Kamis, 09 Desember 2021

Pantun IBU

 PANTUN IBU

E. Hasanah

PANTUN PERKENALAN

1.      Ada di kolam mawar sekuntum,

Milik tuanku seorang pemanah,

Awali kalam assalamu’alaikum,

Kenalkan aku ibu Hasanah.

 

2.      Berkata santun kepada lawan,

Tak melontari kata berbisa,

Belajar pantun bersama kawan,

Agar lestari budaya bangsa.

 

PANTUN IBU

1.      Bunga dahlia bunga jambu,

Hitam bersih biji markisa.

Sungguh mulia hati ibu,

Penuh kasih sepanjang masa.

 

2.      Tak berselisih tanam tebu,

Banyak jerami jangan dibawa,

Berterimakasih padamu ibu,

Merawat kami sepenuh jiwa.

 

3.      Sangat menggebu bicara rakyat,

Bukan tingkah anak milenia,

Jagalah ibu sepanjang hayat,

Agar barokah hidup di dunia.

 

4.      Pasang kelambu warna merah.

Kerja bakti sangat istimewa,

Kepada ibu cinta tercurah,

Rela berbakti sepenuh jiwa.

 

5.      Kaki seribu hewan berbisa,

kuberpeluh karena ketiban,

Kasih ibu sepanjang masa,

Tanpa keluh rela berkorban.

 

6.      Kalangkabut mengembara,

Gunung Fuji kita serbu,

Lemah lembut saat bicara.

Sikap terpuji kepada ibu.

 

7.      Pergi sekolah pakai kacamata,

Sambil naik duduk di sepeda,

Kepada Allah aku meminta,

Surga terbaik untuk ibunda.

 

8.      Teduh ditata untuk berdua,

Beranda untuk gadis jelita,

Jauh di mata dekat di doa,

Berasa ibu di samping kita.

 

9.      Harus menimbang dan diyakini,

Berkata lembut tak menggebu,

Selalu berlinang mataku ini,

Saat kusebut namamu ibu.

 

10.  Beli ternak memakai sorban,

Lewat kanal menyengaja,

Demi anak ibu berkorban,

Tak kenal lelah dia bekerja.

 

11.  Hari selasa hari kamis,

Malam rabu bergembira,

Tak terasa ingin menangis,

Rindu ibu tiada terkira.


12.  Baju digasok juga celana,

Disusun setara di asrama,

Ibuku sosok bijaksana.

               Santun bicara bertatakrama.

Selasa, 19 Oktober 2021

Puisi_Harapan daun berserak

 Harapan daun berserak

E. Hasanah 

Taken from Pinterest

Tanah coklat itu basah

Daun-daun berserakan ulah angin

Berguguran jatuh beterbangan

Sisa hujan laksana lambaian tangan

Mengajak bergerak mengukir jejak

Katamu ayo singsingkan lengan

Tanam harapan di gemburnya tanah

Masa depan masih luas terbentang.

 

Ada senyum penghambaan

Penuh kebahagian dalam pelukan ilahi

Meski air mata menetes sesaat

Namun kepasrahan dalam tunduk syukur

Tercurah alirkan energi kekuatan diri

Berbuat itu hanya usaha dan kunci

Hasil adalah buah dari ketentuanNya.

 

Dari sisa waktu yang diberikannya

Berharap bisa menanamkan kebaikan

Melukiskan cerita penuh daya semangat

Hingga dorongan itu sampai pada cucu cicit

Bertumbuh subur dalam aliran darah merah

Berani hadapi setiap ujian menghadang

Bercabang dalam kesabaran tegar berusaha

Berbunga ketulusan hati ikhlas menerima.

 

Padamu yang menerbangkan ranting-ranting dahan

Ajari aku untuk siap menerima kelapangan hati

Menyadari bahwa musim akan terus berganti

Daun usang berserakan akan bertukar

Pucuk ranum harapan akan muncul atas kehendaknya

 

Padamu yang menciptakan basah pada hujan

Ajari raga untuk bisa menyisakan warisan jiwa

Kobaran semangat biarlah tetap subur

Untuk mematangkan harap pada setiap jengkal tanah

Walau manis buah tak sempat kunikmati diri

Biarkan tetesan keringat membasahi hati insani

Penerus aliran darah terpompa energi

Berbakti tanpa pamrih menanamkan bhakti.

 

Pagi menanti mentari.

Sukabumi, 19 oktober 2021

Rabu, 13 Oktober 2021

#Kamis Menulis_Hanca

 HANCA

ehasanah675@gmail.com


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi elektronik, kata hanca bermakna pekerjaan yang tertunda (n), melanjutkan pekerjaan yang tertunda (v). Sebagai orang yang asli suku Sunda, tentu kata ini tidak asing lagi di telinga, karena ini bahasa sehari-hari yang sering didengar. Contoh penggunaan kata hanca dalam kalimat, “Aku akan melanjutkan hanca membuat artikel itu nanti sore.” Kata hanca ada di posisi objek dalam kalimat itu. “Sekarang aku hanca lagi tulisan tentang pendidikan inklusi yang tertunda kemarin.” Nah dalam kalimat ini, kata hanca sebagai predikat atau kata kerja.

Hanca pekerjaan yang harus diselesaikan setiap orang mungkin beragam ya. Nah untuk aku sendiri ada hanca yang harus segera aku selesaikan. Hanca itu untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah wajib sebagai persyaratan bisa meraih gelar dalam pendidikan. Hanca ini agak susah juga diselesaikan, bukan berarti tidak bisa. Namun untuk menyelesaikannya memerlukan pikiran, waktu, tenaga, dan ektra keinginan atau kemauan. Akuberpendapat siapapun bisa menyelesaikan hanca tulisan karya ilmiahnya, tetapi tantangan yang dihadapi kadang membuat aku frustasi dan patah semangat. Banyak faktor sebenarnya yang menghalangi untuk melanjutkan hanca karya tulis ilmiahku ini. Salah satunya adalah karena ada kesibukan yang berkaitan dengan pekerjaan pokok sebagai abdi negara atau pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Mengapa mengerjakan hanca menulis tugas akhir pendidikanku ini terbengkalai? Dari beberapa alasannya adalah rasa malas menulis dan kurangnya semangat atau motivasi untuk menyelesaikannya. Kalimat besok aku melanjutkan hanca disertasinya tapi kok ya malas melakukanya. Besok lagi saja. Lusa saja. Masih ada waktu untuk mengerjakannya. Ya nanti akuselesaikan segera. Kalimat-kalimat itu yang biasanya keluar dari ucapanku.

Di saat seperti ini aku membutuhkan orang yang men-support motivasiku. Suamiku kadang mengingatkan, ayo selesaikan tuh hanca disertasinya. Namun ya itu kalau lagi malas, mager aku (meminjam bahasa anak bungsuku untuk menyatakan males gerak). Sering juga kawan sekelasku menelpon. “Bab berapa sekarang? Kapan ke kampus. Bimbingan bareng yuk. Minggu depan ya ketemu di kantin belakang. Buku babonnya sudah ada berapa? Masih kurang enggak?” Banyak kawan saling mengingatkan dan saling memberi support dengan ajakan-ajakan. Namun hanca disertasi itu masih belum juga aku bisa selesaikan.

Sekarang aku luruskan niat lagi untuk melanjutkan hanca menulis ini. Bismillahirrohmaanirrohim Ya Allah bantu aku untuk segera dapat menyelesaikan hanca menulis disertasi ini. Berikanlah kemudahan dalam melakukannya. Berikan kemampuan, ketajaman hati, dan kelapangan pikiran dalam menuangkan ide-ide dan novelty yang bisa aku persembahkan demi kemajuan pendidikan. Aamiin YRA.

 

#Kamis Menulis

#edisi 14 Oktober 2021


Kamis, 07 Oktober 2021

Vaksin

Vaksin

ehasanah675@gmail.com

Apa yang ada di benak sahabat ketika mendengar kata vaksin?  Perasaan apa yang timbul saat kita harus divaksin karena adanya pandemi?  Jawabannya pasti beragam tergantung sudut pandang orang yang meresponnya. Untuk sebagian orang karena ingin bertahan dalam kondisi pandemi akan langsung menerima bahkan berusaha untuk bisa divaksin. Sementara untuk sebagian yang lain malah merasakan ketakutan yang luar biasa. Bahkan tidak sedikit juga ada yang apatis saja, merasa masa bodoh dengan apapun yang akan terjadi.

Saya memaknai vaksin di masa pandemi adalah sesuatu yang harus dilakukan. Ini menunjukkan usaha untuk menjaga agar kita tetap bisa bertahan dan melindungi diri agar tidak terpapar virus corona yang mengganas. Selain itu juga sebagai satu peringatan dari yang maha berkehendak, bahwa kita sangat tak berdaya. Betapa kita tak memiliki kekuatan dan lemah. Hanya dengan makhluk tak terlihat, makhluk kasat, kita begitu kelimpungan.

Vaksin adalah bentuk usaha secara fisik, selain itu jangan lupa berdoa sebagai usaha bathin menghadapi pandemi ini. Mari kita baca Al-qur'an surat Al-Falaq ayat 1-5.

Mumpung masih ada waktu mari sejenak, kita baca tulisan yang saya ambil dari sebuah grup WA. Entah dari siapa yang mengirim pertama kali. Entah siapa yang menulis pertama kali, tidak bisa saya lacak karena telah beberapa kali diteruskan. Namun siapapun itu, tulisannya sangat bagus. Ini tulisannya.

*Berhati-hatilah * dalam *mengunakan waktu* yang *dititipkan oleh Allah*.

 Kalau *Di Masa Lalu* Kita Belajar *Waktu* Adalah *Uang*, 

 *Mulai Saat Ini* Mari Kita  Belajar ..!!!

 *Waktu*  Adalah  *Nafas* ".

 *Waktu*  Adàlah *Ibadah*".

 *Waktu Adalah Nafas* Yang Setelah Terlewat Tidak Akan Bisa Kembali.

 *WAKTU Adalah Ibadah* Karena  Setiap Detik Harus Bernilai Ibadah. Apa Pun Aktivitasnya.

 *Manusia* Sesungguhnya Hanya *Pengendara Di Atas Punggung Usianya.* 

 Digulung Hari Demi Hari, Bulan Dan Tahun Tanpa Terasa.

 *Nafas Kita Terus Berjalan* Seiring Jalannya Waktu, *Setia Menuntun* Kita *Ke Pintu Kematian.*

 Sesungguhnya *Dunia*-Lah Yang Makin Kita *Jauhi* ...Dan

 *Liang Kubur*-Lah Yang Makin Kita *Dekati*...

 *1 Hari Berlalu*, Berarti *1 Hari* Pula *Berkurang Usia* Kita.

 *Umur Kita Yang Tersisa* Di Hari Ini Sungguh *Tidak Ternilai Harganya*, 

Sebab *Esok Hari Belum Tentu* Jadi Bagian Dari Diri Kita.

 Karena Itu, *Jangan Biarkan* HARI INI  Berlalu Tanpa KEBAIKAN Yang Bisa Kita LAKUKAN,

*JANGAN Tertipu* Dengan *USIA MUDA*, Karena *SYARAT* Untuk MATI Tidaklah Harus *TUA*.

 *JANGAN Terperdaya* Dengan Badan *Sehat*, Karena *SYARAT  MATI* Tidak Pula Harus *SAKIT*....

 *Teruslah*

 *Berbuat Baik…*

 *Berkata Baik…*

 *WALAU Tidak Banyak Orang* Yang *Mengenali Kebaikan Kita*, Tapi *KEBAIKAN* Yang Kita Lakukan Adalah *KEBAHAGIAAN* Dimana *Perbuatan BAIK* Kita *Akan Terus Dikenang* Oleh Mereka Yang Kelak Kita Tinggalkan.

Jadilah Seperti *AKAR Yang TIDAK TERLIHAT*, Tapi Tetap *MENYOKONG KEHIDUPAN*...

 Jadilah Seperti *JANTUNG Yang TIDAK TERLIHAT*, Tapi Terus *BERDENYUT* Setiap Saat TANPA HENTI; 

 Hingga Membuat Kita *TERUS HIDUP*, Sampai *BATAS WAKTUNYA Untuk BERHENTI*...

 Mari... Jadikan *Hari Ini Lebih Baik* Dari *Hari Kemarin*.dan *Hari Esok* Harus *Lebih Baik Dari Hari Ini*...

💞 "Jangan lupa untuk bahagia dan membahagiakan sesama ummat.❤️

Jumat, 24 September 2021

Cerita Anak

 

Taken from Pinterest

Berbakti kepada kedua orang tua

E. Hasanah

 

Malam ini Nenek menginap di rumah. Halima sangat senang karena dia bisa tidur bersamanya. Nenek pasti mendongeng dulu sebelum tidur. 

"Nek, tidurnya di kamar Ima ya.  Ini Ima bereskan tempat tidurnya. Bantal selimutnya juga sudah disiapkan Nek." Kata Halima.

"Iya, Nenek menginap juga karena kangen pada Ima lho.  Nonton TV dulu enggak, ada film kartun nih." Ujar Nenek.

"Enggak Nek. Ima ingin mendengarkan dongeng Nenek saja." Pinta Halima.

"Iya, Ayo ke kamar tidur." Ajak Nenek.

"Ima, tadi di sekolah belajar apa?" Tanya Nenek sambil mengambil bantal dan duduk di pinggir ranjang.

"Belajar membaca Al-Qur'an Iqro 2. Kemudian menghapal doa kedua orang tua Nek. Kata Bu guru kita harus menghormati ibu dan ayah, membantu, berbakti pada mereka, dan selalu mendoakannya, Nek." Jawab Halima.

"Terus Ima sudah hapal doanya? Coba Nenek ingin dengar." Sahut Nenek.

"Hapal dong. Begini Nek, Bismillahirrohmaanirrohiim, Rabbigfirlii Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Rabbayaanii Shagiiran.

"Wah Ima pintar sekali." Puji Nenek.

"Sekarang Nenek mendongeng buat Ima ya!" Rengek Halima.

"Iya, Nenek akan mendongeng tentang Malin Kundang. Anak yang tidak berbakti pada orangtuanya.  Tapi ngomong-ngomong Ima sudah salat Isya belum?" Tanya Nenek.

"Belum, Nek."

"Sekarang wudhu dulu, salat Isya, baru Nenek kasih dongengnya ya." Nenek menyuruh Halima sebelum mendongeng. ***

Kamis, 23 September 2021

Cerita Anak_Buah Sirsak

 

E. Hasanah

Siang ini cuaca panas sekali. Halima dan Hasna sedang main rumah-rumahan di depan rumah. Tiba-tiba Tante Sarah datang membawa tentengan.

“Hallo… Sedang apa kalian? Main rumah-rumahan ya.” sapa Tante Sarah sambil menghampiri Halima dan Hasna.

“Iya. Itu bawa apa Tante di kresek?” tanya Halima.

“Ini Tante bawakan buah sirsak. Ibu Ima ada gak? Kita bikin jus sirsak yuk, pasti enak dan segar karena hari sedang panas begini.” Sahut Tante Sarah.

“Asyik … Ayo Tante. Hasna tinggalkan dulu mainannya, kita bikin jus sirsak dulu sama Tante Sarah.” Kata Halima sambil mengajak Hasna.

“Bu … Ini ada Tante Sarah membawa sirsak. Dibikin jus ya.” Teriak Halima memanggil Ibu. Ibu Halima keluar rumah dan mempersilahkan Tante Sarah dan mengajak Hasna masuk. Kemudian mereka membuat jus buah sirsak bersama-sama. Ibu mengambil blender, gula, dan lainnya. Tante Sarah mengupas buah sirsaknya. Halima dan Hasna memperhatikan Tante Sarah.

“Tante, apa ya manfaat makan buah sirsak?” celetuk Hasna yang dari tadi memperhatikan Tante Sarah mengupas Sirsak.

“Manfaatnya ya? Ini buah sirsaknya sudah matang. Rasanya pasti manis agak asam menyegarkan.  Selain untuk menghilangkan haus jika minum jus sirsaknya, manfaat lainnya banyak. Kan sirsak mengandung vitamin D, kalium, karbohidrat, serat, dan kandungan nutrisi lainnya. Jadi manfaat untuk tubuh kita juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Melancarkan pencernaan, meredakan peradangan, dan Kesehatan kulit juga itu bagus. Kalau Hasna banyak kutu rambutnya juga bisa diobati dengan daun sirsaknya.” Tante Sarah menjelaskan panjang lebar.

Setelah buah sirsaknya selesai dibuat jus, mereka meminumnya bersama. ***

Permenpanrb no. 21 tahun 2024

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru. https://drive.google.com/file/d/1rd2qYU...