaan rupiah untuk mendapatkan seorang editor terbaik. Tapi hasilnya dahsyat. Buku buku itu laris di pasaran. Jadi investasi yang kita tanamkan akan berbuah manis bila kita yakin bahwa buku yang ditulis akan menemui takdirnya. Maka selalu yakin bahwa seorang editor yang baik akan membantu penulisnya agar buku yang dituliskan menjadi lebih bermutu dan semakin berkualitas. Belajar dari kisah Andrea Hirata. Sewaktu dia menulis buku laskar pelangi. Sangat garing sekali. Berkat tangan dingin seorang editor, buka laskar pelangi laku keraa dan menjadi buku best seller di negeri ini. Bahkan kemudian difilmkan. Jadi kalau kita ingin bukunya semakin bagus, jangan lupakan jasa seorang editor.

Pertanyaan:

Bagaimana meyakinkan diri sendiri saat akan mencetak buku, sehingga buku yang dicetak akan terjual semua?

Jawaban:

Kita harus yakin bahwa buku yang dicetak akan menemui takdirnya. Oleh karena itu kita harus berusaha dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas sampai tuntas. Itulah mengapa buku yang saya cetak laku terjual. Bila masih belum terjual, kita tunggu moment yang tepat. Akan tiba saatnya buku itu laku. Contoh buku blogger ternama yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Buku tersebut baru laku keras setelah setahun buku itu terbit. Jadi nikmati prosesnya. Biasanya proses tidak akan mengkhianati hasil. Selalu melakukan inovasi agar buku laku.

 Pertanyaan:

Bagaimana menentukan harga sebuah buku, apalagi saat promo, apakah ada ketentuan khusus?

Jawaban:

Belajar dari kawan kawan untuk menentukan harga buku. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Kalau kita punya dana besar, sebaiknya mencetak dalam jumlah besar. Sebab harganya akan semakin murah. Semakin banyak kita menjual buku maka akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Itulah prinsip ekonomi yang dipegang.

Pertanyaan:

Memang buku sudah menumpuk dalam lemari dan banyak yang belum terjual. Akan dicoba terapkan cara-cara tadi. Bisakah mencarikan editor untuk buku resume gel. 18 yang sedang dirilis ini.agar buku menjadi best seller ?

Jawaban:

Buku yang belum terjual jangan cuma disimpan. Pasarkan melalui media sosial. Gunakan kekuatan tali silaturahmi. Dengan begitu satu demi satu bukunya akan laku. Untuk mencari editor bisa menghubungi pak Mukminin dan Bu Kanjeng. Mereka pakar di bidangnya. Silahkan hubungi mereka.

 Pertanyaan;

Bagaimana mengatasi kegiatan memasarkan yang menakutkan? Seringkali lebih merasa kepada "yang penting barang laku" meski tak dapat untung. Malah seringkali merasa kasihan dan akhirnya buku diberikan cuma-cuma.

Jawaban:

Dulu persis seperti ibu. Namun seiring perjalanan waktu kita akan menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Mulailah memperbaiki sedikit demi sedikit kualitas tulisan sebelum diterbitkan.

 Pertanyaan

Apa pengaruh cover buku serta judul, ada gaya tarik pembeli?

Jawaban:

Cover buku adalah wajah kita. Orang akan beli buku setelah melihat covernya. Jadi di tangan pembuat disain cover buku itu akan menemui takdirnya.

 Pertanyaan;

Bagaimana caranya menentukan jumlah buku yang dicetak? Buku yang mana yang paling tepat dipasarkan secara massif?

Jawaban:

Cara menentukan buku yang dicetak adalah dari pre order atau pemesan buku. Dulu buku “agar PJJ tak lagi membosankan” hanya dicetak 10 buku. Kemudian buku tersebut banyak yang pesan hingga 200 buku. Namun sayang, sahabat terbaik meninggal karena sakit.jadi kehilangan teman yang mampu memasarkan buku tersebut. Buku yang paling mudah dipasarkan secara masif adalah buku ajar. Contoh buku ajar informatika yang sampai saat ini banyak sekali pembelinya. Mulai dari jenjang SD, SMP sampai SMA

 

Tanggal pertemuan ke-10: Senin, 26 April 2021

Resume ke: 9

Tema: Teknik Memasarkan Buku

Narasumber: Wijaya Kusumah, M.Pd. (Om Jay)

Gelombang: 18

 

Minggu, 25 April 2021

Rindu Rumahmu

Senin, 26 Apr 2021 10:27 AM

RINDU RUMAHMU
ehasanah675@gmail.com

Kain ihrom yang rapih terbungkus  itu tersenyum kecut
Bungkusnya  berwarna orange seakan mencibir
Ketidaksabaran yang mulai mengetuk bathin
Payung putih di dalam juga berjaga
Kali ini melindungiku dari derasnya airmata.

Biarlah aku rela menunggu waktu, katamu
Sampai saat panggilannya tiba
Namun kabar yang selalu dinanti
Tidak pasti dan entah tersesat di mana.

Waktu untuk miqot seakan menjauh
Namun niat masih tegak menancap
Lafadz Labbaikaallahumma labbaik 
Semakin pelan dan sirna ditelan angin
Abyar 'Ali sunyi tak kuasa kumemulai.

Kalimat talbiyyah di atas gurun pasir tak terdengar
Sepanjang perjalanan di teriknya panas berdebu
Pandangan mata yang liar tak terbatas
Seakan  menari di atas hati yang merindu

Sejuknya air zamzam di balik pintu Babus salam
Setetespun belum bisa lagi kureguk
Lambaian tangan antara hajar aswad dan rukun Yamani
Tak ada lagi tenaga untuk kugapai.

Tawaf sa'i hanya kulakukan dalam derasnya air mata.
Penuh pengharapan dan penghambaan dalam doa
Ya Illahi Robbi jangan biarkan aku merindu tak berujung
Sampaikan aku menapakan kaki di rumahmu
Jangan biarkan aku memakai ihrom ini untuk membungkus jenasahku kembali menghadapmu.

Sukabumi, 25 April 2021


Permenpanrb no. 21 tahun 2024

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru. https://drive.google.com/file/d/1rd2qYU...