BONUS DEMOGRAFI
Bonus demografi diprediksi
akan dialami Bangsa Indonesia pada sekitar 20-30 tahun akan
datang. Hal itu dapat terjadi karena jumlah penduduk usia produktif yakni
usia 15 – 64 tahun lebih besar dibandingkan
penduduk usia tidak produktif. Jumlah usia produktif itu diperkirakan
akan mencapai 64 persen dari
total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Konsekwensinya bonus demografi ini bisa menjadi tantangan
sekaligus kesempatan besar. Untuk itulah saat ini perlu mempersiapkan
yang terbaik dalam mengimplementasikan konsep-konsep organisasi, kepemimpinan,
dan manajemen personil dalam pendidikan. Dan lebih penting dari itu pemerintah harus
menyiapkan sumber daya manusia yang andal dan siap bersaing. Bidang pendidikan harus
mampu
menciptakan Sumber Daya Manusia yang dinamis, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta berdaya saing global.
Tantangan utama terkait bonus demografi sebenarnya ada pada ketenagakerjaan selain pendidikan yang harus kita persiapkan dari sekarang. Terkait
ketenagakerjaan, sekitar 58,26 persen atau setara dengan 75,37 juta jiwa tenaga
kerja di Indonesia merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau di
bawahnya. Ini berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2019. Kondisi ini akan berdampak pada
produktivitas dan daya saing tenaga kerja yang masih rendah, sehingga tidak
sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
Untuk meningkatkan
kualitas dan keterampilan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri maka
dunia pendidikan perlu strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Dunia pendidikan menjadi kunci utama untuk bonus demografi. Untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil perlu adanya kerja
sama seluruh lapisan masyarakat dan lembaga terkait. Untuk menciptakan generasi
muda yang produktif dan memiliki keterampilan khusus maka perlu adanya
pendidikan dan pelatihan secara kontinyu pada lembaga-lembaga atau
institusi-institusi pendidikan.
Pemerintah perlu menyiapkan kurikulum yang mengacu pada
kreativitas dan inovasi agar para lulusan terlatih dengan memiliki pola pikir kreatif serta berwawasan luas. Selain
itu, lembaga-lembaga pendidikan ini juga
perlu menyiapkan lulusannya dengan bekal kompetensi di
bidangnya masing-masing. Dengan kompetensi dan bakat yang dimiliki diharapkan lulusan dari Lembaga pendidikan dapat memenuhi kebutuhan
dunia industri dan wirausaha.
Namun bukan hanya itu
saja, generasi muda juga harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan guna turut andil membantu
pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran. Angka pengangguran dalam masa
bonus demografi diperkirakan akan mengalami peningkatan karena jumlah usia
produktif tidak sebanding dengan luasnya lapangan pekerjaan.
Dalam rangka menyongsong
bonus demografi kita perlu menyikapi dengan baik. Persiapan generasi emas Indonesia
tahun 2045 diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan
masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern, serta
meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Keberhasilan membangun pendidikan akan memberikan kontribusi besar pada
pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dalam konteks demikian, pembangunan pendidikan itu
mencakup berbagai dimensi (Kemendikbud,
2017).
Andil kita para pendidik dan semua pihak terkait sangat diharapkan bisa mempersiapkan semuanya dengan maksimal ya bu.
BalasHapusIya betul... untuk mempersiapkan anak cucu yang mungkin akan lebih ketat bersaing dalam mempertahankan hidupnya.
HapusBonus demografi generasi emas, nmaun kini baru tunas sudah terancam pengkerdilan karena pandemi. Namoak fenomena2 putus sekolah yang tdk swdikit. Sungguh sangat memprihatinkan..
BalasHapusIya Allah mungkin berkehendak berbeda dari perkiraan kita. Terimakasih ya.
HapusSemoga bonus demografi Indonesia benar-benar bisa dinikmati oleh bangsa Indonesia dan membawa kemajuan bangsa dan negara.
BalasHapusHarus kita semai dari sekarang, agar bonus demografi bisa kita panen pada waktu yg tepat
BalasHapusAsyik...tulisannya tentang Demografi.Semoga sukses para petani kita dlm mempergunakan kekayaan alam
BalasHapus