Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Januari 2021

Ingin Belajar Parafrase

 Tulisan Sore

Oleh: E. Hasanah

Sekarang ini jika aku bertemu teman atau saudara pertanyaan yang selalu keluar dari mulutku adalah apa kabarmu? Atau sehat kan sekarang? Bagaimana kabarmu? Ini karena masa pandemi yang membuat aku selalu hawatir.

Pertanyaan itu ditujukan untuk diriku sendiri juga. Bagaimana kabarmu hai jiwa ragaku? Aku harus jujur pada diriku. Jawabku aku bersyukur aku sehat walafiat. Namun ada rasa hawatir yang seharusnya tidak muncul. Usiaku sudah kepala lima jadi aku harus tetap menjaga tubuh tetap sehat. Dan yang terpenting tetap menjaga emosi, dan selalu bersyukur. Walau kadang hati sukar meletakkan harapan di tengah ketidakmampuan menghadapi pandemi dan kerapuhan menatap ketidakpastian masa yang akan datang.


Oh ya hari ini aku pergi ke kantor karena punya janji untuk bertemu dan melayani. Pada waktu istirahat setelah selesai salat zuhur, biasa aku buka blog dari sahabat dan membaca opini dari beberapa penulis. Ada yang menarik perhatian yakni tentang PARAFRASE.

Parafrase ini digunakan penulis untuk menghindari plagiarism. Penulis buku melakukan parafrase dari kutipan langsung menjadi kutipan secara tidak langsung. Parafrase merupakan salah satu cara meminjam gagasan atau ide dari sebuah sumber tanpa menjadi plagiat. Menurut Kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, parafrase merupakan “cara mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata yang berbeda agar membuatnya lebih mudah untuk dimengerti.”

===============Nantikan tulisan tentang paraphrase nanti ya ============

Minggu, 17 Januari 2021

Pantai Pelabuan Ratu

 PANTAI PELABUAN RATU

E. Hasanah

            Bagi orang Jawa Barat khususnya yang tinggal di Kabupaten Sukabumi, Pantai Pelabuan Ratu menjadi tempat tujuan wisata favorit. Pantai ini terletak di pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Dari arah Sukabumi kota sekitar 60 km ke arah selatan, atau sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan. Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan menjadi tantangan tersendiri bagi penyuka atau perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, deburan ombak, dan hutan cagar alam.

            Di sepanjang Pantai Pelabuan Ratu ini, ada beberapa spot yang menjadi favorit kami sekeluarga juga bagi penduduk sekitar. Kenapa jadi favorit? Karena selain gratis, tempatnya juga sangat luar biasa indah. Gratis ya sepanjang pantai Pelabuan Ratu ini, hanya uang parkir kendaraan saja. Tempatnya yakni Pantai Citepus yang terletak di tepi jalan raya antara Kecamatan Pelabuhan Ratu dan Kecamatan Cisolok. Posisinya yang strategis, membuat kami sering mendatangi destinasi yang menyenangkan ini. Banyak juga pengunjung lokal maupun yang dari luar daerah menyempatkan diri untuk singgah dan menikmati pesona Pantai Citepus. Ini dikarenakan Pantai Citepus juga terbuka 24 jam dan 7 hari.

            Di sepanjang Pantai Citepus ini, kurang lebih 3-5 km luasnya terhampar pasir yang landai dan sangat cocok untuk dinikmati dengan berjalan kaki tanpa alas kaki. Memang tekstur pasirnya agak sedikit keras dan ombaknya juga besar. Tapi bagi keluarga kami tidak serulah kalau ke pantai Citepus tanpa bermain air. Ombaknya menantang untuk berbasah-basahan. Jadi pasti mencari spot untuk menebar tikar, agar bisa botram atau babacakan (bahasa orang Sukabumi yang menunjukkan makan bersama-sama dengan posisi duduk melingkar biasanya). Sambil menikmati pantai yang mempesona, kita juga biasanya berlama-lama untuk makan, nongkrong, atau bahkan berfoto ria.

            Selain pantai Citepus yang sering kami kunjungi juga yaitu pantai Karang Hawu. Pantai Karang Hawu ini sebenarnya terusan dari pantai Citepus, masih terletak di sepanjang jalan menuju Cisolok kalau dari arah Pelabuhan Ratu Kota. Yang khas dari pantai ini yaitu pemandangannya yang luar biasa eksotis karena memiliki karang yang mirip hawu (Bahasa Sunda hawu itu tungku tempat untuk memasak dengan menggunakan kayu bakar) dan memiliki tebing yang menjorok ke laut. Tebing karang ini agak tinggi menyerupai gunung atau bukit. 

Orang mempercayai bahwa Gunung Karang dan pantai Karang Hawu ini merupakan petilasan Nyi Roro Kidul dan terdapat sebuah bangunan makam di atasnya yang dipercaya sebagai makam penyebar Islam Raden Dikudratullah dan Raden Cengkal. Konon, keduanya dipercaya oleh masyarakat setempat masih keturunan Sunan Gunung Jati yang berasal dari Cirebon. Selain paling ujung bibir pantainya tempat persinggahan Nyi Roro Kidul. Bahkan menurut cerita pernah juga sebagai tempat peristirahatan presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno.

            Terlepas benar atau tidak, cerita mistis di pantai Karang Hawu ini menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi sebagian orang. Bagi kami Karang Hawu adalah tempat yang enak untuk nongkrong menikmati secangkir kopi atau menikmati deburan ombak sambil berjalan di atas batu karang yang nampak kemilau kalau hari menuju sore.


           Pantai Citepus Palabuhan Ratu (Dokumen pribadi)

Work from home (WFH) membuat kami bosan juga di rumah, padahal tidak full WFH lho. Karena dalam seminggu ada saja jadwal keluar untuk ke kantor, ke sekolah, atau tempat pertemuan yang memaksa kami untuk mengurusi pekerjaan. Hari Sabtu kemarin saya ngobrol dengan suami juga anak-anak, merencanakan untuk pergi refreshing ke tempat yang sekiranya aman dari wabah pandemi Covid-19 dan tentu juga terjangkau. Kalau kata kuncinya aman dan terjangkau, pasti bagi kami destinasinya Pelabuan Ratu. Sepakatlah besok hari Minggu kami berangkat pagi setelah beres-beres di rumah. Sebenarnya sudah kebiasaan kalau jalan-jalan atau piknik keluarga kami pasti ke daerah Pelabuan Ratu atau sekitarnya. Apalagi kalau hari libur panjang seperti tahun baru atau libur lebaran setelah Idul fitri. Tidak lengkap rasanya kalau libur lebaran tanpa menikmati indahnya laut pantai Pelabuan Ratu.

Pagi-pagi hari minggu, seperti di hari kerja kami mempersiapkan untuk piknik ke Pelabuan Ratu. Santai juga sebenarnya karena beres-beres rumah dulu, sarapan, nyuci dan pekerjaan rumah lainnya. Tidak banyak yang dibawa hanya makanan ringan, minuman dan nasi yang ada di rumah saja. Suami malah bilang enggak usah bawa bekal dari rumah, nanti saja kita beli di sana. Katanya gak seru kalau ke Pelabuan Ratu jika tidak bakar ikan.  Yah sudah bekal nasi saja yang banyak, ikan dan lalabannya beli.

Sekitar jam 8 kami berangkat. Perjalanan dari rumah ke Pelabuan Ratu sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan. Kami berangkat berlima melewati jalan yang waw pokoknya. Berkelok-kelok, naik turun, curam, dan tentu menantang bagi yang senang berkendaraan. Anak sulung kami yang nyetir, sudah lihai pegang setirnya dan tentu sudah hapal sekali jalurnya. Jalan yang kami lewati melintasi Kecamatan Kalapanunggal dan Cikidang. Jalan ini sekarang sudah banyak dikenal juga oleh masyarakat luar terutama yang dari Jakarta atau Bogor, sebagai jalan alternatif menuju Pelabuan Ratu. Sedangkan jalur utamanya lewat Cibadak, Cikembang, Cikembar dan Bantar Gadung, jika dari Jakarta atau Bogor dan lewat Lembursitu kalau dari arah Bandung atau Sukabumi kota.

Pantai yang kami datangi yakni Pantai Citepus dulu. Karena kami ingin menikmati makan siang nanti dengan ikan bakar segar yang dibakar dan dimakan hangat-hangat. Sebelum sampai ke Pelabuan Ratu, ada warung nasi di jalan pertigaan Buniwangi yang menyajikan soup ikan yang rasanya luar biasa enak di lidah jadi nggak ketinggalan juga tuh beli dulu walau hanya 2 porsi yang cukup untuk 2 orang.

Sampai di pantai Citepus sekitar jam setengah sepuluh, kami mencari tempat yang nyaman di bawah pohon untuk gelar tikar yang dibawa dari rumah. Pesan ikan bakar di warung yang berjejer di depan, mudah juga. Disediakan juga makanan lainnya, seperti cah kangkung yang enak sekali dimakan dengan ikan bakar. Sekitar jam 12-an, kami menikmati makan siang dengan ala-ala botram bersama keluarga kecilku. Anak-anak kelihatan sekali lahapnya karena sudah cape setelah jalan-jalan dan main air. Siang ini benar-benar kami menikmati pantai Citepus. Setelah makan siang, kami pergi ke tempat salat untuk melaksanakan salat Zuhur. Di sekitar pantai Citepus ini mudah juga menemukan mushola, sehingga tidak perlu melakukan salat jamak bagi pengunjung yang datang dari jauh.

Setelah puas menikmati pantai Citepus, kami melanjutkan perjalanan sekitar 10 menit menuju pantai Karang Hawu (kebetulan di jalan lancar tidak macet). Penasaran kalau ke Pelabuan Ratu tidak singgah di Karang Hawu. Di pantai Karang Hawu banyak yang bisa kita lakukan, selain nongkong menikmati secangkir kopi ditemani deburan ombak. Dari mulai berenang, surfing bahkan memancing bagi yang suka. Hanya perlu waspada saja dan mengikuti atau mematuhi ketentuan yang ada, karena ada spot-spot yang berbahaya dan bisa mengakibatkan celaka atau tenggelam.

Dari bukit karang Pantai Karang Hawu ini kita bisa melihat dengan jelas panorama laut lepas sampai ombak besar yang menghantam batu karang. Turun ke bawah, bisa menikmati lebih dekat derasnya ombak pantai selatan pulau Jawa. Ada yang unik juga yakni terdapat jembatan sederhana yang terbuat dari bambu. Dari sini kita bisa berjalan melintasi aliran air laut hingga ke bagian ujung karang.


Pantai Karang Hawu Pelabuhan Ratu (dokumen pribadi)

Pada kunjungan kali ini ada yang berbeda yang kami rasakan, yakni bawelnya petugas memberikan peringatan untuk tetap memakai masker dan tidak buang sampah sembarangan. Salut juga kepada mereka, di saat liburpun mereka masih bertugas memberi peringatan kepada masyarakat umum. Hebat juga Pemda nih. Pantai Karang Hawu ini bisa sejenak melupakan lelah rutinas kerja. Apalagi kalau sampai sore hari menjelang tenggelamnya sinar matahari, pemandangan yang luar biasa akan tersaji dan membuat kita tersungkur sujud. Betapa Allah Swt menciptakan alam ini begitu indah.

Oh ya bagi sahabat yang jauh dan ingin mengunjungi pantai kebanggaan orang Sukabumi, Pantai di sekitar Pelabuhan Ratu ini recommended lho. Banyak juga destinasi sekitar Pelabuhan Ratu ini memiliki fasilitas yang bagus, dari mulai hotel, resort, villa dengan harga dari yang mahal sampai yang termurah, tergantung kantong masing-masing.

Destinasi wisata di sekitar Pelabuhan Ratu yang bisa dipilih adalah Pantai Cibareno, Pantai Cimaja, Pantai Cibangban, Break Water, Tenjo Resmi, dan Gua Lalay. Selain pantai juga ada wisata Air Panas, yang terletak sekitar 17 km dari Pantai Pelabuhan Ratu, yang airnya mengandung belerang yang tinggi dan berguna bagi kesehatan. Tempat ini terdapat sungai dengan mata air panas dengan letupan vulkanis, atau disebut Geyser yang di dekatnya terdapat air terjun dan perkebunan karet. Apalagi kalau memiliki waktu yang luang untuk berpetualang keliling Pelabuhan Ratu, banyak destinasi yang sangat menarik.

Pelabuhan Ratu ini sekarang terkenal dengan Geopark Ciletuh. Ini menjadi bagian dari Global Geopark Network UNESCO, dimana memiliki luas sekitar 128.000 hektare dan mencakup 74 desa di delapan kecamatan, Geopark Ciletuh memiliki bentuk menyerupai tapal kuda (amphitheater) dengan diameter sekitar 15 kilometer yang menghadap ke Teluk Ciletuh.


Tulisan ini adalah naskah yang dikirimkan untuk buku Pesona Nusantara (Antologi Khasanah Wisata Alam dan Sejarah Indonesia).


PROFIL PENULIS

E. Hasanah, biasa dipanggil Ibu Hasanah. Lahir di Sukabumi, 10 Agustus.  Selain mengurus rumah tangga ibu yang memiliki 3 anak ini juga berprofesi sebagai pengajar Bahasa Inggris di STAI Kharisma Cicurug. Mottonya dalam menjalani hidup adalah “Man Jadda Wajada” (Siapa bersungguh-sungguh ia akan berhasil). Tertarik dengan dunia menulis, karena memiliki hobi membaca. Pandemi mengajarkan penulis semakin aktif berliterasi. Penulis merasa belum terlambat belajar menulis karena mengikuti pendapat Buya Hamka, “Menulislah dan Biarkan Tulisanmu Mengikuti Takdirnya”.  Saat ini penulis aktif bergabung di komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional dan mencoba belajar aktif di Blog. Penulis bisa dihubungi melalui  https://hasanahhalima.blogspot.com,

https://ehasanah.gurusiana.id/

Instagram: @hasanahhalima

Facebook: https://www.facebook.com/hasanah.halima  

Email: ehasanah675@gmail.com

WA: 0815 6030 727

Jumat, 15 Januari 2021

Pembelajar yang Smart

 PEMBELAJAR YANG SMART

Oleh: E. Hasanah

Terlintas dalam pikiran, mampukah saya mewujudkan keinginan untuk menjadi penulis? Susah juga menjawabnya. Hanya ada keyakinan dalam diri bahwa apapun yang kita cita-citakan akan terwujud kalau kita mempunyai tekad untuk mewujudkannya. Muncul pertanyaan-pertanyaan seperti seberapa besar keinginan itu. Apakah mempunyai keinginan kuat untuk mewujudkannya?. Punya nyali gak? Terbayang gak akan ada kendala yang harus dihadapi? Dan apa yang kan dilakukan untuk mengatasi kendala yang muncul?

Kembali kepada niat diri, memeriksa kesiapan dan introspeksi memaknai tujuan untuk menjadi penulis itu apa. Ada harapan-harapan yang harus saya catat seperti kalau jadi penulis bisa menyebarkan ilmu dan memberi manfaat kepada orang lain dengan tulisan tersebut.

Saya harus jujur pada diri sendiri dan mengosongkan diri seperti gelas bersih, kosong dan belum berisi air apapun. Memilih air apa yang akan dimasukkan ke dalam gelas itu, karena nilai dari gelas itu tergantung kepada air yang kita isikan. Jika diisi air putih harganya pasti akan berbeda dengan diisi air kopi susu, iya kan? Jadi harus smart dalam mewujudkan tujuan keinginan jadi penulis itu.

Smart dalam mewujudkan keinginan untuk menjadi penulis ini dimaksudkan agar cita-citanya tercapai. Sebagai pembelajar yang SMART adalah bertekad dengan dilandasi Spirit, Modesty, Adventurous, Resourceful, dan Tenacious.

Spirit adalah semangat yang bisa memotivasi diri untuk tetap mau belajar kepada siapapun. Saya harus menjadi penulis jadi sesibuk apapun saya harus menulis walaupun hanya menulis satu kalimat saja.

Modesty adalah memiliki etika dalam belajar. Yakni bersikap sopan, rendah hati, santun, dan sederhana dalam belajar. Kuncinya harus respek kepada pengajar atau pemberi ilmu pengetahuan. Ini agar kita mudah menyerapkan ilmu atau materi yang dipelajari.

Adventurous adalah adanya keberanian mencoba hal-hal baru yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi diri mencapai tujuan menjadi penulis itu. Beranilah menulis puisi walaupun bukan pujangga misalnya.

Resourceful yakni kemampuan bertindak secepat yang kita bisa dalam situasi apapun. Contoh kecil saja ketika selesai mengikuti materi dari pembelajaran menulis yang kita ikuti maka kita harus mampu meresume atau membuat ringkasan apa yang didengar dan dipelajari.

Tenacious yakni tetap memegang teguh kedisiplinan agar tujuan untuk menjadi penulis bisa tercapai[u1] .

So kesimpulannya jadilah Pembelajar yang SMART agar keinginan jadi penulis terwujud.

 

===Saya harus jadi Penulis===


 [u1]

Rabu, 13 Januari 2021

Kiat Menulis Ala Emak

 SATU KALIMAT SAJA

Oleh: E. Hasanah

 


Banyak tulisan yang dirilis mengenai kiat atau tip-tip menulis. Dan bagi Emak itu menarik untuk dibaca. Kenapa? Itu karena Emak juga ingin pintar menulis. Kiat dari para sahabat di komunitas Lagerunal dan AISEI cukup menginspirasi. Banyak tulisan memberikan dorongan atau motivasi agar kita bisa tetap menulis. Seseorang belum dikatakan penulis kalau belum bisa menerbitkan buku di penerbit mayor (benar gak ya pernyataan ini?  Lanjut nulis saja). Buku itu memang mahkota penulis.

Emak mencatat dan menggarisbawahi bahwa konsistensi adalah kata kunci agar terus menghasilkan tulisan. Tapi bagaimana kalau tidak memungkinkan?

Ketika kesibukan benar-benar menyita waktu, apakah masih harus menulis? Pertanyaan ini sempat terlintas di benak Emak. Bagi orang sibuk atau sok sibuk kayak Emak ini, bisakah? Seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak-anak itu pekerjaannya bejibun dech, dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi. Belum lagi yang memiliki karier seperti guru, perawat, dokter, atau karyawan.

Emak tertegun sejenak tuh. Ah gak usah dipikirkan, enjoy and happy saja. Lagian itu bukan masalah juga kan? Apapun yang kita hadapi nikmati saja. Bersyukur dalam melewati setiap detik waktu. Sibuk? Yakin saja semakin sibuk seseorang maka akan semakin bermanfaatlah orang tersebut. Dengan syarat waktunya digunakan untuk hal-hal yang berguna.

 Menurut pendapat Emak sich (ciee…Emak), kuncinya adalah ‘manajemen waktu dan dan skala prioritas’. Manajemen waktu di sini menunjukkan kepintaran seseorang menggunakan atau mengatur waktunya seefisien dan seefektif mungkin. Skala perioritas ya kerjakan dari yang terpenting sampai yang kurang penting. Selain kita memilih mana yang didahulukan untuk dikerjakan.

Bagaimana Emak belajar menulis Ketika sibuk? Bisa konsisten gak belajar menulisnya? Kiat Emak hanya nulislah satu kalimat saja. Ya….

SATU KALIMAT SAJA

Emak bertekad akan konsisten dalam belajar menulisnya walaupun hanya menulis satu kalimat saja. Satu kalimat itu nanti akan Emak baca lagi. Selanjutnya Emak akan nulis satu kalimat saja, terus nulis lagi satu kalimat saja, dan lanjut nulis satu kalimat saja. Tanpa disadari kalimat-kalimat itu akan menjadi rangkaian beberapa kalimat. Jadilah Alinea atau paragraf, bahkan bisa menjadi artikel. Ini Emak lakukan bukan saja pada saat banyak kesibukan tapi pada saat buntu ide.

 Mau nyoba Kiat Menulis Ala Emak?

Silahkan tulis satu kalimat saja

Memotivasi diri memupuk kegigihan dan pantang menyerah. Hadapi kebuntuan ide dan padatnya kesibukan agar tetap konsisten menulis dengan “SATU KALIMAT SAJA”.

Senin, 11 Januari 2021

Corona

 Kebijakan dan Doa untuk Corona

Hari senin tanggal 11 Januari 2021 ini, kami seharusnya telah melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar semester genap tahun pelajaran 2020-2021 dengan tatap muka. Walaupun persiapan dilakukan jauh sebelumnya optimal, tetapi belum bisa terlaksana. Persiapan itu dari mulai menyediakan tempat cuci tangan sampai persediaan masker bagi siswa yang lupa membawanya dari rumah. Namun surat keputusan gubernur tentang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara proporsional di 20 daerah kabupaten kota di Jawa Barat dalam rangka penanganan corona virus disease 2019 (covid-19) juga berdampak kepada kami. Surat ini memberikan informasi pembatasan waktu dari 11 januari sampai dengan 25 januari 2021 dan ditandatangani tanggal 8 januari lalu.



Terlepas suka atau tidak, pembelajaran daring dan luring masih harus kita jalani sekarang. Guru dan siswa harus tetap semangat menjadi pembelajar sepanjang hayat. Guru harus tetap belajar mencari metoda dan tehnik-tehnik pembelajaran secara BDR yang menarik. Siswa apalagi harus tetap belajar dalam kondisi seperti ini.

Kebijakan gubernur melalui Surat Keputusan bernomor 443/Kep.10-Hukham/2021 tersebut salah satunya sebagai bentuk kewaspadaan daerah dalam rangka penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Dalam bidang Pendidikan kita bisa memahami dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut adalah agar kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama. BDR (Belajar Dari Rumah) dilakukan untuk memastikan pemenuhan hak anak dalam mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19. Selain itu juga untuk melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, serta memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali.

Pada hari senin, 11 Januari 2021 Bupati kabupaten Sukabumi memberikan himbauan melalui surat bernomor 005/137-Kesra dan mengajak seluruh masyarakat secara serentak untuk mengadakan ISTIGHOSAH KUBRO atau doa Bersama di setiap masjid dipimpin para ulama dan Imam masjid pada hari Jumat, 15 Januari yang akan datang. Hal ini didasarkan karena hasil evaluasi satgas Covid-19 bahwa kasus baru terkonfirmasi positif corona dan kematian akibat pandemic covid-19 semakin bertambah atau meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini.

 

Kamis, 03 Desember 2020

Media Sosial


MEDIA SOSIAL

Pada kamis ini tanggal 3 Desember 2020, Pak Brian Prasetyawan master blogger kami, memberikan tantangan untuk Kamis Menulis dengan tema media sosial. Temanya cukup menarik juga, apalagi beliau memberikan kebebasan bentuk tulisannya, mau berupa artikel, pantun, pentigraf, fiksi, atau lainnya yang disukai.

Menjawab tantangannya aku gak mau ketinggalan juga untuk mencoba memberikan opini tentang media social. Kenapa tertarik? Ya…. Karena kita mahluk yang bersosial.

Kita membutuhkan alat yang bisa digunakan untuk melakukan hubungan social dengan orang lain. Dengan media social ini kita bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan jejaring sosial, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Masih segar dalam ingatanku, waktu itu tahun 2007 aku belajar pertama kali membuat email, kemudian membuat akun facebook. Jangan ditanya bagaimana rasanya saat itu bisa berfacebookria dan berinteraksi dengan orang lain lewat media social ini. Masih jarang temanku yang main facebook. Teman-teman (dalam tanda kutip) yang berasal dari negara-negara lain mengirimiku pesan dan foto-foto, berbagi informasi tentang berbagai hal. Senang rasanya, bisa berkomunikasi dengan orang-orang dari belahan dunia, dan yang terpenting bagiku adalah bisa mempraktekkan bahasa inggrisku dengan native speakers. Pokoknya tiada hari tanpa facebook….

Untuk berkomunikasi dengan anakku yang tinggal jauh di pondok pesantren juga, aku suruh anakku membuat akun facebook agar bisa chat di hari libur. Tidak lewat telpon atau sms, karena pada waktu itu kirim sms berbayar dihitung jumlah karakter huruf. Ada ekspresi yang dilontarkan teman anakku, katanya “Hasbi, ibumu itu seperti masih ABG dan kayak orang kota, padahal saat bertemu seperti guru yang keibuan”. Ahhh… aku hanya berpikir ekonomis dan logis saja ujarku menimpali curhat anakku.

Semakin lama facebook berkembang semakin cepat. Sekarang hampir semua temanku bisa dipastikan memiliki akun facebook. Namun aku mulai jarang buka facebook karena media social lain juga semakin banyak bermunculan. Aku mulai menggunakan Instagram, pathchat, two, dan messenger.

Sekarang…ah ha… aku merambah blog. Ada motivasi yang selalu ku ingat, Ketika kamu berkomitmen untuk menjadi guru, maka tetaplah menjadi murid yang mau untuk terus belajar dan belajar. Itu kata-kata yang menguatkanku agar merasa tidak malu untuk belajar apapun yang dianggap baik dan bermanfaat.

Kembali ke masalah media sosial… Ada manfaatnya enggak ya? Pertanyaan yang tidak perlu jawaban. Media social itu ibarat pisau, banyak manfaatnya kalau kita gunakan untuk hal-hal positif. Banyak juga madhorotnya kalau kita tidak bijak dalam menggunakannya.

Beberapa manfaat media social adalah sebagai media mencari informasi dan wawasan pengetahuan, sebagai media menggali kreatifitas, sebagai media mencari hiburan, dan tentu manfaat utama adalah untuk berinteraksi dengan orang lain.

Tiada hari rasanya tanpa melihat berita-berita terkini pada media sosial yang membantu kita mendapatkan banyak informasi dan dapat menjadi sumber pengetahuan.

Media social juga menjadi sarana menggali kreatifitas kita. Katakanlah di youtube, betapa banyak tayangan-tayangan yang membuat kita termotivasi untuk melakukan kreativitas-kreativitas baru yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Selain di youtube juga kita bisa mencari hiburan.

Manfaat media social yang sangat dirasakan adalah sebagai sarana untuk ajang berinteraksi social. Komunikasi sesama orang sangat efektif juga melalui media ini.

Selain ada manfaatnya media social ini, tentu ada juga madhorotnya, misalnya kebanyakan nonton youtube sampai gak bisa tidur, mengurangi tatap muka, membandingkan diri kita dengan orang lain, cyberbullying, bahkan yang sering upload-upload sampai gila likes. 

Siap Asesmen Madrasah

 ASESMEN MADRASAH TP 2023-2024         Di bawah ini disajikan prosedur operasional standard (POS) asesmen madrasah tahun pelajaran 2023-2024...