Jumat, 10 September 2021

#Cerita Anak_Puasa Halima

PUASA HALIMA

ehasanah675@gmail.com 


 

Pagi hari ibu berangkat ke pasar untuk belanja persiapan besok. Ibu akan membeli daging, sayur, dan lainnya. Ibu ingin memasak yang enak untuk sahur pertama. Besok adalah hari pertama bulan Ramadan.

"Ima, untuk makan sahur nanti mau dimasakin apa oleh Ibu?" Tanya ibu kepada Halima.

"Apa saja Bu yang penting ada kuahnya ya." Jawab Halima.

"Ibu masak soup iga ya. Ayah dan Ima pasti suka." Ujar Ibu.

"Iya Bu, kita harus makan enak dan bergizi untuk sahur nanti biar kuat puasanya." Kata Ayah ikut menimpali.

"Iya. Ibu berangkat ke pasar dulu ya." Ibu pamit sambil keluar rumah membawa keranjang belanjaan kosong.

Dengan senang hati, ibu belanja dan menyiapkan makanan untuk nanti sahur. Ibu berharap dan berdoa agar diberi kekuatan dalam melakukan puasa tahun ini. Terutama Ibu menginginkan Halima bisa berpuasa sebulan penuh dan tanpa ada yang batal.

 Hari pertama, kedua, dan ketiga Halima berpuasa sampai magrib. Sekarang hari keempat, Halima masih semangat berpuasa. Oh iya sekarang sekolah juga mulai masuk. Halima pergi ke sekolah sampai siang.  Pukul 12an belajar selesai dan dibubarkan setelah salat zuhur bersama. Tiba di rumah Halima tidak bertemu Ibu. Mungkin ibu lagi ke rumah Nenek atau ke pasar, bisik Halima. Sambil menunggu ibu, Halima menghidupkan televisi dan menontonnya. Tiba-tiba Halima merasakan perutnya lapar. Halima mengambil minum dan apel di kulkas. Ketika dia makan apel, baru teringat bahwa dia sedang puasa.

"Aduh... bagaimana ini. Aku lupa aku lagi puasa. Aku takut ibu marah." Hati Halima berkecamuk. Apelnya belum habis dimakan. Sejenak terdiam, tapi kemudian dia menghabiskan apelnya. Sesaat kantuk datang dan Halima tertidur di depan televisi yang masih menyala.

Ibu tiba di rumah ketika Halima masih pulas tertidur. Ibu mengusap kening Halima dan membiarkannya tertidur. Nanti waktu ashar saja Halima dibangunkannya, pikir Ibu. Ibu membuka kulkas dan mengambil sayuran untuk dibersihkan. Sayuran itu akan dimasaknya setelah salat ashar nanti. 

Ketika menutup kulkas, ada yang aneh. Air minum dan apel berkurang. Pasti Halima nih yang mengambil, karena tidak ada siapapun di rumah selain dia. Ayah juga belum pulang dari kantornya. Ibu tidak berani membangunkan Halima yang masih tertidur pulas.

Setelah terdengar azan dari mesjid dekat rumah, ibu membangunkan Halima. Ibu menyuruhnya mandi sore dan salat ashar. Ibu belum mengatakan apapun tentang air minum dan apel itu sampai waktu yang tepat.

Menjelang buka puasa, Ibu memanggil Halima. Dengan pelan Ibu berkata," Halima merasa bersalah enggak?".

"Hmm... iya Bu. Maafin Ima Bu. Ima salah Bu. Ima lupa tadi." Sahut Halima kelihatan ketakutan.

"Kok Ima lupa? Sekarang puasanya sudah hari keempat kan? Ima jangan berbohong ya." Kata Ibu mulai agak tinggi bicaranya.

"Maafin Bu. Benar Ima lupa Bu. Ima batal puasanya." Sahut Halima ketakutan.

"Ya sudah, makan saja sekarang tidak usah menunggu magrib. Tapi ingat besok jangan begitu lagi ya." Ujar Ibu. Halima disuruh makan malah tidak mau karena merasa bersalah dan menyesal tahun ini tidak bisa penuh sebulan puasanya. Dia juga tidak akan berani menagih janji ke ayahnya. Janji ayahnya untuk membelikan sepeda kalau puasanya tamat sebulan tanpa ada satu haripun yg batal terancam gagal. Halima sedih.

#AISEI Challenge
#September
#first week

3 komentar:

  1. Banyak hikmah menjalankan ibadah puasa. Jika dari kecil sudah berlatih puasa niscaya karakter dapat terbentuk dari sana. Kejujuran kedisiplinan dan juga kesabaran. Semangat Halimah ..

    BalasHapus
  2. Kasihan Halima tdk jd punyavsepeda baru

    BalasHapus
  3. Penting sekali menekankan anak untuk selalu jujur. Untung ibu halima gak galak

    BalasHapus

KSP

Kurikulum Satuan Pendidikan  Mengawali tahun pelajaran 2024-2025 pada hari Senin, 15 Juli 2024 semua madrasah melaksanakan Matsama (Masa ta&...