Rabu, 27 Januari 2021

AISEI

 TERIMAKASIH AISEI

Oleh: E. Hasanah

Selasa, 19 Januari 2021 adalah hari ketika AISEI merayakan HUT-nya yang ke-2. Beberapa agenda yang dilakukan adalah Pre-Launching Buku Kurikulum Ngumpet, Pengumuman Pemenang Lomba Blog Nasional AISEI, dan Launching AISEI Podcast. Acara digelar melalui Zoom.

Di tengah kesibukanku mempersiapkan pernikahan anak sulungku, aku masih menyempatkan mengikuti acara ultahnya AISEI ini dari awal sampai akhir. Ada keinginan kuat untuk mengetahui AISEI ini. Sebelumnya aku telah memberanikan diri menjadi anggota dan mengikuti lomba blog Nasional AISEI dengan mengirimkan tulisan tentang Guru yang Menginspirasi.

Tarraaa…. Pada akhir acara pengumuman pemenang lomba blog, namaku disebut. Aku sampai mendekatkan telinga ke PC, untuk memastikan aku tidak salah dengar. Alhamdulillah… walaupun hanya masuk salah satu dari 10 juara favorit, ini membuatku sangat bahagia. Aku perhatikan ya namaku ada di urutan ke-4 juara favorit. Ini membuatku termotivasi dan memberikan rasa percaya diri bahwa kalau belajar pasti bisa.

Terimakasih AISEI atas segala apresiasinya, inspirasi dan dukungan atas terwujudnya niat dan keinginan untuk belajar menjadi seorang penulis.

Tak ada kata yang paling baik selain ungkapan rasa syukur kepada yang maha kuasa. Serta ucapan terimakasih kepada semua pihak -Ibu Bapak yang tergabung dalam ikatan komunitas AISEI- atas partisipasinya dalam membimbingku untuk bisa belajar menulis bersama. Proses pembelajaran menulis terasa mudah karena peranan AISEI sebagai komunitas guru-guru hebat sangat membantu aku sebagai penulis pemula. Dukungan dari sahabat-sahabat online juga terjalin erat sehingga memacu dan memotivasi untuk terus belajar dan belajar agar tulisan yang dihasilkan semakin baik.

Sehubungan dengan apresiasi yang diberikan dalam ajang lomba blog AISEI pada ulang tahunnya yang kedua, saya haturkan terimakasih. Jujur apresiasi ini menjadi motivasi dan dorongan kuat bagi aku untuk mewujudkan keinginan menjadi penulis.

Aku yakin bahwa seorang penulis hebat pasti memulai dari belajar dan menjadi penulis pemula. Belajar menulis bagi aku ibarat paspor menuju masa depan karena besok lusa adalah milik kami penulis yang belajar hari ini.

Menjadi Penulis adalah Sebuah Mimpi.

Konsistensi belajar menulis adalah proses yang harus dilalui.

AISEI hadir untuk menguatkan aku.

TERIMAKASIH AISEI.

Kamis, 21 Januari 2021

Emak_lose



    

LOSE

Oleh: E. Hasanah

Kamis, 21 Januari 2021 ini tema yang diberikan dalam #Kamis Menulis adalah kata LOSE. Emak bingung nih. Emak merasa kurang banyak mengetahui kosa kata yang menggunakan kata lose dalam bahasa Indonesia. Emak menemukan kata lose ini dalam bahasa inggris, yang berarti kalah, hilang, atau tersesat.

Ahhh gak usah dipikirkan, bisik Emak. Toh apapun artinya Emak hanya menggunakan kata lose dalam bahasa Inggris. Salah satu contoh menggunakan kata lose adalah: When you lose, you learn about yourself. That experience is important. (Ketika kamu kehilangan, kamu belajar tentang dirimu. Pengalaman itu penting). Emak mengartikan kata lose dalam kalimat tersebut dengan kehilangan. Terjemahan bebas sekehendak hati Emak he he he.

Kalimat itu terasa menusuk hati Emak. Mau tahu mengapa? Karena besok Emak akan kehilangan anak sulungnya. Emak akan kehilangan kehadiran si sulung di rumah. Emak akan kehilangan sebagian kasih sayang dari si sulung. Emak akan kehilangan saat-saat indah kebersamaan dengan si sulung. Emak akan kehilangan cinta dari si sulung karena ada dia yang merebut hati si sulung.  Besok dia akan bersanding dengan si sulung. Emak menangis tapi bahagia. Selamat menempuh hidup baru Nak, bisik Emak sambil mengusap air mata yang mengalir di ujung matanya.

 Emak doesn't want to lose.

 https://hasanahhalima.blogspot.com/2021/01/kiat-menulis-ala-emak.html

 

 

Selasa, 19 Januari 2021

Ingin Belajar Parafrase

 Tulisan Sore

Oleh: E. Hasanah

Sekarang ini jika aku bertemu teman atau saudara pertanyaan yang selalu keluar dari mulutku adalah apa kabarmu? Atau sehat kan sekarang? Bagaimana kabarmu? Ini karena masa pandemi yang membuat aku selalu hawatir.

Pertanyaan itu ditujukan untuk diriku sendiri juga. Bagaimana kabarmu hai jiwa ragaku? Aku harus jujur pada diriku. Jawabku aku bersyukur aku sehat walafiat. Namun ada rasa hawatir yang seharusnya tidak muncul. Usiaku sudah kepala lima jadi aku harus tetap menjaga tubuh tetap sehat. Dan yang terpenting tetap menjaga emosi, dan selalu bersyukur. Walau kadang hati sukar meletakkan harapan di tengah ketidakmampuan menghadapi pandemi dan kerapuhan menatap ketidakpastian masa yang akan datang.


Oh ya hari ini aku pergi ke kantor karena punya janji untuk bertemu dan melayani. Pada waktu istirahat setelah selesai salat zuhur, biasa aku buka blog dari sahabat dan membaca opini dari beberapa penulis. Ada yang menarik perhatian yakni tentang PARAFRASE.

Parafrase ini digunakan penulis untuk menghindari plagiarism. Penulis buku melakukan parafrase dari kutipan langsung menjadi kutipan secara tidak langsung. Parafrase merupakan salah satu cara meminjam gagasan atau ide dari sebuah sumber tanpa menjadi plagiat. Menurut Kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, parafrase merupakan “cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata yang berbeda agar membuatnya lebih mudah untuk dimengerti.”

===============Nantikan tulisan tentang paraphrase nanti ya ============

Senin, 18 Januari 2021

Patidusa

 Matahari senja

Oleh: E. Hasanah


Sempurna
Kuasa pencipta
Hasil maha karya
Lukisan indah hiasi cakrawala.

Cahaya sisa sang surya
Memancar penuh pesona
Semburat jingga
Senja.




Terpana
Tundukkan jiwa
Diakui dalam sukma
Ciptaan-Mu berarti penuh makna.

Terucap dalam rangkaian doa
Mengiringi tenggelamnya surya
Barokah usia
Semoga.

 

Sukabumi, 18 Januari 2021


   Mampir yuk ke sini:

    https://hasanahhalima.blogspot.com/2021/01/pantai-pelabuan-ratu.html 

     https://hasanahhalima.blogspot.com/2021/01/pembelajar-yang-smart.html 

    https://hasanahhalima.blogspot.com/2021/01/kiat-menulis-ala-emak.html 

Minggu, 17 Januari 2021

Pantai Pelabuan Ratu

 PANTAI PELABUAN RATU

E. Hasanah

            Bagi orang Jawa Barat khususnya yang tinggal di Kabupaten Sukabumi, Pantai Pelabuan Ratu menjadi tempat tujuan wisata favorit. Pantai ini terletak di pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Dari arah Sukabumi kota sekitar 60 km ke arah selatan, atau sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan. Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan menjadi tantangan tersendiri bagi penyuka atau perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, deburan ombak, dan hutan cagar alam.

            Di sepanjang Pantai Pelabuan Ratu ini, ada beberapa spot yang menjadi favorit kami sekeluarga juga bagi penduduk sekitar. Kenapa jadi favorit? Karena selain gratis, tempatnya juga sangat luar biasa indah. Gratis ya sepanjang pantai Pelabuan Ratu ini, hanya uang parkir kendaraan saja. Tempatnya yakni Pantai Citepus yang terletak di tepi jalan raya antara Kecamatan Pelabuhan Ratu dan Kecamatan Cisolok. Posisinya yang strategis, membuat kami sering mendatangi destinasi yang menyenangkan ini. Banyak juga pengunjung lokal maupun yang dari luar daerah menyempatkan diri untuk singgah dan menikmati pesona Pantai Citepus. Ini dikarenakan Pantai Citepus juga terbuka 24 jam dan 7 hari.

            Di sepanjang Pantai Citepus ini, kurang lebih 3-5 km luasnya terhampar pasir yang landai dan sangat cocok untuk dinikmati dengan berjalan kaki tanpa alas kaki. Memang tekstur pasirnya agak sedikit keras dan ombaknya juga besar. Tapi bagi keluarga kami tidak serulah kalau ke pantai Citepus tanpa bermain air. Ombaknya menantang untuk berbasah-basahan. Jadi pasti mencari spot untuk menebar tikar, agar bisa botram atau babacakan (bahasa orang Sukabumi yang menunjukkan makan bersama-sama dengan posisi duduk melingkar biasanya). Sambil menikmati pantai yang mempesona, kita juga biasanya berlama-lama untuk makan, nongkrong, atau bahkan berfoto ria.

            Selain pantai Citepus yang sering kami kunjungi juga yaitu pantai Karang Hawu. Pantai Karang Hawu ini sebenarnya terusan dari pantai Citepus, masih terletak di sepanjang jalan menuju Cisolok kalau dari arah Pelabuhan Ratu Kota. Yang khas dari pantai ini yaitu pemandangannya yang luar biasa eksotis karena memiliki karang yang mirip hawu (Bahasa Sunda hawu itu tungku tempat untuk memasak dengan menggunakan kayu bakar) dan memiliki tebing yang menjorok ke laut. Tebing karang ini agak tinggi menyerupai gunung atau bukit. 

Orang mempercayai bahwa Gunung Karang dan pantai Karang Hawu ini merupakan petilasan Nyi Roro Kidul dan terdapat sebuah bangunan makam di atasnya yang dipercaya sebagai makam penyebar Islam Raden Dikudratullah dan Raden Cengkal. Konon, keduanya dipercaya oleh masyarakat setempat masih keturunan Sunan Gunung Jati yang berasal dari Cirebon. Selain paling ujung bibir pantainya tempat persinggahan Nyi Roro Kidul. Bahkan menurut cerita pernah juga sebagai tempat peristirahatan presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno.

            Terlepas benar atau tidak, cerita mistis di pantai Karang Hawu ini menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi sebagian orang. Bagi kami Karang Hawu adalah tempat yang enak untuk nongkrong menikmati secangkir kopi atau menikmati deburan ombak sambil berjalan di atas batu karang yang nampak kemilau kalau hari menuju sore.


           Pantai Citepus Palabuhan Ratu (Dokumen pribadi)

Work from home (WFH) membuat kami bosan juga di rumah, padahal tidak full WFH lho. Karena dalam seminggu ada saja jadwal keluar untuk ke kantor, ke sekolah, atau tempat pertemuan yang memaksa kami untuk mengurusi pekerjaan. Hari Sabtu kemarin saya ngobrol dengan suami juga anak-anak, merencanakan untuk pergi refreshing ke tempat yang sekiranya aman dari wabah pandemi Covid-19 dan tentu juga terjangkau. Kalau kata kuncinya aman dan terjangkau, pasti bagi kami destinasinya Pelabuan Ratu. Sepakatlah besok hari Minggu kami berangkat pagi setelah beres-beres di rumah. Sebenarnya sudah kebiasaan kalau jalan-jalan atau piknik keluarga kami pasti ke daerah Pelabuan Ratu atau sekitarnya. Apalagi kalau hari libur panjang seperti tahun baru atau libur lebaran setelah Idul fitri. Tidak lengkap rasanya kalau libur lebaran tanpa menikmati indahnya laut pantai Pelabuan Ratu.

Pagi-pagi hari minggu, seperti di hari kerja kami mempersiapkan untuk piknik ke Pelabuan Ratu. Santai juga sebenarnya karena beres-beres rumah dulu, sarapan, nyuci dan pekerjaan rumah lainnya. Tidak banyak yang dibawa hanya makanan ringan, minuman dan nasi yang ada di rumah saja. Suami malah bilang enggak usah bawa bekal dari rumah, nanti saja kita beli di sana. Katanya gak seru kalau ke Pelabuan Ratu jika tidak bakar ikan.  Yah sudah bekal nasi saja yang banyak, ikan dan lalabannya beli.

Sekitar jam 8 kami berangkat. Perjalanan dari rumah ke Pelabuan Ratu sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan. Kami berangkat berlima melewati jalan yang waw pokoknya. Berkelok-kelok, naik turun, curam, dan tentu menantang bagi yang senang berkendaraan. Anak sulung kami yang nyetir, sudah lihai pegang setirnya dan tentu sudah hapal sekali jalurnya. Jalan yang kami lewati melintasi Kecamatan Kalapanunggal dan Cikidang. Jalan ini sekarang sudah banyak dikenal juga oleh masyarakat luar terutama yang dari Jakarta atau Bogor, sebagai jalan alternatif menuju Pelabuan Ratu. Sedangkan jalur utamanya lewat Cibadak, Cikembang, Cikembar dan Bantar Gadung, jika dari Jakarta atau Bogor dan lewat Lembursitu kalau dari arah Bandung atau Sukabumi kota.

Pantai yang kami datangi yakni Pantai Citepus dulu. Karena kami ingin menikmati makan siang nanti dengan ikan bakar segar yang dibakar dan dimakan hangat-hangat. Sebelum sampai ke Pelabuan Ratu, ada warung nasi di jalan pertigaan Buniwangi yang menyajikan soup ikan yang rasanya luar biasa enak di lidah jadi nggak ketinggalan juga tuh beli dulu walau hanya 2 porsi yang cukup untuk 2 orang.

Sampai di pantai Citepus sekitar jam setengah sepuluh, kami mencari tempat yang nyaman di bawah pohon untuk gelar tikar yang dibawa dari rumah. Pesan ikan bakar di warung yang berjejer di depan, mudah juga. Disediakan juga makanan lainnya, seperti cah kangkung yang enak sekali dimakan dengan ikan bakar. Sekitar jam 12-an, kami menikmati makan siang dengan ala-ala botram bersama keluarga kecilku. Anak-anak kelihatan sekali lahapnya karena sudah cape setelah jalan-jalan dan main air. Siang ini benar-benar kami menikmati pantai Citepus. Setelah makan siang, kami pergi ke tempat salat untuk melaksanakan salat Zuhur. Di sekitar pantai Citepus ini mudah juga menemukan mushola, sehingga tidak perlu melakukan salat jamak bagi pengunjung yang datang dari jauh.

Setelah puas menikmati pantai Citepus, kami melanjutkan perjalanan sekitar 10 menit menuju pantai Karang Hawu (kebetulan di jalan lancar tidak macet). Penasaran kalau ke Pelabuan Ratu tidak singgah di Karang Hawu. Di pantai Karang Hawu banyak yang bisa kita lakukan, selain nongkong menikmati secangkir kopi ditemani deburan ombak. Dari mulai berenang, surfing bahkan memancing bagi yang suka. Hanya perlu waspada saja dan mengikuti atau mematuhi ketentuan yang ada, karena ada spot-spot yang berbahaya dan bisa mengakibatkan celaka atau tenggelam.

Dari bukit karang Pantai Karang Hawu ini kita bisa melihat dengan jelas panorama laut lepas sampai ombak besar yang menghantam batu karang. Turun ke bawah, bisa menikmati lebih dekat derasnya ombak pantai selatan pulau Jawa. Ada yang unik juga yakni terdapat jembatan sederhana yang terbuat dari bambu. Dari sini kita bisa berjalan melintasi aliran air laut hingga ke bagian ujung karang.


Pantai Karang Hawu Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)

Pada kunjungan kali ini ada yang berbeda yang kami rasakan, yakni bawelnya petugas memberikan peringatan untuk tetap memakai masker dan tidak buang sampah sembarangan. Salut juga kepada mereka, di saat liburpun mereka masih bertugas memberi peringatan kepada masyarakat umum. Hebat juga Pemda nih. Pantai Karang Hawu ini bisa sejenak melupakan lelah rutinas kerja. Apalagi kalau sampai sore hari menjelang tenggelamnya sinar matahari, pemandangan yang luar biasa akan tersaji dan membuat kita tersungkur sujud. Betapa Allah Swt menciptakan alam ini begitu indah.

Oh ya bagi sahabat yang jauh dan ingin mengunjungi pantai kebanggaan orang Sukabumi, Pantai di sekitar Pelabuhan Ratu ini recommended lho. Banyak juga destinasi sekitar Pelabuhan Ratu ini memiliki fasilitas yang bagus, dari mulai hotel, resort, villa dengan harga dari yang mahal sampai yang termurah, tergantung kantong masing-masing.

Destinasi wisata di sekitar Pelabuhan Ratu yang bisa dipilih adalah Pantai Cibareno, Pantai Cimaja, Pantai Cibangban, Break Water, Tenjo Resmi, dan Gua Lalay. Selain pantai juga ada wisata Air Panas, yang terletak sekitar 17 km dari Pantai Pelabuhan Ratu, yang airnya mengandung belerang yang tinggi dan berguna bagi kesehatan. Tempat ini terdapat sungai dengan mata air panas dengan letupan vulkanis, atau disebut Geyser yang di dekatnya terdapat air terjun dan perkebunan karet. Apalagi kalau memiliki waktu yang luang untuk berpetualang keliling Pelabuhan Ratu, banyak destinasi yang sangat menarik.

Pelabuhan Ratu ini sekarang terkenal dengan Geopark Ciletuh. Ini menjadi bagian dari Global Geopark Network UNESCO, dimana memiliki luas sekitar 128.000 hektare dan mencakup 74 desa di delapan kecamatan, Geopark Ciletuh memiliki bentuk menyerupai tapal kuda (amphitheater) dengan diameter sekitar 15 kilometer yang menghadap ke Teluk Ciletuh.


Tulisan ini adalah naskah yang dikirimkan untuk buku Pesona Nusantara (Antologi Khasanah Wisata Alam dan Sejarah Indonesia).


PROFIL PENULIS

E. Hasanah, biasa dipanggil Ibu Hasanah. Lahir di Sukabumi, 10 Agustus.  Selain mengurus rumah tangga ibu yang memiliki 3 anak ini juga berprofesi sebagai pengajar Bahasa Inggris di STAI Kharisma Cicurug. Mottonya dalam menjalani hidup adalah “Man Jadda Wajada” (Siapa bersungguh-sungguh ia akan berhasil). Tertarik dengan dunia menulis, karena memiliki hobi membaca. Pandemi mengajarkan penulis semakin aktif berliterasi. Penulis merasa belum terlambat belajar menulis karena mengikuti pendapat Buya Hamka, “Menulislah dan Biarkan Tulisanmu Mengikuti Takdirnya”.  Saat ini penulis aktif bergabung di komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional dan mencoba belajar aktif di Blog. Penulis bisa dihubungi melalui  https://hasanahhalima.blogspot.com,

https://ehasanah.gurusiana.id/

Instagram: @hasanahhalima

Facebook: https://www.facebook.com/hasanah.halima  

Email: ehasanah675@gmail.com

WA: 0815 6030 727

Permenpanrb no. 21 tahun 2024

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru. https://drive.google.com/file/d/1rd2qYU...