BUDAYA
ANTRE
Hal-hal kecil yang kadang abai kita
perhatikan akan berakibat buruk terhadap kehidupan. Bahkan menunjukkan budaya
suatu komunitas masyarakat yang memiliki nilai-nilai populis. Contohnya saja
budaya antre. Budaya antre ini sebetulnya sepele tapi membutuhkan keseragaman
bertindak dan kesepahaman bersama.
Masalah biasanya muncul jika kita tidak
punya kesadaran untuk melakukannya bersama. Kita kurang memiliki kesadaran bahwa
dalam hidup bersosial ada etika dan norma yang harus dipatuhi bersama, baik itu
etika yang tertulis maupun tidak. Masalah juga muncul karena kita tidak
memiliki kesabaran pada diri sendiri. Kurang terlatih bersikap sabar. Selain
itu masalahnya ada pada kita yang kurang menghormati keberadaan orang lain,
rasa egoisme yang tinggi, dan tidak memiliki rasa tenggang rasa terhadap orang
lain.
Budaya antre adalah kebiasan untuk mau bergiliran
dalam melakukan sesuatu, seperti menunggu giliran dilayani di bank,
supermarket, pintu masuk, dan tempat yang melayani publik lainnya. Budaya antre
adalah mengendalikan diri atau mengontrol sikap bahwa setiap orang sama harus
saling menghormati untuk bisa dilayani sebaik-baiknya. Contohnya jika kita
datang ke suatu tempat, yang datang lebih dulu ya duduk di depan atau dilayani
lebih dulu, sedangkan yang datang belakangan ya harus sadar diri duduk di
belakang atau minta dilayaninya belakangan juga.
Mengapa budaya antre ini harus kita
terapkan bersama? Tentu hal ini akan mengandung beberapa konsekuensi yang
dirasakan bersama. Dengan budaya antre,
kita akan merasakan keteraturan, merasa lebih nyaman, saling menghormati antar
sesama, menunjukkan kita memiliki sipat sabar dan menundukkan ego pribadi ingin
dilayani lebih dahulu.
Bagaimana caranya agar budaya antre ini
bisa terwujud? Ya, pertama tanamkanlah kesadaran bahwa kita hidup
bermasyarakat. Ada etika yang kita jungjung bersama yakni saling menghormati, tenggang
rasa dan saling merasakan bahwa kita memiliki hak dan kewajiban sendiri. Jangan
memelihara sikap egois yang mementingkan diri sendiri dan ingin dilayani lebih
dulu. Jangan sombong merasa punya kelebihan dibanding yang lain. Kedua setiap
orang tanpa terkecuali harus dilatih dan dibiasakan untuk antre. Tanamkan sipat
sabar dalam diri. Kalau perlu dari mulai pendidikan anak di usia dini, budaya
antre ini harus dikenalkan. Anak harus paham dan memiliki karakter membudayakan
antre ini. Contoh yang bisa dilakukan yakni ketika anak-anak akan masuk atau
keluar kelas. Biasakanlah anak dibuat barisan dan menanamkan budaya antre
dengan satu persatu masuk atau keluar kelas.
Budaya antre ini bagi umat islam yang
selalu melakukan salat berjamaah di masjid biasa sudah dilaksanakan. Ketika
seseorang masuk lebih awal dia akan menempati shaf depan dan yang datang
belakangan di shaf belakang. Bahkan ditemukan satu tuntunan bagi kita untuk
membudayakan antre ini seperti di bawah ini.
ومن معاصي البدان اخد نوبة
الغير في المكان او الثوب او البئر او غير ذالك
Artinya: “Tergolong juga dari perbuatan
maksiat badan adalah mengambil giliran orang lain baik dalam hal tempat,
pakaian, mengambil air di sumur, dan tindakan sebagainya.”
Wallahu
a’lam bish-shawab.
Semoga kita di bisa tanamkan budaya antri pada diri dan juga anak-anak kita. Agar tercinpta ketentraman dan kenyamnan
BalasHapusTerima kasih atas tausianya. Semoga menjadi ladang amal dengan saling mengingatkan kepada kebaikan.
BalasHapusNah, ini, baru ingat antre diterapkan pada sholat berjamaah di masjid. Siapapun dia, selama datang duluan, berhak untuk menempati shaf pertama di depan.
BalasHapusTergolong perbuatan maksiat ketika mengambil giliran orang lain.
BalasHapusBudaya antri masih harus terus dibudayakan agar menjadi kebiasaan
BalasHapusSemoga kita bisa membudayakan antre pada diri kita, keluarga, dan sekitar kita.
BalasHapusBenar sekali, jika budaya antre sudah bisa diterapkan maka akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang tertib dan teratur.
BalasHapusBudaya antre harus di terapkan dalam diri kita masing-masing, agar tercipta sussana yang harmonis dalam bermasyarakat. Dimanapun, kapanpun kita harus antre.
BalasHapusBetul Bu. Kunci mau antre adalah tertanamnya kesadaran diri..
BalasHapusSaya sangat suka degn kalimat ini
BalasHapusTergolong juga dari perbuatan maksiat badan adalah mengambil giliran orang lain baik dalam hal tempat, pakaian, mengambil air di sumur, dan tindakan sebagainya.” sukses bu🤲
Sepertinya hal kecil tapi banyak orang yang abai. Semoga makin sadar dengan pentingnya budaya antre.
BalasHapusAjarannya jelas, "ancaman"-nya pun jelas. Mengapa masih juga ada yang menyerobot? Kembali kepada karakter dan pendidikan karekater yang tertanam.
BalasHapusDibutuhkan kesabaran dan kesadaran untuk bisa disiplin dalam mengantre.
BalasHapusLuar biasa, memang dengan sikap sabar menjadikan kita orang yang taat bersosial.contohnya dengan antre yang baik.
BalasHapus