BEBAS
Oleh: E.
Hasanah
Rutinitas
kadang membuat seseorang jemu. Melakukan hal yang sama dan berulang-ulang akan
menjadi suatu kebiasaan. Bagi seorang perempuan seperti Emak rutinitas adalah
keniscayaan. Tanpa rutinitas pekerjaan adalah kekosongan. Mengapa Emak
berpendapat seperti itu? Karena rutinitas pekerjaan adalah hidup itu sendiri.
Dan rutinitas pekerjaan adalah nilai ibadah kepada sang pencipta kehidupan.
Apapun itu pekerjaannya. Penting bagi kita menggunakan akal agar bisa
membedakan mana pekerjaan atau tindakan yang baik, benar, dan bermanfaat.
Hari ini
pak D Susanto memberikan tantangan menulis dalam kegiatan #Kamis Menulis dengan
tema *bebas*. Respon dari sahabat
WA grup bervariatif, tapi yang jelas membuat Emak tersenyum. Ternyata bagi kita
apapun temanya akan memunculkan ide-ide yang berbeda. Guru-guru memang harus
pintar dan banyak ide ya he he he. Padahal temanya hanya 1 kata 5 huruf. Tapi
kalau diberi tantangan satu huruf juga pasti ide banyak muncul lho. Misalnya
pak D kamis depan memberi tantangan dengan satu huruf *O* atau *A*, pasti ide
bisa dikembangkan jadi satu kalimat, satu alinea, bahkan satu artikel. O o o
percaya gak? Buktikan saja (ha ha ha just kidding).
Nah
sekarang kembali ke tema *bebas*. Bebas
lho ya kita mau menulis apa, atau bahkan tidak menulis juga bebas kok. Tapi
tentu bebas juga ada konsekuensi dari bebas-nya itu. Contoh hari ini Emak bebas
tidak akan menulis apapun. Konsekuensinya Emak tidak bisa menyetorkan
tulisannya, blognya kosong, dan tentu besok Emak tidak punya harapan untuk
mendapat buku dari sahabat penulis. Iya, kan?
Kesimpulannya
bebas juga mengandung konsekuensi yang harus diterima. Jadi sebetulnya bebas
itu adalah pilihan pekerjaan atau tindakan yang akan dilakukan oleh kita dengan
konsekuensi atau akibatnya. Mari Ibu Bapak kita bebas memilih tindakan yang
akan dilakukan. Tapi ingat kita harus mempertimbangkan konsekuensi dari
tindakan itu. Pertimbangkanlah tindakan
baik atau buruk, benar atau salah, serta bermanfaat atau mudharat. Kunci
pilihannya ada dalam akal kita. Ketika akal berfungsi tentu tindakan kita akan
menjadi amal baik.
Emak
mengajak sahabat mari kita bebas melakukan pekerjaan atau indakan apapun tapi
ingat pergunakan akal kita agar pekerjaan itu bernilai ibadah dan menjadi amal
kebajikan. Tindakan kita dinilai dari kualitasnya yang didasari dengan
keikhlasan hati dan sesuai dengan petunjuk dari Sang pemberi hidup melalui uswatun
hasanah contoh tauladan nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan firman-Nya:
“Dialah
yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS.
al-Mulk: 2)
Wallahubisshowab…
Tidak ada kebebasan yang sejati ya Bunda. Kebebasan pasti mempunyai konsekuensi. Siip.
BalasHapusIya bun... Menulis bebas juga ternyata harus dipertimbangkan manfaatnya bun. Terimakasih ya sudah mampir.
BalasHapusBernilai ibadah,,mantep bun
BalasHapusTerimakasih bun.
HapusSemagat Bu dan sukses sell
BalasHapusAamiin YRA.
HapusTerimakasih pak.
Terima kasih wejangannya bu..sgt memberi makna..
BalasHapusiya pak tadzkiroh pak. Terimakasih ya.
HapusMenulis dengan hati agar pesannya sampai ke hati pembaca. Begitu bukan, Bun?
BalasHapusIya bun... betul itu, selain tetap menyampaikan pesan.
HapusTerimakasih sudah mengingatkan Bu..🙏🙏
BalasHapussama-sama pak.
HapusBebas bertanggung jawab ya Bun...
BalasHapusBetul sekali bun... bebas bersyarat hi hi hi
HapusTerimakasih ya
Bebas... seperti burung terbang, Ya... Bunda, tulisannya keren..
BalasHapusTerimakasih bun... tetap semangat bun.
HapusAda resiko disetiap kebebasan.
BalasHapusMantaappp tulisannya Bu
Betul pak Indra... Terimakasih sudah mampir ya.
HapusInsyaallah akan terus bebas berbuat dengan tak lupa selalu bertanggung jawab.
BalasHapusTerimakasih pak telah mampir. Semangat belajarnya nih.
BalasHapusCici Jang: maaf baru mampir bu,sukses selalu bu Hasanah
BalasHapus