#Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021
#Hari ke-3, Rabu, 3 Februari 2021
PENGERTIAN DAN TEORI KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah terjemahan
dari kata leadership (Bahasa
Inggris) yang berasal dari kata “leader”. Pemimpin (leader) adalah orang yang memimpin,
sedangkan pemimpin merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara
etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang artinya
bimbing atau tuntun kemudian lahirlah kata kerja memimpin yang artinya
membimbing dan menuntun. Definisi tentang pemimpin menurut Henry Pratt
Fairchild (dalam Arifin, 2013) adalah seorang yang membimbing, memimpin dengan
bantuan kualitas-kualitas persuasifnya, dan akseptensi atau penerimaan secara
sukarela oleh pengikutnya.
Para ahli memberikan beberapa
pendapat berkenaan dengan kepemimpinan ini. Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono,
2003) memberi pengertian kepemimpinan dengan kegiatan atau seni mempengaruhi
orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok. Amirullah (2004: 245) memberi definisi tentang kepemimpinan sebagai
hubungan dimana seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja
sama melaksanakan tugas-tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang
diinginkan pemimpin dan atau kelompok. Dari definisi ini menekankan pada
permasalahan hubungan antara orang yang mempengaruhi (pemimpin) dengan orang
yang dipengaruhi (yang dipimpin atau bawahan).
Menurut E. Mulyasa (2005: 107)
kepemimpinan diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang
diarahkan terhadap tercapainya tujuan organisasi. Selanjutnya Schermerhorn
(2011: 306) mendefinisikan kepemimpinan, yaitu “Leadership is the process of
influencing others and process of facilitating individual and collective effort
to accomplish shared objectives”. Kepemimpinan ialah proses mempengaruhi orang
lain dan proses mempermudah usaha seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan
tujuannya. Kepemimpinan menurut Benis (dalam Arifin, 2012) adalah proses dengan
mana seorang agen menyebabkan bawahan bertingkah laku menurut satu cara
tertentu.
Menurut Prajudi Atmosudirjo (dalam
Purwanto, 2009) mengungkapkan bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan dari
serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian termasuk didalamnya
kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang
dipimpinnya dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan
rela, penuh semangat, dan kegembiraan batin serta merasa tidak terpaksa.
Kepemimpinan memiliki intensitas yang tinggi terhadap hubungan dengan antar
manusia baik secara vertikal maupun horizontal dan interaksi yang bersifat
diagonal atau hubungan keluar, semua itu dengan maksud sebagai suatu kesatuan
dalam menjaga, memelihara dan mengembangkan organisasi agar pencapaian tujuan
organisasi yang paling optimum (Istianto, 2011).
Dari beberapa definisi yang telah
disebutkan, penulis dapat memberi kesimpulan bahwa dalam kepemimpinan seorang
pemimpin merupakan orang yang memiliki kewenangan untuk memberi tugas,
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain melalui pola hubungan yang
baik guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam kepemimpinan di lembaga
pendidikan sejalan dengan yang dikemukakan oleh Smith & Piele (2012), “The activity of mobilizing and empowering
others to serve the academic and related needs of students with utmost skill
and integrity.” Kepemimpinan adalah kegiatan menggerakkan dan memberdayakan
orang lain untuk memberikan pelayanan akademik sesuai dengan kebutuhan siswa,
termasuk keterampilan dan integritas siswa.
Sebagai pemimpin pendidikan,
kepala juga memiliki tanggung jawab penuh untuk mengembangkan seluruh sumber
daya yang ada. Efektivitas kepemimpinan kepala tergantung kepada kemampuan
kepala juga kecerdasan emosional. Menurut Danudiredja (2018: 24) kecerdasan
emosional sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan seseorang, karena
kepemimpinan yang efektif adalah yang mempunyai empat elemen kecerdasan
emosional yakni kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran social, dan manajemen
hubungan.
Kepemimpinan kepala madrasah adalah peran pimpinan dalam
tindakan mengarahkan, mempengaruhi, memberdayakan, mengembangkan dalam
mendorong peningkatan prestasi belajar siswa melalui proses menentukan tujuan
satuan pendidikan dengan jelas, mengalokasikan sumber daya dalam pengelolaan
kurikulum, pemantauan rencana pelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi guru.
Kepemimpinan seorang kepala madrasah berkaitan erat juga dengan
kemampuan dalan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan
guru-guru agar keberhasilan di lembaga pendidikan tercapai. Keberhasilan suatu
lembaga pendidikan dalam hal ini madrasah itu tidak terlepas dari keberhasilan
kepala yang memegang pucuk pimpinan tertinggi. Sejalan dengan yang ada pada
istilah manajemen bahwa seorang kepala madrasah juga merupakan seorang manajer.
Keberhasilan kepala madrasah dalam mengelola madrasah ditentukan oleh dua
faktor, yaitu kemampuan inovasi kepala madrasah, yaitu keberanian melakukan
sesuatu yang baru, mengidentifikasikan berbagai kebutuhan dan memanfaatkan
peluang yang terbuka bagi pencapaian tujuan madrasah, dan yang kedua adalah
tingkat efisiensi dan efektivitas yang dapat dicapai dalam gerak organisasi
madrasah yang dipimpinnya.
Kepemimpinan kepala memiliki peran strategis di madrasah
terutama dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan. Kepala
sebagai pemimpin dituntut harus mampu mendorong para guru, staf dan peserta
didik agar memiliki kemauan yang kuat, penuh semangat dan percaya diri dalam
melaksanakan tugasnya masing-masing. Kepala juga harus mampu memberikan
bimbingan dan dorongan demi kemajuan dan memberikan inspirasi dalam mencapai
tujuan bersama.
Mantaap bu banyak ikut challenge..
BalasHapusBisa ditambahi dengan macam-macam gaya kepemimpinan beserta dasar teorinya nih bu biar makin lengkap.
BalasHapus