REVIEW JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL
JURNAL I
Judul |
Contributions of Madrasah Education Program to Counter
Violent Extremism |
|
2. |
Jenis |
Online at http://pubs.sciepub.com/education/8/7/1 American Journal of Educational Research, Published by Science and Education Publishing DOI:10.12691/education-8-7-1 |
3. |
Volume Halaman |
Vol. 8, No. 7, 450-456 |
4. |
Tahun |
2020 |
5. |
Penulis |
Alzad T. Sattar, Benjier H. Arriola |
6. |
Tujuan Penelitian |
Tujuan Penelitian untuk menilai persepsi guru bahasa Arab (Asatidz) dan
beberapa narasi Kepala Sekolah tentang kontribusi Program Pendidikan Madrasah
(MEP) sebagai Counter Extrentent Extremism (CVE). |
7. |
Subjek Penelitian |
313 Guru (Asatidz) di seluruh Wilayah Otonomi Muslim
Mindanao (ARMM/ Asatidz, Autonomous Region in Muslim Mindanao) |
8. |
Metode Penelitian |
Pendekatan kualitatif dengan metode campuran dilakukan dengan teknik observasi
dan diskusi dalam FGD (Focus Grup Discussion). |
9. |
Hasil Penelitian |
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persepsi Asatidz tentang kontribusi
MEP (Madrasah Education Program) ke CVE (Counter Violent Extremism)
secara signifikan berbeda dengan menurut kantor divisi dan etnis tetapi tidak
signifikan pada gender dan pencapaian pendidikan tertinggi dari Asatidz.
Faktor-faktor lain juga diidentifikasi oleh Asatidz dan bagaimana kontribusi
terhadap CVE. |
10. |
Kelebihan |
Penelitian menggunakan dua set instrumen yang dikembangkan
untuk menjawab masalah penelitian. Pertama, Kuesioner Semi-Terstruktur untuk
Diskusi Kelompok Fokus (FGD) dengan ALIVE koordinator dan Kepala Sekolah yang
dipilih sesuai dengan tema berikut: menyelesaikan konflik; meminimalkan
alienasi atau marginalisasi; menghapus atau meminimalkan diskriminasi;
mempromosikan kepercayaan dan kepuasan; mengurangi kekerasan; dan ideologi
yang tidak setuju. Kedua, Survei-Kuisioner yang dibuat berdasarkan studi
Casey & Pottebaum untuk mengukur tingkat kontribusi MEP ke CVE melalui
persepsi guru ALIVE yang menggunakan skala Likert Lima Titik mulai dari
sangat setuju hingga sangat tidak setuju. |
11. |
Kekurangan |
Hanya
dua kali FGD dilakukan dengan melibatkan Koordinator dan Kepala Sekolah ALIVE
yang dipilih dari berbagai divisi sekolah di ARMM. FGD pertama diikuti oleh 4
koordinator ALIVE dan 4 kepala sekolah yang dipilih dari Provinsi Pulau
seperti Basilan, Sulu, dan Tawi-Tawi, sedangkan FGD kedua diikuti oleh 6
koordinator ALIVE dan 6 kepala sekolah terpilih dari daratan seperti
Maguindanao dan Lanao del Sur. |
12. |
Kesimpulan |
Intuisi negatif bahwa madrasah digunakan sebagai tempat berkembang
biaknya organisasi-organisasi ekstremis yang kejam itu tidak berdasar, tetapi
agak menentang gagasan-gagasan ini yang oleh para kepala sekolah percaya
bahwa program ini memberikan kontribusi yang kuat untuk harmonisasi berbagai
sektor dan afiliasi keagamaan di wilayah tersebut. Seperti yang dipersepsikan
oleh Asatidz, mereka sangat percaya bahwa program pendidikan madrasah
memberikan kontribusi sebagai kontra-ekstrimisme dengan kekerasan karena
menyediakan tempat yang baik untuk anak-anak dan orang tua mereka dalam
mempelajari konsepsi yang benar tentang ajaran agama dan nilai-nilai Islam
yang mempromosikan koeksistensi dengan yang lain, kelompok etnis atau agama. |
JURNAL II
1. |
Judul |
|
Jenis |
Jurnal Online Nasional dan Internasional; Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan; p-ISSN: 2337-7895 e-ISSN: 2461-0550 |
|
3. |
Volume Halaman |
Volume 4, No 1, April 2016 (17-32) |
4. |
Tahun Penulis |
2016 |
5. |
Penulis |
Ahmad Sulaiman, Udik Budi Wibowo Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta ahmad.ugm@gmail.com, yube2u@yahoo.com |
6. |
Tujuan Penelitian |
Tujuan penelitian untuk menggambarkan implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) sebagai upaya meningkatkan mutu
pendidikan di Universitas Gadjah Mada. |
7. |
Subjek
Penelitian |
Kantor Jaminan Mutu Universitas Gadjah Mada (KJM UGM) |
8. |
Metode
Penelitian |
Pendekatan Kualitatif dengan metode studi kasus dan
menggunakan Teknik pengumpulan data: observasi langsung, penelusuran dokumen
dan arsip, serta wawancara |
9. |
Hasil Penelitian |
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kebijakan dan konsep
SPMI berupa dokumen akademik dan dokumen mutu disusun oleh KJM UGM; (2) KJM
UGM sebagai koordinator dalam merencanakan dan melaksanakan SPMI di seluruh
universitas; (3) Implementasi SPMI dilaksanakan dengan penyusunan rancangan
berupa Siklus SPMI; (4) Kendala yang dihadapi: komitmen pimpinan, jumlah
tenaga auditor, kegiatan SPMI menjadi rutinitas; (5) Langkah yang ditempuh:
menyediakan tenaga expert penjaminan mutu, pelatihan auditor, membangun
semangat penjaminan mutu; (6) Evaluasi Implementasi SPMI dilaksanakan setiap
tahun; (7) Pemanfaatan hasil implementasi SPMI: membangun budaya mutu,
akreditasi dan sertifikasi nasional dan internasional; dan (8) Pengembangan
implementasi SPMI mengacu pada manajemen mutu ISO dan standar BAN PT. |
10. |
Kelebihan |
-
Melakukan langkah-langkah dalam menghadapi kendala: menyediakan tenaga
yang expert di bidang penjaminan mutu, memprogram-kan pelatihan auditor baru
dan refreshing auditor lama dilaksanakan intensif, mem-bangun semangat baik
pimipinan universi-tas, fakultas, jurusan, dan program studi. Evaluasi
Implementasi SPMI di UGM di-laksanakan setiap tahun, dengan meminta masukan
dari para auditor, dari pimpinan fakultas dan prodi yang diaudit, dan
pim-pinan universitas. -
Memanfaatkan hasil implementasi SPMI di UGM secara internal untuk meningkatkan
mutu pendidikan, menumbuhkan semangat bekerja lebih baik, membangkitkan
kesadaran untuk membangun budaya mutu. Secara eksternal dimanfaatkan terkait
dengan persiapan dalam mengha-dapi akreditasi nasional maupun interna-sional.
Pengembangan implementasi SPMI di UGM mengacu pada Sistem Manajemen Mutu
International Organization for Standardization (ISO), menerapkan standar
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) sebagai standar minimal
pengelolaan program studi dan universitas. |
11. |
Kekurangan |
-
Belum dilaksanakan kegiatan training dan refreshing yang dikemas dengan
cara yang lebih interaktif seperti outbound, game ke-kompakan dan
kedisiplinan untuk mem-bentuk tim yang solid dalam rangka im-plementasi SPMI
yang efektif dan efisien. -
Belum ada usaha mencetak tenaga penuh waktu dari tenaga kependidikan yang
di-upgrade pengetahuan dan wawas-annya sesuai kompetensi yang dibutuhkan. -
Belum ada kegiatan sosialisasi intensif melibatkan peran aktif seluruh
sivitas aka-demika di berbagai kegiatan penjaminan mutu dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di UGM. |
12. |
Kesimpulan |
Konsep dan kebijakan SPMI di UGM diartikan sebagai
suatu proses yang ber-kelanjutan peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan
penetapan standar, pelak-sanaan, monitoring, evaluasi diri, audit mutu
internal, sampai dengan benchmarking untuk menentukan standar baru, yang
disebut sebagai siklus penjaminan mutu. Pengorganisasian SPMI di UGM
dilaksana-kan oleh organisasi penjaminan mutu yang diberi nama Kantor Jaminan
Mutu (KJM UGM) yang bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan sistem
penjaminan mu-tu secara menyeluruh. Implementasi SPMI di UGM dilaksanakan
dengan penyusunan rancangan SPMI yang secara operasional disebut Siklus SPMI
yang dilaksanakan mengikuti periode satu tahunan. Siklus SPMI terdiri atas
tujuh langkah atau tahap, yaitu: penetapan standar, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi diri, audit mutu inter-nal, rumusan koreksi, dan peningkatan mutu
untuk kepuasan stakehorders. |
JURNAL III
Judul |
||
2. |
Jenis |
Jurnal Online Nasional dan Internasional; American Journal of Educational Research,
online at http://pubs.sciepub.com/education/8/7/2 Published by Science
and Education Publishing DOI:10.12691/education-8-7-2 |
3. |
Volume Halaman |
Vol. 8, No. 7, 457-464 |
4. |
Tahun |
2020 |
5. |
Penulis |
Mohammad Ziaul Hoq |
6. |
Tujuan
Penelitian |
Tujuan penelitian adalah rencana untuk memulai dengan
gagasan e-learning, dan membahas tentang kebutuhan dan rentangnya dalam
pendidikan. Fokus tujuan khususnya tentang bagaimana e-learning dapat
mengatasi gangguan di sektor pendidikan karena pandemi (COVID -19). |
7. |
Subjek Penelitian |
Para guru
Manajemen dan Teknologi Informasi (MIT) Departemen Jubail Industrial College
(JIC) Kerajaan Arab Saudi (K.S.) |
8. |
Metode
Penelitian |
Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan pengumpulan data dari hasil survey pada bulan Maret hingga Mei, 2020. |
9. |
Hasil Penelitian |
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas guru
berpendapat positif terhadap e-learning. |
10. |
Kelebihan |
Dari tinjauan
literatur kontemporer serta hasil survei secara jelas menentukan bahwa
penting untuk memasukkan e-learning dalam sistem pendidikan. Di sisi lain,
otoritas dan manajemen dapat menggunakan penelitian ini untuk mengatasi
kendala pembelajaran dengan e-learning dan menawarkan metode yang lebih baik
untuk menghasilkan suasana pembelajaran elektronik yang cocok. Dalam lembaga
pendidikan, teknologi (mis. E-learning) digunakan sebagian besar untuk tujuan
tambahan dan bukan untuk penggantian pengajaran dalam ruang kelas
konvensional [3,65]. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tanggung
jawab penting para guru di lingkungan e-learning di Kerajaan Arab Saudi. |
11. |
Kekurangan |
Pembahasan penelitian tentang penggunaan
teknologi dalam pendidikan yang menyoroti terutama pada pendapat siswa dan
bukan pada pandangan guru [53,54,57]. Di sisi lain, meskipun, e-learning
diterima secara luas di lembaga-lembaga pendidikan di Arab Saudi, namun
pemerintah harus melakukan pelatihan formal untuk para guru yang tidak nyaman
dengan teknologi. Hal ini didukung oleh Hung, yang menyatakan bahwa bagi
pengguna untuk menggunakan e-learning secara efisien mereka membutuhkan
keterampilan, seperti kapasitas untuk mengenali materi untuk belajar, memilih
dan menerapkan taktik belajar, mengamati kinerja individu, dan berhasil
menerapkan keterampilan dan pengetahuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. |
12. |
Kesimpulan |
Hasil dari penelitian ini menawarkan
manajemen pandangan yang tepat dari para guru terhadap e-learning. Secara
umum, para guru sangat positif tentang e-learning. Selain itu, penelitian ini
dapat mendukung instruktur dalam menciptakan bahan berkualitas yang dapat
meningkatkan kualitas e-learning. Teknologi Informasi (TI) dapat mempercepat
mencapai kehidupan belajar manusia dalam langkah baru, e-learning telah
mengubah cara belajar peserta didik. |
JURNAL
IV
Judul |
||
2. |
Jenis |
Jurnal internasional online 01
November 2019 https://doi.org/10.1016/j.ijme.2019.100326 journal homepage: www.elsevier.com/locate/ijme |
3. |
Volume Halaman |
1472-8117/ © 2019 Elsevier Ltd. |
4. |
Tahun |
2019 |
5. |
Penulis |
Mohamed Mousaa, Hiba K. Massoudb, Rami M. Ayoubib, Hala A. Abdelgaffarc |
6. |
Tujuan
Penelitian |
Tujuan penelitian adalah menyelidiki mengapa (Responsible
Management Education = RME) atau pendidikan manajemen yang bertanggung jawab
harus menjadi kebutuhan di sekolah bisnis publik Mesir. Atau lebih tepatnya untuk
menemukan jawaban untuk pertanyaan sejauh mana RME harus menjadi kebutuhan
untuk sekolah bisnis publik Mesir. |
7. |
Subjek Penelitian |
80 akademisi
dari tiga universitas yang berfokus pada tiga sekolah bisnis negeri yang
berlokasi di Mesir Hulu |
8. |
Metode
Penelitian |
Metode peneniltian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Data diambil penulis menggunakan stratified random sampling untuk mewawancai
responden. Responden menjawab dalam bahasa Arab, bahasa ibu responden. |
9. |
Hasil Penelitian |
Berdasarkan analisis dari pengumpulan data yang
dilakukan, penulis menemukan bahwa akademisi dalam penelitian ini sepenuhnya
termotivasi untuk mempertimbangkan RME sebagai prioritas untuk agenda
pengajaran dan penelitian mereka. Selain itu, beberapa dari mereka melangkah
lebih jauh dan melihatnya sebagai landasan untuk membangun kembali legitimasi
dan kualitas sekolah bisnis Mesir. Berdasarkan analisis wawancara yang
dilakukan, penulis makalah ini telah menemukan tiga jenis motif berikut:
lokal ekstrinsik, berbasis sekolah intrinsik, dan motif global ekstrinsik
untuk mendorong penerapan RME di sekolah bisnis publik Mesir yang dipilih. |
10. |
Kelebihan |
-
Memberikan kontribusi dengan mengisi kekosongan dalam manajemen perguruan
tinggi, kepemimpinan yang bertanggung jawab, dan literatur keberlanjutan di
mana studi empiris tentang RME (Responsible Management Education) dan
praktik-praktik akademik yang bertanggung jawab dibatasi sejauh ini. |
11. |
Kekurangan |
-
Kurangnya studi empiris yang dilakukan pada RME, terutama di
negara-negara Timur Tengah. -
Perlu menentukan tingkat kesiapan untuk evaluasi tingkat infrastruktur
dan struktur informasi yang dimiliki sekolah bisnis. -
Sekolah bisnis yang ditangani harus terlibat dalam wacana publik terbuka
dengan berbagai pemangku kepentingan di sekitarnya seperti LSM, bank,
Kementerian Pendidikan Tinggi Mesir, bisnis dan fakultas lain untuk
mengidentifikasi berbagai kewajiban sosial yang diharapkan dipenuhi oleh
sekolah bisnis dan sejenisnya. -
Akademisi sendiri harus meninjau kembali kurikulum yang mereka ajarkan,
penelitian yang mereka lakukan, dan konferensi yang mereka hadiri untuk
mengetahui seberapa sukses mereka dapat mengadopsi RME. |
12. |
Kesimpulan |
Penelitian ini telah membahas
akademisi di tiga sekolah bisnis yang dipilih dengan tujuan menyelidiki
sejauh mana RME harus dianggap sebagai prioritas untuk sekolah mereka.
Berdasarkan analisis dari kelompok fokus yang dilakukan, penulis menemukan
bahwa akademisi dalam penelitian ini sepenuhnya termotivasi untuk
mempertimbangkan RME sebagai prioritas untuk agenda pengajaran dan penelitian
mereka. Beberapa dari mereka menyakini dan melihat RME sebagai landasan untuk
membangun kembali legitimasi dan kualitas sekolah bisnis Mesir. Berdasarkan
analisis wawancara yang dilakukan, penulis ini telah menemukan tiga jenis
motif berikut: lokal ekstrinsik, berbasis sekolah intrinsik, dan motif global
ekstrinsik untuk mendorong penerapan RME di sekolah bisnis publik Mesir yang
dipilih. |
JURNAL V
1. |
Judul |
|
Jenis |
Inter Script: Journal of Creative Communication |
|
3. |
Volume Halaman |
Volume 1, No 1 November 2019. |
4. |
Tahun |
2019 |
5. |
Penulis |
Tias Mustika dan Rosita Anggraini |
6. |
Tujuan
Penelitian |
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
terpaan media mengenai pemberitaan kasus dugaan korupsi jual beli jabatan di
Televisi terhadap reputasi Kementerian Agama pada warga Cipadu, Tangerang. |
7. |
Subjek
Penelitian |
Warga RT 05
Cipadu Tangerang yang berjumlah 684 jiwa dari 170 Kepala Keluarga utama dan
21 Kepala Keluarga. |
8. |
Metode
Penelitian |
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dengan analisis
eksplanatif, yakni menghubungkan variabel satu dengan yang lainnya atau
menghubungkan sebab dan akibat antara dua variabel. |
9. |
Hasil Penelitian |
Hasil penelitian menjelaskan bahwa Ha yang menyatakan
adanya pengaruh antara variabel terpaan media mengenai pemberitaan kasus
dugaan korupsi jual beli jabatan di Televisi terhadap reputasi Kementerian
Agama pada warga Cipadu Tangerang diterima. Ho juga menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh variabel terpaan media mengenai pemberitaan kasus dugaan korupsi
jual beli jabatan terhadap reputasi Kementerian Agama pada warga Cipadu, Tangerang
ditolak. Besarnya level interval koefisien pengaruh nya terletak pada wilayah
yang rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa terpaan media terhadap reputasi
Kementerian Agama memiliki pengaruh yang rendah. |
10. |
Kelebihan |
Kekuatan pada
media massa adalah mempengaruhi masyarakat. Masyarakat mendengar, melihat dan
membaca pesan – pesan atau informasi dari media massa. Dari informasi yang disampaikan
media massa mampu memberikan pengalaman bahkan perhatian masyarakat terhadap
pesan yang disampaikan dari informasi tersebut. Disitulah secara langsung
masyarakat terkena terpaan dari pesan yang disampaikan karena semua pesan –
pesan yang ada dapat mempengaruhi masyarakat. |
11. |
Kekurangan |
Penelitian mengenai reputasi membutuhkan
waktu yang relatif panjang, namun bisa surut atau hancur dalam waktu singkat atau seketika. Warren Buffet,
mengemukakan idiom “Butuh 20 tahun untuk membangun reputasi dan hanya
memerlukan lima menit saja untuk bisa hancur”. Lama atau panjangnya waktu yang
dibutuhkan dalam membangun reputasi adalah karena ia dihasilkan atas kinerja
(performance) yang tentu saja memerluka proses panjang. Selain itu, juga
karena ia ditelaah berdasarkan perilaku, sepak terjang atau segala tindakan
(behavior) yang dilakukannya yang tidak mungkin dilakukan dalam waktu
singkat. |
12. |
Kesimpulan |
Dari hasil penelitian, diperoleh data
bahwa ada pengaruh terpaan media terhadap reputasi Kementerian Agama. Dengan
penjelasan bahwa Ha yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel terpaan
media mengenai pemberitaan kasus dugaan korupsi jual beli jabatan di televisi
terhadap reputasi Kementerian Agama pada warga RT 05 Cipadu Tangerang
diterima. Dengan demikian Ho juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
variabel terpaan media mengenai pemberitaan kasus dugaan korupsi jual beli
jabatan terhadap reputasi Kementerian Agama pada warga RT 05 Cipadu Tangerang
ditolak. |
Ayo Bunda bagi ilmunya dengan yang lain
BalasHapus