Tampilkan postingan dengan label Diary. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diary. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Maret 2021

Terimakasih AISEI

 THANK SO MUCH… AISEI

ehasanah675@gmail.com


Memiliki sebuah impian dan harapan aku pikir sangat bagus. Banyak hal di dunia ini berawal dari mimpi dan angan-angan yang kadang tak mungkin diwujudkan. Sama seperti memiliki tujuan dalam hidup, ada target yang akan dicapai. Ada usaha untuk meraihnya. Begitu juga dengan aku sekarang, bermimpi bisa menjadi Penulis di usia yang tak lagi muda.

Untuk menggapai mimpiku itu, aku mencoba mengubah pola pikir atau mindset bahwa menjadi seorang penulis itu mudah dan semua orang bisa melakukannya. Hanya diperlukan kegigihan, ketekunan, dan mental baja untuk mewujudkannya. Kesulitan pasti akan kita temukan. Namun ketika kesulitan itu muncul, hadapilah dengan terus belajar dan belajar. Kesulitan seberat apapun jika kita gigih dan tekun mempelajari, pasti solusi akan ditemui.

Nah mencari informasi yang cukup dan mengikuti komunitas penulis adalah usaha yang aku lakukan agar bisa belajar menulis. Beruntung aku bisa bergabung ke grup AISEI yang anggotanya penulis hebat. Juga berkenan memberikan ilmu dan pengetahuan tanpa pamrih. Luar biasa AISEI juga memotivasi anggotanya penulis pemula dengan berbagai events atau kegiatan yang menantang.

Sejak aku bergabung dengan grup WA AISEI tanggal 6 Januari 2021, events dan kegiatannya aku ikuti. Menjadi anggota AISEI juga menjadi kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi aku yang sangat ingin belajar menulis.

We don’t meet people by accident. Everyone is meant to cross our path for a reason.

Sangat bersyukur dan merasa sangat beruntung, keterlibatanku di AISEI benar-benar membuat aku termotivasi. Motivasi dari AISEI juga begitu sangat bernilai dalam belajar menulisku. Alhamdulillah hari ini juga aku dikirimi merchandise berupa thermos, 2 buah ballpoint, dan gantungan. Ini sebagai apresiasi dalam menjawab tantangan dari narasumber Pak Jimmy dalam kegiatan rutin AISEI. Silahkan dibaca ini ya jawaban tantangan dari pak Jimmy yang di-PR-kan.

https://hasanahhalima.blogspot.com/2021/03/jawaban-pr.html

Terimakasih AISEI … apresiasi yang ke-tiga kalinya telah diterima ya. Terimakasih kepada Yth ibu Dr. Capri, Mbak Dea, dan semua manajemen team yang tidak bisa disebut satu persatu. Juga Terimakasih untuk semua sahabat anggota AISEI yang luar biasa saling supports.

Sebelumnya juga aku mendapat apresiasi mendapatkan merchandise dalam kegiatan mingguan di setiap hari selasa,

Yang sangat berkesan juga, tulisanku masuk juara harapan di events Lomba Menulis dengan tema Guru Inspiratif yang diselenggarakan AISEI dalam merayakan hari ulang tahunnya yang ke-2. Walaupun hanya juara harapan sungguh sangat membanggakan bagi pemula dalam menulis ini. Ini ulasan kegembiraanku ya…

https://hasanahhalima.blogspot.com/2021/01/aisei.html

 

TERIMAKASIH AISEI …

I’M PROUD OF JOINING AISEI…. THANKS FOR EVERYTHING

 

Sabtu, 20 Maret 2021

Cerita anak

 Semangat Belajar

ehasanah675@gmail.com


 “Mak hari ini rencana mau ke mana?” Tanya Pak Su sambil menyeruput kopi hitamnya.

“Enggak ke mana-mana, mau beres-beres rumah saja. Santai pak.” Jawab Emak.

“kita ke rumah Hasbi yuk. Kayaknya enak makan nasi liwet dibikin dadakan.” Ajaknya.

“Hayu kita bawa beras saja dari sini. Nanti ngambil lele dan metik lalaban saja di sana.” timpal Emak.

Setelah beres-beres rumah, mandi, Emak memakai baju. Seperti biasa kalau di rumah pakaiannya hanya kaos panjang, celana, dan kerudung berbahan kaos juga. Berangkatlah pak Su dan Emak kerumah anak ke-duanya Hasbi. Sesampainya di Ruko, toko perabotannya sudah buka tapi pintu besinya masih dikunci. Hasbi rupanya masih memberi pakan bebek dan ayamnya.

“Bi sudah makan belum?. Kita bikin liwet yuk.” Ajak Emak

“Belum Mak. Emak bikin saja liwetnya, Abi belum selesai ngasih makan ayam.” Kata Hasbi tanpa menoleh ke Emak.

Pak Su dan Emak masuk lewat pintu belakang dan langsung bikin liwet. Emak mencuci beras, kemudian dimasukkan rice cooker ditambahkan daun salam, cabe, bawang, dan bumbu. Sedangkan Pak Su mengambil lele yang dipeliharanya di ember. Daun singkong, daun pepaya, dan waluh kecil juga cabe rawit dipetiknya untuk lalaban.

Sambil menunggu masakan matang, Emak menyiangi tanaman di halaman. Tiba-tiba Hasbi menghampiri, “Mak anak-anak tuh pada datang. Manaan belum makan, lantai juga belum di-pel. Mak ngajar ya. Kasihan tuh mereka pada datang mau belajar.”

“Emangnya jam berapa biasa mulai belajarnya?. Abi saja yang ngajar biar yang pel lantai Emak.” Jawab Emak.

“Mulai belajarnya pukul 10 Mak tapi sekarang sudah pada datang padahal jam 9 juga belum. Mereka semangat belajarnya.”

“Ya biarkan saja mereka main dulu. Kita makan dulu. Dan biasakan tepat waktu biar mereka juga tahu dan bisa menghargai waktu.” Emak menasihati.

“Iya Mak… Tapi Emak yang ngajar ya. Mau ya Mak.” Rayunya.

“Emak ke sini tuh maunya istirahat Bi. Tapi gak apa-apa lah Mak yang ngajar”. Emak mengalah.

“Nah … begitu dong Mak. Emak baik dech. Kan Emak dapat pahala juga.” Sambil tersenyum Hasbi pergi.

Makan liwet terasa enak sekali. Alhamdulillah kami bersyukur Allah masih memberi kenikmatan luar biasa meskipun hanya makan seadanya.

Bergegas setelah makan, Emak beres-beres karena tak tega juga anak-anak sudah menunggu di ruangan.

Ada dua belas anak yang siap belajar. Berpakaian rapih walaupun tidak berseragam. Tercium wangi parfum juga.

“Hallo… Good Morning. Sekarang belajarnya oleh ibu ya. Aa Abinya ada perlu tuh. Gak apa-apa kan.” Sapa Emak.

Mereka nampak senang sekali. Emak juga senang dan larut bersama anak-anak dalam keceriaan mereka. Walaupun hanya belajar what, where, when, dan kalimat-kalimat sederhana, mereka sangat bersemangat dan antusias. Mereka belajar dengan penuh tawa. Tak terasa 2 jam terlewati. Mereka pulang dan Emak tersenyum. Teringat jawaban salah seorang anak tadi ketika ditanya mengapa ada yang pakai parfum padahal mereka masih bau kencur. “Kan bu kalau belum mandi dan masih ada yang bau, kata Aa Hasbi gak boleh ikut belajar. Aa Hasbi-nya juga tidak mau ngajarin Bahasa Inggris-nya”. Wallahhh….

Kamis, 11 Maret 2021

Aku - Kamu - Dia

 AKU – KAMU – DIA

Ehasanah675@gmail.com

Hari ini Kamis, 11 Maret 2021 adalah tanggal merah sebagai hari besar keagamaan untuk memperingati hari Isro' Mi’raj nabi besar Muhammad SAW. Sebagai seorang muslim tentu aku memanfaatkan momen libur ini dengan bertafakur agar hikmah dari Isro’ Mi’raj ini ada yang berdampak terhadap aku. Banyak hikmah dibalik momen ini, hanya harapanku salah satunya aku bisa memperbaiki sholatku.

 
          Kembali ke tantangan #Kamis Menulis ya. Temanya aku kamu dan dia. Apay a?

Dulu ... dulu sekali hari Jumat, 11 Maret 1988 tanggal merah karena hari di tanggal ini hari supersemar. Tapi bagi aku ada momen yang tak akan dilupakan seumur hidup. Aku ingat betul tanggal merah di 11 maret ini.

Ya tepat 33 tahun yang lalu, aku dan dia berjanji di depan penghulu untuk sehidup semati seiya sekata. Tidak terbayang mau bagaimana hidup, mau makan dari mana, atau bahkan berkhayal mau punya anak berapa. Yang ada di benakku, aku *harus* patuh, taat, dan hormat kepada orangtua. Pernikahanku dengan dia adalah bentuk pengabdian dan ungkapan terimakasih aku dan dia kepada orangtua.

Suka duka, manis pahit, dan asam asinnya kehidupan aku nikmati bersama dia. Sampai aku dan dia berwujud *HALIMA* sekarang.

Ya ... aku adalah aku seorang istri yang mengabdi kepada dia suami tercinta. Aku yang sebenarnya perempuan lemah dan bergantung kepada dia. Tanpa dia mungkin aku tidak seperti sekarang ini. Waktuku banyak dihabiskan bersama dia.

Sekarang ada *kamu*. Waktuku kadang kuberikan untuk kamu. Ya kamu... kamu adalah sahabat-sahabat baik yang tak pernah bertatap wajah. Kamu adalah teman baru pengisi waktu lenggangku. Bersama kamu aku merasa asyik. Asyik dan menyenangkan karena kamu banyak memberi ilmu. Tak membedakan asal usul apalagi sara, kamu berbagi tanpa pamrih. Terimakasih untuk kamu sahabat-sahabat maya aku di lagerunal dan AISEI. Bersama kamu, aku bisa. Aku bisa ... menuliskan tentang aku, kamu, dan dia.

KamisMenulisgaknyambungdotkom

 

Minggu, 07 Maret 2021

CERITA ANAK

  

SULUNG PINTAR

ehasanah675@gmail.com

 

Hari ini kami bersama pergi untuk memenuhi janji menemui seseorang. Ada yang harus kami selesaikan. Sebetulnya janji bertemu itu minggu depan tapi karena sesuatu hal waktunya jadi berubah. Tempat bertemu di sebuah hotel di kota kabupaten. Lumayan jauh letaknya dari rumahku yang berada di desa. Tahu kami akan berangkat, Sulung cepat-cepat berdandan dan bersiap ikut serta. Seperti biasa si Sulung menawarkan jasa untuk pegang setir.

 Sebelum berangkat aku meminta semuanya makan dulu. Takut masuk angin dan menghemat juga biar di perjalanan tidak banyak jajan. Tapi Sulung berkata,"Mah makan di perjalanan saja, biar sekali-kali kuliner seperti orang lain." Katanya enteng. Aku hanya diam saja karena mungkin tidak ada menu yang menarik di atas meja. Aku tahu betul kalau berangkat ke manapun anak-anakku pasti meminta "makan" yang sekiranya menu makanannya yang berbeda dengan menu biasa di dapur.

Betul saja di tengah perjalanan, Sulung memberhentikan mobil di depan sebuah restauran yang terbilang wah untuk ukuran kantongku. Pikirku gak apa-apalah mencoba mencicipi menu makanan baru. Toh sekarang masih tanggal muda.

 Di kursi jati dengan meja bulat kekar, kami duduk melingkar. Seorang waiter menghampiri, "Ini menunya Bu, silahkan pesanannya ditulis di sini ya." Sambil memberikan daftar menu dan kertas pesanan beserta pulpennya.  Aku ambil, melihatnya sebentar, kemudian aku berikan kepada si Sulung. "Ni diisi Nak, Emak gak ngerti nama makanannya aneh-aneh dan di belakangnya tertera juga angka dengan diakhiri huruf K." Si Sulung menulis di secarik kertas itu dan memberikannya kembali ke seorang waiter.

 


Sambil menunggu makanan disajikan, Aku bertanya kepada Sulung. "Itu tadi pesan apa saja? Dan itu tadi K-K di belakang angka apa maksudnya?"

"Pokoknya makanan yang terenak Mak. Dan Mak gak usah lihat K-K-nya itu."

Makanan tiba dan kami makan bersama. Sulung kelihatan lahap menyantap makanannya tapi bagi aku sendiri makanannya kurang familiar di mulut.

Selesai makan aku ke cashier dan membayarnya. Agak kaget juga, ketika Cashier menyebutkan jumlah yang harus aku bayar. Tanpa berkomentar apapun, aku membayarnya.

Setelah duduk kembali di mobil untuk melanjutkan perjalanan, aku masih penasaran dan bertanya lagi kepada Sulung.

"Nak barusan Emak bayarnya gede lho. Mahal-mahal tuh makanannya. Untung saja Emak bawa uang cukup." Kataku.

"Sudahlah Mak sudah masuk di perut makanannya. Dan gak usah lagi diingat K-K tadi itu." Timpal Sulung.

"Oh ya K-K itu apa tuh?" Lanjutku.

"Itu harga makanannya Mak. Kalau lihat itu sebelum pesan makanan, pasti kita gak jadi makan di situ Mak." Pungkas Sulung.

Ahhh Sulungku memang pintar, berbaik hati menawarkan diri jadi sopir karena ingin makan tanpa melihat harga di menu.

 

Sabtu, 06 Maret 2021

Berkemah di pinggir rumah

 AISEI Writing Challenge

BERKEMAH DI PINGGIR RUMAH

Ehasanah675@gmail.com

 

Sabtu malam ini ada yang menarik nich. Terdengar anak-anak ramai di pinggir rumah. Ada apa gerangan? Aku tengok dari jendela. Ada beberapa anak. Aku perhatikan ada 3 anak perempuan dan 4 anak laki-laki usia 7 sampai sepuluh tahunan.




Si Davira anak tetangga sebelah rumah terlihat mengeluarkan *sesuatu*. Kemudian temannya si Malik mulai membantu dan membuka bundelan itu.

Oh itu rupanya sebuah tenda yang akan mereka pasang.

Sambil menunggu adzan isya berkumandang, aku keluar rumah dan menengok mereka.

"Vira sedang apa?"

"Eh ibu. Mau bikin kemah bu." Kata Davira sambil terus sibuk membuka dan memasang tendanya.

"Ceritanya malam mingguan itu Bu." Terdengar ibunya Davira menimpali dari balik pintu rumahnya yang berhadapan dengan pintu rumahku.

"Mau tidur dalam tenda itu?" Tanyaku.

"Anak laki-laki saja nanti yang pada tidur dalam tenda".  Jawab ibu Davira.

"Oh kirain semua anak-anak pada tidur di sana".

"Enggak Bu ... tendanya hanya muat untuk 5 orang itu. Jadi yang perempuan pada masuk rumah kalau mau tidur nanti." Timpalnya lagi.

"Si Duden juga nanti pindahin ya Mak."  Teriak Davira kepada ibunya.

"Kenapa? Biarkan saja dia ikut tidur di tenda."

"Jangan Mak. Malam minggu lalu juga dia ngompolin tendanya. Bauuu..." kata Davira memaksa.

Adzan isya berkumandang. Dan Kebahagiaan anak-anak itu tergambar dalam celoteh riang mereka.

#Kamis, 06-03-2021 (4321)

#AISEI Writing Challenge

#Cerita Anak Hari ini

Jumat, 12 Februari 2021

Sayang itu Manusiawi

         #Februari 2021 AISEI’s Challenge

#Feb.12.AISEI Writing Challenge

SAYANG ITU MANUSIAWI

Oleh: E. Hasanah


Matahari belum terbit ketika kami berangkat. Bis yang telah menunggu dari subuh siap mengantarkan. Bergegas dari rumah seorang teman untuk bersama-sama menuju sebuah pondok pesantren di daerah Tasikmalaya. Ada perasaan senang dan bahagia bisa bersama teman sekelas. Selalu bercanda dan saling meledek tapi saling membantu agar semua kegiatan hari ini sukses dan sesuai rencana.

 

Ada rasa sayang diantara kawan ketika kami bersama. Seperti dalam momen ini sebagai akhir pertemuan kebersamaan kami yang mungkin akan menjadi kenangan nanti. Kami akan segera meninggalkan kebersamaan ini. Meninggalkan kasih sayang diantara kawan dalam perjalanan mencari ilmu dan wawasan.

 

Tiba di pondok pesantren, sambutan dan penghormatan takzim menyambut kami. Jalinan kasih yang sulit digambarkan. Secara pribadi aku belum pernah datang ke pondok ini, tapi kani memiliki rasa kasih sayang yang alami sebagai manusia. Yakin kasih sayang itu karena kami disatukan dengan akidah dan ajaran islam.

 

 

 

 

Kamis, 11 Februari 2021

#Kamis Menulis

             #Kamis Menulis

#Kamis, 11 Februari 2021

TERIMA SADARI PERBAIKI

Oleh: E. Hasanah

Tumpukan kertas di pojok ruangan itu nampak berdebu, kotor, dan usang. Ada yang menarik perhatianku, sampul hard-cover berwarna hijau.  Oh ini dia yang aku cari. Tesis, ya tesis yang aku susun waktu lalu. Aku sempat mencari dan mengingat-ingat di mana aku menyimpannya, saat tertarik mengikuti pelatihan buku ber-isbn yang dibimbing bu Nora.

Refleks aku ambil tesis itu. Aku membacanya lagi. Aku masih ingat betul, entah berapa kali aku bimbingan dengan dosen pembimbing hanya untuk menghasilkan tulisan dalam tesis ini. Ah perjuangan yang telah terlewati. Lelah yang aku niatkan lillah.

Aku buka lagi tesis itu lembar perlembar. Aha sekarang aku merasa, kok masih ada kesalahan kata-kata dan kalimat yang kurang sesuai dengan ketentuan. Dari mulai penggunaan kata, kalimat, dan alinea yang kurang tepat sampai tanda baca yang masih salah. Aku berdiam cukup lama. Tapi hati berbicara sendiri, apapun untuk menjadi mahir dan sempurna itu membutuhkan proses dan latihan.


Sesuai dengan tema latihan menulis dalam kegiatan #Kamis Menulis edisi hari ini, Terima-Sadari- Perbaiki. Bismillahirrohmanirrohiim.  Aku menyadari dalam hidup itu perlu proses. Tesis ini ketika dibaca sekarang masih saja ada yang salah. Aku terima. Aku sadari. Aku perbaiki.

Semangat tesis jadi buku terwujud.

 

Kamis, 21 Januari 2021

Emak_lose



    

LOSE

Oleh: E. Hasanah

Kamis, 21 Januari 2021 ini tema yang diberikan dalam #Kamis Menulis adalah kata LOSE. Emak bingung nih. Emak merasa kurang banyak mengetahui kosa kata yang menggunakan kata lose dalam bahasa Indonesia. Emak menemukan kata lose ini dalam bahasa inggris, yang berarti kalah, hilang, atau tersesat.

Ahhh gak usah dipikirkan, bisik Emak. Toh apapun artinya Emak hanya menggunakan kata lose dalam bahasa Inggris. Salah satu contoh menggunakan kata lose adalah: When you lose, you learn about yourself. That experience is important. (Ketika kamu kehilangan, kamu belajar tentang dirimu. Pengalaman itu penting). Emak mengartikan kata lose dalam kalimat tersebut dengan kehilangan. Terjemahan bebas sekehendak hati Emak he he he.

Kalimat itu terasa menusuk hati Emak. Mau tahu mengapa? Karena besok Emak akan kehilangan anak sulungnya. Emak akan kehilangan kehadiran si sulung di rumah. Emak akan kehilangan sebagian kasih sayang dari si sulung. Emak akan kehilangan saat-saat indah kebersamaan dengan si sulung. Emak akan kehilangan cinta dari si sulung karena ada dia yang merebut hati si sulung.  Besok dia akan bersanding dengan si sulung. Emak menangis tapi bahagia. Selamat menempuh hidup baru Nak, bisik Emak sambil mengusap air mata yang mengalir di ujung matanya.

 Emak doesn't want to lose.

 https://hasanahhalima.blogspot.com/2021/01/kiat-menulis-ala-emak.html

 

 

Siap Asesmen Madrasah

 ASESMEN MADRASAH TP 2023-2024         Di bawah ini disajikan prosedur operasional standard (POS) asesmen madrasah tahun pelajaran 2023-2024...