Intisari Kajian Subuh
Mesjid Al Falaq, Ahad, 6 Desember 2020
Bersama
Bapak Prof. Dr. KH Sofyan Sauri, M.Pd.
Manusia adalah
makhluk Allah yang diciptakan dalam bentuk terbaik. Ia diciptakan dengan bentuk
fisik yang indah, juga diberi perangkat lunak yang sempurna, seperti akal
pikiran, rasa, dan karsa (kehendak). Manusia berbeda dari makhluk Allah
lainnya. Malaikat diciptakan hanya memiliki akal tanpa diberi syahwat dan
nafsu. Hewan dibekali syahwat sehingga hidupnya hanya mengikuti keinginan
kebutuhan badannya; makan, minum, berhubungan badan dan segala keinginan yang
bersifat jasmaniah. Sementara setan diciptakan hanya dengan bekal nafsu
sehingga sepanjang hidupnya selalu ingkar akan nikmat Allah.
Manusia,
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat At-Tiin ayat 4 diciptakan dalam
bentuk yang sebaik-baiknya
لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡإِنۡسَانَ
فِيۡۤ أَحۡسَنِ تَقۡوِيۡمٍ
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia diciptakan
dengan segala sesuatu yang dikaruniakan kepada malaikat, hewan dan setan, yakni
berupa akal pikiran, syahwat, dan hawa nafsu. Oleh karena itu, kehidupan umat
manusia lebih dinamis, karena manusia berjuang dalam tarikan antara ketiganya.
Manusia bisa menjadi seperti malaikat hanya tunduk patuh pada Allah, bisa
seperti hewan hanya mementingkan keinginan jasmaninya, ataupun bisa seperti
setan hanya mengumbar hawa nafsunya.
“Ada 4 Permata yang ada pada diri
manusia
dan ada 4 hal juga yang
membinasakannya”.
Sebagai makhluk
ciptaan dalam bentuk terbaik, manusia dikaruniai empat hal sebagai permata
dirinya. Empat permata ini disebutkan Rasulullah dalam hadistnya, sebagaimana
dikutip oleh Ihya’ Ulumiddin.
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَةُ جَوَهِرَ فِيْ جِسْمِ بَنِيْ اَدَمَ
يُزَلُهَا اَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ اَمَّا الْجَوَاهِرُ فَالْعَقْلُ وَالدِّيْنُ وَالْحَيَاءُ
وَالْعَمَلُ الْصَّالِحُ
Rasulullah SAW
bersabda, “Ada empat permata dalam tubuh manusia yang dapat hilang karena empat
hal. Empat permata tersebut adalah akal, agama, sifat malu, dan amal salih”.
Permata yg
pertama adalah akal
Akal adalah alat
untuk memahami agama. Agama adalah rambu-rambu atau aturan yang memberikan arah
pada manusia, sifat malu adalah pengendali, dan amal salih adalah buah dari
akal memahami agama dengan pengendali berupa sifat malu tadi. Akal menjadi
pemimpin dalam tubuh manusia untuk memahami mana yang hak dan batil, mana yang
patut ataupun tidak, mana yang harus dikerjakan ataupun ditinggalkan.
Ibnu Hajar
al-Asyqalani dalam kitabnya nashoihul ibad:
جَوْهَرٌ رُوْحَانِيٌّ خَلَقَهُ اللهُ تَعَالَى مُتَعَلَّقًا
بِبَدْنِ الاِنْسَانِ يُعْرَفُ بِهِ الْحَقُّ وَالْبَاطِلُ
“Permata ruhani
ciptaan Allah yang berada dalam jasad manusia untuk mengetahui sesuatu yang hak
dan batil.”
Permata
kedua yang dikaruniakan Allah kepada manusia adalah agama.
Agama adalah
aturan atau norma yang mengarahkan akal manusia untuk menerima hal-hal yang
baik, layak dan pantas. Agama menjadi pedoman bagaimana manusia menjalani
kehidupannya; bagaimana mengendalikan syahwat dan nafsu. Akal sehat akan
mengarahkan kita dapat menerima agama yang hanif (lurus), yang mampu
memberikan ketenangan lahir batin dan dapat melahirkan sifat pengedali (malu),
serta membuahkan amal salih.
Permata
ketiga, rasa malu
Malu merupakan
sifat manusiawi yang dalam agama digunakan untuk mengendalikan perilaku
manusia, yang dapat membedakan kita dengan hewan ataupun setan. Oleh karena
itu, Ibnu Hajar al-Asqalani membagi malu menjadi dua, yakni haya’un
nafsiyun dan haya’un imaniyun. Haya’un nafsiyun adalah rasa
malu yang diberikan Allah pada setiap manusia, seperti rasa malu memperlihatkan
auratnya dan sejenisnya. Sifat ini tidak diberikan pada hewan. Sementara haya’un
imaniyun adalah
أَنْ يَمْنَعَ المُؤْمِنُ مِنْ فِعْلِ الْمَعَاصِي
خَوْفًا مِنَ اللهِ
“Ketika seorang
mukmin mampu mencegah dirinya untuk berbuat maksiat karena takut kepada
Allah subhanahu wata'ala.”
Sifat ini hanya
diberikan pada orang mukmin yang mampu menggunakan akalnya untuk memahami
perintah dan larangan Allah. Karena itu, wajar jika Rasulullah pernah
memberikan nasihat kepada sahabatnya dengan mengatakan:
اَلْحَيَاءُ مِنَ الْاِيْمَانِ
Permata
keempat adalah amal sholih
Amal sholih adalah
perbuatan yang membawa kemashlahatan bagi sesama yang dilakukan sesuai petunjuk
Allah SWT dan tuntunan Rosululloh SAW.
Rasulullah dalam
hadits di atas juga mengingatkan pada kita akan bahaya yang mengancam empat permata manusia tersebut.
Rasul mengatakan:
فَالْغَضَبُ يُزِيْلُ الْعَقْلَ وَالْحَسَدُ يُزِيْلُ
الدِّيْنَ وَالطَّمَعُ يُزِيْلُ الْحَيَاءَ وَالْغِيْبَةُ يُزِيْلُ الْعَمَلَ الصَّالِحَ
1. Marah
menghilangkan akal
2. Hasud
menghilangkan agama
3. Thoma'
menghilangkan rasa malu
4. Ghibah
menghilangkan amal sholih
Hatur
nuhun CD Jaja Juhara
Super nasehatnya,,, sukses selalu
BalasHapusterimakasih pak Ashan. masih belajar di blog ini. terimakasih telah mampir.
HapusGood job...lanjuttt
BalasHapushatur nuhun motivasina dok.
HapusTerimakasih bunda bermanfaat
BalasHapussama-sama bun... saya banyak belajar dari bunda Rita, terimakasih atas ilmunya ya.
HapusMasya Allah terima kasih banyak ya
BalasHapusSama-sama pak Beje, sy jg berterimakasih byk belajar dari pak Beje juga.
HapusMasya Allah.. Alhamdulillah..permata2 itu ada disekitar diri kita y ternyata
BalasHapusBundaaa... terimakasih sudah mampir.
Hapus