Peralatan Dapur Warisan Nenek
E. Hasanah
Halima
adalah murid kelas 3 SD. Dia murid yang tidak begitu pandai tapi sangat
disenangi teman-temannya. Sikap serta sipat baik dan penyayangnya yang membuat
dia disukai temannya. Halima tidak masuk sekolah 3 hari ini tanpa kabar. Nana
teman akrabnya memberi tahu bahwa Halima tidak masuk sekolah karena Halima
sedang berkabung. Neneknya meninggal.
Mengetahui
neneknya meninggal, teman-teman Halima datang menjenguk. Benar saja Halima sedang
bersedih dan wajahnya murung.
Halima
senang melihat teman-temannya datang dan menghiburnya. Ibunya Halima juga ikut
senang. Cepat-cepat ibu menyiapkan makan siang untuk mereka. Pasti mereka lapar
karena mereka belum pulang dan langsung ke sini dari sekolah, bisik ibunya
Halima dalam hati.
"Nak,
ayo kita makan bersama. Ini ibu sudah siapkan. Biar Halima juga makannya
banyak." Ajak ibunya Halima.
"Iya,
ayo teman-teman kita makan dulu ya." Halima menimpali ibunya sambil
mengajak Nana dan teman lainnya. Halima menyodorkan piring berbunga bagus.
"Wah
jadi merepotkan ibu." Kata Nana sambil mengambil ikan di piring.
Mereka
menikmati makan siang bersama sambil mendengarkan Halima bercerita banyak
tentang Neneknya.
"Ini
piring bagus peninggalan Nenek." Halima mulai bercerita. "Ada juga
cangkir dan pisinnya yang biasa Nenek pakai. Sepasang dengan teko kecilnya,
digunakan untuk membuat teh tubruk atau minuman wedang. Kalau mangkok ini biasa
digunakan Nenek untuk soup, karena tahan panas." Kata Halima melanjutkan.
"Neneknya
sekarang sudah meninggal jadi perabotannya dipakai siapa?" Tanya Nana.
"Perabotan
warisan Nenek ini dipakai kalau ada tamu spesial seperti kalian ini."
Jawab Halima menutup ceritanya.
Piring nenek cantik
BalasHapus