Pentigraf
#1
PILKADA
Sebelum
azan subuh berkumandang, Mak sudah bangun. Instingnya kuat menyadarkan lelap
tidurnya menjelang pajar, bak deringan bel mengajak beranjak. Wajah yang mulai
menua disiram dengan dinginya air wudhu. Segar. Ditebarnya sajadah, mukena
dikenakan. Berdiri, Allahu akbar... dinikmatinya salat sunat sambil menunggu
waktu subuh. Doa-doa Mak panjatkan demi kebaikan diri, keluarga, dan
kerabatnya. Puas bercengkrama dengan Sang Maha Kuasa, berbarengan terdengarnya
azan, terpaku mematung menimpali kalimat demi kalimat, sesaat kemudian ia
tunaikan salat subuh.
Secangkir
kopi Mak seduh untuk menemani ngobrol pagi. Singkong rebus digoreng kering,
nampak renyah mengundang selera. Tiba-tiba Pak Su bilang, "Mak jadi mau
nyoblos nomer berapa sekarang? Masih
tetap ya pilihannya" gak mau ikut pilihan bapak?". Pertanyaan yang tak
butuh jawaban. Toh tanpa Mak jawab juga, Pak Su tahu gimana tegasnya sikap Mak.
Kalau pilihan Mak A ya Mak pasti konsisten pilih A. Akhirnya Pak Su bergumam
sendiri, " Ya gak apa-apa Mak, kita berbeda pilihan asal kita tetap akur,
sekasur, sedapur, ya Mak?" Sambil asyik membalikkan goreng singkong,
"Minum kopinya, habiskan, makan singkongnya mumpung masih hangat. Urusan
milih nanti saja di bilik suara. Siapapun yang menang toh sudah ada suratan
takdirnya", pungkas Mak.
Berangkat
ke TPS yang berjarak beberapa langkah dari rumah, Mak dan Pa Su berpayung
berdua. Nampak kompak beriringan mendatangi petugas TPS. Mak perlihatkan wajah
sumringah. Orang mungkin menduga, kekompakan Mak dan Pak Su menunjukkan
kekompakkan juga pilihannya. Padahal pilihan Mak dan Pak Su berbeda. Selesai
dari bilik suara, pulang. Pak Su mengeluarkan motor flat merahnya, "Mak…
ayo kita jalan-jalan keliling". Tanpa pikir panjang Mak langsung nemplok saja
di punggung Pak Su. Beberapa TPS dikunjungi. Sambil mengelap keringat, Mak
bilang, "Pak serasa kita habis keliling dunia ya. Kecamatan kita luas
juga". Ahhh Mak memang belum tahu banyak seluk beluk daerahnya sendiri.
😁sukaduka nyoblos yaa mak
BalasHapusIya bun... menulis menulis menulis itu saja dulu. menyimpan sejarah hari-hari bun. Terimakasih ya sudah mampir.
BalasHapusJadi siapa yg menang...
BalasHapusPak Su atau si Mak...
Hehehhe
Salam kenal, Salam Literasi, Salam indrakeren
Masih dihitung pak Indra. Pak Su tuh pak suami hi hi hi
HapusSalam kenal juga pak. Saya harus byk belajar sama pak indra, pakar blogger
Moga Mak dan Pak Su langgeng terus ya.. He.. He.. Meski beda pilihan...
BalasHapusAamiin YRA... betul. pokonya sukses tanpa ekses pilkadanya.
BalasHapusTerimakasih sudah mampir.
Betul.. Siapapun yg mnang entang yg di oilih nak atau pak su.. Smg tetap yg terbaik.rukun sll ya mak.. N pak su
BalasHapusIya bun... siapapun yang menang, terpenting bisa amanah. Terimakasih bun telah mampir.
BalasHapusMantaap Bun...👍
BalasHapus