Selasa, 08 Desember 2020

Ide Inspiratif

 

IDE INSPIRATIF

ehasanah675@gmail.com


Siang ini selasa tanggal 08 Desember 2020, Komunitas Lagerunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional) menyajikan tema Membukukan Hasil Karya Ilmiah dalam pertemuan Lagerunal#Selasa Berbagi. Narasumber yang cantik bunda Noralia Purwa Yunita, M.Pd. dari Semarang siap membagikan ilmunya dengan kami anggota grup WA Cakrawala Blogger Guru. Beliau adalah seoarng guru mata pelajaran IPA dan prakarya di SMP 8 Semarang, yang juga seorang penulis buku. Dipandu oleh moderator keren bunda Aam Nurhasanah, S.Pd.  dari Lebak Banten.

Sebelum paparan materi dimulai, beliau memberikan ide inspiratif yang luar biasa bagus sampai membuat saya tertegun. Ide yang membuat kita terdorong dan termotivasi untuk bisa mengikuti langkahnya. Pengalaman yang beliau memiliki menjadi guru yang bisa digugu ditiru. Experience is the best teacher kata pepatah.

Karya tulis ilmiah berupa PTK, penelitian eksperimen, komparasi, best practice dan lainnya dapat dijadikan buku. Ini akan lebih bermanfaat dan karya kita dapat dimenikmati masyarakat umum.

Banyak manfaat dari membukukan karya tulis ilmiah ini, diantaranya 1). Lebih terdokumentasi dengan rapi karya kita, 2). Menambah nilai PAK, 3). Bermanfaat untuk orang lain, 4). Nama kita terpampang di perpustakaan nasional, dan tentu saja 5). Material dari royalty dari buku yang diterbitkan.



Buku terbaru bunda  Noralia Purwa Yunita, M.Pd. pengubahan tesis menjadi buku

Tips membukukan karya ilmiah adalah:

1.      Dalam mengubah PTK menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, PTK yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan judul ‘Implementasi Media Stereofoam Pembelajaran  Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas’, maka yang harus dikembangkan adalah  tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis),  Pembelajaran (materi tentang  belajar mengajar),  Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).

Biasanya untuk menulis buku, patokan kita selalu menggunakan 2W+ 1H. Yaitu what, why dan how. Untuk bab awal buku, alangkah baiknya jika menjawab apa dan mengapa. Pada format karya ilmiah biasanya BAB 1 adalah pendahuluan yang berisi Latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah. BAB 2 berisi tinjauan Pustaka. Jika diubah dalam bentuk buku menjadi BAB 1 latar belakang dan manfaat, BAB 2 menjelaskan mengenai variabel bebas, misalkan pengertian media, macam media, manfaat media, pembelajaran yang aktif kreatif dan sebagainya. BAB 2 di buku disesuaikan dengan tinjauan pustaka pada karya ilmiah. Lalu untuk menjawab HOW, dapat diambil dari BAB 3 karya ilmiah yang biasanya berisi metode penelitian. Namun, jangan disertakan statistikanya. Cukup dimasukkan desain atau tahapan penelitian saja. Selain itu dapat dijawab pula dengan hasil penelitian yang dijabarkan menjadi sebuah narasi yang lain dibandingkan karya ilmiah serta hasil penerapannya ketika diimplementasikan dalam sebuah pembelajaran. HOW juga menjawab keterbatasan atau kelemahan dan kelebihan implementasi yang dapat didapatkan dari BAB V karya ilmiah yang biasanya berisi simpulan dan saran.

2.      Hilangkan penyematan kata-kata PTK/tesis/laporan penelitian yang ada di bagian pendahuluan karya ilmiah.

3.      Boleh memasukkan data berupa grafik ke dalam karya ilmiah versi buku. Ini merupakan bukti bahwa karya tersebut tersebut benar-benar telah dilaksanakan. Hanya saja cara penyajiannya dibedakan dengan versi laporan. Data ini dapat dijelaskan ke dalam bagian aplikasi atau pelaksanaan di kelas.

4.      Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

5.  Laporan karya ilmiah yang dibukukan, haruslah yang sudah dipublikasikan, minimal tingkat sekolah atau MGMP di wilayah masing-masing. PTK versi buku minimal harus 70 halaman dalam bentuk format A5.


Perbedaan antara karya tulis ilmiah versi TESIS dan versi BUKU

   Hal yang perlu dipertimbangkan diambil dari tanggapan peserta.

1.    Panduan khusus, menggunakan panduan untuk membuat buku yaitu 5W+1H atau yang lebih sering digunakan adalah 2W+ 1H yaitu what, why dan how. Selain banyak membaca karya ilmiah versi buku,,dan belajar pula dari karya tersebut.

2.   ambatan dan solusi dalam penyusunan buku adalah masalah manajemen waktu, karena waktu penyusunan buku biasanya berbarengan dengan kegiatan lain. Sementara hambatan lain misalnya bagaimana memasukkan diagram batang ke dalam tesis versi buku di bagian BAB. Solusinya adalah harus focus dengan penyusunan buku, skala prioritas saja karena target harus selesai.

3.     Dari satu karya ilmiah dapat lahir beberapa karya lain, yaitu artikel populer yang dapat kita kirimkan ke media cetak, artikel ilmiah yang dapat diterbitkan di jurnal ber ISSN, buku yang memiliki ISBN, dan dapat pula karya itu dijadikan best practice. Jadi dari satu karya ilmiah, dapat menghasilkan banyak publikasi ilmiah lainnya.

4.      Semua penerbit menerima berbagai jenis buku. Baik penerbit indie maupun mayor. Hanya saja ketika memasukkan naskah ke penerbit mayor, biasanya penerbit tersebut akan mereview naskah dulu, apakah satu visi dengan penerbit, menguntungkan bagi penerbit ketika diterbitkan atau tidak dan beberapa pertimbangan lainnya. Namun jika penerbit indie, sepertinya tidak ada proses seleksi. Yang terpenting sesuaikan dengan gaya selingkung penerbit tersebut.

5.      Ketika menulis buku, yang pertama perlu lakukan adalah membuat outline. Atau TOC atau daftar isi karena dari outline tersebut sebagai patokan kita untuk mulai menulis atau menyusun karya ilmiah menjadi buku. Outline sesuai dengan patokan penulisan buku yaitu 2W+ 1H. sertakan hasil penerapan agar pembaca tahu bahwa karya ini sudah diterapkan pada suatu proses pembelajaran.


Materi yang luar biasa sangat bermanfaat. Terimakasih bunda Noralia Purwa Yunita, M.Pd. dan bunda Aam Nurhasanah, S.Pd.

                   

8 komentar:

KSP

Kurikulum Satuan Pendidikan  Mengawali tahun pelajaran 2024-2025 pada hari Senin, 15 Juli 2024 semua madrasah melaksanakan Matsama (Masa ta&...